DOSEN PENGAMPU
Drs. H. Iyus Sufiandi, MM.
Disusun Oleh :
Rida Bareta (6320120044)
Pengantar
Indonesia merupakan kumpulan desa-desa dan desa-desa adalah subsistem dari kecamatan, dan
kecamatan-kecamatan adalah subsistem dari Kabupaten, kabupaten-kabupaten adalah
susbsistem dari propinsi serta propinsi-propinsi adalah subsistem dari pemerintahan negara
Indonesia. Subsistem-subsistem yang tersebut di atas adalah disebut sistem politik Indonesia.
Pengantar
Masyarakat (penduduk) tetangga rumah, komplek, desa, kecamatan, kabupaten/kota, propinsi.
Demikian juga sumber daya di darat, laut, udara dan dirgantara serta sumber daya buatan
(sarana transportasi) lembaga infrastruktur dan suprastruktur politik yang memberi nilai
tambah (value Added) adalah semuanya merupakan lingkungan internal Sistem Politik
Indonesia.
A. Definisi
Menurut Gabriel Almond, Lingkungan Internal Sistem Politik adalah Gabriel Almond:
lingkungan dalam negeri yang meliputi lingkungan fisik, sosial dan ekonomi domestik yang
menjadi sumber devisa bagi input (masukan) lingkungan fisik, negara dalam membiayai
struktur politik, yang meliputi lembaga dan ekonomi domestik infrastruktur maupun
suprastruktur politik dalam upaya melaksanakan tugas dan fungsinya bagi terwujudnya tujuan
nasional suatu negara.
Pengantar
Negara-negara yang tergabung dalam lingkungan ASEAN, APEC, SEATO, MACAN ASIA,
ASIA PASIFIC, OKI, PBB, serta Negara-negara yang tergabung dalam pakta pertahanan
(NATO, WARSAWA) maupun dalam bidang perdagangan seperti WTO, APEC serta negara
yang tergabung dalam kawasan negara maju (utara) dan negara miskin selatan). Semua negara
atau kelompok negara yang tersebut yang tentu saja memiliki hubungan diplomatik dengan
Indonesia adalah merupakan lingkungan eksternal Sistem Politik Indonesia.
A. Pengertian
Lingkungan Internasional adalah lingkungan masyarakat suatu negara yang berada berbatasan
dengan wilayah negara, baik regional maupun internasional yang satu sama lain memiliki
saling ketergantungan.
B. Latar Belakang
Pada dasarnya negara-negara yang ada di seluruh dunia, memiliki ketergantungan satu sama
lainnya. Ketergantungan tersebut dapat terjadi karena adanya kebutuhan suatu negara kepada
negara lain. Adanya saling ketergantungan ini dapat terjadi dalam berbagai bidang kehidupan
bangsa dan negara. Berbagai bidang tersebut dapat meliputi bidang politik, ekonomi, sosia!
budaya, hukum dan hankam. Interaksi dalam upaya memperoleh kebutuhan dimaksud
melahirkan motivasi dan dorongan (support) bagi setiap bangsa dan negara untuk membangun
hubungan yang harmonis atau hubungan yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak
melalui pendekatan dan pembukaan hubungan bilateral (hubungan dua negara), dan
multilateral (hubungan dengan banyak negara) yang diresmikan dengan pembukaan secara
resmi hubungan diplomatik kedua negara.
C. Tujuan
Pembangunan hubungan diplomatik oleh suatu negara, termasuk Indonesia adalah ditujukan
untuk mencapai cita-cita dan tujuan negara. Cita-cita bangsa Indonesia yakni terwujudnya
masyarakat yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur (alinea II UUD 1945). Artinya bahwa
segala upaya yang dibangun dalam rangka kerjasama antar negara, adalah bertujuan untuk
memperoleh keuntungan politik, ekonomi, sosial budaya, hukum dan hankam. Perolehan
keuntungan dari berbagai bidang tersebut, pada akhirnya bermuara pada terciptanya persatuan
dan kesatuan (keutuhan NKRI) dari ancaman disintegrasi, perolehan pengakuan kedaulatan
dari negara sahabat, serta terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara yang adil dan makmur
yang berintikan income perkapita masyarakat yang tinggi, seperti, layaknya negara tetangga
Malaysia, Singapore dan lain-lain yang berada dilingkungan Asia, Eropa bahkan negara maju
lainnya. Tujuan Indonesia yang kedua dalam rangka membangun hubungan dengan lingkungan
Eksternal (internasional) adalah untuk mewujudkan Tujuan Negara (nasional) yang tertera
dalam pembukaan UUD 1945, alinea IV, yang meliputi :
1. Melindungi Segenap Bangsa Indonesia dan Seluruh Tumpah Darah Indonesia. Artinya
bahwa Negara Indonesia memiliki tanggung jawab kewajiban yang absolut (mutlak)
untuk melakukan upaya melindungi warga negaranya dimanapun dan dalam kondisi
apupun dengan tanpa adanya pilih kasih (diskriminasi). Sebagai contoh Indonesia
pernah membela seorang WNI yang melakukan tindakan kriminal dengan membunuh
adiknya, dan dua (2) orang warga negara India di Amerika Serikat agar tidak dihukum
di Amerika Serikat, melainkan di hukum dengan hukum negara Indonesia di Indonesia.
Kini WNI tersebut sudah di vonis hukuman seumur hidup dan di Penjara Cipinang,
Jakarta.
2. Memajukan Kesejahteraan Umum. Kesejahteraan umum bagi seluruh rakyat Indonesia
secara hirarkis merupakan tanggungjawab negara atau pemerintah. Sehingga semua
upaya pembukaan hubungan kerjasama bilateral, multilateral dan hubungan diplomatik
yang dibangun dengan segenap negara yang terpilih oleh Indonesia adalah semuanya
ditujukan untuk meraih kepentingan Indonesia yaitu meningkatnya devisa negara dari
berbagai bidang kehidupan bangsa dan negara untuk mewujudkan kesejahtraan umum.
Tidak sama sekali untuk kepentingan pribadi maupun golongan.
3. Mencerdaskan Kehidupan Bangsa demikian juga, upaya Indonesia melakukan
kerjasama budaya dan pendidikan dengan lingkungan Eksternal (Internasional) juga
ditujukan untuk membangun SDM Indonesia yang memiliki kualitas dunia, sehingga
mampu mengikuti dan mensejajarkan dirinya dengan bangsa lain yang sudah memiliki
kualitas SDM yang berkualitas dunia, seperti, Amerika Serikat, Jerman, Jepang dan
lainnya yang lebih dulu maju peradaban dan teknologinya.
4. Ikut Melaksanakan Ketertiban Dunia Yang Berdasarkan Perdamaian Abadi dan
Keadilan Sosial. Dalam rangka Tugas Indonesia sebagai bagian dari bangsa-bangsa di
dunia (anggota PBB), Indonesia turut aktif ambil bagian dalam upaya perdamaian
dunia. Upaya ini dilakukan oleh lndonesia dengan berbagai cara, yaitu antara lain,
mengagas Komprensi Afrika di Bandung tahun 1955, Membentuk Komprensi Tingkat
Negara-negara Non Blok (KTT Non Blok). Mengirim pasukan perdamaian di Kongo,
mengirim pasukan Perdamaian Irak dengan Iran. Selain itu juga Indonesia aktif
mempelopori upaya perdamaian dalam suatu negara seperti yang terjadi di negara
Philipina, yaitu antara Negara Philipina dengan Suku Moro yang menuntut merdeka
dari Negara Philipina. Upaya Indonesia membuahkan hasil dengan tercapainya
perdamaian kedua belah pihak.