KESEHATAN MASYARAKAT
DOSEN PENGAMPU:
Dr. ADILA KASNI ASTIENA, MARS
NAMA KELOMPOK:
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada Penulis, sehingga Penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sifat, Komitmen, Kapasitas dan
Kapabilitas Pemimpin”.
Makalah ini telah Penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
1. Ibu Dr. Adila Kasni Astiena, MARS ., selaku dosen mata kuliah Kepemimpinan
dan Berfikir Sistem Kesehatan Masyarakat.
2. Teman-teman Kelas A3 Kepemimpinan dan Berfikir Sistem Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas 2020.
Terlepas dari semua itu, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka Penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca, agar
Penulis dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata Penulis berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... 2
DAFTAR ISI......................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................... 4
BAB II................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 16
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2.4 Bagaimanakah komitmen seorang pemimpin itu?
1.2.5 Bagaimanakah kapasitas dari seorang pemimpin itu?
1.2.6 Bagaimanakah kapabilitas dari seorang pemimpin itu?
1.3 Tujuan
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kepemimpinan dan
Berfikir Sistem Kesehatan Masyarakat dan untuk menambah pemahaman mengenai
materi Sifat, Komitmen, Kapasitas, dan Kapabilitas.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
prinsipnya kepemimpinan (leadership) berkenaan dengan seseorang
memengaruhi perilaku orang lain untuk suatu tujuan (Yudiaatmaja, 2013).
Menurut Gary Yulk dalam Solikin et,al (2017) kepemimpinan bisa
diartikan sebagai sebuah proses untuk mempengaruhi orang lain agar mampu
memahami serta menyetujui apa yang harus dilakukan sekaligus bagaimana
melakukannya, termasuk pula proses memfasilitasi upaya individu atau
kelompok dalam memenuhi tujuan bersama (Solikin, et al., 2017)
7
bijaksana dan diplomatis. Mereka sensitif terhadap kebutuhan orang
lain dan menunjukkan perhatian atas kehidupan mereka (Solikin, et al.,
2017).
2.4 Komitmen Pemimpin
Johnson (2010) mengungkapkan bahwa, dalam suatu organisasi
komitmen kepemimpinan dapat diartikan sebagai kesungguhan dalam berbuat
sesuai tugas dan tanggungjawabnya untuk membawa kepemimpinan secara
bersama-sama kepada keberhasilan yang diharapkan. Berdasarkan pengertian ini
dapatlah dikatakan bahwa komitmen kepemimpinan ternyata begitu penting bagi
keberhasilan kepemimpinan dalam setiap organisasi. Selanjutnya menurut James
M. Kouzez dan Barry Z. Posner dalam buku mereka yang berjudul “The
Leadership Challenge” (1987), mengemukakan sepuluh komitmen
kepemimpinan yang diharapkan dari setiap pemimpin, yaitu :
1. Mencari peluang-peluang yang menantang
Pandangan ini berarti bahwa seorang pemimpin diharapkan senantiasa
berusaha agar “status quo” atau “kemapanan yang statis” tidak perlu
dipertahankan, namun sebaliknya segera harus diubah demi penyesuaian dengan
gelombang perubahan yang terjadi.
2. Berani mencoba dan bersedia menanggung resiko
Komitmen ini mempunyai maksud sama dengan memiliki tekad yang kuat
dan keikhlasan yang dalam untuk berusaha belajar dari keberhasilan dan
kegagalan, meskipun terpaksa harus membayar harga pengalaman dengan mahal
dan konsekwensinya yang besar. Pemimpin dalam konsep ini memandang betapa
pentingnya keberanian untuk bersedia “menanggung resiko” sebagai akibat usaha
untuk lebih maju. Bahkan banyak yang meyakini bahwa menjadi pemimpin
adalah kesediaan hidup dengan alam kehidupan yang penuh resiko. Dengan
pandangan yang demikian, pemimpin wajib berusaha untuk mengembangkan tata
nilai dan budaya kerja yang penuh dengan kesetiaan semua anggotanya untuk
berani mencoba dan menanggung resiko.
3. Memimpin masa depan
8
Konsep ini berarti bahwa setiap pemimpin harus menampilkan pribadi
yang memancarkan suatu visi atau pandangan ke depan tentang gambaran wujud
masa depan dengan kuat. Tugas pemimpin yang utama adalah menciptakan visi
yang jelas demi peningkatan kehidupan masa depan organisasi dan manusia
dalam organisasinya.
4. Membina kesamaan visi
Ini berarti mengkomunikasikan visinya kepada semua pihak yang terkait
dengan upaya mewujudkan visinya. Upaya penyamaan visi oleh pemimpin
merupakan ketrampilan untuk memperhatikan adanya nilai-nilai, peminatan,
harapan dan mimpi yang ada maupun berkembang diantara anggota organisasi.
Dengan demikian maka visi pemimpin juga merupakan visi bersama dari semua
anggota yang dipimpinnya (share vision).
5. Menggalang kerjasama
Menggalang kerjasama atau mengupayakan agar orang-orang bersedia
untuk bekerja dalam satu kata dan semangat kebersamaan, adalah tugas dari
seorang pemimpin. Membina kerjasama pada prinsipnya adalah meningkatkan
keterpaduan potensi organisasi melalui penyamaan tujuan dan membina saling
percaya diantara anggota organisasi.
6. Memperkuat mitra kerja
Ini berarti bahwa pemimpin berkewajiban untuk membagi atau
memberikan kekuasaan dalam informasi yang dimilikinya, agar semua pihak yang
terlibat dalam proses pembaharuan mempunyai kekuatan atau sumberdaya gerak
pembaharuan yang sama.
7. Menunjukan ketauladanan
Ini berarti bahwa seorang pemimpin mempunyai kewajiban untuk
membuat orang lain dapat berbuat dengan senantiasa memberikan contoh atau
jalan awal bagi pertumbuhan selanjutnya. Menyamakan dasar-dasar filosofi dan
nilai-nilai, memahami nilai-nilai utama yang diterima oleh individu dan kelompok
adalah langkah yang strategis.
8. Merencanakan keberhasilan bertahap
9
Disamping mempunyai rencana yang besar dalam mewujudkan visinya,
pemimpin berkewajiban pula untuk membuat rencana secara bertahap sesuai
dengan peluang dan kemampuan yang mungkin dilakukan dalam setiap laju
perkembangan. Jadi, pada dasarnya seorang pemimpin harus mampu menciptakan
keberhasilan-keberhasilan kecil secara bertahap dan berkesinambungan dengan
membina komitmen yang mendalam dari semua pihak yang terkait.
9. Menghargai setiap peran individu
Pemimpin harus mampu manghargai setiap peran yang telah dimainkan
oleh semua pihak dengan ikut andil dalam menciptakan keberhasilan.
10. Mensyukuri setiap keberhasilan
Mensyukuri setiap keberhasilan, adalah kewajiban setiap pemimpin
menyangkut setiap keberhasilan bersama, bahkan perlu diupayakan agar
keberhasilan juga dijadikan kesempatan emas untuk mendidik dan mengajarkan
satu nilai-nilai baru kepada banyak pihak (Johnson, 2010).
10
Menurut Pradiansyah (2010) ada 3 hal yang dilakukan untuk
menumbuhkan sifat kepemimpinan diri sendiri :
1. Menyadari bahwa nasib berada di tangan sendiri. Diri sendiri merupakan
sutradara kehidupan kita. Tuhan tidak akan mengubah nasib kita apabila kita
sendiri tidak berusaha untuk mengubahnya
2. Sebagai sutradara diri sendiri kita harus menentuka jalan cerita kita sendiri
karana kita sedirilah yang paling tahu apa yang terbaik untuk diri kita sendiri.
Kita juga harus memutuskan nilai-nilai yang akan dijalani dalam hidup.
3. Kita harus menjalankan jalan cerita yang telah kita tentukan untuk diri kita
sendiri. Untuk itu kita akan lebih terarah untuk melakukan hal-hal yang
terbaik untuk diri kita (Pradiansyah, 2010)
Dengan melakukan ketiga hal diatas kita akan mampu memimpin diri
sendiri. Memimpin diri sendiri adalah salah satu langkah strategis untuk
memimpin orang lain. Mengutip perkataan filsuf Cina, Confucius (551-479 SM)
“ Memimpin diri sendiri adalah persyaratan untuk memimpin orang lain.” Ini
merupakan suatu tahapan dan proses yang tidak bisa dibalik (Pradiansyah, 2010).
B. Kepemimpinan publik
Wirawan (2003) mengungkapkan bahwa, secara umum pada
kepemimpinan publik terdapat istilah pemimpin, manajer, dan administrator
(Wirawan, 2003). Stephen P. Robbins dalam Wirawan (2003) mendefinisikan
manajemen sebagai suatu proses penyesuaian menyelesaikan aktivitas secara
efisien dengan atau melalui orang lain (Wirawan, 2003). Menurut Wirawan
(2003) aktivitas dan fungsi manajemen dan administrasi lebih berkaitan dengan
suatu organisasi, seperti organisasi pemerintah, organisasi bisnis dan industri.
Sedangkan istilah kepemimpinan merupakan istilah umum yang tidak hanya
dikaitkan dengan suatu organisasi. Kepemimpinan selalu muncul jika ada upaya
mempengaruhi seorang individu atau kelompok orang baik dalam hubungan
organisasi atau tidak. Misalnya, kepemimpinan terjadi ketika seorang kiai
mempengaruhi anggota masyarakat lainya untuk mengikuti program keluarga
11
berencana, hidup hemat dan membersihkan lingkungan tempat tinggalnya agar
mereka dapat hidup sejahtera (Wirawan, 2003)
Menurut Wirawan (2003) pakar manajemen menyatakan bahwa
manajemen dan kepemimpinan mempunyai fungsi yang berbeda. Perbedaan
fungsi manajemen dan kepemimpinan tersebut dapat menciptakan konflik.
Manajemen berusaha menciptakan stabilitas sedangkan kepemimpinan
menciptkan perubahan. Kepemimpinan yang kuat dapat mengacaukan system
perencanaan yang teratur dan mengabaikan hirarki manajemen. Sebaliknya
manajemen yang kuat tidak mendorong perubahan dan pengembalian resiko.
Meskipun demikian kepemimpinan dan manajemen harus berkerjasama agar
organisasi dapat berkembang. Jadi kepemimpinan hanya dapat berhasil jika
didukung oleh manajemen yang kuat dan manajemen yang kuat hanya dapat
mengembangkan organisasi jika dipimpin oleh seorang pemimpin yang kuat
(Wirawan, 2003)
Wirawan (2003) mengungkapkan bahwa istilah administrator dan
administrasi dipakai terutama oleh lembaga-lembaga pemerintahan . mengenai
cakupan istilah manajemen dan administrasi terjadi perbedaan pendapat antara
pakar. Pakar-pakar tersebut berpendapat bahwa istilah administrasi mempunyai
cakupan yang lebih luas dari pada manajemen . menurut mereka administrasi
merupakan aktivitas menetukan kebijakan sedangkan manajemen merupakan
aktivitas melaksanakan kebijakan. Prakteknya manajemen sama dengan
administrasi . istilah administrasi mencakup administrasi perencanaan, produksi,
pemasaran, dsb. Dalam istilah manajemen juga mencakup manajemen
perencanaan, produksi, pemasaran, dsb (Wirawan, 2003).
12
adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam pemahaman serta
keterampilan khusus dalam suatu bidang tertentu untuk memimpin dan
mengelola sumber daya yang ada (Rahim, 2015).
Kapabilitas atau kemampuan seseorang dalam memimpin terbagi menjadi 3
bagian, yaitu: (1) kemampuan teknis, (2) kemampuan social, dan (3) kemampuan
konseptual, penejelasan ketiga bagian tersebut sebagai berikut (Rahim, 2015):
1. Kemampuan Teknis (Technical Skill)
Kemampuan teknis merupakan kemampuan yang dimiliki seorang
pemimpin dalam menggunakan pengetahuan, metode, dan peralatan
yang diperlukan untuk melaksanakan tugas tertentu yang di peroleh
melalui pendidikan, pengalaman, dan pelatihan.
2. Kempampuan Social (Social Human Skill)
Kemampuan social merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh
seorang pemimipin dalam melakukan suatu tindakan dengan cara
melalui orang lain, dimana dengan memberikan pemahaman tentang
motivasi dan penerapan kepemimipinan yang efektif agar dapat
memimpin bahawan dengan cara yang tepat dan sesuai dengan apa
yang pemimpin tersebut inginkan.
3. Kemampuan Konseptual (Conseptual Skill)
Kemampuan konseptual merupakan suatu kemampuan pemimpin
dalam memahami kompleksitas organisasi dan kemampuan tersebut
digunakan dalam mementukan bidang gerak unit kerja ke dalam bidang
operasi organisasi secara keseluruhan. Oleh karena itu setiap pemimpin
harus memahami secara detail ruang gerak setiap unit kerja agar
memudahkan dalam hal pegorganisasian dan dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsi suatu organisasi tersebut (Rahim, 2015).
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam berbicara kepemimpinan yang menjadi unit analisisnya adalah
manusia/individu. Oleh karena itu, kepemimpinan tidak akan ada tanpa pemimpin
dan yang dipimpin, yang keduanya adalah manusia yang memiliki potensi
mengarahkan manusia dengan meningkatkan motivasi kerja sumber daya pegawai
untuk mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan merupakan suatu upaya untuk mengarahkan orang lain dalam
mencapai tujuan tertentu. Menurut Peter G. Northouse, beliau mengungkapkan ada 5
sifat pemimpin, yaitu:
1. Intelejensi
2. Kepercayaan diri
3. Determinasi
4. Integritas
5. Sosiabilitas
Dalam kepemimpinan, komitmen sangat dibutuhkan. Artinya, kesungguhan
dalam berbuat sesuai dengan tugas dan tanggung jawab untuk membawa
kepemimpinan secara bersama-sama kepada keberhasilan yang diharapkan.
Komitmen yang diharapkan dari seorang pemimpin, yaitu:
1. Mencari peluang-peluang yang menantang
2. Berani mencoba dan bersedia menanggung resiko
3. Memimpin masa depan
4. Membina kesamaan visi
5. Menggalang kerjasama
6. Memperkuat mitra kerja
7. Menunjukkan ketauladanan
8. Merencanakan keberhasilan bertahap
14
9. Menghargai setiap peran individu
10. Mensyukuri setiap keberhasilan.
Kapasitas kepemimpinan itu ada 2 macam, yaitu untuk diri sendiri dan untuk
publik. Sedangkan untuk kapabilitas seorang pemimpin itu dibagi dalam 3 bagian,
yaitu: kemampuan teknis, kemampuan sosial, dan kemampuan konseptual.
3.2 Saran
Diharapkan agar pemimpin itu berbudi luhur dan memiliki sifat-sifat dan
memiliki sifat yang ada disetiap jiwa pemimpin, sehingga dia bisa membawa
bawahannya pada keselamatan dan kesejahteraan. Sangat diperlukan sekali jiwa
kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu
dipupuk dan dikembangkan, setidaknya untuk memimpin diri sendiri.
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah di atas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memberpabaiki makalah
tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari
para pembaca.
15
DAFTAR PUSTAKA
16