Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Organisai Manajemen
DOSEN PENGAMPU
Susilawati, M.Si.
Disusun Oleh :
2022
Dalam suatu organisasi selalu melibatkan beberapa orang yang saling berinteraksi secara intensif.
Interaksi tersebut disusun dalam suatu struktur yang dapat membantu dalam usaha pencapaian tujuan
bersama. Agar pelaksanaan kerja dalam organisasi dapat berjalan sebagaimana mestinya maka dibutuhkan
sumber seperti perlengkapan, metode kerja, bahan baku, dan lain-lain. Usaha untuk mengatur dan
mengarahkan sumber daya ini disebut dengan manajemen. Sedangkan inti dari manajemen adalah
kepemimpinan atau leadership (Soetopo, 2012 P 209).
Di lingkungan masyarakat maupun dalam organisasi formal maupun non formal selalu ada seseorang
yang dianggap lebih dari yang lain. Seseorang yang memiliki kemampuan lebih tersebut kemudian
diangkat atau ditunjuk sebagai orang yang mengatur orang lainnya. Biasanya orang seperti itu disebut
pemimpin atau manajer. Dari kata pemimpin itulah kemudian muncul istilah kepemimpinan setelah
melalui proses yang panjang.
Upaya membangun keefektifan pemimpin terletak semata pada pembekalan dimensi keterampilan teknis
dan keterampilan konseptual. Adapun keterampilan personal menjadi terpinggirkan. Padahal sejatinya
efektifitas kegiatan manajerial dan pengaruhnya pada kinerja organisasi, sangat bergantung pada
kepekaan pimpinan untuk menggunakan keterampilan personalnya. Keterampilan personal tersebut
meliputi kemampuan untuk memahami perilaku individu dan perilaku kelompok dalam kontribusinya
membentuk dinamika organisasi, kemampuan melakukan modifikasi perilaku, kemampuan memahami
dan memberi motivasi, kemampuan memahami proses persepsi dan pembentukan komunikasi yang
efektif, kemampuan memahami relasi antar konsep kepemimpinan-kekuasaan-politik dalam organisasi,
serta kemampuan mengkontruksikan budaya organisasi yang ideal (Rivai, 2003 P1),
1.3 Tujuan
4. Agar mengetahui Faktor-Faktor apa saja yang mempengaruhi dalam Pengambilan keputusan
Kepemimpinan adalah suatu aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar mereka mau
diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Disini dapat ditangkap suatu pengertian jika seseorang telah
mulai berkeinginan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, maka disini kegiatan kepemimpinan itu
telah dimulai. Pengaruh dan kekuasaan dari seseorang pemimpin mulai nampak relevansinuntuk.
mempengaruhi perilaku orang lain, maka disini kegiatan kepemimpinan itu telah dimulai. Pengaruh dan
kekuasaan dari seseorang pemimpin mulai nampak relevansinya (Thoha, 2012 P 257).
Kepemimpinan mutlak diperlukan dimana terjadi hubungan kerja sama dalam mencapai tujuan organisasi.
Dalam kenyataannya kepemimpinan dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja, keamanan, kualitas
kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi Kepemimpinan juga memainkan peranan
kritis dalam membantu kelompok atau perorangan untuk mencapai tujuan merka.
Menurut M.S.P Hasibuan. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain untuk memahami dan
setuju tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana tugas itu dapat dilakukan secara efektif, dan
proses memfasilitasi usaha individu dan kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan menurut
pendapat Kartono, kepemimpinan adalah kemampuan untuk memberikan pengaruh yang konstruktif
kepada orang lain untuk melakukan suatu usaha koperatif mencapai tujuan yang telah direncanakan.
Studi tentang kepemimpinan ini sejak duu telah banyak menarik perhatian para ahli. Sepanjang sejarah
dikenal adanya kepemimpinan yang berhasil dan tidak berhasil. Selain itu kepemimpinan banyak
mempengaruhi cara kerjanya dan perilaku banyak orang. Sebagian sebabnya sudah ada yang diketahui,
sebagian belum terungkapkan. Oleh karena itu, kepemimpinan banyak menarik perhatian para ahli untuk
untuk dipelajari. Di Amerika Serikat terdapat banyak serangkaian penelitian tentang kepemimpinan mulai
dari yang klasik sampai yang modern (Thoha, 2012 P 275).
1. Studi Iowa
Usaha untuk mempelajari kepemimpinan pada mulanya dilakukan pada tahun 1930 oleh Ronald
Lippit Dan Ralph K. White di bawah pengarahan Kurt Lewin di Universitas Iowa. Usaha ini
mempunyai dampak yang panjang terhadap studi-studi berikutnya. Dalam penelitian ini klub hobi
dari anak-anak umur 10 tahun dibentuk. Setiap klub diminta memainkan tiga style
kepemimpinan, yakni: otokratis, demokratis dan semuanya sendiri (laissez faire). Pemimpin yang
otoriter bertindak sangat direktif. selalu memberikan pengarahan, dan tidak memberikan
kesempatan t imbulnya partisipasi, Kepemimpinan seperti ini cenderung memberikan
perhatian individual ketika memberikan pujian dan kritik, tetapi berusaha untuk lebih bersikap
impersonal dan berkawan dibandingkan dengan bermusuhan secara terbuka. Pemimpin yang
demokratis mendorong kelompok diskusi dan pembuat keputusan. Pemimpin ini mencoba untuk
bersikap "obyektil di dalam pemberian pujian atau kritik, dan menjadi satu dengan kelompok
dalam hal memberikan spirit. Adapun pemimpin semaunya sendiri (laissez faire) memberikan
kebebasan yang mutlak pada kelompok. Pemimpin semacam ini pada hakikatnya tidak
memberikant contoh-contoh kepemimpinan (Thoha. 2012 P 275).
2. Penemuan Ohio
Dalam tahun 1945, Biro Penelitian Bisnis dari Universitas Negeri Ohio melakukan serangkaian
penemuan dalam bidang kepemimpinan. Suatu tim riset interdisipliner mulai dari ahli psikologi,
sosiologi, dan ekonomi mengembangkan dan mempergunakan kuesioner Deskripsi Perilaku
Pemimpin (the Leader Behavior Description Questionnaire LBSQ), untuk menganalisis
kepemimpinan dalam berbagai tipe kelompok dan situasi. Penelitian ini dilakukan atas beberapa
komandan Angkatan Udara dan anggota-anggota pasukan pengebom (bombers crews), pejabat-
pejabat sipil di Angkatan Laut, pengawas-pengawas dalam pabrik, administrator administrator
perguruan tinggi, guru, kepala guru, penilik-penilik sekolah. pemimpin-pemimpin berbagai
gerakan mahasiswa, dan kelompok kelompok sipil lainnya (Thoha, 2012 P 279).
Pada saat yang hampir bersamaan dengan Universitas Ohio, kantor riset dari Angkatan Laut
mengadakan kontrak kerja sama dengan Pusat Riset Survei Universitas Michigan untuk
melakukan suatu penelitian. Tujuan dari kerja sama penelitian ini antara lain untuk menentukan
prinsip-prinsip produktivitas kelompok dan kepuasan anggota kelompok yang diperoleh dari
partisipasi mereka. Untuk mencapai tujuan ini maka pada tahun 1974, dilakukan penelitian di
Newark, New Jersey, pada perusahaan asuransi Prudential (Thoha, 2012 P 282).
Pemimpin hanya berpartisipasi minimum, para bawahannya menentukan diri sendiri masalahnya (Agus
Sabari, 2001 P 162). Selain gaya kepemimpinan, seorang pemimpin tetap mempunyai beberapa ciri-ciri
umum kepemimpinan, berikut ini empat ciri utama:
1. Mereka memberikan arahan dan arti bagi orang-orang yang mereka pimpin. Artinya, mereka bisa
mengingatkan para bawahan akan hal-hal penting dan membimbing pengikutnya menyadari bahwa
apa yang mereka lakukan mampu membuat perbedaan penting.
4. Mereka memberikan harapan. Dengan cara yang nyata atau simbolis mereka menekankan bahwa
kesuksesan akan dapat diraih (John M.ivancevich dkk. 2006 P 194).
Pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu alternatif cara bertindak metode yang efesiensi
sesuai situasi. Proses itu untuk menentukan dan menyelesaikan dan menemukan masalah organisasi.
Pernyataan ini menegaskan bahwa mengambil keputusan memerlukan suatu tindakan. dan membutuhkan
beberapa langkah (J.. Salusu, 1996 P 47).
Menurut G.R. Terry (dalam Hasan 2002) pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku
kelakuan tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada. Menurut S.P Siagian (1998) pengambilan
keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan
mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat. Sedangkan
menurut James A.F. Stoner pengambilan keputusan adalah sebagai proses yang digunakan untuk memilih
suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah (Nugroho J. Setiadi, 2008 P 17).
Pengambilan keputusan pada hakekatnya adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakekat suatu
masalah. Pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan
mengambil tindakan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
Dari pengertian ini dapat diartikan beberapa hal yaitu :
a. Dalam proses pengambilan keputusan tidak ada hal yang terjadi secara kebetulan.
b. Pengambilan keputusan harus didasarkan kepada sistematika tertentu, antara lain: dengan
mempertimbangkan kemampuan organisasi, personel yang tersedia, situasi lingkungan yang akan
digunakan untuk melaksanakan keputusan yang diambil.
c. Sebelum suatu masalah dapat dipecahkan dengan baik, hakekat dari masalah tersebut harus
diketahui dengan jelas.
d. Pemecahan masalah tidak dapat dilakukan dengan coba-coba tetapi harus didasarkan pada fakta
yang terkumpul secara sistematis, baik dan dapat dipercaya.
e. Keputusan yang baik adalah keputusan yang diambil dari berbagi alternatif yang ada setelah
alternatif-alternatif itu dianalisa secara matang.
Dari pengertian diatas menunjukan bahwa pengambilan keputusan sebagai tugas terpenting dan terutama
bagi seorang pemimpin yang baik, bukan merupakan tugas mudah dan bahwa apabila seorang ingin
diakui sebagai seorang pemimpin yang baik maka orang tersebut sepanjang karirnya harus teratur dan
berkesinambungan dengan kemampuan mengambil keputusan. Dengan kata lain pengambilan keputusan
adalah suatu teknik untuk memecahkan suatu masalah denagn mempergunakan teknik-teknik ilmiah.
1. Fisik
Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau kenikmatan. Ada
kecenderungan menghindari tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya
memilih tingkah laku yang memberikan kesenangan.
2. Emosional
Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu situasi secara subjective.
3. Rasional
Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi, memahami situasi dan
berbagai konsekuensinya.
4. Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang akan menilai
potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuanya dalam bertindak.
5. Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang keorang lainnya
dapat mempengaruhi tindakan individual.
6. Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin memberikan hasil
yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu. Selanjutnya, John D.Miller dalam
Imam Murtono (2009) menjelaskan faktor faktor yang berpengaruh dalam pengambilan
keputusan adalah: jenis kelamin pria atau wanita, peranan pengambilan keputusan, dan
keterbatasan kemampuan.
Kepemimpinan seseorang dalam sebuah organisasi sangat besar perannya dalam setiap pengambilan
keputusan, sehingga membuat keputusan dan mengambil tanggung jawab terhadap hasilnya adalah salah
satu tugas pemimpin, sehingga jika seorang pemimpin tidak mampu membuat keputusan, seharusnya dia
tidak dapat menjadi pemimpin. Pengambilan keputusan dalam tinjauan perilaku mencerminkan karakter
bagi seorang pemimpin. Oleh sebab itu, untuk mengetahui baik tidaknya keputusan yang diambil bukan
hanya dinilai dari konsekuensi yang ditimbulkannya, melainkan melalui berbagai pertimbangan dalam
prosesnya. Kegiatan pengambilan keputusan merupakan salah satu bentuk kepemimpinan, sehingga:
1. Teori keputusan merupakan metodologi untuk menstrukturkan dan menganalisis situasi yang
tidak pasti atau berisiko, dalam konteks ini keputusan lebih bersifat perspektif daripada deskriptif.
2. Pengambilan keputusan adalah proses mental dimana seorang manajer memperoleh dan
menggunakan data dengan menanyakan hal lainnya, menggeser jawaban untuk menemukan
informasi yang relevan dan menganalisis data, manajer, secara individual dan dalam tim,
mengatur dan mengawasi informasi terutama informasi bisnisnya.
3. Pengambilan keputusan adalah proses memilih di antara altematif-alternatif tindakan untuk
mengatasi masalah. Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah
dilakukan. Oleh karena itu banyak pemimpin yang kurang berani mengambil keputusan. Bahkan
ada pemimpin yang kurang berani mengambil keputusan. Metode pengambilan keputusan dapat
dilakukan secara individu, kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan
usul tertulis dan lain sebagainya.
Dalam setiap pengambilan keputusan selalu diperlukan kombinasi yang sebaik baiknya dari :
Dalam pengambilan keputusan seorang pemimpin dapat menggunakan metode metode sebagai
berikut :
Masalah yang dihadapi oleh seorang pemimpin terikat pada suatu tempat, situasi, orang dan waktu
tertentu. Masalah dalam pengambilan keputusan senantiasa dihubungkan dengan tujuan yang jelas. Jenis-
jenis masalah yang dihadapi oleh seorang pemimpin berdasarkan intensitas masalah yang dapat
digolongkan menjadi masalah yang sederhana dan masalah yang komplek.
Pengambilan keputusan antara lain juga diartikan sebagai suatu tehnik memecahkan suatu masalah
dengan mempergunakan tehnik-tehnik ilmiah. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ada 7 langkah yang
perlu diambil oleh seorang pemimpin dalam usaha memecahkan masalah dengan mempergunakan teknik-
teknik ilmiah. Langkah-langkah itu adalah (Siagian SP, 1973):
a. Mengetahui hakekat dari pada masalah yang dihadapi, dengan perkataan mendefinisikan masalah
yang dihadapi itu dengan setepat-tepatnya:
b. Mengumpulkan fakta dan data yang relevant
c. Mengolah fakta dan data tersebut
d. Menentukan beberapa alternatif yang mungkin ditempuh
e. Memilih cara pemecahan dari alternatif-alternatif yang telah diolah dengan matang
f. Memutuskan tindakan apa yang hendak dilakukan Menilai hasil-hasil yang diperoleh sebagai
akibat daripada keputusan yang telah diambil.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pengambilan keputusan pada hakekatnya adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakekat suatu
masalah Pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan
mengambil tindakan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
pengambilan keputusan sebagai tugas terpenting dan terutama bagi seorang pemimpin yang baik, bukan
merupakan tugas mudah dan bahwa apabila seorang ingin diakui sebagai seorang pemimpin yang baik
maka orang tersebut sepanjang karirnya harus teratur dan berkesinambungan dengan kemampuan
mengambil keputusan. Dengan kata lain pengambilan keputusan adalah suatu teknik untuk memecahkan
suatu masalah denagn mempergunakan teknik-teknik ilmiah.
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain untuk memahami dan setuju tentang apa yang
akan dikerjakan dan bagaimana tugas itu dapat dilakukan secara efektif, dan proses memfasilitasi usaha
individu dan kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Pemimpin dalam memimpin organisasi
mempunyai macam-macam gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpin itu adalah gaya kepemimpinan
otoriter, demokratis dan bebas.
Kepemimpinan seseorang dalam sebuah organisasi sangat besar perannya dalam setiap pengambilan
keputusan, sehingga membuat keputusan dan mengambil tanggung jawab terhadap hasilnya adalah salah
satu tugas pemimpin, schingga jika seorang pemimpin tidak mampu membuat keputusan, seharusnya dia
tidak dapat menjadi pemimpin. Pengambilan keputusan dalam tinjauan perilaku mencerminkan karakter
bagi seorang pemimpin.
DAFTAR PUSTAKA
Soetopo, Hendyat. 2012. Perilaku Organisasi. PT. Rosda : Bandung
Rivai, Veithzal. 2003. Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi. Raja Grafindo Persada Jakarta.
Agus Sabari. 2001. Manajemen Pengantar. Yogjakarta: UPP AMP YKPN. John M.ivancevich
dkk.
2006. Perilaku dan Manajemen Organisasi Edisi ke 7 Jilid ke 2. Erlangga.