B A D A N P E M E R I K S A K E U A N G A N
P E R W A K I L A N P R O V I N S I N U S A T E N G G A R A T I M U R
Nomor : 01/LHP/XIX.KUP/01/2023
Tanggal : 04 Januari 2023
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Nomor : 01/LHP/XIX.KUP/01/2023
Tanggal : 04 Januari 2023
DAFTAR ISI
Gambar 3.1 Perbandingan Anak Stunting (kiri) dan Anak Tidak Stunting (kanan)
Berumur 2 Tahun 6 Bulan ........................................................................ 49
Gambar 3.2 Anak Stunting di Desa Sopo ....................................................................... 52
Gambar 3.3 Rumah Keluarga Stunting di Desa Sopo .................................................... 57
Gambar 3.4 Makanan Tambahan Baduta Stunting di Desa Ajaobaki ............................ 58
Gambar 3.5 Menu Makanan Tambahan Bumi KEK Desa Ajaobaki.............................. 62
Gambar 3.6 Akses Air Bersih yang Belum Layak ......................................................... 69
Gambar 3.7 Kondisi Jamban yang Tidak Sehat ............................................................. 71
Gambar 3.8 Rumah Keluarga Penerima Bantuan Sanitasi Layak Menggunakan Dana
APBDes pada Desa Oebelo ....................................................................... 73
Gambar 3.9 Bagian Dalam Bangunan Jamban Bantuan Sanitasi Layak Menggunakan
Dana APBDes pada Desa Oebelo .............................................................. 73
Gambar 3.10 Rumah Keluarga dengan Anak Stunting yang Tidak Menerima Bantuan
WC Sehat ................................................................................................... 74
Gambar 3.11 Sasaran Kegiatan Penyuluhan Dinas Kesehatan....................................... 85
Gambar 3.12 Kegiatan Edukasi 1000 HPK Dinas PPKB ............................................... 86
Gambar 3.13 Standing Banner di Dinas PPKB .............................................................. 87
Gambar 3.14 Standing Banner di Puskesmas Niki-Niki dan Puskesmas Fatukopa ....... 88
Gambar 3.15 Alat Antropometri Kit dan Pemasangannya ............................................. 97
Gambar 3.16 Struktur TPPS Desa/Kelurahan .............................................................. 107
Singkatan Kepanjangan
A
AHP Analytical Hierarchy Process
Alkes Alat Kesehatan
APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBD-P Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan
APBDes Anggaran Pendapatan Belanja Desa
ASI Air Susu Ibu
B
BABS Buang Air Besar Sembarangan
Baduta diBawah Dua Tahun
Balita diBawah Lima Tahun
Balitbangda Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Balitbangkes Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Bappeda Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
BB Berat Badan
Bina Bangda Bina Pembangunan Daerah
BKB Bina Keluarga Balita
BKKBN Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
BPK Badan Pemeriksa Keuangan
BPKP Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
BPS Badan Pusat Statistik
BUMN Badan Usaha Milik Negara
BUMDes Badan Usaha Milik Desa
C
Catin Calon Pengantin
D
DAK Dana Alokasi Khusus
WC Water Closet
WHO World Health Organization
IKHTISAR EKSEKUTIF
Slamet Riyadi
NIP 197008031996031001
Selaras dengan RPJMN, Pemerintah Provinsi NTT telah menyusun RPJMD Tahun
2018 – 2023 yang memuat indikator makro target RPJMD Provinsi Tahun 2018 –
2023. Terdapat 13 indikator makro yang menjadi wujud pemetaan tujuan, sasaran,
dan indikator dari visi dan misi Kepala Daerah serta RPJPD periode berkenaan.
Adapun salah satu indikator makro target RPJMD 2018 – 2023 merupakan target
prevalensi stunting yang dijelaskan pada tabel berikut.
Kepala Dinas Pengendalian Sekretaris a. Membuat dan mengesahkan keputusan dan kebijakan
Penduduk dan Keluarga Pelaksana bersama-sama ketua dalam bidang administrasi dan
Berencana penyelenggaraan TPPS;
b. Mengoordinasikan penyelenggaraan di bidang
c. Administrasi dan tata kerja kelembagaan
TPPS dan melakukan koordinasi antar bidang dan
antar kelembagaan;
d. Merumuskan dan mengusulkan peraturan dan
ketentuan organisasi di bidang administrasi dan tata
kerja untuk menjadi kebijakan organisasi;
e. Mengawasi seluruh penyelenggaraan aktifitas TPPS di
bidang administrasi dan tata kerja;
f. Memfasilitasi kebutuhan jaringan kerja
internal organisasi antar bidang;
g. Membuat laporan periodik kegiatan TPPS;
h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Ketua
Pelaksana sesuai dengan kepentingan dan
perkembangan tim; dan
i. Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab
kepada Ketua Pelaksana.
Terdapat perbedaan capaian prevalensi SSGI dengan data e-PPGBM, hal ini
disebabkan data metode yang digunakan SSGI adalah metode sampel, sementara e-
PPGBM menggunakan metode populasi. Adapun capaian prevalensi stunting di
Kabupaten TTS menurut e-PPGBM adalah sebagai berikut.
Tabel 2.10 Capaian Prevalensi Menurut e-PPGBM Kabupaten TTS
Tahun Bulan Capaian Prevalensi (%)
Februari 35,3
2021
Agustus 32,1
Februari 29,8
2022
Agustus 28,3
Tabel 3.5 Rincian Kegiatan TA 2021 dan 2022 pada Dinas PPKB
Tahun
Program/ Kegiatan/ Sub Kegiatan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)
Anggaran
Total Anggaran TA 2021 601.100.000,00 443.040.000,00
Tabel 3.8 Daftar Jumlah Balita Stunting Tahun 2021 dan 2022
Tahun 2021 Tahun 2022
No. Nama Desa
Februari Agustus Februari Agustus
1 Bena 160 178 193 182
2 Pollo 172 174 189 161
3 Oebelo 181 182 226 194
4 Sopo 88 81 81 81
5 Kesetnana 147 189 228 240
6 Mnelalete 225 194 204 187
7 Ajaobaki 105 79 82 68
8 Fatukopa 77 31 24 14
9 Kiki 41 21 20 14
10 Anin 17 9 16 16
11 Oelbubuk 69 79 88 73
12 Noebesa 38 44 26 26
13 Noebana 38 36 27 18
14 Nenoat 74 53 54 56
Berdasarkan hasil analisis APBDes tahun 2022 atas 14 desa secara uji
petik diketahui bahwa seluruh desa uji petik telah menganggarkan
kegiatan PMT sebagai kegiatan intervensi spesifik. Namun, nilai
persentase anggaran PMT dibandingkan dengan total APBDes dari tiap-
tiap desa masih rendah. Rincian data perbandingan anggaran PMT
dengan APBDes dari masing-masing desa hasil uji petik disajikan pada
tabel berikut.
Tabel 3.9 Perbandingan APBDes dengan Anggaran PMT Desa Tahun 2022
APBDes Angagran PMT Anggaran PMT
No. Nama Desa terhadap
(Rp) (Rp) APBDes (%)
a b c d e=(d/c)
1 Bena 1.548.224.189,00 9.972.000,00 0,64
2 Pollo 1.754.690.918,00 25.718.000,00 1,47
3 Oebelo 1.817.907.000,00 33.750.000,00 1,86
Hasil pemeriksaan lebih lanjut, diketahui bahwa pada tahun 2022 juga
tidak seluruh balita stunting mendapat intervensi spesifik berupa PMT.
Persentase balita stunting yang mendapat PMT dari tiap desa berkisar
antara 2,07% s.d. 46,30%. Rincian data persentase PMT terhadap balita
stunting tahun 2022 pada 14 desa yang diuji petik dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 3.11 Persentase PMT Terhadap Balita Stunting Tahun 2022
(data balita Stunting per Februari 2022)
a b c d e=(d/c)
1 Bena 193 4 2,07
2 Pollo 189 7 3,70
3 Oebelo 226 15 6,64
4 Sopo 81 6 7,41
5 Kesetnana 228 17 7,46
6 Mnelalete 204 20 9,80
7 Ajaobaki 82 10 12,20
8 Anin 16 2 12,50
9 Kiki 20 3 15,00
10 Fatukopa 24 5 20,83
11 Noebena 27 8 29,63
12 Oelbubuk 88 30 34,09
13 Noebesa 26 9 34,62
14 Nenoat 54 25 46,30
Jumlah 1458 161 11,04
Tabel 3.19 Persentase PMT Terhadap Ibu Hamil KEK Tahun 2021
(data Ibu hamil KEK Tahun 2021)
% PMT terhadap
Jumlah Ibu Jumlah Ibu Ibu hamil KEK
No. Nama Desa
hamil KEK hamil KEK PMT
(%)
a b c d e=(d/c)
1 Bena 43 4 9,30
2 Ajaobaki 14 8 57,14
3 Anin 16 2 12,50
4 Fatukopa 19 5 26,32
5 Kesetnana 41 20 48,78
6 Kiki 6 0 0,00
7 Mnelalete 42 16 38,10
8 Noebana 9 0 0,00
9 Noebesa 5 5 100,00
10 Oelbubuk 16 16 100,00
11 Sopo 13 8 61,54
Jumlah 189 80 42,33
Berdasarkan hasil reviu dokumen SK Penerima PMT Tahun 2022 dan
konfirmasi kepada Kepala Desa atas 11 Desa secara uji petik diketahui
1 Bena 9.972.000,00 3 90
2 Mnelalete 13.500.000,00 1 90
3 Kesetnana 18.900.000,00 3 90
4 Noebena 5.400.000,00 3 90
5 Oelbubuk 43.200.000,00 1 90
6 Bikekneno 39.300.300,00 3 90
7 Ajaobaki 15.315.000,00 3 90
8 Sopo 13.928.864,00 1 90
9 Noebesa 9.000.000,00 2 90
10 Anin 4.500.000,00 2 90
11 Fatukopa 11.966.578,00 1 90
12 Kiki 8.100.000,00 3 90
Berdasarkan hasil konfirmasi dengan para kepala desa pada tanggal 02
s.d. 12 November 2022 diketahui bahwa kebijakan harga dan frekuensi
pemberian makanan tersebut ditentukan oleh desa berdasarkan
musyawarah desa. Berikut merupakan contoh makanan tambahan kepada
ibu hamil KEK yang diberikan di Desa Ajaobaki.
Amanuban
4 Kiubaat 1.122.200.125,61 1.122.200.125,61 √
Selatan
5 Skinu Toianas 498.291.038,49 498.291.038,49 √
KK Tidak Keterangan
Memiliki
No. Kecamatan Nama Desa Bukan
Akses Air Lokus
Minum Layak Lokus
2021
2021
1 Fatukopa Fatukopa 108 √
2 Fatukopa Kiki 43 √
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kabid Cipta Karya dan PPK air
minum layak pada Dinas PRKP tanggal 21 November 2022, diketahui
bahwa dalam penentuan kriteria pemilihan pembangunan akses sanitasi
layak dan akses sumber air minum layak yang menggunakan dana DAU
adalah usulan dari hasil musrenbang dan ditentukan pada saat pembahasan
anggaran dengan DPRD. Sedangkan, untuk dana DAK dilakukan reviu oleh
kementerian PUPR dan disesuaikan dengan desa lokasi prioritas yang sudah
ditentukan kementerian PUPR.
b. Pembangunan Akses Sanitasi Layak Belum Diprioritaskan pada Desa
Lokasi Prioritas Stunting
Dalam rangka upaya pencegahan dan penurunan stunting, bentuk intervensi
sensitif juga dapat dilakukan dengan peningkatan rumah tangga yang
mendapatkan akses sanitasi (air limbah domestik) layak. Berdasarkan hasil
pemeriksaan diketahui permasalahan sebagai berikut.
Amanatun √
1 Sunu 385.000.000,00 385.000.000,00 55
Selatan
Mollo √
7 Kualeu 385.000.000,00 385.000.000,00 56
Tengah
Keterangan
Nama Jumlah KK Tidak
No. Kecamatan Bukan
Desa Memiliki Jamban Sehat Desa
Desa
Lokus
Lokus
a b c d E F g=(f/e)
Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan
1 Ajaobaki Mollo Utara 1.457.386.776,00 38.958.750,00 2,67
Sanitasi Permukiman
Amanuban Pembangunan/Rehabilitas/Peningkatan
2 Oebelo 1.817.907.000,00 239.979.225,00 13,20
Selatan Fasilitas Jamban Umum/MCK umum, dll
Amanuban Pembangunan/Rehabilitas/Peningkatan
3 Bena 1.548.224.189,00 144.025.600,00 9,30
Selatan Fasilitas Jamban Umum/MCK umum, dll
Berdasarkan hasil konfirmasi lanjutan atas pelaksanaan program
pembangunan sanitasi layak pada Desa Oebelo, diketahui bahwa
pelaksanaan pembangunan sanitasi tersebut berjumlah 19 unit fasilitas
jamban kepada 19 KK (Kepala Keluarga) yang berada di desa tersebut.
Penetapan 19 KK penerima program pembangunan sanitasi layak
tersebut ditetapkan melalui SK Kepala Desa Oebelo Tentang Keluarga
Penerima Bantuan Jamban/Water Closet (WC) di Desa Oebelo
Kecamatan Amanuban Selatan Tahun Anggaran 2022. Selanjutnya,
dilakukan reviu dokumen dengan membandingkan KK penerima
program sanitasi layak dengan data balita stunting dan data Ibu hamil
KEK. Hasilnya, diketahui bahwa KK penerima program sanitasi layak
tidak diprioritaskan kepada keluarga dengan balita stunting/ibu hamil
KEK.
Uji petik juga dilakukan pada keluarga dengan anak stunting yang belum
memiliki jamban dan tidak menerima bantuan jamban dengan kondisi
rumah dan jamban seperti pada gambar berikut.
1 Oetuke Kolbano 1 √
2 Kolbano Kolbano 1 √
3 Kot'olin Kotolin 1 √
4 Fatuat Kualin 1 √
5 Baus Boking 1 √
7 Kol'oto Kokbaun 1 √
8 Lotas Kokbaun 1 √
9 Obaki Kokbaun 1 √
10 Benahe Kokbaun 1 √
11 Sabnala Kokbaun 1 √
12 Niti Kokbaun 1 √
Nekmese
5 Baus Boking 10 0
Baus
Amanatun
12 Feto Mone Nifuleo 10 6
Selatan
Amanatun
13 Tafena Kuan Nunleu 10 5
Selatan
Amanatun
15 Oe'un Fatulunu 10 5
Selatan
Berdasarkan hasil uji petik di atas diketahui bahwa terdapat satu
kelompok tani yang tidak terdapat keluarga stunting. Hasil pengujian data
menunjukkan bahwa dari 14 kelompok penerima bantuan hibah ternak
lainnya, belum seluruhnya merupakan keluarga stunting.
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan.
a. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan
Stunting pada.
1) Bab 1 Ketentuan Umum Pasal 1 ayat (3) menyatakan bahwa “Intervensi
Sensitif yang dilaksanakan secara konvergen, holistik, integratif, dan
berkualitas melalui kerja sama multisektor di pusat, daerah, dan desa”;
2) Bab II Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting
a) Pasal 6 ayat (2) huruf c menyatakan bahwa “Intervensi Sensitif di
kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah
Daerah Kabupaten/kota dan Pemerintah Desa.”
b) Pasal 6 ayat (2) huruf d menyatakan bahwa “peningkatan ketahanan
pangan dan gizi pada tingkat individu, keluarga, dan masyarakat."
3) Lampiran A target antara strategi nasional percepatan penurunan Stunting
yang menyatakan bahwa "tersedianya layanan intervensi sensitif dengan
indikator sasaran 10. Jumlah keluarga miskin dan rentan yang menerima
bantuan sosial pangan."
b. Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting) Periode
2018-2024 pada.
1) Poin 1.2 yang menyatakan bahwa “pencegahan Stunting memerlukan
intervensi gizi yang konvergen, mencakup intervensi gizi spesifik dan
gizi sensitif. Intervensi gizi spesifik dilakukan untuk menanggulangi
faktor penyebab langsung, sedangkan intervensi gizi sensitif untuk
penyebab tidak langsung”; dan
Berdasarkan hasil wawancara dengan Plt. Kepala Dinas PPKB pada tanggal
3 dan 15 November 2022 diketahui bahwa selama ini pernah ada kegiatan
sosialisasi yang bertemakan khusus stunting yang dilakukan pada tahun
2021 yaitu Edukasi 1000 HPK. Sasaran sosialisasi seharusnya orang tua
namun pada pelaksanaannya lebih banyak diikuti oleh ibu-ibu. Sedangkan
Pemerintah Kabupaten TTS pada tahun 2021 turut andil dalam pelaksanaan
SSGI dengan memfasilitasi tenaga enumerator yang berasal dari tenaga gizi
magang di Puskesmas. Selanjutnya, tenaga enumerator tersebut direkrut dan
dilatih oleh Kementerian Kesehatan untuk pelaksanaan SSGI. Berdasarkan
keterangan dari Dinas Kesehatan, pelaksanaan SSGI Kabupaten TTS pada
tahun 2021 menggunakan sampel sebanyak 14 desa.
Hasil dari pengukuran berdasarkan e-PPGBM merupakan data status gizi
anak by name by address yang berasal dari pengukuran yang dilakukan pada
41.137 balita berusia 0-59 bulan per Agustus 2022. Sebanyak 11.642 balita
usia 0-59 bulan dari total balita yang telah diukur merupakan balita stunting.
Berdasarkan hasil konfirmasi yang telah dilakukan pada 38 balita usia 0-59
bulan pada empat desa diketahui bahwa nama dan status gizi balita-balita
tersebut terdapat pada aplikasi e-PPGBM.
Angka prevalensi baik yang didapat dari hasil SSGI dan e-PPGBM sama-
sama didapatkan dari pengukuran panjang badan dan tinggi badan balita
berdasarkan umur sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2
Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak. Pengukuran panjang badan
dan tinggi badan balita untuk memperoleh angka prevalensi berdasarkan e-
PPGBM dilaksanakan pada bulan operasi timbang (Februari dan Agustus)
menggunakan alat yang bernama antropometri kit milik masing-masing
Puskesmas. Berdasarkan keterangan dari Dinas Kesehatan pada saat
pelaksanaan SSGI di Kabupaten TTS menggunakan antropometri kit milik
Kementerian Kesehatan.
Keterangan
No. Desa Bukan Desa
Desa Lokus
Lokus
1 Bikekneno √
2 Tuafanu √
3 Toineke √
4 Oemaman √
5 Kiufatu √
6 Pika √
7 Kualeu √
8 Nekemanifeto √
9 Pene Utara √
10 Noenoni √
11 Suni √
12 Kiki √
13 O'baki √
14 Fat √
15 Saenam √
16 Nenoat √
17 Op √
18 Naifatu √
19 Noemuke √
20 Nununamat √
21 Taebone √
22 Ofu √
Permintaan keterangan dari Plt. Kepala Dinas PPKB pada tanggal 18
November 2022 menyatakan bahwa penentuan awalnya 20 desa
merupakan lokus yang ditetapkan Gubernur NTT yang digunakan sebagai
lokasi peningkatan kapasitas karena menggunakan anggaran Bantuan
Operasional Keluarga Berencana (DAK) sehingga BKKBN Perwakilan
Provinsi mengarahkan untuk mengutamakan desa lokus yang ditetapkan
Gubernur NTT. Dua desa sisanya dipilih dari desa yang memiliki
prevalensi tinggi yang lokasinya dekat dengan 20 desa sebelumnya.
d) Pemerintah Kabupaten TTS belum melakukan peningkatan kapasitas desa
pada tahun 2022 (sampai dengan Triwulan III)
Upaya percepatan pencegahan dan penurunan stunting di tingkat desa perlu
didukung dengan kapasitas perangkat desa, kader, tim dan tenaga yang
memadai yang memahami tugas dan fungsinya. Adapun tugas KPM dapat
dirincikan sebagai berikut.
a) mensosialisasikan kebijakan integrasi pencegahan dan penurunan
stunting kepada masyarakat desa dan meningkatkan kesadaran
masyarakat terhadap stunting melalui pengukuran tinggi badan bayi
dan balita sebagai deteksi dini stunting;
b) mendata dan mengidentifikasi sasaran rumah tangga 1.000 HPK
melalui peta sosial desa dan Pengkajian Kondisi Desa (PKD);
Desa Oenai,
Desa Napi, Pemberian PMT Anak
Desa Stunting dan Ibu Hamil,
2022 Nekmese, Pelatihan Guru PAUD,
7 Dompet Dhuafa Desa Pembangunan Toilet
Tesiayofanu, Bersih serta Pengadaan
Desa Oinlasi Alat Anthropometrik
2021 Desa Napi
4.1 Simpulan
Pemeriksaan kinerja ini bertujuan untuk menilai upaya percepatan pencegahan dan
penurunan stunting pada Kabupaten TTS dan Instansi/pihak terkait lainnya. Penilai
tersebut didasarkan pada hasil pemeriksaan atas kriteria-kriteria yang menjawab
pertanyaan pemeriksaan terkait:
a. Apakah komitmen dan visi kepemimpinan Pemerintah Kabupaten TTS telah
mendukung upaya percepatan pencegahan dan penurunan stunting?
b. Apakah pelaksanaan konvergensi program pada Pemerintah Kabupaten TTS telah
mendukung upaya percepatan pencegahan dan penurunan stunting?
c. Apakah upaya sinergi yang dilakukan Pemerintah Kabupaten TTS dengan Desa
dan lembaga nonpemerintah telah mendukung upaya percepatan pencegahan dan
penurunan stunting?
Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah
Kabupaten TTS sebagai berikut:
a. Pemerintah Kabupaten TTS telah menetapkan TPPS tingkat kabupaten, kecamatan
dan desa; dan
b. Pemerintah Kabupaten TTS menetapkan sejumlah desa menjadi Desa Lokus
penanganan Stunting. Pada tahun 2021, sebanyak 156 desa ditetapkan menjadi
desa lokus sesuai dengan Keputusan Bupati TTS Nomor 256/KEP/HK/2020
tentang Penetapan Desa dan Kelurahan Lokasi Intervensi Stunting Kabupaten TTS
Tahun 2021 dan pada tahun 2022, sebanyak 25 desa ditetapkan menjadi desa lokus
sesuai dengan Keputusan Bupati TTS Nomor 121/KEP/HK/2021 tentang
Penetapan Lokasi Prioritas Pencegahan dan Penanganan Stunting Terintegrasi
Kabupaten TTS Tahun 2022.
Namun demikian, tanpa mengesampingkan upaya dan capain yang telah dilakukan
oleh Pemerintah Kabupaten TTS, masih terdapat kelemahan-kelemahan dalam
pelaksanaan upaya percepatan pencegahan dan penurunan stunting sebagai berikut.
a. dokumen perencanaan berupa RKPD dan Renja OPD tahun 2021 dan 2022 belum
sepenuhnya menjadikan penangan stunting sebagai program prioritas daerah
sehingga Dinas Konvergensi tidak dapat mengusulkan anggaran dan melakukan
penandaan (tagging) atas program dan kegiatan percepatan pencegahan dan
penurunan stunting;
b. pelaksanaan program intervensi spesifik berupa cakupan PMT kepada balita
stunting dan ibu hamil KEK masih rendah;
c. pelaksanaan program kampanye dan komunikasi perubahan perilaku belum
menggunakan seluruh media komunikasi yang tersedia dalam upaya percepatan
pencegahan dan penurunan stunting;
d. Pemerintah Kabupaten TTS belum sepenuhnya pengawasan dan pembinaan
kepada desa untuk mengintegrasikan program dan kegiatan percepatan pencegahan
Kriteria Pemeriksaan
No. AQ 1 (Tujuan Audit) No. AQ 2 (Sasaran Audit) No. AQ 3 (Objek) Kriteria Sumber Kriteria
1 Apakah komitmen dan visi 1.1 Apakah komitmen dan visi 1.1.1 Apakah Pemerintah a. Pemerintah Kab. TTS telah merumuskan 1. Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting) Periode 2018-2024 pada
kepemimpinan Pemerintah kepemimpinan Pemerintah Kabupaten TTS telah kebijakan daerah untuk mendukung upaya bagian 4.2 Peran Pemangku Kepentingan, Poin 4.2.3 paragraf 93 yang menyatakan bahwa "Untuk menyelenggarakan
Kabupaten TTS telah Kabupaten TTS telah menetapkan kebijakan daerah percepatan pencegahan stunting pada intervensi gizi spesifik dan sensitif secara konvergen agar tepat melayani kelompok sasaran dan tepat lokasi desa,
mendukung upaya mendukung upaya percepatan dan/atau instrumen wilayah Kabupaten TTS. pemerintah kabupaten/kota mempunyai peran yang strategis, huruf a. Merumuskan kebijakan kabupaten/kota dalam rangka
percepatan pencegahan dan pencegahan dan penurunan pelaksanaan untuk percepatan pencegahan stunting, termasuk peningkatan peran camat dalam mengkoordinasikan perencanaan, pelaksanaan,
penurunan stunting? stunting? mendukung upaya percepatan dan pengendalian percepatan pencegahan stunting hingga ke tingkat desa."
pencegahan dan penurunan
stunting ? 2. Peraturan BKKBN No 12 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia
Tahun 2021 - 2024 pada Lampiran BAB II Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2021-
2024, Huruf C Kerangka Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting, tabel 2 Pelaksanaan
Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting tingkat kabupaten/kota angka 1 yang menyatakan bahwa
"Memperkuat legal aspek pelaksanaan percepatan penurunan Stunting huruf b menetapkan pedomen/petunjuk teknis
percepatan penurunan Stunting tingkat kabupaten dan kota serta desa."
b. Pemerintah Kab. TTS telah menetapkan 1. Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting) Periode 2018-2024:
lokasi prioritas untuk mendukung upaya Poin 4.2.3 Angka 93 yang menyatakan bahwa "Untuk menyelenggarakan intervensi gizi spesifik dan sensitif secara
percepatan pencegahan stunting pada konvergen agar tepat melayani kelompok sasaran dan tepat lokasi desa, pemerintah kabupaten/kota mempunyai peran yang
wilayah Kabupaten TTS. strategis."
2. Petunjuk Teknis Pedomanan Pelaksanaan Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi di Kabupaten/ Kota Edisi Juni 2019.
Aksi Integrasi 1 Analisis Situasi Program Penurunan Stunting.
pada tahap 3, Pelaksanaan Analisis Situasi poin 4 Rekomendasi Lokasi Fokus dan Realokasi atau Penambahan Alokasi
Program yang menyatakan bahwa "Tim pelaksana merumuskan lokasi fokus dan rekomendasi perbaikan alokasi anggaran
program/ kegiatan berdasarkan hasil-hasil analisis sebelumnya. Tim pelaksana memfasilitasi pembahasan rekomendasi
perbaikan ini dengan sektor-sektor yang terlibat. Pembahasan dengan sektor-sektor tersebut bertujuan untuk
mengonfirmasikan hasil analisis situasi dan menyepakati rekomendasi perbaikan alokasi program. Rekomendasi sekurang-
kurangnya meliputi:
a. Lokasi prioritas (fokus penanganan); yaitu wilayah-wilayah yang menjadi lokasi prioritas pelaksanaan program/kegiatan"
3. Peraturan Bupati Timor Tengah Selatan Nomor 37 Tahun 2019 tentang Pencegahan Penanganan Anak Kerdil (Stunting)
Terintegrasi pada Bab VII Penajaman sasaran, indikator kinerja dan manfaat pasal 18 ayat 1 yang menyatakan bahwa
"dalam upaya pencegahan dan penanganan stunting dilakukan penajaman sasaran wilayah intervensi"
1.1.2 Apakah kebijakan percepatan a. Pemerintah Kab. TTS memiliki Rencana 1. Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting) Periode 2018-2024 pada
pencegahan dan penurunan Program/Kegiatan, lokus dan sumber bagian 4.2 Peran Pemangku Kepentingan, Poin 4.2.3 paragraf 93 yang menyatakan bahwa "Untuk menyelenggarakan
stunting telah terintegrasi pembiayaan untuk intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi spesifik dan sensitif secara konvergen agar tepat melayani kelompok sasaran dan tepat lokasi desa,
dalam dokumen perencanaan? gizi sensitif dimuat dalam RKPD/Renja. pemerintah kabupaten/kota mempunyai peran yang strategis, huruf g. Memastikan rencana program/kegiatan, lokus, dan
sumber pembiayaan untuk intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif dimuat dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
atau Rencana Kerja (Renja) OPD."
2. Peraturan Presiden No.72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting pada Lampiran B Penjelasan Pilar 3
Peningkatan konvergensi intervensi spesifik dan intervensi sensitif di kementerian/lembaga, Pemda Provnsi dan Pemda
Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa pada huruf a. angka 1 yang menyatakan bahwa "Jumlah provinsi dan kabupaten/kota
yang mengintegrasikan program dan kegiatan percepatan penurunan Stunting dalam dokumen perencanaan dan
penganggaran daerah (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah, Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi, Rencana Kerja Pemerintah Daerah, serta Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah dan Rencana Kerja dan Anggaran Daerah)"
b. RKPD Tahun 2021 dan 2022 yang disusun 1. Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting) Periode 2018-2024 pada
oleh Pemerintah Kab. TTS telah memuat bagian 4.2 Peran Pemangku Kepentingan, Poin 4.2.3 paragraf 93 yang menyatakan bahwa "Untuk menyelenggarakan
kebijakan percepatan pencegahan dan intervensi gizi spesifik dan sensitif secara konvergen agar tepat melayani kelompok sasaran dan tepat lokasi desa,
penurunan stunting. pemerintah kabupaten/kota mempunyai peran yang strategis, huruf g. memastikan rencana Program/Kegiatan, lokus dan
sumber pembiayaan untuk intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif dimuat dalam RKPD/Renja."
2. Peraturan BKKBN No 12 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia
Tahun 2021 - 2024 pada Lampiran BAB II Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2021-
2024, Huruf C Kerangka Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting, tabel 2 Pelaksanaan
Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting tingkat kabupaten/kota angka 2 yang menyatakan bahwa
"Perencanaan dan Penganggaran a. memprioritaskan secara spesifik upaya percepatan penurunan Stunting dalam rencana
kerja Pemerintah Daerah"
c. Pemerintah Kab. TTS telah menetapkan Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting) Periode 2018-2024 pada
target prevalensi stunting yang dituangkan bagian 4.2 Peran Pemangku Kepentingan, Poin 4.2.3 paragraf 93 yang menyatakan bahwa "Untuk menyelenggarakan
dalam dokumen perencanaan (RKPD, intervensi gizi spesifik dan sensitif secara konvergen agar tepat melayani kelompok sasaran dan tepat lokasi desa,
Renstra OPD, dan Renja OPD) untuk pemerintah kabupaten/kota mempunyai peran yang strategis, huruf g. Memastikan rencana program/kegiatan, lokus, dan
mendukung upaya percepatan pencegahan sumber pembiayaan untuk intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif dimuat dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
stunting atau Rencana Kerja (Renja) OPD."
Lampiran 1
No. AQ 1 (Tujuan Audit) No. AQ 2 (Sasaran Audit) No. AQ 3 (Objek) Kriteria Sumber Kriteria
1.1.3 Apakah Pemerintah a. Pemerintah Kabupaten TTS telah 1. Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting) Periode 2018-2024 pada
Kabupaten TTS telah menetapkan anggaran termasuk belanja bagian 5.4 Mekanisme Pembiayaan untuk Aksi Konvergensi/Integrasi paragraf 105 yang menyatakan bahwa "Rencana Kerja
mengalokasikan sumber daya bantuan dalam rangka percepatan Pemerintah Daerah (RKPD) ditetapkan dengan peraturan kepala daerah, merupakan pedoman dalam penyusunan Kebijakan
untuk percepatan pencegahan pencegahan dan penurunan stunting dalam Umum Anggaran (KUA), Prioritas dan
dan penurunan stunting? DPA OPD terkait (TA 2021 dan 2022). Pagu Anggaran Sementara (PPAS), dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Penyusunan RKPD dilakukan dengan memperhatikan masukan dari rencana kegiatan yang
disusun berdasarkan hasil analisis situasi program penurunan stunting."
2. Peraturan BKKBN No 12 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia
Tahun 2021 - 2024 pada Lampiran BAB II Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2021-
2024 huruf B Mekanismen Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting, poin c Kluster Manajerial, angka 3 yang
menyatakan bahwa "Penyesuaian proporsi anggaran intervensi spesifik dan sensitif. Dari berbagai kajian, ditemukan bahwa
keberhasilan penurunan Stunting sebesar 70% ditentukan oleh intervensi sensitif dan 30% oleh intervensi spesifik. Namun,
dalam penganggarannya alokasi untuk intervensi sensitif sekitar 95%, sementara intervensi spesifik hanya sekitar 5%. Untuk
itu, perlu penyesuaian proporsi anggaran percepatan penurunan Stunting pemerintah daerah kabupaten/kota dengan rasio
70% untuk intervensi sensitif, 25% untuk intervensi spesifik, dan untuk koordinasi 5%. "
3. Peraturan Bupati Timor Tengah Selatan Nomor 37 Tahun 2019 tentang Pencegahan Penanganan Anak Kerdil (Stunting)
Terintegrasi pada Bab XII Pendanaan pada Pasal 25 ayat 1 yang menyatakan bahwa "pendanaan bagi pelaksanaan upaya
penurunan stunting bersumber dari APBN, APBD, APBDes dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangan-undangan."
b. Pemerintah Kabupaten TTS telah Peraturan Presiden No.72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting pada Lampiran B Penjelasan Pilar 1
mengalokasikan Sumber Daya Manusia Peningkatan komitmen dan visi kepemimpinan di kementerian/lembaga, Pemda Provnsi dan Pemda Kabupaten/Kota dan
dalam rangka percepatan pencegahan dan Pemerintah Desa pada huruf a. angka 5 yang menyatakan bahwa "tersedianya bidan desa/kelurahan sesuai kebutuhan."
penurunan stunting.
1.1.4 Apakah Pemerintah a. Pemerintah Kabupaten TTS telah 1. Peraturan Presiden No.72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting pada Lampiran B Penjelasan Pilar 1
Kabupaten TTS telah melaksanakan rapat koordinasi tingkat Peningkatan komitmen dan visi kepemimpinan di kementerian/lembaga, Pemda Provnsi dan Pemda Kabupaten/Kota dan
melaksanakan rapat kabupaten minimal 1 kali dalam setahun Pemerintah Desa pada huruf a. angka 2 yang menyatakan bahwa "terselenggaranya rapat koordinasi di tingkat
koordinasi dan rembug kabupaten/kota dengan target pelaksanaan minimal 1 kali setiap tahun."
stunting untuk mendukung
upaya percepatan pencegahan 2. Petunjuk Teknis Pedoman Pelaksanaan Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi di Kabupaten/Kota edisi Juni 2019
dan penurunan stunting ? Aksi Integrasi 3 rembuk stunting kabupaten/kota pada poin 3.5 jadwal, yang menyatakan bahwa "Waktu penyelenggaraan
Rembuk Stunting disesuaikan dengan jadwal perencanaan tahunan kabupaten/ kota sehingga hasilnya bisa terakomodir
dalam dokumen perencanaan dan penganggaran kabupaten/kota. Idealnya, Rembuk Stunting kabupaten/kota dilakukan
sebelum Musrenbang kabupaten/kota dilaksanakan (Februari). Kegiatan Rembuk Stunting dapat dilaksanakan pada saat
kegiatan Forum OPD untuk Penyusunan Renja OPD kabupaten/kota (Februari)."
b. Pemerintah Kabupaten TTS telah 1. Peraturan Presiden No.72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting pada Lampiran B Penjelasan Pilar 1
melaksanakan rembuk stunting tingkat Peningkatan komitmen dan visi kepemimpinan di kementerian/lembaga, Pemda Provnsi dan Pemda Kabupaten/Kota dan
kecamatan minimal 2 kali dalam setahun Pemerintah Desa pada huruf a. angka 2 yang menyatakan bahwa "terselenggaranya rembug stunting tingkat kecamatan
dengan target pelaksanaan minimal 2 kali dalam setahun."
2. Petunjuk Teknis Pedoman Pelaksanaan Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi di Kabupaten/Kota edisi Juni 2019
Aksi Integrasi 3 rembuk stunting kabupaten/kota pada poin 3.5 jadwal, yang menyatakan bahwa "Waktu penyelenggaraan
Rembuk Stunting disesuaikan dengan jadwal perencanaan tahunan kabupaten/ kota sehingga hasilnya bisa terakomodir
dalam dokumen perencanaan dan penganggaran kabupaten/kota. Idealnya, Rembuk Stunting kabupaten/kota dilakukan
sebelum Musrenbang kabupaten/kota dilaksanakan (Februari). Kegiatan Rembuk Stunting dapat dilaksanakan pada saat
kegiatan Forum OPD untuk Penyusunan Renja OPD kabupaten/kota (Februari)."
1.1.5 Apakah Pemerintah Pemerintah Kabupaten TTS telah memberikan Peraturan Bupati Timor Tengah Selatan Nomor 37 Tahun 2019 tentang Pencegahan Penanganan Anak Kerdil (Stunting)
Kabupaten TTS telah penghargaan dalam upaya percepatan Terintegrasi pada Bab XII penghargaan pada Pasal 24 yang menyatakan bahwa "Pemerintah Daerah dapat memberikan
memberikan penghargaan pencegahan dan penurunan stunting penghargaan kepada masyarakat dan/atau institusi yang peduli terhadap penurunan stunting di Daerah. Kategori, kriteria dan
dalam upaya percepatan bentuk pemberian penghargaan dikoordinasikan oleh Badan Pembangunan Daerah."
pencegahan dan penurunan
stunting ?
1.2 Apakah pelaksanaan 1.2.1 Apakah Pemerintah a. Pemerintah Kabupaten TTS telah Petunjuk Teknis Pedomanan Pelaksanaan Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi di Kabupaten/ Kota Edisi Juni 2019.
konvergensi program pada Kabupaten TTS telah melaksanakan analisis situasi dalam Aksi Integrasi 1 Analisis Situasi Program Penurunan Stunting pada:
Pemerintah Kabupaten TTS melaksanakan analisis situasi menetapkan lokasi prioritas untuk mendukung a. angka 1.1 definisi yang menyatakan bahwa "Analisis Situasi program pencegahan dan penurunan stunting adalah proses
telah mendukung upaya untuk program dan kegiatan upaya percepatan pencegahan stunting pada untuk mengidentifikasi sebaran prevalensi stunting dalam wilayah kabupaten/kota, situasi ketersediaan program, dan praktik
percepatan pencegahan dan dalam upaya percepatan wilayah Kabupaten TTS. manajemen layanan. Analisis Situasi dilakukan untuk memahami permasalahan dalam integrasi intervensi gizi spesifik dan
penurunan stunting? pencegahan dan penurunan sensitif pada sasaran rumah tangga 1.000 HPK. Hasil Analisis Situasi merupakan dasar perumusan rekomendasi kegiatan
stunting ? yang harus dilakukan untuk meningkatkan integrasi intervensi gizi bagi rumah tangga 1.000 HPK."
b. angka 1.7 tahapan pelaksanaan, tahap 3 Pelaksanaan Analisis Situasi, poin 4 Rekomendasi Lokasi Fokus dan Realokasi
atau Penambahan Alokasi Program yang menyatakan bahwa "Tim pelaksana merumuskan lokasi fokus dan rekomendasi
perbaikan alokasi anggaran program/ kegiatan berdasarkan hasil-hasil analisis sebelumnya. Tim pelaksana memfasilitasi
pembahasan rekomendasi perbaikan ini dengan sektor-sektor yang terlibat. Pembahasan dengan sektor-sektor tersebut
bertujuan untuk mengonfirmasikan hasil analisis situasi dan menyepakati rekomendasi perbaikan alokasi program.
Rekomendasi sekurang-kurangnya meliputi:
a). Lokasi prioritas (fokus penanganan); yaitu wilayah-wilayah yang menjadi lokasi prioritas pelaksanaan program/kegiatan"
Lampiran 1
No. AQ 1 (Tujuan Audit) No. AQ 2 (Sasaran Audit) No. AQ 3 (Objek) Kriteria Sumber Kriteria
b. Pemerintah Kabupaten TTS telah Petunjuk Teknis Pedomanan Pelaksanaan Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi di Kabupaten/ Kota Edisi Juni 2019.
melaksanakan analisis situasi intervensi untuk Aksi Integrasi 1 Analisis Situasi Program Penurunan Stunting pada:
masing-masing program dan kegiatan dalam a. angka 1.7 tahapan pelaksanaan, tahap 3 Pelaksanaan Analisis Situasi, poin 3 Analisis Ketersediaan Program dan
upaya percepatan pencegahan dan Kesenjangan Cakupan Layanan, pada
penurunan stunting. 1) huruf A pemetaan program dan pendanaan yang menytakan bahwa "Tim pelaksana memetakan program/kegiatan yang
tersedia di kabupaten/kota untuk setiap intervensi gizi spesifik dan sensitif beserta sumber dan besaran pendanaannya.
Tujuannya adalah untuk mengetahui:
a). Ketersediaan (ada/tidaknya) program/kegiatan untuk setiap intervensi gizi spesifik dan sensitif
b). Ketersediaan (ada/tidaknya) program/kegiatan penyediaan intervensi gizi spesifik dan sensitif berdasarkan kecamatan
dan desa
c). Daftar kecamatan/desa berdasarkan kelengkapan program/kegiatan untuk intervensi gizi spesifik dan sensitif"
1) huruf B Identifikasi Kesenjangan Program untuk Integrasi Layanan yang menyatakan bahwa "Tim pelaksana
menggunakan hasil langkah pemetaan program dan pendanaan untuk mengidentifikasi program/kegiatan yang tidak tersedia
di sebagian besar wilayah atau tidak tersedia di wilayah-wilayah yang memerlukan perhatian khusus (termasuk wilayah
hotspot). Program yang akan diprioritaskan alokasinya mempertimbangkan kesenjangan cakupan layanan dari hasil
identifikasi.
Tim pelaksana menggunakan data cakupan layanan dan hasil identifikasi kesenjangan program untuk mengidentifikasi:
a). Program/kegiatan yang perlu diprioritaskan pengalokasian/penyediaannya karena cakupan
layanan yang relatif rendah
b). Sumber daya penyelenggaraan layanan yang perlu disediakan/ditingkatkan dalam rangka
peningkatan cakupan layanan."
1.2.2 Apakah Pemerintah a. Pemerintah Kabupaten TTS telah 1. Peraturan Presiden No.72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting pada Lampiran A target antara strategi
Kabupaten TTS telah melaksanakan program intervensi spesifik nasional percepatan penurunan stunting yang menyatakan bahwa "tersedianya layanan intervensi spesifik dengan indikator
melaksanakan program dalam upaya percepatan pencegahan dan sasaran 1. Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang mendapatkan tambahan asupan gizi; 2. Persentase ibu
intervensi spesifik dalam penurunan stunting. hamil yang mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90 tablet selama masa kehamilan; 3. Persentase remaja
upaya percepatan pencegahan putri yang mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD); 4. Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat Air Susu Ibu
dan penurunan stunting? (ASI) eksklusif; 5. Persentase anak usia 6-23 bulan yang mendapat Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI); 6.
Persentase anak berusia di bawah lima tahun (balita) gizi buruk yang mendapat pelayanan tata laksana gizi buruk; 7.
Persentase anak berusia di bawah lima tahun (balita) yang dipantau pertumbuhan dan perkembangannya; 8. Persentase
anak berusia di bawah lima tahun (balita) gizi kurang yang mendapat tambahan asupan gizi; 9. Persentase anak berusia di
bawah lima tahun (balita) yang memperoleh imunisasi dasar lengkap.
2. Peraturan Bupati Timor Tengah Selatan Nomor 37 Tahun 2019 tentang Pencegahan Penanganan Anak Kerdil (Stunting)
Terintegrasi pada:
a. Pasal 8 ayat (1) Kegiatan Intervensi Gizi Spesifik dengan sasaran ibu hamil, remaja putri dan wanita usia subur meliputi:
1). setiap ibu hamil, remaja putri dan wanita usia subur harus mendapat asupan gizi yang cukup; 2). setiap ibu hamil harus
mendapat tablet tambah darah, minimal 90 (sembilan puluh) tablet selama kehamilan; 3). setiap remaja putri dan wanita usia
subur wajib mendapat tablet tambah darah, minimal 1 (satu) tablet selama 1 (satu minggu dan 1 (satu) tablet setiap hari
selama menstruasi; dan 4). pemeriksaan kesehatan ibu hamil haru.s dilakukan selama masa kehamilan disarana kesehatan
oleh bidan dan atau dokter.
b. Pasal 8 ayat (2) Kegiatan Intemensi Gizi Spesifik pada saat bayi baru lahir sampai dengan usia 6 (enam) bulan, meliputi:
1). persalinan harus ditolong oleh bidan dan/atau dokter dan segera setelah bayi lahir harus melakukan Inisiasi Menyusu
Dini; 2). mendorong pemberian Air Susu Ibu eksklusif; dan 3). setiap pihak harus memberikan dukungan clan kesempatan
kepada ibu menyusui untuk memberikan ASI kepada bayinya.
c. Pasal 8 ayat (3) Kegiatan Intervensi Gizi Spesifik clengan sasaran bayi usia 6 (enam) bulan sampai dengan 2 (dua) Tahun,
meliputi: 1). mendorong kelanjuta.n pemberian ASI hingga usia 2 (dua) Tahun atau lebih didampingi oleh pemberian
makanan pendarnping ASI (MP-ASI); 2). bayi dan anak wajib memperoleh kapsul vitamin A dan imunisasi dasar lengkap; 3).
pemberian asupan gizi yang cukup; 4). menyediakan obat cacing; 5). menyediakan suplernentasi zink; 6). melakukan
fortifikasi zat besi ke dalam makanan; 7). memberikan perlindungan terhadap malaria; 8). melakukan pencegahan dan
pengobatan diare; 9). promosi dan konseling pemberian makanan bayi dan anak (PMBA); 10). panatalaksanaan gizi buruk;
dan/atau 11). pemantauan dan promosi pertumbuhan.
b. Pemerintah Kabupaten TTS telah Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting) Periode 2018-2024:
melaksanakan intervensi gizi spesifik pada Poin 4.2.3 paragraf 93 yang menyatakan bahwa "Untuk menyelenggarakan intervensi gizi spesifik dan sensitif secara
lokasi prioritas yang telah ditetapkan. konvergen agar tepat melayani kelompok sasaran dan tepat lokasi desa, pemerintah kabupaten/kota mempunyai peran yang
strategis poin g "Memastikan rencana program/kegiatan, lokus, dan sumber pembiayaan untuk intervensi gizi spesifik dan
gizi sensitif dimuat dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) atau Rencana Kerja (Renja) OPD."
c. Pemerintah Kabupaten TTS telah Peraturan Bupati Timor Tengah Selatan Nomor 37 Tahun 2019 tentang Pencegahan Penanganan Anak Kerdil (Stunting)
melakukan pelaksanaan intervensi gizi Terintegrasi pada :
spesifik kepada pihak yang berhak menerima a. Pasal 7 ayat (1) Sasaran kegiatan penurunan Stunting, meliputi: 1) sasaran untuk intervensi gizi spesifik; dan 2) sasaran
sesuai indikator sasaran yang telah ditetapkan untuk intervensi gizi sensitif.
b. Pasal 7 ayat (2) Sasaran untuk intervensi gizi spesifik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi: 1) ibu harnil;
2) ibu meny-usui dan bayi lahir sampai usia. 6 (enam) bulan; 3) bayi usia 6 (enam) bulan sampai dengan. 2 (dua) Tahun; dan
4) remaja putri dan wanita usia subur.
1.2.3 Apakah Pemerintah a. Pemerintah Kabupaten TTS telah 1. Peraturan Presiden No.72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting pada Lampiran A target antara strategi
Kabupaten TTS telah melaksanakan program intervensi sensitif nasional percepatan penurunan stunting yang menyatakan bahwa "tersedianya layanan intervensi sensitif dengan indikator
melaksanakan program dalam upaya percepatan pencegahan dan sasaran 1. Persentase pelayanan Keluarga Berencana (KB) pascapersalinan; 2. Persentase kehamilan yang tidak diinginkan;
intervensi sensitif dalam upaya penurunan stunting. 3. Cakupan calon Pasangan Usia Subur (PUS) yang memperoleh pemeriksaan kesehatan sebagai bagian dari pelayanan
percepatan pencegahan dan nikah; 4. Persentase rumah tangga yang mendapatkan akses air minum layak di kabupaten/kota lokasi prioritas; 5.
penurunan stunting ? Persentase rumah tangga yang mendapatkan akses sanitasi (air limbah domestik) layak di kabupaten kota lokasi prioritas; 6.
Cakupan Penerima Iuran (PBI) Bantuan Jaminan Kesehatan Nasional; 7. Cakupan keluarga berisiko Stunting yang
memperoleh pendampingan; 8. Jumlah keluarga miskin dan rentan yang memperoleh bantuan tunai bersyarat; 11.
Persentase desa/kelurahan stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) atau Open Defecation Free (oDF).
1.2.3 Apakah Pemerintah
Kabupaten TTS telah
melaksanakan program
intervensi sensitif dalam upaya
percepatan pencegahan dan Lampiran 1
penurunan stunting ?
No. AQ 1 (Tujuan Audit) No. AQ 2 (Sasaran Audit) No. AQ 3 (Objek) Kriteria Sumber Kriteria
b. intervensi gizi sensitif pada lokasi prioritas Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting) Periode 2018-2024:
yang telah ditetapkan Poin 4.2.3 paragraf 93 yang menyatakan bahwa "Untuk menyelenggarakan intervensi gizi spesifik dan sensitif secara
konvergen agar tepat melayani kelompok sasaran dan tepat lokasi desa, pemerintah kabupaten/kota mempunyai peran yang
strategis poin g "Memastikan rencana program/kegiatan, lokus, dan sumber pembiayaan untuk intervensi gizi spesifik dan
gizi sensitif dimuat dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) atau Rencana Kerja (Renja) OPD."
c. Pemerintah Kabupaten TTS telah Peraturan Bupati Timor Tengah Selatan Nomor 37 Tahun 2019 tentang Pencegahan Penanganan Anak Kerdil (Stunting)
melakukan pelaksanaan intervensi gizi sensitif Terintegrasi pada :
kepada pihak yang berhak menerima sesuai a. Pasal 7 ayat 1 Sasaran kegiatan penurunan Stunting, meliputi: a. sasaran untuk intervensi gizi spesifik; dan b. sasaran
indikator sasaran yang telah ditetapkan untuk intervensi gizi sensitif.
b. Pasal 7 ayat 3 sasaran untuk intervensi sensitif sebagaimana dimaksud paa ayat 1 huruf b yaitu masyarakat umum,
khususnya keluarga.
1.2.4 Apakah Pemerintah a. Pemerintah Kabupaten TTS telah 1. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting Pasal 6 Ayat 2 yang menyatakan
Kabupaten TTS telah melaksanakan program kampanye dan bahwa "Pilar dalam Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stuntig dimaksud pada ayat (1) meliputi: b. Peningkatan
melaksanakan program komunikasi perubahan perilaku dalam upaya komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat.
kampanye dan komunikasi percepatan pencegahan dan penurunan
perubahan perilaku dalam stunting. 2. Pedoman Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku dalam Percepatan Pencegahan Stunting di Indonesia Bagian 4.2.1:
upaya percepatan pencegahan Perencanaan Tingkat Daerah yang menyatakan bahwa "Kabupaten/Kota harus menyusun strategi komunikasi perubahan
dan penurunan stunting ? perilaku dalam upaya pencegahan stunting berdasarkan kondisi lokal. Dinas Kesehatan dan Dinas Komunikasi dan
Informatika di tingkat provinsi berperan sebagai perpanjangan tangan Kementerian Kesehatan dan Kementerian Komunikasi
dan Informasi dalam menyusun strategi komunikasi perubahan perilaku di tingkat kabupaten/kota dan melakukan
pengawasan implementasi dari strategi tersebut."
3. Peraturan Presiden No.72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting pada Lampiran A target antara strategi
nasional percepatan penurunan stunting yang menyatakan bahwa "tersedianya layanan intervensi sensitif dengan indikator
sasaran 9. Persentase target sasaran yang memiliki pemahaman yang baik tentang Stunting di lokasi prioritas.
4. Peraturan Bupati TTS Nomor 37 Tahun 2019 tentang Pencegahan dan Penanganan Anak Kerdil (Stunting) Pasal 5 yang
menyatakan bahwa "aksi bersama dan terobosan untuk percepatan pencegahan dan penanganan stunting dilakukan melalui
beberapa pilar meliputi: a. kampanye dengan fokus pada peningkatan kesadaran, pemahaman mendorong perubahan
perilaku untuk mencegah stunting."
b. Pemerintah Kabupaten TTS telah 1. Peraturan Presiden No.72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting pada Lampiran A target antara strategi
melaksanakan program kampanye dan nasional percepatan penurunan stunting yang menyatakan bahwa "tersedianya layanan intervensi sensitif dengan indikator
komunikasi perubahan perilaku pada lokasi sasaran 9. Persentase target sasaran yang memiliki pemahaman yang baik tentang Stunting di lokasi prioritas.
prioritas dalam upaya percepatan pencegahan
dan penurunan stunting. 2. Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting) Periode 2018-2024. Bagian 3.2 Pilar 2 Kampanye
Nasional dan Komunikasi Perubahan Perilaku pada poin 3.2.3 instrumen pelaksanaan, paragraf 43 yang menyatakan bahwa
"Kampanye perubahan perilaku bagi masyarakat umum yang konsisten dan berkelanjutan. Aksi ini dikembangkan dengan
memperhatikan keberagaman sosial budaya masyarakat dan bukti-bukti keberhasilan intervensi untuk mencegah dan
menurunkan angka stunting. Kampanye menggunakan materi komunikasi, informasi, dan edukasi dengan pesan yang sama
secara nasional yang disampaikan melalui berbagai bentuk media komunikasi, institusi pendidikan dan keagamaan,
organisasi masyarakat madani, organisasi profesi, swasta, dan sebagainya.
c. Pemerintah Kabupaten TTS telah Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting) Periode 2018-2024. Bagian 3.2 Pilar 2 Kampanye Nasional
menggunakan seluruh saluran/media dan Komunikasi Perubahan Perilaku pada poin 3.2.3 instrumen pelaksanaan, paragraf 43 yang menyatakan bahwa
komunikasi dalam melaksanakan program "Kampanye perubahan perilaku bagi masyarakat umum yang konsisten dan berkelanjutan. Aksi ini dikembangkan dengan
kampanye dan komunikasi perubahan memperhatikan keberagaman sosial budaya masyarakat dan bukti-bukti keberhasilan intervensi untuk mencegah dan
perilaku dalam upaya percepatan pencegahan menurunkan angka stunting. Kampanye menggunakan materi komunikasi, informasi, dan edukasi dengan pesan yang sama
dan penurunan stunting secara nasional yang disampaikan melalui berbagai bentuk media komunikasi, institusi pendidikan dan keagamaan,
organisasi masyarakat madani, organisasi profesi, swasta, dan sebagainya.
1.2.5 Apakah Pemerintah a. Pemerintah Kabupaten TTS telah 1. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting pada
Kabupaten TTS telah melaksanakan program pemenuhan a. Pasal 6 Ayat 2 yang menyatakan bahwa "Pilar dalam Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stuntig dimaksud pada
melaksanakan program kebutuhan pangan dan gizi masyarakat dalam ayat (1) meliputi huruf d. peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada tingkat individu, keluarga, dan masyarakat."
pemenuhan kebutuhan upaya percepatan pencegahan dan b. Lampiran A target antara strategi nasional percepatan penurunan stunting yang menyatakan bahwa "tersedianya layanan
pangan dan gizi masyarakat penurunan stunting intervensi sensitif dengan indikator sasaran 10. Jumlah keluarga miskin dan rentan yang menerima bantuan sosial pangan."
dalam upaya percepatan
pencegahan dan penurunan 2. Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting) Periode 2018-2024. Bagian 3.4 Pilar 4 Ketahanan
stunting? Pangan dan Gizi pada poin 3.4.2 strategi pelaksanaan, paragraf 56 yang menyatakan bahwa "Strategi pencapaian tujuan
Pilar 4 (empat) adalah:
huruf a. Pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga dengan mempercepat diversifikasi pangan berbasis sumber daya
pangan lokal dan pengembangan kawasan rumah pangan yang berkelanjutan sehingga menjangkau seluruh kabupaten/kota
prioritas pencegahan stunting, contohnya Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dan Gemar Makan Ikan.
huruf b. Perluasan program bantuan sosial dan bantuan pangan yang bergizi untuk keluarga kurang mampu agar dapat
memenuhi kebutuhan gizi sasaran prioritas di tiap-tiap keluarga."
b.Pemerintah Kabupaten TTS telah Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah Kegiatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) Tahun 2021 yang menyatakan bahwa
melaksanakan pendampingan dan pembinaan Penanggungjawab kegiatan di tingkat kabupaten/kota adalah Kepala Dinas yang menangani fungsi Ketahanan Pangan
pada program pemenuhan kebutuhan pangan kabupaten/kota. Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan P2L, dibentuk Tim Teknis yang bertanggung jawab melakukan pada
dan gizi masyarakat dalam upaya percepatan huruf g. Membimbing dan mendampingi pelaksanaan kegiatan P2L dalam budidaya pertanaman sayuran, membantu
pencegahan dan penurunan stunting. mencari peluang pemasaran;
Lampiran 1
No. AQ 1 (Tujuan Audit) No. AQ 2 (Sasaran Audit) No. AQ 3 (Objek) Kriteria Sumber Kriteria
1.2.6 Apakah Pemerintah a. Pemerintah Kabupaten TTS telah Peraturan Presiden RI Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting
Kabupaten TTS telah melakukan monitoring dan evaluasi terkait 1. Pasal 24 Ayat (1); Pemantauan dan Evaluasi pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting dilakukan oleh kementerian/
melaksanakan monitoring, stunting lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah kabupatenf kota, dan Pemerintah Desa sesuai dengan
evaluasi dan pemanfaatan kewenangannya.
sistem informasi dalam upaya
percepatan pencegahan dan 2. Peraturan Buptai TTS Nomor 37 tahun 2019 tentang Pencegahan dan penanganan anak kerdil (Stunting) Terintegrasi
penurunan stunting? Pasal 21 Huruf d; Melaporkan perkembangan pelaksanaan Program dan Kegiatan Pencegahan Stunting tingkat desa secara
berkala 3 (tiga) bulan kepada kepada Bupati Timor Tengah Selatan melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten TTS.
b. Pemerintah Kabupaten TTS dalam hasil Peraturan Presiden RI Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting pada Pasal 23 yang menyatakan
monitoring dan evaluasi telah dilengkapi bahwa "Pemantauan, Evaluasi, dan pelaporan bertujuan untuk:
dengan saran perbaikan dan rekomendasi a. mengetahui kemajuan dan keberhasilan pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting;
b. memberikan umpan balik bagi kemajuan pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting;
c. menjadi pertimbangan perencanaan dan penganggaran serta peningkatan akuntabilitas Percepatan Penurunan Shtnting;
d. memberikan penilaian kesesuaian terhadap kegiatan, keluaran, dan target Strategi Nasional Percepatan Penurunan
Stunting dan rencana aksi nasional; dan
e. menjadi pertimbangan pemberian rekomendasi untuk pencapaian keberhasilan pelaksanaan Percepatan Penurunan
Stunting.
1.2.7 Apakah Pemerintah a. Pemerintah Kabupaten TTS telah 1 .Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (stunting)_Point 87 huruf a yang menyatakan bahwa pelaksanaan
Kabupaten TTS telah memenuhi target angka Prevalensi Stunting koordinasi dilakukan melalui pertemuan berkala tiga bulanan untuk membahas pelaksanaan pencegahan stunting, di
memenuhi capaian angka yang telah ditetapkan dalam dokumen antaranya: a) penyelarasan kebijakan dan target provinsi dengan kebijakan nasional
Prevalensi Stunting sesuai perencanaan (RPJMD,RKPD, Renstra OPD, 2. Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (stunting) pada lampiran 3 Kerangka Pemantauan dan Evaluasi
target yang telah ditetapkan? dan Renja OPD). Strategi Nasional Indikator: Penurunan Prevalensi Stunting Tingkat Nasional dan Kabupaten dengan alat verifikasi data
susenas dan data riskesdas
b. Pemerintah Kabupaten TTS telah 4. Peraturan Menteri Kesehatan No. 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak pada
menggunakan metode sesuai dengan standar a. Pasal 1 ayat 1 yang menyatakan bahwa Antropometri adalah suatu metode yang digunakan untuk menilai ukuran, proporsi
yang berlaku dalam hal pemerolehan nilai dan komposisi tubuh manusia;
capaian prevalensi stunting b. Pasal 1 ayat 2 yang menyatakan bahwa Standar Antropometri Anak adalah kumpulan data tentang ukuran, proporsi,
komposisi tubuh sebagai rujukan untuk menilai status gizi dan tren pertumbuhan anak
c. Pasal 2 yang menyatakan bahwa Standari Antropometri Anak didasarkan pada parameter berat badan dan panjang/tinggi
badan yang terdiri atas empat indeks meliputi: a. berat badan menurut umur (BB/U), b. panjang/tinggi badan menurut umur
(PB/U atauTB/U), c. berat badan menurut panjang/tinggi badan (BB/PB atau BB/TB), d. Indeks Massa Tubuh menurut umur
(IMT/U)
d. Pasal 3 yang menyatakan bahwa Standar Antropometri Anak wajib digunakan sebagai acuan tenaga kesehatan pengelola
dan para pemangku kepentingan terkait utuk penilaian: a. status gizi anak dan b. tren pertumbuhan anak.
1.3 Apakah upaya sinergi yang 1.3.1 Apakah Pemerintah a. Pemerintah Kabupaten TTS telah 1. Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting) Periode 2018-2024 pada
dilakukan Pemerintah Kabupaten TTS telah melaksanakan koordinasi antar tim forum bagian 4.1 Kerangka Koordinasi, Poin 4.1.2 paragraf 88 yang menyatakan bahwa "Pelaksanaan koordinasi dilakukan melalui
Kabupaten TTS dengan Desa melaksanakan koordinasi koordinasi internal tingkat kabupaten. pertemuan bulanan untuk memantau, membahas pelaporan dan kemajuan pelaksanaan pencegahan stunting serta
dan Lembaga Non-Pemerintah antar tim forum koordinasi menyusun rencana pembinaan. Koordinasi tersebut ditujukan untuk memastikan terpenuhinya sumber daya yang
telah mendukung upaya dalam mendukung upaya mendukung intervensi gizi secara konvergen melalui proses perencanaan dan penganggaran, yang meliputi SDM, anggaran,
percepatan pencegahan dan percepatan pencegahan dan dukungan logistik, dan kemitraan. Kabupaten/kota diharapkan dapat melakukan pembinaan dan pendampingan pelaksanaan
penurunan stunting? penurunan stunting? intervensi gizi prioritas secara konvergen di tingkat kecamatan dan desa. Peran koordinasi di tingkat kabupaten/kota sangat
penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kebijakan intervensi gizi secara konvergen dengan menyelaraskan
kebijakan daerah, kebijakan pusat, dan kondisi daerahnya masing-masing. Pelaksanaan koordinasi di tingkat kabupaten/kota
menggunakan forum koordinasi yang ada, seperti Tim Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD PG), Tim Koordinasi
Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD), atau tim lainnya yang dinilai efektif untuk mengkoordinasikan pelaksanaan
intervensi penurunan stunting terintegrasi di tingkat kabupaten/kota."
2. Peraturan Presiden RI Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting Lampiran B Uraian Pilar Strategi
Nasional Percepatan Penurunan Stunting pada Pilar 2 Peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan
masyarakat huruf c yang menyatakan bahwa "melakukan penguatan peran organisasi keagamaan dalam komunikasi
perubahan perilaku untuk penurunan stunting, angka 1. Terlaksananya forum komunikasi perubahan perilaku dalam
penurunan Stunting lintas agama."
b. Pemerintah Kabupaten TTS dhi. Tim Peraturan Presiden RI Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting pada Pasal 17 huruf b yang
Pokja/TPPS Kabupaten TTS telah melakukan menyatakan bahwa "melakukan koordinasi, sinkronisasi, dan integrasi program dan kegiatan Percepatan Penurunan
koordinasi dengan Tim Pokja/TPPS tingkat Stunting kementerian dan lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten/kota, Pemerintah Desa, dan
Provinsi NTT. Pemangku Kepentingan; dan huruf e mengoordinasikan peningkatan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia
kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa dalam
penyelenggaraan Percepatan Penurunan Stunting"
1.3.2 Apakah Pemerintah a. Pemerintah Kabupaten TTS telah Peraturan Presiden RI Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting pada
Kabupaten TTS telah memastikan seluruh desa memiliki Kader Pasal 10 ayat (3) Dalam rangka pelaksanaan program dan kegiatan Percepatan Penurunan Stunting sebagaimana dimaksud
melaksanakan peningkatan Pembangunan Manusia (KPM) atau Tim pada ayat (2), kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah kabupatenf kota, dan Pemerintah
kapasitas desa dalam Pendamping Keluarga (TPK) dalam Desa melakukan:
mendukung upaya percepatan mendukung upaya percepatan pencegahan a. penguatan perencanaan dan penganggaran;
pencegahan dan penurunan dan penurunan stunting. b. peningkatan kualitas pelaksanaan;
stunting? c. peningkatan kualitas Pemantauan, Evaluasi, dan pelaporan; dan
d. peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
Lampiran 1
No. AQ 1 (Tujuan Audit) No. AQ 2 (Sasaran Audit) No. AQ 3 (Objek) Kriteria Sumber Kriteria
b. Pemerintah Kabupaten TTS telah 1. Peraturan Presiden RI Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting pada
melaksanakan peningkatan kapasitas Pasal 10 ayat (3) Dalam rangka pelaksanaan program dan kegiatan Percepatan Penurunan Stunting sebagaimana dimaksud
terhadap Kader Pembangunan Manusia pada ayat (2), kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah kabupatenf kota, dan Pemerintah
(KPM)/Tim Pendamping Keluarga Desa melakukan:
(TPK)/Perangkat Desa pada desa/kelurahan a. penguatan perencanaan dan penganggaran;
dalam mendukung upaya percepatan b. peningkatan kualitas pelaksanaan;
pencegahan dan penurunan stunting. c. peningkatan kualitas Pemantauan, Evaluasi, dan pelaporan; dan
d. peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
1.3.3 Apakah Pemerintah a. Pemerintah Kabupaten TTS telah 1. Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting) Periode 2018-2024:
Kabupaten TTS telah melaksanakan pengawasan dan pembinaan bagian 3.3 Pilar 3: Konvergensi Program Pusat, Daerah dan Desa, poin 3.3.2 Strategi Pencapaian paragraf 48 tingkat
melaksanakan pembinaan kepada desa untuk mengintegrasikan kabupaten/kota huruf c yang menyatakan bahwa "Pemerintah Kabupaten Mengkoordinasikan dan melakukan pembinaan
kepada desa dalam program dan kegiatan percepatan kepada kecamatan dan pemerintah desa dalam menyelenggarakan intervensi prioritas, termasuk dalam mengoptimalkan
mendukung upaya percepatan pencegahan dan penurunan stunting dalam sumber daya, sumber dana dan pemutakhiran data."
pencegahan dan penurunan dokumen perencanaan dan penganggaran
stunting? desa. 2. Peraturan Presiden RI Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting pada Lampiran B. Uraian pilar
stategi nasional percepatan penurunan stunting, pada Pilar 3: Peningkatan konvergensi Intervensi Spesifik dan Intervensi
Sensitif di Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa.
pada Poin A.3 yang menyatakan bahwa "Persentase desa/kelurahan yang mengintergasikan program dan kegiatan
percepatan penurunan stunting dalam dokumen perencanaan dan penganggaran desa/kelurahan (RPJMDes, RKPDes serta
APBDes dan RKADes)"
b. Pemerintah Kabupaten TTS telah 1. Peraturan Presiden RI Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting pada Pasal 12 Pemerintah Daerah
memberikan kabupaten/kota memberikan pertimbangan, saran, dan rekomendasi kepada Pemerintah Desa dalam perencanaan dan
pertimbangan/saran/rekomendasi kepada penganggaran program dan kegiatan pembangunan desa terkait Percepatan Penurunan Stunting sesuai dengan ketentuan
desa untuk mengalokasikan dana desa untuk peraturan perundang-undangan.
Intervensi Spesifik dan Intervensi Sensitif
dalam mendukung upaya pencegahan dan 2. Peraturan Bupati Timor Tengah Selatan Nomor 37 Tahun 2019 tentang Pencegahan dan Penanganan Anak Kerdil
penurunan stunting. (Stunting) Terintegrasi pada Pasal 25
ayat (1) Pendanaan bagi pelaksanaan upaya penurunan Stunting bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara,
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa dan sumber lain yang sah dan tidak
mengikat sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
ayat (2) Pendanaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebesar minimal
20% (dua puluh persen).
1.3.4 Apakah Pemerintah Pemerintah Kabupaten TTS telah menyusun 1. Perpres No.72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting pada Pasal 13 Ayat (1) yang menyatakan bahwa
Kabupaten TTS telah Panduan teknis strategi pelibatan non "Dalam rangka penyelenggaraan Percepatan Penurunan Stunting, kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah Provinsi,
menyusun panduan teknis pemerintah dalam percepatan pencegahan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dan pemerintah Desa dapat melibatkan kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah
strategi pelibatan non dan penurunan stunting telah ditetapkan Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, Pemerintah Desa Terkait, dan Pemangku Kepentingan."
pemerintah dalam percepatan berdasarkan Perbub/Kepbub/Lainnya
pencegahan dan penurunan 2. Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting) Periode 2018-2024:
stunting? Poin 4.2.3 paragraf 93 yang menyatakan bahwa "Untuk menyelenggarakan intervensi gizi spesifik dan sensitif secara
konvergen agar tepat melayani kelompok sasaran dan tepat lokasi desa, pemerintah kabupaten/kota mempunyai peran yang
strategis, poin i Mengoordinasikan bantuan dari masyarakat, dunia usaha, donor, serta pihak lainnya yang terkait dalam
upaya pencegahan stunting ke kelompok sasaran dan lokasi desa."
1.3.5 Apakah Pemerintah a. Pemerintah Kabupaten TTS telah 1. Perpres No.72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting pada.
Kabupaten TTS telah melaksanakan koordinasi pelibatan Lembaga a. Pasal 13 Ayat (1) yang menyatakan bahwa "Dalam rangka penyelenggaraan Percepatan Penurunan Stunting,
melaksanakan koordinasi Non Pemerintah (Lembaya Swadaya kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dan pemerintah Desa dapat
pelibatan Lembaga Non Masyarakat (LSM), Akademisi dll) dalam melibatkan kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, Pemerintah Desa
Pemerintah dalam mendukung mendukung upaya percepatan pencegahan Terkait, dan Pemangku Kepentingan." dan
upaya percepatan pencegahan dan penurunan stunting b. Pasal 17 huruf f yang menyatakan bahwa "Mengoordinasikan peningkatan kerja sama dan kemitraan dengan Pemangku
dan penurunan stunting ? Kepentingan dalam penyelenggaraan Percepatan Penurunan Stunting."
Rincian kegiatan dari empat Dinas Konvergensi yang Belum Melakukan Penandaan
(Tagging) Anggaran pada TA 2021 dan TA 2022
Tahun
Nama OPD Program/ Kegiatan/ Sub Kegiatan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)
Anggaran
Tahun
Nama OPD Program/ Kegiatan/ Sub Kegiatan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)
Anggaran
Jumlah Keterangan
Kelompok
No. Desa Kecamatan Tani Bukan Desa
Penerima Desa Lokus 2021
Lokus 2021
Bantuan
1 Baki Amanuban Tengah 1 √
2 Belle Kie 1 √
3 Besana Mollo Barat 1 √
4 Bijaepunu Mollo Utara 1 √
13 Enonabuasa Noebeba 1 √
26 Konbaki Polen 1 √
27 Kotolin Kotolin 1 √
28 Kualin Kualin 1 √
29 Kuanfatu Kuanfatu 2 √
30 Kusi Kuanfatu 1 √
31 Laob Polen 2 √
32 Lelobatan Mollo Utara 2 √
33 Lilo Amanatun Utara 1 √
Maunum Amanuban Tengah √
34 1
Niki-Niki
35 Mella Noebana 6 √
36 Meusin Boking 1 √
38 Naib Noebeba 1 √
Jumlah Keterangan
Kelompok
No. Desa Kecamatan Tani Bukan Desa
Penerima Desa Lokus 2021
Lokus 2021
Bantuan
40 Nenas Fatumnasi 1 √
44 Niti Kokbaun 1 √
47 Noebesi Nunbena 1 √
50 Noenoni Oenino 1 √
52 Nuapin fatumnasi 1 √
54 Nunbena Nunbena 1 √
55 Nunfutu Fatukopa 3 √
56 Nunleu Kie 1 √
57 Nunusunu Kualin 1 √
59 Oebo Kuanfatu 1 √
60 Oebobo Batuputih 2 √
66 Oenino Oenino 2 √
68 Ofu Kolbano 1 √
70 Oinlasi Kie 1 √
72 Oof Kuatnana 2 √
73 Pana Kolbano 1 √
75 Pili Kie 1 √
77 Puna Polen 0 √
80 Sapnala Kokbaun 3 √
Lampiran 3
Jumlah Keterangan
Kelompok
No. Desa Kecamatan Tani Bukan Desa
Penerima Desa Lokus 2021
Lokus 2021
Bantuan
81 Saubalan Tobu 1 √
82 Sei Kolbano 1 √
83 Skinu Toianas 1 √
87 Teas Noebeba 1 √
88 Tetaf Kuatnana 1 √
90 Tobu Tobu 4 √
91 Toianas Toianas 1 √
94 Tuafanu Kualin 1 √
95 Tuakole Batuputih 1 √
Daftar Desa yang Belum Memprioritaskan Penggunaan APBDes-P TA 2021 dan APBDes TA 2022 untuk Upaya Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting
Persentasi
Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa Perbandingan Keterangan
APBDes Intervensi Sensitif Total Intervensi Total Intervensi
No. Kecamatan Nama Desa TA
(Rp) (Rp) (Rp) Dengan Apb Desa
Perubahan
Sub Bidang
Sub Bidang Sub Bidang Kelautan Sub Bidang Pertanian Dan (%) Bukan Desa
Intervensi Spesifik Kawasan Desa Lokus
Kesehatan Dan Perikanan Peternakan Lokus
Permukiman
a b c d e f g=f h i j k=h+i+j l=g+k m=l/e n o
1 Kecamatan Noebana Pemerintah Desa Suni 2021 1.305.944.300 96.090.000 96.090.000 - 3.640.550 154.500.000 158.140.550 254.230.550 19,47 √
2 Kecamatan Amanuban Tengah Pemerintah Desa Noebesa 2021 1.103.869.300 136.829.020 136.829.020 - - 70.792.000 70.792.000 207.621.020 18,81 √
3 Kecamatan Noebeba Pemerintah Desa Oepliki 2021 1.541.779.516 219.892.400 219.892.400 3.852.800 - 62.454.220 66.307.020 286.199.420 18,56 √
4 Kecamatan Toianas Pemerintah Desa Skinu 2021 1.251.026.000 82.649.300 82.649.300 141.954.360 - - 141.954.360 224.603.660 17,95 √
5 Kecamatan Mollo Barat Pemerintah Desa Oel Uban 2021 1.280.708.600 194.721.040 194.721.040 - - 32.675.000 32.675.000 227.396.040 17,76 √
6 Kecamatan Mollo Selatan Pemerintah Desa Kesetnana 2021 1.460.022.700 253.980.600 253.980.600 - - - - 253.980.600 17,40 √
7 Kecamatan Kok Baun Pemerintah Desa Sabnala 2021 1.418.336.900 85.810.000 85.810.000 156.226.000 - - 156.226.000 242.036.000 17,06 √
8 Kecamatan Fatumnasi Pemerintah Desa Nuapin 2021 1.718.183.300 219.567.065 219.567.065 - - 72.576.038 72.576.038 292.143.103 17,00 √
9 Kecamatan Mollo Utara Pemerintah Desa Bijaepunu 2021 1.467.673.000 188.429.440 188.429.440 - - 41.000.000 41.000.000 229.429.440 15,63 √
10 Kecamatan Nunkolo Pemerintah Desa Fat 2021 1.312.582.600 138.060.000 138.060.000 27.465.100 - 37.528.500 64.993.600 203.053.600 15,47 √
11 Kecamatan Fatukopa Pemerintah Desa Ello 2021 1.084.360.600 107.205.600 107.205.600 - - 54.006.370 54.006.370 161.211.970 14,87 √
12 Kecamatan Kot Olin Pemerintah Desa Kot'olin 2021 1.736.436.000 162.625.116 162.625.116 - - 91.000.252 91.000.252 253.625.368 14,61 √
13 Kecamatan Mollo Selatan Pemerintah Desa Bikekneno 2021 1.364.934.300 144.973.300 144.973.300 - - 50.435.000 50.435.000 195.408.300 14,32 √
14 Kecamatan Fautmolo Pemerintah Desa Oeleon 2021 1.406.736.300 144.288.790 144.288.790 - - 56.812.500 56.812.500 201.101.290 14,30 √
15 Kecamatan Amanuban Tengah Pemerintah Desa Sopo 2021 1.218.006.600 93.377.000 93.377.000 6.200.000 - 73.105.000 79.305.000 172.682.000 14,18 √
16 Kecamatan Mollo Utara Pemerintah Desa Ajaobaki 2021 1.546.043.000 179.936.210 179.936.210 - - 32.460.000 32.460.000 212.396.210 13,74 √
17 Kecamatan Amanuban Selatan Pemerintah Desa Bena 2021 1.574.238.400 210.240.601 210.240.601 - - - - 210.240.601 13,36 √
18 Kecamatan Amanuban Barat Pemerintah Desa Haumeni Baki 2021 1.216.213.491 76.816.400 76.816.400 42.906.800 - 41.176.291 84.083.091 160.899.491 13,23 √
19 Kecamatan Amanuban Timur Pemerintah Desa Billa 2021 1.613.214.000 208.654.500 208.654.500 - - - - 208.654.500 12,93 √
20 Kecamatan Kota Soe Pemerintah Desa Noemeto 2021 1.179.864.998 149.500.000 149.500.000 - - - - 149.500.000 12,67 √
21 Kecamatan Fatukopa Pemerintah Desa Fatukopa 2021 1.519.825.300 146.638.773 146.638.773 - - 36.850.000 36.850.000 183.488.773 12,07 √
22 Kecamatan Noebana Pemerintah Desa Noebana 2021 1.201.036.190 74.753.290 74.753.290 - - 68.500.000 68.500.000 143.253.290 11,93 √
23 Kecamatan Boking Pemerintah Desa Nano 2021 1.594.217.300 188.386.264 188.386.264 - - - - 188.386.264 11,82 √
24 Kecamatan Kolbano Pemerintah Desa Nununamat 2021 1.731.609.000 53.956.614 53.956.614 - - 141.227.168 141.227.168 195.183.782 11,27 √
25 Kecamatan Ki'e Pemerintah Desa Fatuulan 2021 1.779.794.000 129.280.210 129.280.210 - - 70.327.500 70.327.500 199.607.710 11,22 √
26 Kecamatan Amanatun Selatan Pemerintah Desa Nunle"U 2021 1.441.597.000 104.740.800 104.740.800 - - 50.535.000 50.535.000 155.275.800 10,77 √
27 Kecamatan Batu Putih Pemerintah Desa Hane 2021 1.941.617.046 166.470.500 166.470.500 - - 36.850.000 36.850.000 203.320.500 10,47 √
28 Kecamatan Amanatun Selatan Pemerintah Desa Anin 2021 1.447.962.000 86.400.000 86.400.000 35.235.200 - 25.000.000 60.235.200 146.635.200 10,13 √
29 Kecamatan Ki'e Pemerintah Desa Boti 2021 1.606.772.000 100.720.000 100.720.000 - - 56.803.775 56.803.775 157.523.775 9,80 √
30 Kecamatan Kolbano Pemerintah Desa Oeleu 2021 1.656.131.000 121.301.770 121.301.770 - - 40.000.000 40.000.000 161.301.770 9,74 √
31 Kecamatan Fatukopa Pemerintah Desa Kiki 2021 1.048.586.600 100.910.081 100.910.081 - - - - 100.910.081 9,62 √
32 Kecamatan Santian Pemerintah Desa Manufui 2021 1.408.191.938 131.025.000 131.025.000 - - - - 131.025.000 9,30 √
33 Kecamatan Amanuban Selatan Pemerintah Desa Pollo 2021 1.507.761.400 106.892.000 106.892.000 - - 6.279.467 6.279.467 113.171.467 7,51 √
34 Kecamatan Amanuban Selatan Pemerintah Desa Oebelo 2021 1.824.595.000 100.081.500 100.081.500 - - 30.054.250 30.054.250 130.135.750 7,13 √
35 Kecamatan Batu Putih Pemerintah Desa Oebobo 2021 1.334.972.400 75.595.000 75.595.000 - - - - 75.595.000 5,66 √
36 Kecamatan Amanatun Utara Pemerintah Desa Muna 2022 1.507.622.200 68.000.000 68.000.000 - 46.584.800 142.613.800 189.198.600 257.198.600 17,06 √
37 Kecamatan Amanuban Barat Pemerintah Desa Haumeni Baki 2022 1.228.074.188 156.736.087 156.736.087 - - 31.774.705 31.774.705 188.510.792 15,35 √
Lampiran 6
Daftar Desa yang Tidak Mengalokasikan APBDes-P TA 2021 Namun Terdapat KK yang Belum Memiliki Jamban
Sehat
Keterangan
KK Tidak Memiliki
No. Kecamatan Nama Desa
Jamban Sehat
Desa Lokus Bukan Desa
2021 Lokus 2021
a b c d e f
1 Kota Soe Noemeto 104 √
2 Mollo Selatan Oinlasi 539 √
3 Mollo Utara Tunua 265 √
4 Mollo Utara Bijaepunu 320 √
5 Amanuban Timur Billa 229 √
6 Amanuban Timur Mauleum 525 √
7 Amanuban Tengah Taebesa 159 √
8 Amanuban Barat Haumeni Baki 3254 √
9 Amanatun Selatan Nunle"U 573 √
10 Amanatun Utara Lilo 329 √
11 Ki'e Boti 261 √
12 Ki'e Fatuulan 375 √
13 Kuanfatu Basmuti 551 √
14 Kuanfatu Kusi 131 √
15 Fatumnasi Nuapin 253 √
16 Polen Konbaki 430 √
17 Batu Putih Hane 524 √
18 Batu Putih Oebobo 493 √
19 Boking Nano 281 √
20 Toianas Skinu 465 √
21 Nunkolo Fat 131 √
22 Oenino Pene Utara 487 √
23 Kolbano Oeleu 600 √
24 Kolbano Nununamat 512 √
25 Kot Olin Kot'olin 433 √
26 Kualin Nunusunu 677 √
27 Mollo Barat Oel Uban 405 √
28 Kok Baun Sabnala 52 √
29 Noebana Suni 160 √
30 Santian Manufui 346 √
31 Noebeba Oepliki 425 √
32 Kuatnana Tetaf 846 √
33 Fautmolo Oeleon 246 √
34 Fatukopa Ello 112 √
35 Mollo Tengah Kualeu 346 √
36 Tobu Bonleu 210 √
Lampiran 7
Daftar Desa yang Tidak Mengalokasikan APBDes TA 2022 Namun Terdapat KK yang Belum Memiliki Jamban
Sehat
Keterangan
KK Tidak Memiliki
No. Kecamatan Nama Desa
Jamban Sehat Desa Lokus Bukan Desa
2022 Lokus 2022
a b c d e f
1 Kota Soe Noemeto 104 √
2 Mollo Selatan Oinlasi 539 √
3 Mollo Utara Tunua 265 √
4 Mollo Utara Bijaepunu 320 √
5 Amanuban Timur Billa 229 √
6 Amanuban Timur Mauleum 525 √
7 Amanuban Tengah Taebesa 159 √
8 Amanuban Barat Haumeni Baki 3254 √
9 Amanatun Selatan Nunle"U 573 √
10 Amanatun Utara Lilo 329 √
11 Amanatun Utara Muna 269 √
12 Ki'e Boti 261 √
13 Ki'e Fatuulan 375 √
14 Kuanfatu Basmuti 551 √
15 Kuanfatu Kusi 131 √
16 Fatumnasi Nuapin 253 √
17 Polen Konbaki 430 √
18 Batu Putih Hane 524 √
19 Batu Putih Oebobo 493 √
20 Boking Nano 281 √
21 Toianas Skinu 465 √
22 Nunkolo Fat 131 √
23 Kolbano Oeleu 600 √
24 Kolbano Nununamat 512 √
25 Kot Olin Kot'olin 433 √
26 Kualin Nunusunu 677 √
27 Mollo Barat Besana 414 √
28 Mollo Barat Oel Uban 405 √
29 Noebana Suni 160 √
30 Santian Manufui 346 √
31 Noebeba Oepliki 425 √
32 Kuatnana Tetaf 846 √
33 Fautmolo Oeleon 246 √
34 Fatukopa Ello 112 √
35 Fatukopa Nifulinah 53 √
36 Mollo Tengah Kualeu 346 √
37 Tobu Bonleu 210 √
Lampiran 8
Daftar Desa yang Tidak Mengalokasikan APBDes-P TA 2021 Namun Terdapat KK yang Belum Memiliki Akses Air
Bersih Layak
Keterangan
KK Tidak Memiliki
No. Kecamatan Nama Desa Desa Lokus Bukan Desa
Akses Air Minum Layak
2022 Lokus 2022
a b c d e f
1 Kota Soe Noemeto 104 √
2 Mollo Utara Tunua 265 √
3 Mollo Utara Bijaepunu 320 √
4 Amanuban Timur Billa 229 √
5 Amanuban Timur Mauleum 57 √
6 Amanatun Selatan Nunle"U 130 √
7 Amanatun Utara Lilo 329 √
8 Ki'e Boti 261 √
9 Ki'e Fatuulan 375 √
10 Kuanfatu Basmuti 571 √
11 Kuanfatu Kusi 131 √
12 Fatumnasi Nuapin 253 √
13 Batu Putih Hane 138 √
14 Batu Putih Oebobo 493 √
15 Boking Nano 31 √
16 Toianas Skinu 326 √
17 Kolbano Oeleu 26 √
18 Kolbano Nununamat 160 √
19 Kot Olin Kot'olin 435 √
20 Kualin Nunusunu 677 √
21 Noebana Suni 77 √
22 Santian Manufui 346 √
23 Fautmolo Oeleon 95 √
24 Tobu Bonleu 210 √
Lampiran 9
Daftar Desa yang Tidak Mengalokasikan APBDes TA 2022 Namun Terdapat KK yang Belum Memiliki Akses Air
Bersih Layak
Keterangan
KK Tidak Memiliki
No. Kecamatan Nama Desa
Akses Air Minum Layak Desa Lokus Bukan Desa
2022 Lokus 2022
a b c d e f
1 Kota Soe Noemeto 104 √
2 Mollo Utara Tunua 265 √
3 Mollo Utara Bijaepunu 320 √
4 Amanuban Timur Billa 229 √
5 Amanuban Timur Mauleum 57 √
6 Amanuban Barat Haumeni Baki 3254 √
7 Amanatun Selatan Nunle"U 130 √
8 Amanatun Utara Lilo 329 √
9 Amanatun Utara Muna 269 √
10 Ki'e Boti 261 √
11 Ki'e Fatuulan 375 √
12 Kuanfatu Basmuti 571 √
13 Kuanfatu Kusi 131 √
14 Fatumnasi Nuapin 253 √
15 Batu Putih Hane 138 √
16 Batu Putih Oebobo 493 √
17 Boking Nano 31 √
18 Nunkolo Fat 131 √
19 Oenino Pene Utara 487 √
20 Kolbano Oeleu 26 √
21 Kot Olin Kot'olin 435 √
22 Kualin Nunusunu 677 √
23 Mollo Barat Besana 11 √
24 Noebana Suni 77 √
25 Santian Manufui 346 √
26 Noebeba Oepliki 425 √
27 Fautmolo Oeleon 95 √
28 Fatukopa Nifulinah 52 √
29 Tobu Bonleu 210 √
2022