Anda di halaman 1dari 10

Peran dan Fungsi Keperawatan Komunitas & Prinsip Etik Otonomi dalam Praktek Asuhan

5Keperawatan

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang
sesuai kedudukannya dalam suatu system

PERAN PERAWAT KOMUNITAS

- Pengelola/Manajer kasus
- Fasilitator (Kolaborator)
- Organisator
- Penemu Kasus
- Role Model
- Change agent/inovator

PERAN YANG BERORIENTASI PADA KLIEN

- Caregiver- Mengkaji status kes klien, menegakkan dx kep., merencanakan intervensi,


implementasi dan evaluasi.
- Educator- Mengkaji kebutuhan belajar klien, membuat perencanaan edukasi,
memberikan penkes, evaluasi tujuan penkes.
- Counselor- Mengidentifikasi masalah, memberikan solusi alternatif, membuat klien
peduli thd proses pemecahan masalah
- Referal resource- Menjadi sumber informasi

PERAN YANG BERORIENTASI PADA PROSES KERJASAMA

- Koordinator Pelayanan Kesehatan:


- Mengkoordinir seluruh kegiatan upaya yankesmas dalam mencapai tujuan kesehatan
melalui kerjasama dengan tim kesehatan lainnya
- Tercipta keterpaduan dalam sistem yankes
- Collaborator
- Berkomunikasi dengan tim kesehatan lain
- Berpartisipasi dalam mengambil keputusan Bersama
- Berpartisipasi dalam melakukan tindakan untuk memecahkan masalah klien
- Liaison/ Sebagai fasilitator
Penghubung antara masyarakat dengan unit Pelayanan Kesehatan dan instansi
terkait

PERAN YANG BERORIENTASI


PADA POPULASI

- Case finder
- Leader
- Change agent
- Community care agent
- Researcher

FUNGSI PERAWAT KOMUNITAS

- Fungsi independen: perawat menjalankan peran secara mandiri


- Fungsi dependen: peran dilaksanakan atas instruksi tim lain
- Fungsi interdependen: kerjasama tim /saling ketergantungan

PRINSIP ETIK
DALAM KEPERAWATAN KOMUNITAS

ETIKA KEPERAWATAN

Suatu ungkapan tentang bagaimana perawat wajib bertingkah laku, Merujuk pada standar
etik yang menentukan dan menuntun perawat dalam praktek sehari-hari:

 Jujur terhadap pasien

 Menghargai pasien

HAK KLIEN DI KOMUNITAS

 Klien berhak untuk diberi informasi tertulis sebelum diberi Tindakan


 Klien dan petugas mempunyai hak dan kewajiban untuk saling menghargai dan
menghormati
 Petugas dilarang menerima pemberian pribadi maupun meminjam sesuatu dari klien
 Berpartisipasi dalam rencana pelayanan keperawatan
 Hak untuk menolak rencana perubahan
 Privacy: perawat akan memberikan informasi apabila diperlukan secara hukum

PRINSIP ETIK DLM KEPERAWATAN KOMUNITAS

 Autonomy: bebas untuk memilih


 Beneficence: berbuat baik dan menguntungkan
 Nonmaleficence: mencegah kerusakan/bahaya
 Justice: adil
 Veracity: memberitahukan yang sebenarnya
 Fidelity: menjaga rahasia

OTONOMI Kemampuan untuk menentukan sendiri/mengatur diri sendiri


Menghargai otonomi berarti menghargai manusia sebagai seseorang yang mempunyai
harga diri& martabat yang mampu menentukan sesuatu bagi dirinya
PEMBERDAYAAN DAN PENGORGANISASIAN MASYARAKAT

pemberdayaan secara umum merupakan suatu upaya atau proses untuk menumbuhkan
kesadaran, kemauan, serta kemampuan masyarakat dalam rangka mengenal, mengatasi,
memelihara, melindungi, serta meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri. mampu
mengatasi sendiri masalah kesehatan mereka secara mandiri.

KAITAN dengan PUSKESMAS

• Tujuan : memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan


kemampuan hidup sehat;

• Prinsip : kemandirian masyarakat Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat


bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat

• Wewenang : menggerakkan masy untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan


masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama
dengan sektor lain terkait

PENGERTIAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI BIDANG KESEHATAN

 Adalah segala upaya fasilitasi yang bersifat non instruktif (swadaya) untuk
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masy
 agar mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan dan melakukan
pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat dan sarana yang ada
  baik dari instansi lintas sektor maupun Lembaga Masyarakat/tokoh masyarakat
 Pemberdayaan masyarakat merupakan strategi yang tepat untuk membantu
masyarakat untuk meningkatkan status kesehatannya.
 Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus berdasarkan pada kepercayaan
atas kemampuan dan kekuatan sendiri, kepribadian bangsa, semangat solidaritas
sosial dan gotong-royong (SKN, 2004).
 Penyelenggaraan SKN berdasarkan pada prinsip pemberdayaan dan kemandirian
masyarakat.
 Setiap orang dan masyarakat bersama pemerintah berkewajiban dan bertanggung
jawab untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga,
masyarakat beserta lingkungannya.

SUBSISTEM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI BIDANG KESEHATAN DALAM SKN, 2009

1. PENGERTIAN : adalah bentuk dan cara penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan baik
perorangan, kelompok, maupun masyarakat secara terencana, terpadu, dan
berkesinambungan guna tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

2. Tujuan : Adalah meningkatnya kemampuan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat,


mampu mengatasi masalah kesehatan secara mandiri, berperanserta dalam setiap
pembangunan kesehatan, serta dapat menjadi penggerak dalam mewujudkan
pembangunan berwawasan kesehatan.

3. Unsur-unsur

- Penggerak Pemberdayaan :
- Pemerintah, masyarakat, dan swasta menjadi insiator, motivator, dan fasilitator yang
mempunyai kompetensi memadai dan dapat membangun komitmen dengan
dukungan para pemmpin, baik formal mapun non formal
- Sasaran Pemberdayaan
- Perorangan (tokoh masyarakat, tokoh agama, politisi, figur masyarakat, dsb)
- Kelompok (organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi, kelompok masyarakat)
- Masyarakat luas
- Pemerintah Berperan sebagai agen perubahan untuk menerapkan perilaku hidup
sehat (subjek pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan)
- Kegiatan Hidup Sehat :
o Kegiatan Hidup Sehat dilakukan sehari-hari oleh masyarakat, sehingga
membentuk kebiasaan dan pola hidup, tumbuh dan berkembang, serta
melembaga dan mebudaya dalam kehidupan bermasyarakat
- Sumber Daya :
o Potensi yang dimiliki oleh masyarakat, swasta, dan pemerintah yang meliputi:
dana, sarana dan prasarana, budaya, metode, pedoman, dan media untuk
terselengaranya proses pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan

4. Prinsip

 a. Berbasis Masyarakat :
- Pemberdayaan Masyarakat Di Bidang Kesehatan berbasis pada tata nilai perorangan,
keluarga, dan masyarakat sesuai dengan keragaman sosial budaya, kebutuhan,
permasalahan, serta potensi masyarakat (modal sosial)
 B. Edukatif dan Kemandirian :
- Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan dilakukan atas dasar untuk
menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan, serta menjadi pengerak
dalam pembangunan kesehatan.
- Kemandirian bermakna sebagai upaya kesehatan dari, oleh, dan untuk masyarakat
sehingga mampu untuk mengoptimalkan dan menggerakkan segala sumber daya
setempat serta tidak bergantung kepada pihak lain.
 C. Kesempatan Mengemukakan Pendapat dan Memilih Pelayanan Kesehatan:
- Masyarakat mempunyai kesempatan untuk menerima pembaharuan, tanggap
terhadap aspirasi masyarakat dan bertanggung-jawab, serta kemudahan akses
informasi, mengemukakan pendapat dan terlibat dalam proses pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan kesehatan diri, keluarga, massyarakat, dan
lingkungannya.
 d. Kemitraan dan Gotong-royong :
 Semua pelaku pembangunan kesehatan baik sebagai penyelenggara maupun sebagai
pengguna jasa kesehatan dengan masyarakat yang dilayani berinteraksi dalam
semangat kebersamaan, kesetaraan, dan saling memperoleh manfaat.
 Tumbuhnya rasa kepedulian, tenggang rasa, solidaritas, empati, dan kepekaan
masyarakat dalam menghadapi potensi dan masalah kesehatan yang akhirnya
bermuara dalam semangat gotong-royong sesuai dengan nilai luhur bangsa.
Kesemuanya itu dapat dilaksanakan bila kebutuhan masyarakat telah dipunihi secara
wajar.

5. Strategi Pemberdayaan Masyarakat (ABG)

 1. Advokasi :
- Upaya mendapatkan komitmen dan dukungan dari para pemangku kepentingan dan
para pengambil kebijakan untuk melakukan perubahan tata nilai atau peraturan
yang ada
- Dukungan dapat berupa kebijakan, penyediaan sumberdaya seperti tenaga, dana,
sarana dan sebagainya.
- Kelompok sasaran : kelompok sasaran tersier yaitu para pemangku kepentingan dan
para pengambil kebijakan.
- Bentuk operasional : berupa pendekatan kepada pimpinan/institusi tertinggi
setempat.
 2. Bina Suasana (social support) :
- Upaya menciptakan opini atau lingkungan sosial yang mendorong individu anggota
masyarakat melakukan kegiatan dan program kesehatan.
- Dilakukan melalui pendekatan individu, kelompok, maupun massa, sehingga
lingkungan sekitar bersikap positif terhadap tujuan kesehatan yang ingin dicapai.
- Bentuk operasional : berupa pelatihan, sosialisasi program, pertemuan-pertemuan,
yang dapat memanfaatkan metode komunikasi modern dan formal maupun metode
sederhana (tatap muka) dan informal.
 3. Gerakan Pemberdayaan Masyarakat :
- Proses membantu sasaran/klien agar berubah menjadi tahu/sadar, mau dan mampu
melaksanakan kegiatan dan program kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan
dan keterampilan kelompok sasaran
- Dilakukan dengan pemberian informasi, maupun pengembangan/pengorganisasian
masyarakat (community organization).
- Kelompok sasaran : sasaran primer, yaitu mereka yang pengetahuan dan perilakunya
hendak diubah.
- Bentuk operasional : tatap muka atau penyuluhan kelompok, dan lebih sering
memanfaatkan metode komunikasi yang lebih sederhana dan informal, misalnya
melakukan latihan bagi kader-kader PKK dan kader Posyandu, Poskesdes dll
6. Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan

 Mengerakkan Masyarakat :
- Pembangunan kesehatan perlu digerakkan oleh masyarakat dan masyarakat
mempunyai peluang yang penting dan luas daam pembangunan kesehatan.
- Pelibatan aktif masyarakat dalam proses pembangunan mulai dari penelaahan situasi
masalah kesehatan, penyusunan rencana (termasuk penentuan prioritas kesehatan),
pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi upaya kesehatan sehingga dapat terwujud
kemandiriandan kesinambungan pembangunan kesehatan.
 b. Pengorganisasi dalam Pemberdayaan
- Pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan melalui pendekatan ketatanan, seperti:
rumah tangga, institusi pendidikan, tempat kerja, tempat umum, dan fasilitas
kesehatan agar terwujud pemberdayaan masyarakat yang berhasil guna dan berdaya
guna dan berkesinambungan.
- Pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan memperhatikan karakteristik dan
kekhususan masyarakat, seperti masyarakat di desa, kota, daerah pesisir, daerah
pegunungan,
 c. Advokasi :
- Masyarakat dapat berperan dalam melakukan advokasi kepada pemerintah dan
lembaga lainnya seperti legislatif untuk memperoleh dukungan kebijakan dan dan
sumber daya.
- Pelaksanaan advokasi : dilakukan dengan dukungan informasi yang memadai serta
metode yang berdaya guna dan berhasil guna.
- Masyarakat dapat memberikan kritik yang membangun bagi kepentngan seluruh
masyarakat.
 d. Kemitraan :
- Pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan kemitraan berbagai pihak, seperti
sektor terkait, legislatif, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan,perguruan
tinggi,dan masyarakat agar terwujud dukungan sumber daya dan kebijakan.
- Pembinaan melalui berbagai cara, antara lain: pemberian insentif, pendampingan,
lomba.
 e. Peningkatan Sumber Daya :
- Pemberdayaan masyarakat perlu didukung Pengembangan dan pemberdayaan SDM
kesehatan, pembiayaan, sarana, dll.
- Dapat dikembangkan penggerak sebagai fasilitator, komunikator dalam
pemberdayaan masyarakat.

UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)

JENIS UKBM

- Posyandu,
- Polindes,
- Pos Obat Desa (POD),
- Pos Gizi,
- Pos Penyuluhan KB,
- Pos Kesehatan Pesantren,
- Saka Bakti Husada, dan
- Dana Sehat.

tingkat perkembangan UKBM

 Pratama; yaitu strata bagi UKBM yang baru dibentuk.


 Madya; yaitu UKBM yang telah berjalan teratur tapi masih rendah tingkat
cakupannya.
 Purnama; yaitu UKBM sudah berjalan teratur serta dengan tingkat cakupan yang
tinggi. Dan
 UKBM Mandiri; yaitu telah berjalan teratur, cakupannya tinggi, dan lebih dari 50 %
masyarakatnya telah menjadi anggota Dana Sehat atau JPKM

PENGORGANISASIAN MASYARAKAT

- Pengorganisasian Masyarakat adalah suatu proses ketika suatu komunitas tertentu


mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhannya serta mengembangkan keyakinannya
untuk berusaha memenuhi kebutuhan itu termasuk menentukan prioritas dari
kebutuhan tersebut yang disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia dan dengan
usaha gotong royong (Sasongko.A, 1996)
- Pengorganisasian Masyarakat adalah Suatu proses dimana masyarakat dapat
mengidentifikasi kebutuhan - kebutuhan dan menentukan prioritas dari kebutuhan -
kebutuhan tersebut, dan mengembangkan keyakinan untuk berusaha memenuhi
kebutuhan - kebutuhan sesuai dengan skala prioritas berdasarkan atas sumber -
sumber yang ada dalam masyarakat sendiri maupun yang berasal dari luar dengan
usaha secara gotong royong (Ross Murray, 2000)

TUJUAN PENGORGANISASIAN MASYARAKAT

- Membangun kekuatan masyarakat


- Memperkokoh kekuatan komunitas basis
- Membangun jaringan
- Tumbuhkan rasa percaya diri masyarakat bahwa mereka mempunyai kemampuan
dalam penanggulangan masalah.

ASPEK - ASPEK PENGORGANISASIAN MASYARAKAT

 1.PROSES
- Merupakan proses yang terjadi secara sadar, tetapi mungkin juga tidak disadari
- Jika proses disadari, berarti masyarakat menyadari akan adanya kebutuhan
- Dalam prosesnya ditemukan unsur - unsur kesukarelaan.
- Kesukarelaan timbul karena adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan sehingga
mengambil inisiatif atau prakarsa untuk mengatasinya
- d. Kesukarelaan terjadi karena dorongan untuk memenuhi kebutuhankebutuhan
kelompok ataumasyarakat,
e. Kesadaran terhadap kebutuhan dan masalah yang dihadapi biasanya
ditemukan pada segelintir orang saja yang kemudian melakukan upaya
menyadarkan masyarakat untuk mengatasinya.
f. Selanjutnya mengintruksikan kepada masyarakat untuk bersama – sama
mengatasinya.
 2.MASYARAKAT
- a. Kelompok besar yang mempunyai Batas - batas Geografis : Desa, Kecamatan,
Kabupaten dsb.
b. Suatu kelompok dari mereka yang mempunyai kebutuhan bersama dari
kelompok yang lebih besar,
c. Kelompok kecil yang menyadari suatu masalah harus dapat menyadarkan
kelompok yang lebih besar,
d. Kelompok yang secara bersama - sama mencoba mengatasi masalah dan
memenuhi kebutuhannya.

3. BERFUNGSINYA MASYARAKAT

- Langkahlangkah:
a. Menarik orang - orang yang mempunyai inisiatif dan dapat bekerja, untuk
membentuk kepanitiaan yang akan menangani masalah - masalah yang
berhubungan dengan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat,
b. Membuat rencana kerja yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh
keseluruhan masyarakat,
c. Melakukan upaya penyebaran rencana (kampanye) untuk mensukseskan
rencana tersebut.

Proses pengorganisasian masyarakat Menurut sarwono (1980) :

- Disadari dimana Masy merasakan adanya kebutuhan bersama


- Tidak disadari dimana masalah dirasakan setelah adanya kebutuhan yang mendesak
- Sukarela dimana Toma menyadari adanya kebutuhan, selanjutnya mengambil
prakarsa
- Tidak sukarela/ mekanisme instruktif dimana program dilaksanakan bila ada instruksi

Perencanaan pengorganisasian Masy

o Pengorganisasian masy berorientasi pada proyek/kegiatan tertentu untuk tujuan


meningkatkan kesejahteraan masy.
o Perencanaan pengorganisasian masy dlm kep komunitas dikenal dg analisis resiko
komunitas,terdiri dari :
- Identifikasi faktor resiko kes dlm komunitas:
- Identifikasi demografi dan karakteristik lingkungan
- Identifikasi faktor resiko berkaitan dg demografi dan karakteristik lingkungan

Perencanaan pengorganisasian Masy

 1.Bentuk langsung (direct) :


- Identifikasi masalah dilakukan melalui Toma (key-person) atau melalui musyawarah
kelompok/komunitas
- Perumusan masalah dinyatakan dengan cara yang menggugah serta menarik minat
dan partisipasi masyarakat
- Menggunakan nilai-nilai sosial yang dianut masyarakat
 2. Bentuk tidak langsung ( indirect ):
- Perlu adanya individu yang meyakini adanya masalah/kebutuhan, bila dilakukan
tindakan tertentu akan bermanfaat bagi masyarakat.
- Orang ini harus mampu meyakinkan pihak lain.

Contohnya : Pemerintah, Toma ( key-person)

Health education adalah upaya pengorganisasian masy dilakukan untuk pengembangan dan
perubahan perilaku dalam bentuk kemampuan mandiri ( self health ) menuju peningkatan
derajat kesehatan

Model pengorganisasian Komunitas Menurut Ross (1995) terdapat 3 jenis pendekatan :

 1. Pendekatan bertujuan khusus :


- Seseorang/ lembaga yang merasakan adanya kepentingan bagi kelompok komunitas
dapat mengajukan suatu program untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan
dengan memperhatikan faktor waktu, pemenuhannya bersifat segera
- Model pengorganisasian Komuitas (lanjutan)
 2. Pendekatan bertujuan umum :
- Mengkoordinasi berbagai usaha dalam wadah tertentu
 3.Pendekatan proses :
- Keikutsertaan masyarakat menjadi hal utama sehingga timbul prakarsa, kerjasama
dan minat mengembangkan kemampuan sesuai dengan kapasitas masyarakat.
- Penerapan dalam kep. komunitas
- Memperhatikan proses masyarakat dan fungsi masyarakat
- Pengorganisasian masyarakat dikaitkan dengan pengembangan masyarakat disebut
pemberdayaan (empowerment) masyarakat

Praktik keperawatan ( Stanhope,1991) :


- Ketersediaan sumber data
- Aspek pengkajian
- Aspek pendidikan/ kesehatan
- Aspek intervensi

Penerapan dalam kep. komunitas

- Kebutuhan/ masalah yang dirasakan oleh suatu kelompok kecil tidak dirasakan oleh
kelompok yang lebih besar  masalah dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat
- Kondisi fungsional adalah bila berbagai fungsi dapat berlangsung secara baik.

Untuk mencapai kondisi fungsional

- 1. Menarik orang-orang yang mempunyai inisiatif dan dapat bekerja untuk


kepentingan/menangani masalah yang berhub dg kegiatan klp/komunitas
- 2. Membuat rencana kerja yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh kelompok /
komunitas
- 3. Melakukan usaha/ kampanye untuk mencapai rencana tersebut

Peran petugas kesehatan dalam pengembangan komunitas

- Peran yang besar pada awal usaha pengembangan dan berangsur berkurang karena
dialihkan kepada masyarakat semakin besar
- Pendelegasian wewenang disesuaikan dengan kesiapan dan kemampuan masyarakat
- Mampu melakukan pendekatan serta merebut kepercayaan masyarakat, mampu
bekerjasama dan membangun saling percaya bersama masyarakat
- Mengenal sumber daya yang tersedia serta nara sumber yang diperlukan
- Mampu berkomunikasi dengan baik sehingga informasi dapat ditransfer dan
diamalkan oleh masy
- Kemampuan profesional untuk melakukan pendekatan kepada Toma
- Mengenal masyarakat berikut lingkungannya
- Memiliki pengetahuan dasar/ keterampilan yang dibutuhkan untuk diajarkan kepada
masyarakat
- Menyadari keterbatasan diri sendiri sehingga tahu kapan harus berhub dengan
tenaga ahli (konsultasi)

Anda mungkin juga menyukai