Anda di halaman 1dari 44

TUGAS RINGKASAN MATERI BAB 1-4

SISTEM POLITIK INDONESIA


Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Sistem Politik
Indonesia

DOSEN PENGAMPU
Drs. H. Iyus Sufiandi, MM.

Disusun Oleh :
Rida Bareta (6320120044)

SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


STISIP WIDYAPURI MANDIRI SUKABUMI
2021
Komplek Gelanggang Cisaat
PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI PUBLIK-3 PAGI
JL. Raya Cisaat No. 6 Telp./Fak. 0266-222867 Kab. Sukabumi
(e-mail : mandiri@stisipwidyapuri.com – website : www.stisipwidyapuri.com)
BAB 1
SISTEM POLITIK INDONESIA

Pengantar
Indonesia merupakan kumpulan desa-desa dan desa-desa adalah subsistem dari kecamatan, dan
kecamatan-kecamatan adalah subsistem dari Kabupaten, kabupaten-kabupaten adalah
susbsistem dari propinsi serta propinsi-propinsi adalah subsistem dari pemerintahan negara
Indonesia. Subsistem-subsistem yang tersebut di atas adalah disebut sistem politik Indonesia.

A. Penegertian dan Definisi Serta Ruang Lingkup Sistem


1. Pengertian Sistem
Secara Etimologis, Sistem Politik Indonesia berasal dari tiga kata yaitu Sistem, Politik,
dan Indonesia. Sistem berasal dari bahasa Yunani, yaitu "systema" yang berarti:
a. Suatu keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian (Shrode dan Voich,
1974: P.115).
b. Hubungan yang berlangsung di antara satuan-satuan atau komponen secara teratur
(Awad, 1979: P.4).
Jadi dengan kata lain "Systema" itu mengandung arti sehimpunan bagian atau
komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan satu keseluruhan (a
whole). Dalam perkembangannya istilah itu kemudian mengalami pembiasan sehingga
memiliki banyak arti, tergantung pada obyek dan cakupan pembicaraan. Tetapi tiap
definisi mewujudkan gagasan dari sekelompok obyek atau unsur yang berada di dalam
hubungan struk tural dan karakteristik masing-masing yang satu sama lain berinteraksi
pada dasar karakteristik tertentu.
Istilah "Sistem" sebenarnya diadopsi secara analogi dari biologi dan ilmu alam, seperti
misalnya:
a. Sistem Peredaran Darah
b. Sistem Tatasurya
c. Sistem Saraf
Sistem Tatasurya, misalnya, diartikan sebagai mekanisme yang konsisten dari unsur-
unsurnya seperti diketahui, matahari dikelilingi oleh sembilan planet. Sembilan planet
tersebut, antara lain bumi yang matahari secara ritmik menurut hukum tertentu,
sehingga tercipta ketertiban dan keteraturan. Satu sama lain berfungsi sehingga tidak
menyimpang dari jalannya. Jadi dalam suatu sistem bisa saja terdapat beberapa sistem
kecil (second ary system, subsystems).
2. Definisi Sistem
Beberapa para ahli yang mengemukakan definisi sistem, adalah antar lain:
a. Menurut Campbell (1979:3), Sistem adalah himpunan komponen atau bagian yang
saling berkaitan yang bersama-sama berfungsi untuk mencapai sesuatu tujuan.
b. Awad (1979:4), lebih menekankan memasukan unsur rencana kedalamnya,
sehingga sistem adalah sehimpunan komponen atau subsistem yang
terorganisasikan dan berkaitan sesuai dengan rencana untuk mencapai sesuatu
tujuan tertentu.
c. Konontz dan O,Donnell (1976:14), Sistem adalah bukan wujud fisik melainkan
Ilmu Pengetahuan juga disebut sebagai suatu sistem yang terdiri dari fakta, prinsip,
doktrin dan sejenisnya.
Jadi suatu Sistem harus memenuhi unsur-unsur yang meliputi komponen, relevansi,
fakta, prinsip, doktrin, fungsi dan tujuan bersama. Unsur-unsur tersebut merupakan satu
kesatuan yang satu sama lain saling terkait atau mendukung dalam rangka mencapai
tujuan organisasi atau negara.

B. Ciri-ciri, Unsur-unsur dan Sifat Sistem


1. Ciri-ciri Sistem
Menurut Elias M. Awad (1979:5-8), menyebutkan bahwa ciri-ciri sistem meliputi:
a. Terbuka
b. Terdiri dari dua atau lebih subsistem
c. Saling Ketergantungan
d. Kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungannya
e. Kemampuan untuk mengatur diri sendiri
f. Tujuan dan sasaran
Sedangkan William A. Schrode serta Dan Voich Jr. menyebutkan ada enam ciri pokok
sistem, yaitu:
a. Purposive Behavior
b. Wholisme
c. Terbuka
d. Melakukan kegiatan transformasi
e. Saling terkait mekanisme kontrol.
2. Ciri-ciri pokok dari sistem
Sistem mempunyai ciri-ciri pokok sebagai berikut:
a. Setiap sistem mempunyai tujuan.
b. Setiap sistem mempunyai batas (boundaries).
c. Walaupun terbatas sistem memiliki sifat terbuka dalam arti ber interaksi dengan
lingkungan.
d. Suatu sistem terdiri dari berbagai unsur atau komponen (sub system) yang saling
tergantung dan berhubungan.
e. Setiap sistem melakukan kegiatan atau proses trasformasi atau proses mengubah
masukan menjadi keluaran (processor or transformator).
f. Setiap sistem memiliki mekanisme kontrol dengan memanfaatkan umpan balik.
Dengan demikian setiap sistem mempunyai kemampuan untuk mengatur dirinya
sendiri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan. Berdasarkan ciri-ciri sistem di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa dapat dikatakan sistem apabila memiliki ciri-ciri yang
meliputi; terbuka dari lingkungan, kumpulan unsur-unsur, interdependensi satu sama
lain, menyeluruh, dapat beradaptasi, memiliki kapasitas, dapat melakukan transformasi,
memiliki mekanisme kontrol, serta bekerjasama untuk mecapai tujuan bersama.
3. Sistem, Unsur dan Tujuan Sistem
Secara sederhana sistem itu merupakan sehimpunan unsur-unsur yang saling berkaitan
untuk mencapai tujuan bersama. Pengertian ini dapat digambarkan dengan beberapa
contoh sistem, unsur-unsurnya, dan tujuannya seperti yang terlihat pada bagan berikut
(berdasarkan Mudrick dan Ross, 1982 dan Bagan, Sistem, unsur-unsur dan tujuannya).
Sistem Unsur-unsur Tujuan
Tubuh Organ-organ, Kerangka Homeostasis
Negara Legislatif, Eksekutif, Yudikatif. Kesejahteraan
DPR Anggota, Perlengkapan Bangunan, PNS Undang-undang

C. Pengertian dan Definisi Ilmu Politik serta Ruang Lingkupnya


Dalam realitas sosial kita sering menjumpai individu dengan individu, individu dengan
kelompok, kelompok dengan kelompok, kelompok dengan organisasi, organisasi dengan
pemerintah baik daerah maupun pusat, eksekutif dengan legislatif dan dengan lembaga
masyarakat atau Negara yang lain serta Negara dengan Negara lain melakukan pembicaraan
tentang keputusan atau kebijakan pemerintah, Undang-undang, wilayah (teritorial), Warga
Negara, dan hubungan Negara dengan Negara lain, maka pembicaraan itu dapat dinamakan
pembicaraan tentang politik.
1. Pengertian Ilmu Politik
Secara harfiah Ilmu Politik berasal dari kata "Ilmu" dan "Politik". Ilmu adalah
pengetahuan yang tersusun secara sistematis, berdasarkan fakta, dapat dibuktikan
kebenarannya serta bersifat universal. Sedangkan politik berasal dari kata "polis" yang
berarti negara dan "Taia"berarti urusan.
Jadi Politik berarti "Urusan Negara". Apabila kita berbicara politik berarti berbicara
"Urusan Negara". Jadi apakah yang dimaksud dengan Sistem Politik? Secara
Etimologis, Sistem Politik adalah "Suatu keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak
bagian yang berkaitan dengan urusan negara". Atau dengan kata lain, Sistem Politik
adalah kumpulan elemen/unsur yag satu sama lain saling terkait dalam urusan negara
yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Berdasarkan pengertian tersebut,
maka suatu sistem politik memiliki unsur-unsur yang meliputi;
a. Kumpulan elemen/unsur
b. Saling terkait
c. Urusan negara
d. Bekerjasama dan
e. Tujuan bersama
2. Ilmu Politik
Definisi Ilmu Politik hingga saat ini menurut para ahli belum bisa disatukan dalam satu
definisi. Hal ini lebih disebabkan oleh adanya cara pandang sudut pandang para ahli
politik tersebut yang berbeda-beda. Perbedaan ini menurut Miriam Budiardjo, dapat
dibedakan dalam beberapa konsep yang meliputi:
a. Negara (State)
Negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan
tertinggi yang sah dan yang ditaati oleh rakyatnya.
Menurut Roger F. Soltau, dalam Introduction to Politics: "Ilmu Politik adalah
mempelajari negara, tujuan-tujuan negara dan lembaga-lembaga yang akan
melaksanakan tujuan itu; hubungan antara negara dengan warga negaranya serta
dengan negara-negara lain".
J. Barents, Ilmu Politik adalah ilmu yang mempelajari kehidupan negara yang
merupakan bagian dari kehidupan masyarakat; "Ilmu Politik itu mempelajari
negara-negara itu melakukan tugas-tugasnya".
b. Kekuasaan (Power)
Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau suatu kelompok untuk
mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari
pelaku.
Harold D. Lasswell dan A. Kaplan dalam Power And Society: "Ilmu Politik adalah
mempelajari pembentukan dan pembagian kekuasaan."
Deliar Noer, mengatakan "Ilmu politik adalah memusatkan perhatian pada masalah
kekuasaan dalam kehidupan bersama atau masyarakat."
c. Pengambilan Keputusan (Decision Making)
Keputusan (Decision) adalah membuat pilihan di antara beberapa alternatif. Aspek
Keputusan banyak menyangkut soal pembagian yang oleh Harold D. Lasswell,
dirumuskan sebagai: "Who Gets what, when, How". Joyce Mitchel, dalam bukunya
Political Analysis and Public Policy:
"politik adalah pengambilan keputusan kolektif atau pembuatan kebijaksanaan
umum untuk masyarakat seluruhnya".
Lain lagi dengan Karl W. Deutsch, yang mengatakan bahwa "politik adalah
pengambilan keputusan melalui sarana umum.
d. Kebijaksanaan (Policy)
Menurut Hoogerwerf, Kebijaksanaan Umum, adalah membangun masyarakat
secara terarah melalui pemakaian kekuasaan. David Eston, "Ilmu Politik adalah
studi mengenai terbentuknya kebijaksanaan umum".
e. Pembagian (Distribution)
Pembagian (Distribution) adalah pembagian atu penjatahan dari nilai-nilai (values)
dalam masyarakat.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu politik adalah ilmu yang berbicara
tentang eksistensi Negara, kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijaksanaan dan
distribution of power dalam suatu pemerintahan atau negara.
Salah satu fokus perhatian ilmu politik dalam masalah kekuasaan adalah:
a. Upaya memperoleh kekuasaan
b. Mempertahankan kekuasaan kekuasaan
c. Penggunaan kekuasaan
d. Bagaimana menghambat penggunaan kekanan
Kemudian kekuasaan, banyak dimaknai oleh para ahli politik sebagai berikut:
a. Kewenangan/Authurity
b. Kendali/Control
c. Kapasitas/Capacity
d. Hubungan-koneksi/Relationship
Secara umum, ilmu politik adalah:
Ilmu yang mengkaji tentang hubungan kekuasaan, baik sesama warga negara, antar
warga negara dan negara, maupun hubungan sesama negara.
Bidang kajian ilmu politik meliputi:
1. Teori Ilmu Politik, meliputi teori politik dan sejarah perkembangan ide-ide politik
2. Lembaga-lembaga Politik, meliputi UUD, pemerintahan nasional, pemda dan lokal,
fungsi ekonomi dan sosial pemerintah dan perbandingan lembaga-lembaga politik
3. Partai Politik, meliputi organisasi kemasyarakatan, pendapat umun partisipasi
warga negara dalam pemerintahan dan administrasi.
4. Hubungan Internasional, meliputi politik internasional, organisa-organisasi
internasional, administrasi internasional dan hukum internasional.
Kata 'politik' dapat menunjuk kepada:
1. Segi kehidupan manusia untuk kekuasaan (power relation). Misalnya:
• Kebebasan politik.
• Kejahatan politik.
• Kegiatan politik.
• Hal-hal berkaitan dengan politik.
2. Tujuan yang hendak dicapai.
• Politik keuangan.
• Politik luar negeri.
• Dalam negeri.
• Ekonomi, dan sebagainya.
Jadi, politik tidak sama dengan ilmu politik dan ahli ilmu politik belum tentu seorang
politikus atau tokoh politik. Konsep politik yang lebih konprehensif :
Interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka prosess pembuatan dan
pelaksanaan keputusan yang mengikat untuk kebaikan bersama masyarakat yang
tinggal di dalam suatu wilayah tertentu.
Hubungan antara pemerintah dan masyarakat akan bersifat interaksi. Dalam
berinteraksi di negara dengan sistem demokrasi (Liberal), pengaruh masyarakat
terhadap pemerintah adalah lebih besar.

D. Definisi Sistem Politik


1. Menurut Robert A. Dahl, System Politic Is As Any Persistent Pattern Of Human
Relationship That Involves, To A Significant Extent, Control, Influence, Power, Or
Authority.
2. Menurut G.A. Almond, dan G.B. Powell adalah sebagai usaha untuk mengadakan
pencarian kearah: 1. ruang lingkup yang lebih luas, realisme, 3. persisi, 4. ketertiban
dalam teori politik agar hubungan yang terputus antara comparative government
dengan political theory dapat ditata kembali.
3. Menurut David Eston dalam A Systems Analysis Of Political Life mengatakan bahwa
"Sistem Politik adalah keseluruhan dari interaksi-interaksi yang mengatur pembagian
nilai-nilai secara autoritatif (berdasarkan wewenang) untuk dan atas nama masyarakat".

E. Perbedaan Sistem Politik Indonesia dengan Sistem Politik di Indonesia


Sistem Politik Indonesia adalah sistem politik yang yang berlaku di Indonesia sedangkan
Sistem politik di Indonesia adalah sistem politik yang pernah berlaku di Indonesia. Artinya
bahwa Sistem politik Indonesia merupakan sistem politik yang dianut oleh Indonesia yang
berdasarkan nilai budaya Indonesia yang bersifat turun temurun dan juga bisa diadopsi dari
nilai budaya asing yang positif bagi pembangunan sistem politik Indonesia. Sedangkan sistem
Politik di Indonesia lebih menekankan bahwa sistem ini adalah sistem politik yang pernah
dilaksanakan di Indonesia pada masa lalu. Contoh, pada masa pemerintahan Orde Lama, Orde
Baru dan bahkan pada masa pra kemerdekaan.
BAB 2
LINGKUNGAN INTERNAL SISTEM POLITIK INDONESIA

Pengantar
Masyarakat (penduduk) tetangga rumah, komplek, desa, kecamatan, kabupaten/kota, propinsi.
Demikian juga sumber daya di darat, laut, udara dan dirgantara serta sumber daya buatan
(sarana transportasi) lembaga infrastruktur dan suprastruktur politik yang memberi nilai
tambah (value Added) adalah semuanya merupakan lingkungan internal Sistem Politik
Indonesia.

A. Definisi
Menurut Gabriel Almond, Lingkungan Internal Sistem Politik adalah Gabriel Almond:
lingkungan dalam negeri yang meliputi lingkungan fisik, sosial dan ekonomi domestik yang
menjadi sumber devisa bagi input (masukan) lingkungan fisik, negara dalam membiayai
struktur politik, yang meliputi lembaga dan ekonomi domestik infrastruktur maupun
suprastruktur politik dalam upaya melaksanakan tugas dan fungsinya bagi terwujudnya tujuan
nasional suatu negara.

B. Klasifikasi Lingkungan Internal


Berdasarkan definisi di atas, maka lingkungan internal sistem politik meliputi:
1. Lingkungan Fisik
Lingkungan Fisik adalah lingkungan internal yang merupakan wadah dan sumber
kehidupan bagi kelangsungan hidup bangsa dan negara. Lingkungan ini merupakan
sumber nilai materiil utama bagi devisa negara guna membiayai seluruh tatanan
kehidupan nasional, dalam gerak langkahnya di dalam negeri maupun di luar negeri.
Dengan kata lain lingkungan fisik ini dapat juga disebut sebagai modal dasar bagi
pembangunan nasional.
Menurut Lemhannas, lingkungan fisik ini adalah lingkungan yang tergabung dalam
aspek Tri Gatra (tiga gatra) yang meliputi:
a. Kondisi Geografis
Geografi (wilayah) Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah yang
luasnya mencapai 17.508 pulau yang berjejer diseluruh pelosok tanah air. Luasnya
menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara terbesar di dunia. Kondisi ini
ikut menentukan strategi politik dan militer. Disamping dapat juga memberi
keuntungan ekonomis (devisa) bagi bangsa dan negara. Selain faktor luas wilayah,
Indonesia juga memiliki posisi silang diantara dua benua yaitu, Benua Asia dan
Australia serta dua samudera, yaitu Samudera Pasifik dan Samudera Hindia.
Keuntungan yang dapat diperoleh dari posisi di atas, antara lain Indonesia menjadi
pusat perdagangan antar negara, jalur transportasi internasional, sehingga dapat
memberi nilai tambah (Value Added) bagi devisa negara.
Kondisi cuaca (musim) baik yaitu, musim panas dan musim dingin Sementara
kondisi cuaca ini memberi kepastian bagi masyarakat petani untuk dapat bercocok
tanam secara pasti bagi kesejahteraan Selain itu wilayah Indonesia juga berada pada
posisi yang dilalui Garis Khatulistiwa, yaitu garis dimana Indonesia dilalui oleh
matahari sepanjang masa yang juga memberi manfaat yang besar kehidupan flora
dan fauna serta usaha pertanian, perikanan perkebunan, dan kehutanan yang subur
dan berkualitas tinggi.
b. Sumber Kekayaan Alam
Faktor ini merupakan faktor penting yang memberi manfaat langsung bagi
kehidupan bangsa dan negara Indonesia. Faktor ini yang harus diperhatikan adalah
sumber daya alam yang meliputi antara lain:
1) Sumber Daya Alam Kehutanan
Hutan merupakan salah satu sumber daya yang penting dan menunjang
perekonomian nasional serta juga merupakan daya dukung lingkungan terhadap
keseimbangan ekosistem dunia. Indonesia merupakan negara dengan luas hutan
terbesar di negara ASEAN lainnya. Namun bersama Filipina, Indonesia
memiliki tingkat deforestasi yang tertinggi. Laju deforestasi pada 1985-1997
adalah 1,6 juta hektar pertahun meningkat menjadi 2,1 hektar pertahun pada
periode 1997-2001. Salah satu akibatnya adalah jumlah satwa Indonesia yang
terancam punah tertinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Data
penyelewengan hutan di Indonesia sangat tinggi. Hal ini terlihat pada kasus
tebang berlebih (over cutting), pembalakan liar (illegal logging) penyelundupan
kayu ke luar negeri dan tindakan illegal logging banyak terjadi. Diperkirakan
kegiatan tersebut menyebabkan hilangnya hutan mencapai 1,2 juta hektar
pertahun.
2) Sumber Daya Kelautan
Sumber daya kelautan adalah sumber daya yang berisi potensi kelautan yang
salah satunya berupa jalur trasnportasi laut, jasa angkutan laut, dan perikanan
yang dapat memberi nilai tambah bagi devisa negara. Sumber daya kelautan ini
merupakan salah satu sumber yang memberi konstribusi sebesar 20 % dari PDB
nasional (2002). Sebagaimana diketahui pemberi konstribusi terbesar adalah
sektor migas, diikuti oleh industri maritim perikanan, jasa angkutan laut, wisata
bahari, bangunan lautan lain-lainnya. Namun sebenarnya sumber daya laut
masih banyak yang belum tergarap, akan tetapi karena orientasi lebih banyak
kepada sektor daratan, maka laut masih belum optimal diambil hasilnya.
Masalah yang dihadapi oleh Indonesia dalam pengelolaan sumber daya laut
adalah pencurian ikan dan penangkapan ikan yang merusak.
Pencurian ikan (Illegal Fishing) oleh kapal-kapal domestik maupun asing
diperairan ZEE, menyebabkan hilangnya sumber daya ikan sekitar 1-1,5 juta
ton per tahun dengan nilai kerugian negara sekitar US$ 2 miliar. Sementara itu
penangkapan ikan yang merusak (de structive fishing) melalui penggunaan
bahan peledak dan racun masih banyak terjadi yang dipicu oleh meningkatnya
permintaan ikan dari luar negeri dengan harga yang cukup tinggi Dampak
langsungnya adalah rusaknya terumbu karang yang merupakan habitat ikan
yang sangat penting.
Penyebab terjadinya dua hal di atas, adalah lemahnya pengendalian dan
pengawasan dan kurangnya sarana penegakkan hukum di laut. Di samping
jumlah dan kapasitas petugas pengawas, sistem pengawasan, partisipasi
masyarakat dan koordinasi antar instansi yang terkait yang masih lemah.
3) Sumber Daya Migas (SDM)
Sumber daya migas adalah sumber daya yang meliputi sumber daya minyak,
gas dan tambang yang ada dalam bumi Indonesia.
SDM ini memberi konstribusi pada penerimaan negara yang sangat besar. Data
mengenai penerimaan negara dari migas ini adalah pada tahun 1996, 43 % dari
APBN dan tahun 2003, menurun menjadi 22, 9 %.
Cadangan minyak bumi dewasa ini adalah sekitar 5,8 miliar bar re! dengan
tingkat produksi 500 juta barrel per tahun. Apabila. cadangan baru tidak
ditemukan dan tingkat pengurasan (recovery rate) tidak bertambah, maka
sebelas (11) tahun lagi cadangan. minyak bumi Indonesia akan habis.
Cadangan gas bumi, terbukti tahun 2002, sebesar 90 TCP (Triliun Cubic Feet)
baru dimanfaatkan setiap tahun 2, 9 TCP saja.
Pertambangan mineral, timah, nikel, bauksit, tembaga, perak, emas, dan
batubara tetap memberikan konstribusi walaupun Penerimaan negara dari sektor
ini pada tahun 2001. sebesar Rp. 2,3 triliun, tahun 2002, menjadi Rp. 1,4 triliun
dan tahun 2003, Rp. 1,5 triliun.
Penyebab menurunnya penerimaan negara dari sektor pertambangan adalah
antara lain rendahnya daya saing Indonesia dalam hal supply dan adanya
peraturan dalam otonomi daerah yang menghambat iklim investasi, seperti,
retribusi, pembagian saham, serta birokrasi perizinan yang panjang dan lama.
c. Kondisi Demografi (Kependudukan)
Kondisi demografi adalah kondisi penduduk yang meliputi jumlah, kualitas,
administrasi dan karakteristik pembangunan penduduk dalam negara Indonesia.
Pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas merupakan langkah
penting dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. Hal ini dilakukan melalui
pengendalian kuantitas penduduk dan peningkatan insani dan sumber daya
manusia. Karakteristik pembangunan antara lain, dilaksanakan melalui
pengendalian pertumbuhan penduduk, KB, dan dengan cara pengembangan kualitas
penduduk melalui perwujudan keluarga kecil yang berkualitas dan mobilitas tinggi.
Dalam kaitan dengan itu aspek penataan administrasi kependudukan merupakan hal
penting dalam mendukung perencan pembangunan, baik di tingkat nasional
maupun daerah. Masalah yang dihadapi dalam pembangunan penduduk ada
meliputi:
1. Masih tingginya laju pertumbuhan dan jumlah penduduk
Hasil sensus penduduk tahun 1999 dan 2000, jumlah penduduk indonesia 179,4
juta jiwa dan 206, 3 juta jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk 1,49 persen
pertahun pada periode 1990-2000 lebih rendah dari laju pertumbuhan penduduk
periode 1980-1990 yaitu 1,97 persen.
2. Masih tingginya tingkat kelahiran penduduk
Sensus Penduduk tahun 1971, angka kelahiran total (TFR) diperkirakan 5,6
anak per wanita usia reproduksi dan kini telah turun lebih 50% menjadi 2,6 anak
per wanita pada survei SDKI, 2002-2003.
Penyebab menurunnya adalah karena meningkatnya kesadaran penggunaan alat
dan obat kontrasepsi. Data penggunaan alat obat kontrasepsi adalah tahun 1971,
kurang dari 5 %, tahun 1980 meningkat 26%, tahun 1987, meningkat lagi
menjadi 48 %, tahun 1997, meningkat menjadi 57%. dan tahun 2002, meningkat
lagi sebesar 3% sehinggga menjadi 60% (SDKI 2002-2003).
3. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran pasangan usia subur dan remaja tentang
hak-hak reproduksi dan kesehatan reproduksi. Menurut hasil SDKI 2002-2003,
hanya 60,3 % Pasangan Usia Subur (PUS) menggunakan kontrasepssi,
sedangkan 8,6 % PUS yang sebenarnya tidak ingin atau menunda
kehamilannya, tidak memakai kontrasepsi (unmet need).
4. Masih rendahnya usia kawin pertama penduduk Data hasil sensus SDKI 2002-
2003, menunjukan bahwa usia kawin pertama perempuan di Indonesia adalah
19,2 tahun tapi usia kawin di pedasaan adalah 18,3 tahun. Sedangkan usia kawin
wanita di daerah perkotaan adalah 20,3 tahun.
5. Rendahnya partisipasi pria dalam her KB Partisipasi pria dalam her KB adalah
rendah yaitu hanya 1,3 persen saja (SDKI 2002-2003). Penyebabnya antara lain
adalah terbatasnya jenis dan pengetahuan pria tentang alat dan obat kontrasepsi
bagi pria.
6. Masih lemahnya institusi daerah dalam pelaksanaan KB Masalah KB adalah
masalah pemerintahan pusat sehingga belum ada desentralisasi pengelolaan KB
kepada Pemerintah daerah. Oleh karena itu dengan UU No. 32 tantang OTDA,
pemerintah daerah dapat menjalankan program KB yang sesuai dengan aspirasi,
kemampuan dan Sumber daya yang ada.
7. Proyeksi jumlah penduduk dan rendahnya kualitas pemuda. Proyeksi jumlah
penduduk Indonesia tahun 2004 adalah 216,3 juta jiwa. Pemuda adalah
penduduk usia 15-35 tahun. Berdasarkan hasil Sensus 2003, sekitar 2 % pemuda
tidak pernah sekolah, 16% masih sekolah dan 82% sudah tidak bersekolah lagi.
Dari keseluruhan jumlah pemuda, sekitar 2,36% diantaranya buta huruf.
Data mengenai jenjang pendidikan adalah masing-masing SD, SLTP, SMU dan
Perguruan Tinggi adalah masing-masing 34,7%, 26,9%, 24.4%, dan 3,73%.
Data lain yaitu pemuda yang tidak berpendidikan (tidak pernah sekolah dan
tidak tamat SD) yaitu sekitar 10,36%. Minat baca pemuda hanya 37,5%,
Tingkat partisipasi angkatan kerja yaitu sekitar 65,9%, Tingkat pengangguran
terbuka pemuda adalah sekitar 19,5%.
2. Lingkungan Sosial
Lingkungan Sosial adalah lingkungan yang merupakan wadah bagi masyarakat untuk
ikut serta dalam membangun kelangsungan kehidupan bangsa dan negara yang meliputi
aspek politik, sosial budaya, hankam dan hukum bagi kesejahteraan keseluruhan rakyat.
Klasifikasi lingkungan sosial yang dimaksud adalah meliputi:
a. Lingkungan Politik
Lingkungan Politik adalah lingkungan yang merupakan wadah bagi seluruh
rakyat untuk ambil peran dalam partisipasi politik, baik dalam lembaga
suprastruktur (lembaga Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif) maupun dalam
lembaga infrastruktur politik, sebagai manifestasi dari pelaksanaan hak politik
(political rights) dalam negara Indonesia.
Kondisi yang diharapkan dalam lingkungan politik ini adalah terciptanya situasi
dan kondisi politik yang stabil sehingga terwujud harmonisasi kehidupan dan
hubungan negara dengan rakyat lembaga negara dengan lembaga negara serta
dengan lembaga masyarakat (social) yang ada. Harmonisasi ini sebagai
landasan awal terciptanya demokrasi, penegakkan hukum, HAM dan Birokrasi
serta proses politik yang berlangsung sehat, aman dan damai. Hambatan dalam
lingkungan politik adalah:
1) Belum Optimalnya peran dan fungsi lembaga-lembaga politik
2) Pola hubungan negara dan masyarakat yang belum sesuai deng kebutuhan
demokratisasi
3) Masih belum optimalnya hubungan kelembagaan pusat dan daerah
Belum selesainya pelanggaran masa lalu seperti, Pelanggaran HAM berat dan
tindakan kejahatan politik. Belum optimalnya peran media masa menjalankan
fungsi secara otonom dan independen.
b. Lingkungan Sosial Budaya
Lingkungan sosial budaya adalah lingkungan yang merupakan wadah bagi
masyarakat dalam upaya pengembangan peradaban, pengetahuan dan sosial
dalam kehidupan masyarakat suatu negara.
Pengembangan peradaban yang dimaksud adalah pengembangan nilai, norma,
etika dan susila yang hidup dalam masyarakat sebagai tatanan nilai bagi bangsa
dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sedangkan pengetahuan
adalah berkaitan dengan pengembangan teknologi dan ilmu pengetahuan serta
inovasi bagi kemajuan kehidupan bangsa dan negara. Aspek sosial lebih
berkaitan dengan saling hormat-menghormati serta menjaga harkat dan
martabat kemanusiaan dalam masyarakat.
Hambatan dalam pembangunan lingkungan sosial ini antara lain adalah:
1) Lemahnya kemampuan bangsa dalam mengelola keragaman budaya
2) Terjadinya krisis jati diri (identitas) Nasional
3) Kurangnya kemampuan bangsa dalam mengelola kekayaan budaya yang
kasat mata (tangible) dan yang tidak kasat mata (intagible).
c. Lingkungan Harkam
Lingkungan Pertahanan dan Keamanan adalah linkungan yang selalu
diharapkan oleh bangsa dan negara berada pada posisi aman, damai dan tenang
dari ancaman. Tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG) baik yang datang
dari dalam maupun dari luar negeri yang dapat membahayakan kelangsungan
kehidupan bangsa dan negara yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Pentingnya Lingkungan ini adalah untuk mewujudkan tujuan nasional
sebagaimana yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945, Aline IV. Selain
juga untuk menjaga Indonesia yang terdiri dari 17.508 Pulau. dan luas ZEE 200
mil yang dihitung dari wilayah pantai laut terluar. Bentuk ancaman dari
Indonesia dari dalam antara lain, GAM yang baru saja selesai, Papua Merdeka,
kerusuhan horizontal di Maluku, Maluku Utara, Poso, dan Mamasa yang
kesemuanya menunjukkan Indonesia rentan dengan ancaman pertahanan dan
keamanan yang dapat membahayakan bangsa dan negara.
Hambatan dalam pembangunan lingkungan Hankam antara lain adalah:
1) Belum komprehensifnya kebijakan dan strategi pertahanan
2) Belum mantapnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan
3) Kurang memadainya sarana dan prasarana, peningkatan profesionalisme
serta rendahnya kesejahteraan anggota TNI
4) Rendahnya kondisi dan jumlah alutsista TNI AD
5) Kuantitas alutsista masih jauh dari kecukupan kemampuan matra laut
rendah
6) Jumlah alutsista TNI udara masih rendah
7) Masih minimnya anggaran pertahanan
d. Lingkungan Hukum
Lingkungan hukum adalah lingkungan yang berisi ketaatan, kesetaraan dan
keadilan serta adanya kepastian hukum bagi hak dan kewajiban setiap warga
negara tanpa ada diskriminasi.
Hal di atas terkait dengan Pasal 1 ayat (3) Bab I, Amandemen UUD 1945, yang
menegaskan kembali bahwa 'Negara Indonesia adalah Negara hukum'. Artinya
bahwa NKRI adalah negara yang berdasar atas hukum (rechstaat), tidak
berdasar atas kekuasaan (machstaat) dan pemerintahan yang berdasar atas
konstitusi (hukum dasar) bukan absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas).
Sebagai konsekuensinya, maka ada 3 prinsip dasar yang wajib di junjung oleh
setiap warga negara, yaitu; supremasi hukum, kesetaraan dihadapan hukum, dan
penegakkan hukum dengan cara-cara yang tidak bertentangan dengan hukum.
Peraturan perundang-undangan yang baik akan membatasi, mengatur dan
sekaligus memperkuat hak warganegara. Pelaksanaan hukum yang transparan
dan terbuka dapat menekan tindakan negatif warga negara tetapi juga dapat
menimbulkan tindakan warganegara yang positif (tidak melanggar aturan).
Apabila hukum ditegakkan dan ketertiban diwujudkan, maka kepastian rasa
aman, tenteram, ataupun kehidupan yang rukun akan dapat terwujud.
Masalah yang menghambat dalam membangun lingkungan hukum ini antara
lain:
1) Substansi Hukum
Substansi hukum adalah pasal-pasal (pokok) peraturan hukum yang ada
yang berlaku dalam kehidupan bangsa dan negara, baik di pusat maupun di
daerah. Dalam substansi hukum (pokok hukum) masalah yang menghambat
adalah:
a) Tumpang tindih dan inkonsistensi peraturan perundang-undangan.
Artinya bahwa masih ada peraturan yang dibawahnya tidak sesuai atau
bertentangan dengan peraturan yang diatas. Menurut Komite Pemantau
Pelaksanaan OTDA ditemukan hanya 14% dari 709 perda yang diteliti
yang bermasalah. Sisanya 85,2% perda yang dibuat oleh 134 daerah
tingkat II merupakan perda-perda yang bermasalah. Kesalahannya
adalah terletak pada prosedur, standar waktu biaya, tarif dan lainnya
sebesar 22,7%, sedangkan kesalahan dari sisi faktor yuridis yang tidak
disesuaikan dengan peraturan perundangan tingkat pusat dengan
persentase sebesar 15,7%.
b) Perumusan peraturan perundang-undangan yang kurang jelas
mengakibatkan sulitnya pelaksanaan dilapangan atau menimbulkan
banyak interprestasi yang mengakibatkan terjadinya inskonsistensi. Hal
ini disebabkan karena isi peraturan perundangan seringkali tidak
seimbang antara hak dan wajiban, individu dengan sosial, pluralisme
serta tidak ponsiv terhadap gender.
c) Implementasi undang-undang terhambat oleh peraturan
pelaksanaannya. Menurut Bappenas, pada tahun 1998-2004 dari 383
Peraturan Pemerintah yang diamanfaatkan oleh Undang-Undang, hanya
60 Peraturan Pemerintah yang mampu diselesaikan. Ini berarti hanya
15% dari keseluruhan peraturan pemerintah yang diamanatkan.
d) Tidak adanya peraturan ekstradisi dan Mutual Legali Assistance (MLA)
atau bantuan hukum timbal balik antara pemerintah tah dengan negara
yang berpotensi sebagai tempat pelarian khususnya pelaku tindak pidana
korupsi dan pelaku tindak pidana lainnya.
2) Struktur Hukum
Struktur Hukum adalah kelembagaan hukum yang ada menurut UUD 1945
maupun Undang-Undang. Dalam Struktur Hukum (lembaga hukum)
masalah yang menghambat adalah :
a) Kurangnya Independensi kelembagaan hukum (masih intervensi
penguasa terhadap badan yudikatif).
b) Akuntabilitas kelembangaan hukum (transparansi proses hukum).
c) Sumber Daya Manusia di bidang Hukum. Sumber daya yang dimaksud
adalah meliputi peneliti hukum, perancangan aturan dan responsiv
terhadap gender.
d) Pembinaan satu atap oleh MA merupakan upaya untuk wujudkan
kemandirian kekuasaan kehakiman dan menciptakan putusan
pengadilan yang tidak memihak (impartical).
3) BudayaHukum
Budaya Hukum adalah pengetahuan, pemahaman dan kesadaran masyarakat
untuk menjalankan peraturan perudang-undangan dengan taat dan penuh
kesadaran.
Dalam budaya hukum, masalah yang menghambat adalah:
a) Timbulnya degradasi budaya hukum di lingkungan masyarakat Hal ini
terjadi karena masih banyak masyarakat yang ada pada tataran akar
rumput yang masih main hakim sendiri, pembakaran para pelaku
kriminal, pelaksanaan sweeping terhadap masyarakat tertentu.
b) Menurunnya kesadaran akan hak dan kewajiban hukum masyarakat. Hal
ini banyak disebabkan oleh karena tingkat pendidikan dan kualitas SDM
hukum yang menyebarkan hukum kurang memadai.
3. Lingkungan Ekonomi Domestik
a. Sumber Daya Migas
Sumber Daya Migas ini merupakan sumber daya alam yang bersumber dari
hasil Minyak dan Gas Bumi yang memberi kontribusi yang cukup besar
terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Berdasarkan data
tahun 2003, potensi sumber energi dan produksi dapat diuraikan sebagai
berikut:
1) Potensi Minyak Bumi sebesar 8,82 milyar barel (cadangan terbukti 4,73
milyar barel dan potensi 4, 09 milyar barel yang penyebarannya
berkonsentrasi di daerah Sumatra bagian tengah (Riau) dan Kalimantan
Timur. Namun demikian produksi Minyak Buni akan menurun, hanya
sekitar 500 juta barel pertahun akibat makin tuanya sumur-sumur yang ada
dan kuota untuk ekspor yang ditetapkan oleh OPEC.
2) Potensi Gas Alam tersebar mulai dari Aceh sampai Papua sebesar 178,13
trilyun kaki kubik (TCF)2 yang terdiri dari 91,17 TCP cadangan terbukti
dan 86,69 TCP cadangan potensi (Probable Reserve). Dibandingkan dengan
negara Asean lainnya Indonesia mempunyai cadangan Gas Alam terbesar,
namun produksinya baru mencapai 3 TCP per tahun yang sebagian besar
untuk di Ekspor.
Menurut data Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2004-
2009, penerimaan negara dari sektor migas ini adalah mengalami penurunan
dari tahun ke tahun yaitu masing-masing 6,4%, 4,8%, 3,2%, 2,9% pada tahun
2000, 2001, 2002, dan 2003 dan diperkira kan 3,8 % pada tahun 2004 dari PDB
(pendapatan Domestik Bruto).
Proyeksi penerimaan dari sektor Migas jangka menengah yaitu masing masing
1,8%, 2,0%, 1,7%, 1,5% dan 1,3% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) pada
tahun 2005, 2006, 2007, 2008 dan 2009.
b. Sumber Daya Non Migas
Sumber daya Non Migas ini merupakan sumber daya alam yang bersumber dari
hasil kehutanan, Kelautan dan perikanan, memberi kontribusi yang cukup besar
terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dari sisi produksi,
pertumbuhan ekonomi terutama didorong oleh sektor industri pengolahan
nonmigas yang diperkirakan tumbuh rata-rata 8,6 % per tahun, di mana
pendorong utamanya diharapkan dari industri makanan dan minuman dan
tembakau, industri kertas dan barang cetakan, dan industri barang kimia dan
barang dari karet. Sementara itu sektor pertanian dalam arti luas diperkirakan
tumbuh rata-rata 3,5 % per tahun, di mana pendorong utamanya adalah
diharapkan dari subsektor bahan makanan, perikanan dan peternakan.
Konstribusi tersebut yang berasal dari hasil hutan adalah sebesar 7% dari total
nilai ekonomi hutan. Sedan hasil kelautan menyumbang ke APBN adalah
sekitar 20 % dari PDB nasional (tahun 2002). Sedangkan yang lebih besar
menyumbang adalah migas, industri maritim, perikanan, jasa angkutan laut,
wisata bahari, bangunan laut dan jasa-jasa lainnya.
Untuk melihat secara menyeluruh penerimaan negara dari sektor migas ini
adalah mengalami penurunan dari tahun ke tahun masing-masing 2,5%, 2.0%,
1,5%, 1,6% pada tahun 2000, 2001, 2002 dan 2003 dan diperkirakan 1,6% pada
tahun 2004 dari (Pendapatan Domestik Bruto). Proyeksi penerimaan dari sektor
Migas jangka menengah yaitu masing-masing 1,4%, 1,3%, 1,2 %, 1,2% dan
1,2% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2005, 2006, 2007,
2008 dan 2009.
c. Sumber Daya Pajak
Sumber daya pajak merupakan salah satu sumber daya penerimaan Negara yang
nilainya cukup besar setelah sektor migas dan nonmigas.
Sumber daya ini meliputi:
1) Pajak penghasilan
Adalah pajak yang diperoleh negara dari pembayaran warga negara atas
semua pendapatan /atau honor, baik yang perorangan maupun Badan
Hukum. Penerimaan negara dari pajak penghasil ini setiap tahunnya
menunjukan kecendrungan yang stabil. Hal ini terlihat dari data realisasi
yang ada yaitu, masing-masing sebesar 6,1 %, 5,6%, 5,3 %, dan 5,9 % PDB
(pendapatan Domestik pada tahun 2000, 2001, 2002, dan 2003 sedangkan
tahun 2004 diperkirakan 5,9% PDB. Proyeksi penerimaan pajak
penghasilan jangka menengah yaitu masing-masing 5,6 %, 5,5 %, 5,6%,
6,1% dan 6,6% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2005,
2006, 2007, 2008 dan 2009.
2) Pajak Pertambahan nilai
Adalah pajak yang diperoleh negara dari pembayaran pajak barang atas
barang tertentu oleh perorangan atau badan hukum. Penerimaan negara dari
pajak pertambahan nilai ini setiap tahun nya menunjukan pertumbuhan yang
stabil pula. Hal ini terlihat dari data realisasi yaitu, masing-masing 3,4% ,
3,3%, 3,4%, dan 3,6% dari PDB (Pendapatan Domestik Bruto) pada tahun
2000, 2001, 2002, dan 2003 sedangkan tahun 2004 diperkirakan 3,8% PDB.
Proyeksi penerimaan pajak pertambahan nilai jangka menengah yaitu
masing-masing 3,9%, 3,7 %, 3,9 % , 4 , 1% dan 4,4% dari Pendapatan
Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2005, 2006, 2007, 2008 dan 2009.
3) Pajak lainnya
Pajak lainnya adalah pajak yang diperoleh negara dari pembayaran pajak
yang bukan berasal dari pajak penghasilan dan pajak pertambahan nilai.
Penerimaan negara dari pajak lainnya (di luar pajak penghasilan dan
pertambahan nilai) ini setiap tahun nya menunjukan penerimaan yang stabil.
Hal ini terlihat dari data realisasi yaitu, masing-masing 2,3%. 2,1%, 2,3 %,
dan 2,4% dari PDB (Pendapatan Domestik Bruto) pada tahun 2000, 2001,
2002, din 2003 sedangkan tahun 2004 diperkirakan 2,4% PDB.
Proyeksi penerimaan pajak lainnya ini (diluar pajak penghasilan dan pertambahan
nilai) jangka menengah yaitu masing-masing 2,2%, 2,4%, 2,5 %, 2,5 % dan 2,5%
dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2005, 2006, 2007, 2008 dan
2009.
BAB 3
LINGKUNGAN EKSTERNAL SISTEM POLITIK INDONESIA

Pengantar
Negara-negara yang tergabung dalam lingkungan ASEAN, APEC, SEATO, MACAN ASIA,
ASIA PASIFIC, OKI, PBB, serta Negara-negara yang tergabung dalam pakta pertahanan
(NATO, WARSAWA) maupun dalam bidang perdagangan seperti WTO, APEC serta negara
yang tergabung dalam kawasan negara maju (utara) dan negara miskin selatan). Semua negara
atau kelompok negara yang tersebut yang tentu saja memiliki hubungan diplomatik dengan
Indonesia adalah merupakan lingkungan eksternal Sistem Politik Indonesia.

A. Pengertian
Lingkungan Internasional adalah lingkungan masyarakat suatu negara yang berada berbatasan
dengan wilayah negara, baik regional maupun internasional yang satu sama lain memiliki
saling ketergantungan.

B. Latar Belakang
Pada dasarnya negara-negara yang ada di seluruh dunia, memiliki ketergantungan satu sama
lainnya. Ketergantungan tersebut dapat terjadi karena adanya kebutuhan suatu negara kepada
negara lain. Adanya saling ketergantungan ini dapat terjadi dalam berbagai bidang kehidupan
bangsa dan negara. Berbagai bidang tersebut dapat meliputi bidang politik, ekonomi, sosia!
budaya, hukum dan hankam. Interaksi dalam upaya memperoleh kebutuhan dimaksud
melahirkan motivasi dan dorongan (support) bagi setiap bangsa dan negara untuk membangun
hubungan yang harmonis atau hubungan yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak
melalui pendekatan dan pembukaan hubungan bilateral (hubungan dua negara), dan
multilateral (hubungan dengan banyak negara) yang diresmikan dengan pembukaan secara
resmi hubungan diplomatik kedua negara.

C. Tujuan
Pembangunan hubungan diplomatik oleh suatu negara, termasuk Indonesia adalah ditujukan
untuk mencapai cita-cita dan tujuan negara. Cita-cita bangsa Indonesia yakni terwujudnya
masyarakat yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur (alinea II UUD 1945). Artinya bahwa
segala upaya yang dibangun dalam rangka kerjasama antar negara, adalah bertujuan untuk
memperoleh keuntungan politik, ekonomi, sosial budaya, hukum dan hankam. Perolehan
keuntungan dari berbagai bidang tersebut, pada akhirnya bermuara pada terciptanya persatuan
dan kesatuan (keutuhan NKRI) dari ancaman disintegrasi, perolehan pengakuan kedaulatan
dari negara sahabat, serta terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara yang adil dan makmur
yang berintikan income perkapita masyarakat yang tinggi, seperti, layaknya negara tetangga
Malaysia, Singapore dan lain-lain yang berada dilingkungan Asia, Eropa bahkan negara maju
lainnya. Tujuan Indonesia yang kedua dalam rangka membangun hubungan dengan lingkungan
Eksternal (internasional) adalah untuk mewujudkan Tujuan Negara (nasional) yang tertera
dalam pembukaan UUD 1945, alinea IV, yang meliputi :
1. Melindungi Segenap Bangsa Indonesia dan Seluruh Tumpah Darah Indonesia. Artinya
bahwa Negara Indonesia memiliki tanggung jawab kewajiban yang absolut (mutlak)
untuk melakukan upaya melindungi warga negaranya dimanapun dan dalam kondisi
apupun dengan tanpa adanya pilih kasih (diskriminasi). Sebagai contoh Indonesia
pernah membela seorang WNI yang melakukan tindakan kriminal dengan membunuh
adiknya, dan dua (2) orang warga negara India di Amerika Serikat agar tidak dihukum
di Amerika Serikat, melainkan di hukum dengan hukum negara Indonesia di Indonesia.
Kini WNI tersebut sudah di vonis hukuman seumur hidup dan di Penjara Cipinang,
Jakarta.
2. Memajukan Kesejahteraan Umum. Kesejahteraan umum bagi seluruh rakyat Indonesia
secara hirarkis merupakan tanggungjawab negara atau pemerintah. Sehingga semua
upaya pembukaan hubungan kerjasama bilateral, multilateral dan hubungan diplomatik
yang dibangun dengan segenap negara yang terpilih oleh Indonesia adalah semuanya
ditujukan untuk meraih kepentingan Indonesia yaitu meningkatnya devisa negara dari
berbagai bidang kehidupan bangsa dan negara untuk mewujudkan kesejahtraan umum.
Tidak sama sekali untuk kepentingan pribadi maupun golongan.
3. Mencerdaskan Kehidupan Bangsa demikian juga, upaya Indonesia melakukan
kerjasama budaya dan pendidikan dengan lingkungan Eksternal (Internasional) juga
ditujukan untuk membangun SDM Indonesia yang memiliki kualitas dunia, sehingga
mampu mengikuti dan mensejajarkan dirinya dengan bangsa lain yang sudah memiliki
kualitas SDM yang berkualitas dunia, seperti, Amerika Serikat, Jerman, Jepang dan
lainnya yang lebih dulu maju peradaban dan teknologinya.
4. Ikut Melaksanakan Ketertiban Dunia Yang Berdasarkan Perdamaian Abadi dan
Keadilan Sosial. Dalam rangka Tugas Indonesia sebagai bagian dari bangsa-bangsa di
dunia (anggota PBB), Indonesia turut aktif ambil bagian dalam upaya perdamaian
dunia. Upaya ini dilakukan oleh lndonesia dengan berbagai cara, yaitu antara lain,
mengagas Komprensi Afrika di Bandung tahun 1955, Membentuk Komprensi Tingkat
Negara-negara Non Blok (KTT Non Blok). Mengirim pasukan perdamaian di Kongo,
mengirim pasukan Perdamaian Irak dengan Iran. Selain itu juga Indonesia aktif
mempelopori upaya perdamaian dalam suatu negara seperti yang terjadi di negara
Philipina, yaitu antara Negara Philipina dengan Suku Moro yang menuntut merdeka
dari Negara Philipina. Upaya Indonesia membuahkan hasil dengan tercapainya
perdamaian kedua belah pihak.

D. Klasifikasi Lingkungan Masyarakat Internasional


Menurut Gabriel A. Almond, Sistem Lingkungan Masyarakat Internasional dapat diklasifikasi
dalam tiga (3) macam, yaitu:
1. Sistem Politik Internasional
Sistem Politik Internasional adalah kumpulan elemen-elemen dunia yang satu sama lain
saling terkait dalam politik internasional (urusan negara internasional) yang memiliki
tujuan bersama yaitu mewujudkan tatanan kehidupan internasional yang aman, damai
dan harmonis antar seluruh negara-negara anggota organisasi internasional (PBB).
Elemen dunia yang satu sama lain saling terkait adalah elemen yang memiliki skala
regional, multinasional, dan bahkan global yang tergabung dalam suatu organisasi
dunia (PBB). Elemen-elemen tersebut antara lain menurut David Eston, adalah :
a. Sistem Politik Individu Batasan sistem politik individu yang dimaksud di sini
adalah sistem politik suatu individu dalam suatu negara. Artinya bahwa
keberadaan sistem politik dalam suatu negara dimanapun di dunia sangat
ditentukan oleh nilai budaya yang dianut oleh individu warga negaranya. Unsur
nilai budaya yang dimaksud adalah unsur pengetahuan, peradaban dan
teknologi yang dimiliki oleh suatu individu dalam suatu negara. Unsur
pengetahuan adalah berkaitan dengan tingkat pendidikan, pengalaman yang
diperoleh individu dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Unsur kedua
yaitu peradaban, yaitu tata nilai, norma, etika, adat istiadat yang dianut dan
berlaku dalam kehidupan bermasyarakat secara mayoritas yang berlangsung
terus menerus dalam tata pergaulan dan interaksi dalam masyarakat sehingga
mengkristal dalam diri individu warga negara. Dan yang ketiga, unsur
teknologi, yaitu penguasaan teknologi yang berintikan pada simbol struktur
fisik, bangunan gedung, jembatan, monumen dan lain-lain yang menjadi
representasi dari pada kemampuan individu dalam masyarakat. Ketiga unsur di
atas, dapat menjadi suatu nilai yang membentuk pola pikir, pola sikap dan pola
perilaku individu warga negara dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai
warga negara. Pola pikir, sikap dan perilaku di atas, dalam jangka panjang akan
dapat menjadi suatu sistem politik yang mengilhami tatanan kehidupan yang
luas, yaitu baik dalam lingkup lokal, nasional dan bahkan internasional.
Terutama di dalam lingkup individu tersebut berada.
b. NATO (North Atlantic Triaty Organization) NATO adalah merupakan
organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara. Organisasi ini dikenal sebagai
kelompok pertahanan Negara-negara Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika
Serikat. Negara anggota mencakup wilayah Eropa Barat dan Amerika Serikat.
Adapun sistem politik dan struktur politik dalam pemerintahan negara-negara
tersebut adalah non komunis (menganut sistem politik liberalisme yang
berintikan demokrasi). Negara-negara yang menjadi anggotanya adalah
meliputi: Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Perancis (sudah keluar) Jerman
Barat, Norwegia, Denmark, Eslandia (sudah keluar) Belgia, Belanda,
Lusemburg, Italia, Portugal, Yunani (sudah keluar), Turki, Spanyol. NATO ini
memiliki kekuatan untuk mempertahankan wilayah Eropa Barat dan Amerika
Serikat dari serangan Pakta Warsawa yang merupakan kekuatan pertahanan
negara-negara Eropa Timur, adalah; mempunyai 560 peluru kendali, 900 peluru
kendali nuklir jarak sedang, 800 senjata nuklir jarak sasaran 1000 sampai 5000
km, yang meliputi SS-4, SS-5, dan SS-20 serta pembom Nuklir Sejak Maret
1983, NATO merencanakan penempatan 180 persing dan 464 peluru kendali
jelajah dilima negara Eropa Barat. Kekuatan konvensional NATO terdiri dari
76 divisi dan 113 brigade yang berkekuatan 4,4 juta serdadu. Di Eropa, NATO
memiliki 2,6 juta orang serdadu, 22.370 tank, 10.750 pucuk artileri, 3000
pesawat terbang dan 9000 kepala nuklir.
c. Perserikatan Bangsa-Bangsa
PBB adalah merupakan organisasi penghimpun komunitas negara yang ada di
seluruh dunia, baik negara baru merdeka, sedang berkembang dan bahkan
negara maju. Organisasi ini didirikan dengan tujuan untuk melindungi
anggotanya (negara-negara) dari adanya tindakan atau perilaku negara lain yang
kuat terhadap negara yang lemah. Dengan kata lain untuk melindungi adanya
dominasi mayoritas (negara kuat) terhadap minoritas (negara yang lemah).
Upaya perlindungan organisasi ini meliputi dalam semua bidang kehidupan
yang antara lain dalam bidang Ideologi, Politik (dominasi yang kuat terhadap
yang lemah), sosial budaya (kemanusiaan), hukum (pelanggaran HAM berat)
dan pertahanan dan keamanan (menjaga perdamaian dunia) bagi seluruh
negara-negara yang menjadi anggotanya tanpa kecuali.
d. Subsistem lainnya
Subsistem lainnya adalah subsistem yang ada dalam bidang pertahanan,
perdagangan, territorial wilayah negara, dan lain-lain yang meliputi antara lain:
1) Pakta Warsawa
Pakta Warsawa adalah merupakan organisasi Pakta Pertahanan negara-negara
Eropa Timur. Organisasi ini dikenal sebagai kelompok pertahanan negara-
negara Eropa Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet (kini: Rusia). Negara
anggotanya mencakup negara-negara yang berdomisili di wilayah Eropa Timur.
Adapun sistem politik dan struktur politik dalam pemerintahan negara-negara
tersebut adalah komunis (menganut sistem politik Sosialisme yang berintikan
Komunisme dan Sosialisme Demokrat). Negara-negara yang menjadi
anggotanya adalah meliputi: negara-negara Uni Soviet (kini: Rusia), Bulgaria,
Cekoslovakia, Jerman Timur (kini: sudah bubar dan bergabung dengan Jerman
Barat. Kini bernama Jerman), Hongaria, Polandia dan Rumania. Pakta Warsawa
ini memiliki kekuzian untuk mempertahankan wilayah Eropa Timur dari
serangan NATO yang merupakan kekuatan pertahanan negara-negara Eropa
Barat dan Amerika Serikat, adalah; mempunyai 3.825 peluru kendali, 900
peluru kendali nuklir jarak sedang, 3.080 senjata nuklir jarak sasaran 1000
sampai 5000 km, yang meliputi SS-4, SS-5, dan SS-20 serta pembom Nuklir.
Sejak Maret 1983, Pakta Warsawa merencanakan penempatan lebih dari 600
peluru kendali SS-22 yang mengganti peluru kendali lama. Kekuatan
konvensional Pakta Warsawa terdiri dari 244 divisi dan 113 brigade yang
berkekuatan 5,7 juta serdadu. Di Eropa, Pakta warsawa memiliki 4 juta orang
serdadu, 60.000 tank, 30.000 puruk artileri, 7.295 pesawat terbang dan 8.500
kepala nuklir.
2) SEATO (South East Asiam Treaty Organization)
SEATO adalah organisasi pertahanan negara-negara yang berada di wilayah
Asia dari adanya ancaman yang datang dari luar negeri yang langsung maupun
tidak yang dapat membahayakan kelangsungan kehidupan negara-negara yang
menjadi anggota SEATO (South East Asiam Treaty Organization). Tujuannya
adalah menjaga secara bersama-sama dalam pertahanan negara anggota Asia.
Anggotanya antara lain adalah, Indonesia, Malysia, Brunai, Jepang, Korea
Selatan, Philipine, dan lain-lain.
3) NAFTA (North American Free Trade Aggrement)
NAFTA adalah kumpulan beberapa negara yang terletak di Amerika Utara yang
memberlakukan perdagangan bebas yang meliputi, Mexico, Kanada dan
Amerika Serikat. Mengenai keberadaan ketiga negara anggota NAFTA ini,
dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Mexico
Mexico adalah negara yang merdeka 16 September 1810 yang memiliki
penduduk sebesar 105 juta jiwa pada tahun 2004. Bentuk negara adalah
Republik Federal dengan ideologi liberal. Tingkat pertumbuhan
ekonominya pada tahun 2004 adalah 1,2%. Tingkat melek hurufnya
adalah mencapai 89,4% (data tahun 2004) GDP perkapita rakyatnya
adalah $5.945.
pada tahun 2003 dengan tingkat inflasi 4%. GDP negara tahun 2003,
adalah US$ 615 (7,4 Triliyun Pesos, 2004). Nilai Ekspor Mexico tahun
2003 mencapai US$ 164,9 milyar, sedangkan Impornya sebesar US$
170,5 milyar. Export ke USA tahun 2003 adalah US$144, 5 Milyar dan
Import dari USA tahun 2003 105,4 Milyar.
b) Kanada
Kanada merupakan negara yang memiliki penduduk sebanyak 31,4 juta
jiwa pada tahun 2002 dengan luas wilayah 9.9 juta km (3,8 sq mil)
negara terbesar kedua di dunia. Bentuk negara adalah Konfederasi
dengan Demokrasi Parlemen. Tingkat pertumbuhan ekonominya pada
tahun 2003 adalah 5,3% GDP perkapita rakyatnya adalah US$27.682.
pada tahun 2003. GDP negara tahun 2003, adalah US$ 869,2. Nilai
Ekspor Kanada tahun 2003 mencapai US$ 313,8 milyar, sedangkan
Impor sebesar US$ 289,7 milyar. Export ke USA tahun 2003, adalah
sebesar 83%. US$144, 5 Milyar dan Import dari USA tahun 2003, 70%.
c) Amerika Serikat
Amerika Serikat adalah negara yang merdeka tahun 1878 yang memilik:
penduduk 278,058.881 juta jiwa pada tahun ne 2001. Bentuk negara
adalah Federal dengan Ideologi Liberai. Tingkat pertumbuhan
ekonominya pada tahun 2000 adalah 5%. Tingkat melek huruf rakyatnya
adalah mencapai 97% pria dan 97% wanita (data tahun 2000). GDP
perkapita rakyatnya adalah $36.200 pada tahun 2000 dengan tingkat
inflasi 3,4%. GDP negara tahun 2000, adalah US$ 9,963 Trilyun. Nilai
Ekspornya tahun 2000 inercapai US$ 776 milyar, sedangkan Impornya
sebesar US$ 1,223 Trilyun.
d) Negara Macan Asia
Adalah kumpulan negara yang berada di kawasan Asia yang mendapat
julukan mecan Asia karena memiliki keberhasilan besar dalam bidang
ekonomi dibandingkan dengan neganai lain di Asia. Keberhasilan besar
dimaksud adalah keberhasilan dalam meningkatkan devisa negaranya
melalui kerjasama perdagangan, Investasi, pertukaran budaya, sehingga
income perkapita rakyatnya meningkat sesuai dengan yang
diharapkannya.Data mengenai peningkatannya dalam berbagai aspek
tersebut dapat dilihat dalam uraian berikut :
• Jepang
Jepang mempunyai jumlah penduduk 127.800.000 (data 2004)
dengan luas wilayah 377.864 sq km (145.894 sq miles). Dengan
tingkat melek huruf 99% (data tahun 1970). GDP perkapita
rakyatnya adalah $24.900 pada tahun 2000 dengan tingkat inflasi
0.7%. Anggaran pengeluaran Jepang pertahun adalah sebesar $
718 miliar, termasuk modal. Pengeluaran belanja dalam negeri
pertahun $84 miliar pada tahun 2001/2002. Tingkat
pertumbuhan produksi industri 5,3 % pada tahun 2000. Nilai
ekspor Jepang tahun 2000 mencapai $ 450 miliar, sedangkan
impornya sebesar $ 355 miliar.
• Korea Selatan
Korea Selatan mempunyai jumlah penduduk 47,9 juta (data
2004) dengan luas wilayah 99.237 km. dengan tingkat melek
huruf 98% terdiri dari pria 99,3% dan wanita 96,7% (data tahun
1995). GDP perkapita rakyatnya adalah $12.020 (data Word
Bank tahun 2003 dengan tingkat inflasi 2,3% pada tahu 2000.
Anggaran pengeluarannya pertahun adalah sebesar $ 94,9 miliar,
termasuk modal. Pengeluaran Belanja dalam negeri pertahun $
6,1 miliar pada tahun 1999/2000.Tingkat pertumbuhan produksi
industri 17 % pada tahun 2000. Nilai Ekspornya tahun 2000
mencapai $ 172, 6 miliar, sedangkan Impornya sebesar $ 160,5
miliar (tahun 2000).
• Singapura
Singapura adalah negara yang berbentuk Republik, Negara ini
terletak di penghujung Semenanjung Malaysia berdekatan
dengan negeri Johor Darul Takzim (Malaysia) dan Kepulauan
Riau (Indonesia). Penduduk Negara ini 4,3 juta orang (2004)
yang terdiri dari Suku cina 76,8%, Melayu 13,9%, India 7,9%
dan lainnya 1,4%. dengan luas wilayah 692,7 km dengan tingkat
melek huruf 93,5% total yang terdiri dari pria 97% dan wanita
89,8% (data tahun 1999). GDP perkapita rakyatnya adalah
$26.500 (data tahun 2000 dengan tingkat inflasi 1,4% pada tahun
2000. Pendapatan bersih perkapita US$ 21.230 (World Bank
2003) Anggaran pemasukannya US$ 18,1 Milyar dan
pengeluarannya pertahun adalah sebesar US$ 17,1 miliar,
termasuk modal. Tingkat pertumbuhan produksi industri 14 %
pada tahun 2000. Nilai ekspornya tahun 2000 mencapai $ 137
miliar, sedangkan impornya sebesar $ 127 miliar (tahun 2000).
• Cina
Cina adalah negara yang berbentuk Republik. Penduduk Negara
ini 1,3 milyar orang (2004) yang terdiri dari Suku Han Chinese
91,9%, Zhuang, Uygur, Hui, Yi, Tibeten, Miao, Mon gol, Buyi,
Korean, dan kebangsaan lainnya 8,1% dengan tingkat melek
huruf total 81,5% yang terdiri dari pris 89,9% dan wanita 72,7%
(data tahun 1995). GDP perkapita rakyatnya adalah US$3600
(data tahun 2000) dan tingkat inflasi 0,4% pada tahun 2000. GDP
tahun 2000, adalah US$ 4,5 triliyun. Tingkat pertumbuhan
produksi industri 10 % pada tahun 2000. Nilai ekspornya tahun
2000 mencapai US$ 232 miliar, sedangkan impornya sebesar
US$ 197 miliar (tahun 2000).
• Hongkong
Hongkong adalah negara yang dikuasai oleh Inggris sejak 1841,
yang kemudian berdasarkan perjanjian antara Inggris dan cina
19 Desember 1984, Hongkong menjadi The Hongkong Special
Administratif Region (SAR) atau wilayah administrative khusus
dari Cina pada tanggal 1 Juli 1997. Pada perjanjian itu Cina
berjanji akan menggunakan formula "satu negara, dua sistem,
dan Cina tidak akan memaksakan sistem ekonomi sosialis di
Hongkong. Hong Kong memiliki penuh, kecuali untuk urusan
luar negeri dan pertahanan selama 50 tahun ke depan.
Penduduknya 6.855.125 juta orang (2004) dengan luas wilayah
total 1.092 sq km. Tingkat melek huruf 93,5% total yang terdiri
dari pria 96,9% dan wanita 89,6% (data tahun 2002). GDP
negaranya adalah US$213 milyar (2003) sedangkan GDP
perkapita rakyatnya adalah US$28.800 (data tahun 2003).
Anggaran Pendapatan bersih perkapita US$ 26,17 milyar,
sedangkan Anggaran pengeluarannya US$ 32,64 milyar.
Tingkat pertumbuhan 3,3% pada tahun 2003. Nilai ekspornya
tahun 2003 meucapai US$ 225,9 miliar, sedangkan Impornya
sebesar US$ 230.3 miliar (tahun 2003). Taiwan adalah negara
yang memiliki penduduk 22,7 juta orang (2004) dengan luas
areanya 36,188 sq km dengan tingkat melek huruf 97,9%. GDP
negaranya adalah US$ 304 milyar (2004) sedangkan GDP
perkapitanya US$ 13.925 (2003). Tingkat pertumbuhan
ekonomi negara tahun 2003, adalah 5,9%. Nilai Ekspornya tahun
2003 mencapai US$ 144 milyar, sedangkan Impornya sebesar
US$ 127 miliar (tahun 2003). RAPBN nya tahun 2004 US$ 48,1
milyar dan Anggaran Pertahanan tahun 2003 adalah 15,40% dari
APBN.
1) Malaysia
Malaysia adalah negara yang berbentuk Monarki Konstitusional
dengan Sistem Demokrasi Parlemen Federal. Malaysia merdeka
1957. Negara ini memiliki penduduk 25,5 juta orang (2004) yang
terdiri dari suku Cina, Melayu, dan india dan lainnya dengan tingkat
melek huruf pada tahun 2002 adalah 83,5% total yang terdiri dari
pria 89,1% dan wanita 78,1% (data tahun 1995). GDP perkapita
rakyatnya adalah $10.300 (data tahun 2000) dengan tingkat inflasi
1,7% pada tahun 2000. GDP negara adalah US$ 223,7 milyar
(2000). Anggaran pemasukannya US$ 1,4 Milyar dan
pengeluarannya pertahun adalah sebesar US$ 17,8 milyar. Tingkat
pertumbuhan produksi industri 12,1% pada tahun 2000. Nilai
ekspornya tahun 2000 mencapai $ 97,9 milyar, sedangkan impornya
sebesar US$ 82,6 milyar pada tahun 2000. Malaysia terdiri dari 13
negara bagian dan 3 negara Federal yaitu, Kuala Lumpur, Labuan
Island, dan Putrajaya. Menganut multi partai tapi berkoalisi. UMNO
berkoalisi dengan 13 partai politik. Jumlah partai politik nya adalah
lebih dari 30 partai politik.
2. Sistem Ekologi Internasional
Salah satu isu global yang dikembangkan keseluruhan negara-negara di dunia,
termasuk Indonesia adalah isu lingkungan hidup. Hal ini tentu saja karena keberadaan
lingkungan bagi manusia dan makhluk lainnya memiliki posisi yang sangat strategis.
Lingkungan adalah merupakan wadah (tempat) dan sumber bagi kehidupan manusia
dan makhluk hidup lainnya. Sistem lingkungan Internasional adalah merupakan
keseluruhan subsistem lingkungan yang ada baik lingkungan suatu negara maupun
lingkungan bebas yang menjadi milik bersama bagi seluruh bangsa dan negara dunia.
Sebagai contoh lingkungan ruang angkasa adalah merupakan lingkungan yang bebas
bagi seluruh bangsa dan negara untuk menggunakannya dengan syarat memiliki
kemampuan teknologi yang tinggi untuk mecapainya. Demikian juga lingkungan laut
bebas, yang menjadi jalur lalu lintas internasional. Lingkungan internasional yang
menjadi milik bersama dunia ini menjadi kewajiban bagi bangsa dan negara untuk
memeliharanya secara bersama.
3. Sistem Sosial Internasional
Sistem sosial internasional adalah sistem yang merupakan kumpulan elemen-elemen
unsur-unsur kebudayaan, struktur sosial, ekonomi dan demografi internasional yang
bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama yaitu terwujudnya sistem sosial
internasional yang damai, aman, tentram bagi kehidupan manusia.
Sistem sosial internasional itu meliputi antara lain:
a. Kebudayaan Internasional Kebudayaan Internasional adalah merupakan
kebudayaan yang bersifat universal yang dianut oleh semua warga negara dalam
suatu negara di seluruh dunia. Unsur-unsur kebudayaan internasional adalah
meliputi:
1) Pengetahuan (akal budi) adalah ilmu yang tersusun secara sistematis yang
diperoleh dari pengalaman setiap masyarakat, bangsa dan negara di dunia
yang bersifat universal. Artinya yang dapat bermanfaat bagi keseluruhan
umat manusia di seluruh dunia. Contoh, ilmu politik, ekonomi, Teknologi
dan lainnya.
2) Adat istiadat (bahasa) adalah kebiasaan yang dimiliki oleh bangsa yang
kemudian membudaya menjadi nilai bersama dalam setiap interaksi dengan
masyarakat bangsa dalam suatu negara maupun dalam lingkungan
pergaulan internasional. Nilai ini dapat memberi simbol yang memiliki
kesamaan arti bagi semua bangsa. Contoh, bahasa daerah, nasional dan
bahkan internasional.
3) Peradaban adalah kemajuan (budi pekerti, kecerdasan, kebudayaan) lahir
bathin. Peradaban masyarakat internasional memiliki tingkat yang berbeda
satu sama lain. Faktor penyebabnya antara lain adalah tingkat pendidikan,
sistem politik, sejarah, tingkat kesejahtraan dan lain-lain yang ada suatu
negara. Tinggi rendahnya peradaban suatu negara di dunia sangat ditentukan
oleh faktor-faktor yang tersebut di atas.
b. Struktur Sosial Internasional
Adalah suatu struktur kemasyarakatan yang terdapat dalam suatu negara di
semua negara di lingkungan internasional (dunia). Struktur sosial internasional
ini dapat dibedakan antara lain berdasarkan tingkat kemajuan ekonomi dan
peradaban (civility).
Struktur sosial yang berdasarkan ekonomi, dapat digolongkan sebagai berikut:
1) Masyarakat Maju
2) Masyarakat Berkembang
3) Masyarakat Terbelakang
Struktur sosial yang berdasarkan peradaban, dapat digolongkan sebagai berikut:
1) Masyarakat Elit
2) Masyarakat Menengah
3) Masyarakat Awam (Grass Roots)
c. Sistem Ekonomi Internasional
Sistem Ekonomi Interassional adalah merupakan kumpulan elemen/unsur
subsistem ekonomi yang ada dalam suatu negara atau bangunan di seluluruh
dunia sebagai suatu sistem yang berlaku universal bagi seluruh bangsa dan
negara di dunia.
Bentuk lembaga-lembaga sistem ekonomi internasional ini adalah berupa
organisasi ekonomi (perdagangan) internasional yaitu antara lain, Asian Free
Trade Asosiation (AFTA), Asia Pasific Economic Conference (APEC), North
American Free Trade Agreement (NAFTA), Persatuan Negara Eropa (UNI
EROPA), dan World Trade Organisation (WTO).
Aktivitas lembaga ekonomi internasional adalah melakukan hubungan
perdagangan Export dan Import atas barang dan jasa yang menjadi kebutuhan
primer (utama), sekunder (tambahan) dan tersier (pelengkap). Hubungan ini
terjadi antara dua negara (bilateral) antara beberapa negara (Multilateral) serta
antara semua negara (global).
Tujuannya adalah untuk memperoleh keuntungan atau devisa bagi peningkatan
income perkapita masyarakat, bangsa dan negara.
d. Sistem Demografi Internasional
Adalah kumpulan elemen/unsur yang bekerjasama untuk mencapai tujuan
bersama yaitu pembangunan demografi (penduduk) internasional yang teratur
dan sejahtera. Dalam rangka membangun sistem demografi yang teratur dan
sejahtera, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan kepada seluruh
anggotanya (negara-negara. sedunia) untuk menyelenggarakan program
Keluarga Berencana. melalui pengaturan tingkat kelahiran dengan
menggunakan sarana kontrasepsi berupa penggunaan Kondom, Spiral, Pil KB.
Program ini ditujukan terutama bagi anggota PBB yang keadaan negaranya
masih berada pada posisi negara terbelakang dan berkembang, seperti
Indonesia. Tujuannya adalah untuk menyesuikan income negara dengan jumlah
pertumbuhan penduduk, sehingga kesejahtraan masyarakat dapat tercapai.
Selain itu negara diharapkan memiliki kemampuan. mengatasi kemiskinan,
kesehatan, tingkat pendidikan, pengangguran masyarakat suatu negara. Hal ini
secara global (internasional) bertujuan agar terciptanya masyarakat dunia yang
sehat, damai dan sejahtera.
4. Tujuan:
a. Untuk menjadi forum bagi menjaga perdamaian dalam kawasan.
b. Untuk menjadi forum kerjasama dalam rangka membangun hubungan dalam
bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam serta hukum.
c. Untuk menjadi forum penyelesaian perselisihan antar anggota organisasi negara
sekawasan, lintas kawasan dan bahkan kawasan dunia (global).

E. Pelestarian Hubungan Indonesia dengan Lingkungan Eksternal SPI


1. Menjalankan Politik Luar Negeri Bebas dan Aktif
2. Komitmen dalam menjalankan Piagam HAM PBB (Declaration Of Hu man Rights)
3. Komitmen untuk menjalankan hukum Internasional
4. Komitmen untuk ikut serta aktif dalam perdamaian dunia
5. Komitmen dalam menjalankan Peraturan Organisasi perdagangan dunia (WTO)
6. Komitmen untuk menjalankan demokrasi, HAM dan menjaga Lingkungan Hidup.
BAB 4
STRUKTUR, FUNGSI, PENDEKATAN DAN KAPABILITAS SISTEM
POLITIK
Pengantar
Istana Negara, gedung putih, gedung DPR, gedung Gubernur, mobil mercy, mobil BMW pria
berotot, wanita cantik gemulai dan gedung body lainnya adalah merupakan struktur. Sedangkan
gerakan, aktivitas, sistem, hasil, serta dinamika semua lembaga tersebut adalah fungsi. Adapun
gaya yang dipakai orang yang bersifat tradisi, perilaku dan visioner dikenal dengan pola
pendekatan dan pertunjukan kemampuan atau kekuatan serta popularitas kedalam maupun
keluar disebut dengan kapabilitas. Struktur, fungsi, pendekatan dan kapabilitas yang dimaksud
di atas adalah semuanya kaitkan dengan sistem politik.

A. Struktur dan Fungsi


1. Pengertian dan Definisi
Struktur Politik berasal dari dua kata yaitu, Struktur dan Politik. Struktur berarti badan
atau organisasi, sedangkan politik berarti urusan Negara. Jadi Secara harafiah struktur
politik adalah badan atau organisasi yang berkenaan dengan urusan Negara. Untuk itu
struktur politik selalu berkenaan dengan alokasi nilai-nilai yang bersifat otoritatif, yaitu
yang dipengaruhi oleh distribusi serta penggunaan kekuasaan. Sebagaimana Bertrand
Russel mengatakan bahwa kekuasaan adalah konsep yang mendasar dalam ilmu sosial,
seperti halnya energi dalam konsep ilmu alam. Menurut Muhtar Afandi, Kekuasaan
adalah kapasitas, kapabilitas, atau kemampuan untuk mempengaruhi, meyakinkan,
mengendalikan, menguasai dan memerintah orang lain.
Dari pendapat tersebut di atas, terlihat bahwa kekuasaan merupakan fokus inti dari
politik. Sedangkan politik sendiri memiliki fokus utama adalah keputusan (Morton R.
Davis). Keputusan yang dimaksud adalah keputusan yang menyangkut kepentingan
keseluruhan masyarakat dan bersifat dapat dipaksakan berlakunya.
2. Struktur Politik
Struktur adalah pelembagaan hubungan organisasi antara komponen-komponen yang
membentuk bangunan itu. Struktur politik sebagai satu spesies struktur pada umumnya,
selalu berkenaan dengan alokasi-alokasi nilai yang bersifat otoritatif yaitu yang
dipengaruhi oleh distribusi serta penggunaan kekuasaan. Kekuasaan merupakan
substansi pokok pembahasan ilmu politik ia merupakan hal pokok seperti energi dalam
konsep ilmu alam (Bertrand Russel). Kekuasaan adalah sebuah kapasitas, kapabilitas
atau kemampuan untuk mempengaruhi, meyakinkan, mengendalikan, menguasai dan
memerintah orang lain. Kapasitas demikian erat hubungannya dengan wewenang
(authority) hak (right), dan kekuatan (force, naked power).
Karl W Deutsch memberikan makna terhadap hakikat politik: Politik berkenaan dengan
pencapaian tujuan masyarakat, bidang tugasnya ialah keputusan yang menyangkut
kepentingan seluruh masyarakat dan bersifat mengikat dan dapat dipaksakan
berlakunya. Politik adalah suatu proses dalam mana masyarakat memutuskan bahwa
aktivitas tertentu adalah lebih baik dari yang lain dan harus dilaksanakan.
Struktur politik dapat diklasifikasikan menjadi bangunan yang nampak secara jelas
(kongkrit) dan juga tidak jelas.
a. Mesin Politik: Informal (Infrastruktur Politik)
Mesin politik informal (Infrastruktur Politik) adalah mesin politik yang ada
dalam masyarakat yang tidak memiliki pengaruh secara langsung dalam
pembuatan keputusan politik negara, seperti, perubahan UUD, pembuatan UU,
pembuatan keputusan politik lainnya, yang berlaku umum dan memaksa bagi
kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Faktor yang bersifat informal (tidak
atau kurang resmi) yang dalam kenyataan mempengaruhi cara kerja aparat
masyarakat untuk mengemukakan, menyalurkan, menerjemahkan,
mengkonversikan tuntutan, dukungan yang berhubungan dengan kepentingan
umum. Kelompok ini termasuk golongan penekan, alat komunikasi massa dan
lain-lain. Struktur semacam ini dapat berupa tatanan atau pranata yang tak
tampak secara jelas tetapi berpengaruh, dan eksistensinya dapat dirasakan
karena adanya fungsi-fungsi yang mengalir sehingga pendekatan yang
digunakan kemudian disebut structural functional.
Yang termasuk dalam tidak resmi atau kurang resmi:
1) Pengelompokan masyarakat atas dasar persamaan sosial ekonomi,
walaupun tidak nampak sebagai asosiasi tetapi juga memiliki kekuatan,
minimal memberikan dasar sikap mental (mental attitude) kelompok
tertentu sehingga memiliki forces of revolution. Pengelompokan tersebut
terdiri atas golongan tani, golongan pekerja/buruh, golongan professional,
kelas menengah, golongan intelegensia.
2) Pengelompokan atas dasar perbedaan cara, gaya disatu pihak dan
pengelompokan atas dasar kesadaran akan adanya persamaan jenis-jenis
tujuan. Karena seringkali bersifat terorganisir dan mempunyai struktur
sehingga membentuk assasional politik (political associational groups).
Yang termasuk dalam kategori ini adalah golongan anggota organisasi
sosial non politik, golongan agama/spiritual, golongan seniman, golongan
media massa dan lain lain.
3) Pengelompokan masyarakat atas dasar kenyataan dalam kehidupan politik
rakyat yang satu sama lain mengemban fungsi dan peranan politik tertentu,
yang secara konvensional dikenal dalam setiap sistem politik. Kategori ini
antara lain: partai politik, golongan kepentingan, golongan penekan, tokoh
politik dan media komunikasi politik.
b. Mesin Politik Resmi (Suprastruktur Politik)
Mesin politik resmi (Suprastruktur Politik) adalah mesin politik yang ada dalam
negara yang memiliki pengaruh secara langsung dalam pembuatan keputusan
politik negara; seperti, perubahan UUD, pembuatan UU, pembuatan keputusan
politik lainnya, yang berlaku umum dan memaksa bagi kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Lembaga yang dapat disebut sebagai mesin
politik formal atau resmi, yang dengan absah mengidentifikasi berbagai
masalah, menentukan dan menjalankan segala keputusan yang mengikat
seluruh anggota masyarakat untuk mencapai kepentingan umum. Mesin politik
formal (Suprastruktur) dapat dikategorikan:
1) Meminjam Teori Montesqui (Trias Politica) kekuasaan pemerintah dipisah
sehingga terbagi menjadi: kekuasaan atau lembaga legislatif (pembuat
undang-undang) eksekutif (pelaksana undang-undang) dan
yudisial/yudikatif (pelaksana peradilan). Menurut teori ini tujuan semula
adalah Sparution of Power guna mencegah keabsolutan penguasa. Karena
itu kekuasaan harus dipisah. Tetapi dalam perkembangannya berubah
menjadi pembagian kekuasaan (distribution of power). Selanjutnya "teori
catur praja" Vollenhoven membagi kekuasaan menjadi pemerintahan,
kepolisian, peradilan, dan perundang-undangan.
2) Dilihat dari perspektif teori dikotomi, hanya ada dua kekuasaan yaitu:
kekuasaan menetapkan kebijakan (policy making) dan kekuasaan
melaksanakan kebijakan (policy executing).
3) Dilain pihak Almond melihat bahwa suprastruktur politik mem punyai
fungsi sehingga kekuasaan lalu dibagi menjadi rule making, rule
application, rule adjudication.
Dalam membahas struktur politik pemerintah, biasanya sistem pemerintahan
juga dibahas. Sistem pemerintahan adalah cara kerja dan sekaligus hubungan
fungsi antara lembaga-lembaga negara yang biasanya ditetapkan juga oleh
konstitusi pula. Klasifikasi kekuasaan dibagi menjadi dua; Pertama sistem
pemerintahan parlementer (parleamentary executive, cabinet government
system). Kedua sistem pemerintahan presidential (non parliamentary executive,
fixed executive, presidential system, chief executif system). Struktur politik
tidak dapat dilepaskan dari fungsi politik yaitu input, withinput, throuhput,
output, conversation, feedback.
c. Fungsi Suprastruktur dan Infrastruktur Politik
1) Fungsi Supratruktur Politik:
Fungsi struktur lembaga ini menurut Gabriel A. Almond meliputi:
• Rule Making (membuat undang-undang)
Fungsi ini dilaksanakan oleh lembaga perwakilan rakyat (Badan
Legislatif) yang meliputi, DPR, DPRD I, dan DPRD II dan DPD
sebagai lembaga yang mewakili aspirasi daerah ini merupakan
badan baru yang dibentuk setelah Orde Reformasi yang
fungsinya berkaitan dengan kepentingan daerah seperti,
pembuatan RUU tentang Otonomi Daerah perimbangan
Keuangan Pusat dan Daerah, pemekaran daerah tingkat propinsi
maupun kabupaten/kota.
• Rule application (melaksanakan undang-undang)
Fungsi yang kedua ini adalah fungsi pelaksanaan terhadap
peraturan perundangan yang telah dibuat oleh badan legislatif
sebagaimana yang termaktub dalam Rule Making. Badan ini
adalah merupakan badan Eksekutif yang meliputi pemerintahan
pusat sampai ke pemerintahan daerah.
• Rule Adjudication (mengadili pelaksanaan undang-undang)
Badan yang memliki fungsi yang ketiga ini adalah badan
peradilan yang meliputi Mahkamah Agung, Mahkamah
Konstitusi dan Komisi Yudisial serta badan kehakiman yang ada
sampai ke daerah, seperti, PN, PT dan PTUN.
2) Fungsi Infrastruktur Politik
• Pendidikan Politik
Fungsi ini adalah fungsi untuk peningkatan pengetahuan politik
rakyat dan agar mereka dapat berpartisipasi secara maksimal
dalam sistem politiknya. Menurut faham politik totaliter, rakyat
dididik, direkrut, untuk dijuruskan kearah mobilisasi (David E.
Apter) Media pendidikan politik meliputi antara lain, Surat
Kabar, Radio, TV dan PT.
• Artikulasi Kepentingan
Adalah lembaga yang berfungsi menyampaikan aspirasi rakyat.
Lembaga ini adalah meliputi antara lain, LSM, Ormas, OKP.
• Agregasi Kepentingan
Adalah lembaga yang berfungsi memadukan aspirasi yang
disampaikan oleh lembaga seperti, LSM, Ormas Lembaga yang
memiliki fungsi adalah lembaga partai politik.
• Rekruitmen Politik
Adalah lembaga yang berfungsi melakukan pemilihan pemimpin
atau calon pemimpin bagi masyarakat.
Menurut Herman Finer, sifat ideal seorang pemimpin adalah:
a. Kesadaran
b. Kebulatan Pandangan
c. Ketetapan Jiwa
d. Keyakinan
e. Kekreatifan
f. Kepekaan hati nurani
g. Keberanian
h. Kemampuan memukau
i. Kepandaian
• Komunikasi Politik Adalah kegiatan yang berguna untuk
menghubungkan pikiran politik yang hidup dalam masyarakat,
baik pikiran intra golongan, institut, asosiasi, ataupun sektor
kehidupan politik masyarakat dengan sektor pemerintahan.
d. Diagram Sistem Politik dalam Struktur dan Fungsi menurut G. A. Almond

B. Pendekatan Sistem Politik


Pengertian
Sistem politik tak lain adalah mekanisme seperangkat fungal atau peranan dalam struktur
politik dalam hubungannya satu sama lain yang menunjukkan suatu proses yang langgeng
(persistent pattern). Proses tersebut mengandung dimensi waktu (masa lampau, kini dan
mendatang). Dari sudut ini terlihat bahwa sistem politik merupakan bagian suatu sistem yang
lebih besar, yaitu sistem sosial. Oleh karena itu dapat dimengerti apabila dalam analisa sistem
(system analysis), teori sistem (theory system), dan pendekatan sistem (system approach),
pengertian sistem politik, kultur politik, peranan politik, dibahas lebih mendalam dengan di
bantu oleh dan meminjam pengertian sosiologi dan psikologi.
Pendekatan sosio-psikologi lebih berkembang di Anglo Amerika (G.A.Almond) dari pada di
Eropa (continental). Bahkan beberapa sarjana mengemukakan bahwa dulu pendekatan
terhadap ilmu politik lebih bersifat biologis, sedangkan sekarang lebih bersifat psikologis
(F.Injwara).
Oleh G.A. Almond dan G. Bingham Powell, jr, Sistem Politik dikategorikan sebagai usaha
untuk mengadakan pencarian ke arah 1. lingkup yang lebih luas, 2. realiame, 3. persini, 4.
ketertiban dalam teori politik agar hubungan yang terputus antara Comparative Government
dengan political theory dan ditata kembali (G. A. Almond).
Lebih lanjut Almond dan Powell, menguraikan bahwa pengertian pendekatan sistem politik
dapat digolongkan dalam 3 bagian yaitu:
1. Pendekatan Tradisional.
Adalah pendekatan sistem politik yang memandang lembaga pemerintahan, kekuasaan
dan keyakinan politik sebagai dasar analisis sistem politik.
Pendekatan ini memiliki asumsi bahwa:
a. kerangka perbandingan sistem politik bersifat sempit, dalam arti lebih
cenderung dipengaruhi oleh konsep hukum, ideologi dan lembaga pemerintah.
b. Menfokuskan perhatian pada pembentukan lembaga (struktur politik)
kekuasaan, dan keyakinan politik.
c. Tokoh dalam pendekatan ini adalah antara lain, Leo Strauss dan John Hallowell.
Tokoh ini menentang pendekatan Behavioralis (perilaku). Alasannya karena
terlalu lepas dari nilai dan tidak menjawab pertanyaan "Sistem politik apakah
yang paling baik atau masyarakat yang bagaimanakah yang sebaiknya dituju"?
d. Tokoh ini juga memiliki anggapan bahwa pendekatan perilaku (behavioralis)
tidak relevan dengan politik praktis dan menutup mata terhadap masalah sosial
yang ada.
e. Pendekatan ini berpedoman pada nilai dan norma serta tradisi yang berlaku di
masyarakat (bersifat pragmatis dan domatis)
f. Mengacu pada filsafat (das sollen)
g. Mengacu pada pada ilmu terapan (praktis)
h. Konsep pemikiran lebih banyak dipengaruhi oleh konsep sejarah dan hukum
(histories dan yuridis).
i. Analisis lebih banyak mengacu pada metode kualitatif.
2. Pendekatan Behavioralisme (Pendekatan Perilaku)
Pendekatan ini adalah pendekatan yang sangat dipengaruhi oleh sistem analisis
behavioralis (sistem analisis perilaku). Dalam arti unit analisisnya lebih didasarkan
pada pernyataan, sikap dan perilaku individu, organisasi dan lembaga pemerintahan
yang sedang berjalan.
Pendekatan ini lebih bertitik tolak pada teori sistem, yaitu dengan mengikutsertakan
kenyataan (termasuk kenyataan lingkungan). Pengaruh sarjana-sarjana seperti, Max
Weber, Talcott Parsons, menumbuhkan suatu cara pendekatan baru yang berusaha
menguraikan, menjelaskan, dan membuktikan macam-macam fenomena politik atas
dasar susunan pengetahuan yang lebih" dirasakan" ilmiah dan teratur.
Pendekatan baru tersebut bernama pendekatan keprilakuan (behavioral approach),
sedangkan alirannya disebut aliran keprilakuan (behavioralis me). Perkembangan
pendekatan perilaku ini bersamaan dengan pendekatan fungsional struktural (structural-
functional approach) dan pendekatan analisa sistem (systems analysis approach),
sehingga ketiganya sering disejajarkan dan disenafaskan, walaupun untuk hal-hal
tertentu ada perbedaannya (Morton R. Davis).
Sejarah dan prinsip timbulnya pendekatan ini adalah sebagai berikut:
a. Pendekatan ini timbul pada pasca perang dunia II (pada dekade tahun 1950-an).
b. Pendekatan ini merupakan gerakan pembaharuan dalam ilmu politik
c. Sistem analisis dalam pendektan ini adalah Structural And Functional Analysis
(G.A. Almond). Artinya pendekatan ini adalah pendekatan yang mengacu pada
struktur dan fungsi suatu lembaga pemerintah dan masyarakat dengan
berpedoman pada realitas, fakta yang sedang terjadi.
d. Pendekatan ini menfokuskan perhatian pada "Analisa tingkah laku politik" dan
"bukan pada lembaga, kekuasaan, dan keyakinan politik".
e. Pendekatan ini berpedoman pada fakta yang berlaku di masyarakat (bersifat
struktur dan fungsi)
f. Mengacu pada penelitian empiris (das sain)
g. Mengacu pada ilmu murni (teoritis)
h. Konsep pemikiran lebih banyak dipengaruhi oleh konsep sosiologis dan
psikologis
i. Analisis lebih banyak mengacu pada metode kuantitatif.
j. Pendekatan perilaku memiliki arah studi yang lebih cenderung bersifat luas,
yaitu mengupas soal struktur dan fungsi (proses politik) dalam pembuatan
kebijaksanaan (policy making).
3. Pendekatan Pasca perilaku (Post Behavioralis)
Pendekatan ini adalah pendekatan yang memiliki anggapan bahwa manusia adalah
mahkluk yang kreatif. Selanjutnya dianggap bahwa pendekatan-pendekatan kelakuan,
struktural-fungsional dan analisa sistem dalam menekuni mencari dasar ilmu
pengetahuan yang empiris, kurang memperhatikan faktor penglihatan ke depan (vision)
dan daya khayal (imagination) yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah-masalah
sosial politik yang gawat dan perlu dengan segera di atasi (Miriam Budiardjo).
Pendekatan pasca perilaku (post behavioral) ini timbul sebagai reaksi terhadap aliran
perilaku (behavioralism), karena menurut aliran pasca perilaku bahwa aliran perilaku
kerap melupakan nilai manusiawi.
Hal ini dapat dimengerti, karena berdasarkan pengamatan sejarah bahwa banyak
kejadian-kejadian, termasuk kejadian politik (political events) yang ditimbulkan oleh
manusia dalam masyarakat tidak pernah ada yang sama secara mutlak penuh, walaupun
unsur yang melingkupi kejadian tersebut mempunyai kemiripan. Manusia yang
menghadapinya tidak akan pernah sama, baik dalam perilaku, gaya, sikap, dan caranya.
Jaringan interelasi satu kejadian dengan kejadian lainnya sangat kompleks, sekompleks
tingkah laku manusia itu sendiri, yang diduga tidak bisa ada suatu matriks tentang
masyarakat yang cukup signifikan mengenai hal itu (Morton R. Davis). Manusia selalu
mempunyai improvisasi sendiri untuk memecahkan problema dan tantangan masing-
masing, dan sering bersifat original dan berbeda dari manusia lainnya.
Prinsip-prinsip yang utama dalam pendekatan post behavioralisme (pasca perilaku) ini
adalah:
a. Pendekatan ini timbul pada dekade tahun 1960-an dan mencapai puncaknya
pada akhir 1960-an ketika terjadi perang Vietnam.
b. Fokus utama pendekatan ini adalah lebih bersifat proaktif, kreatif, imagination
dan vision.
c. Pendekatan ini memiliki tujuan "ingin mengubah pendidikan dan metode
penelitian ilmu politik menjadi ilmu pengetahuan yang murni (eksakta) dan
metode kuantitatif.
d. Mengutamakan penelitian yang bersifat korelatif dari pada penelitian yang
cermat.
e. Menginginkan ilmu politik tidak kehilangan kontak dengan realitas sosial,
bahkan ilmu politik merasa harus melibatkan diri dalam usaha mengatasi krisis
yang dihadapi manusia. Menginginkan nilai sebagai fokus penelitian ilmu
politik.
C. Kapabilitas Sistem Politik
1. Pengantar
Suatu sistem politik harus selalu mempunyai kapabilitas dalam meng hadapi kenyataan
dan tantangan terhadapnya. Pada zaman Filsuf Sokrates, Plato dan Aristokrasi (SPA),
prestasi sistem politik di ukur dari sudut ukuran moral, demikian pula halnya pada
teoritisi liberal abad ke 18 dan 19 yang juga mengukur prestasi sistem politik dari sudut
moral, etika den hal-hal yang normatif.
Pada era modern ini prestasi sistem politik diukur dari kemampuannya melakukan
penyelesaian dalam menghadapi masalah bangsa dan tantangannya. Atau lebih
berorientasi pada hal yang bersifat nyata (riil), seperti, pertumbuhan ekonomi, stabilitas
politik, sosial dan lain-lain.
Kemampuan ini dapat mempengaruhi perubahan politik, karena perubahan atau
prakarsa perubahan politik dapat berasal dari 3 sumber yaitu, dari kelompok elit,
infrastruktur politik dan dari lingkungan internasional.
2. Pengertian Kapabilitas Sistem Politik.
Adalah kemampuan sistem politik dalam bidang ekstraktif, distributif, regulatif,
simbolik, responsif dan dalam negeri dan internasional untuk mencapai tujuan nasional
sebagaimana yang termaktud dalain pembukaan UUD 1945.
3. Macam-macam kapabilitas sistem politika.
a. Kapabilitas Ekstraktif
Adalah kemampuan sistem politik untuk melakukan eksplorasi potensi yang ada
pada sumber daya alam dan sumber daya manusia. Kapabilitas ini merupakan
masalah yang sama yang dihadapi oleh sistem politik liberal, sistem politik
demokrasi terpimpin, dan sistem politik demokrasi Pancasila.
b. Kapabilitas Distributif
Adalah kapabilitas sistem politik dalam mengelola dan mendistribusikan
sumber daya alam dan sumber daya manusia yang berupa barang, jasa,
kesempatan kerja, dan bahkan juga kehormatan dapat diberi predikat sebagai
prestasi riil sistem politik. Ukuran kapabilitas ini adalah kuantitas serta sifat
tingkat pentingnya barang yang didistribusikan. Contoh, Sembako.
Status, kehormatan, dan kepahlawanan juga merupakan benda-benda abstrak
yang didistribusikan menurut pola merit system maupun spoil system yang
diyakini oleh sistem politik yang bersangkutan.
c. Kapabilitas Regulatif
Adalah kapabilitas sistem politik untuk menyusun peraturan perundangan dan
mengawasi serta mengatur dan mengendalikan tingkah laku individu dan
kelompok, organisasi, perusahaan berada dalam sistem politik sehingga dapat
bersikap dan berperilaku menurut peraturan yang berlaku.
d. Kapabilitas Simbolik
Kapabilitas ini adalah kapabilitas yang dimiliki oleh sistem politik yang
ditujukan untuk membangun kebanggaan bangsa terhadap pemimpin maupun
negaranya. Kapabilitas ini terbagi 2 yaitu:
1) Kapabilitas Simbolik adalah kapabilitas yang dimiliki pemimpin untuk
mendapat dukungan dari masyarakat. Contoh: kharisma, mitos.
2) Kapabilitas Output Simbolik adalah kapabilitas yang dimiliki oleh sistem
politik untuk memperoleh dukungan dan pengakuan masyarakat terhadap
sistem politik. Contohnya, pameran kekuatan dan upacara militer,
kunjungan pejabat tinggi, perayaan proklamasi kemerdekaan.
e. Kapabilitas Responsif
Adalah kapabilitas sistem politik untuk menciptakan daya tanggap masyarakat
terhadap hasil dari input dan output sistem politik.
f. Kapabilitas Dalam Negeri dan Internasional Adalah kapabilitas sistem politik
untuk berinteraksi dengan lingkungan domestik dan lingkungan internasional.
Ukurannya adalah antara lain, adanya pihak internasional melakukan investasi.
kerja sama perdagangan, militer dan budaya.

Anda mungkin juga menyukai