Anda di halaman 1dari 35

SISTEM

EKONOMI
DAN
POLITIK
INDONESIA
BY : DYAH RANGGA PUSPITA, S.T, M.AB

This template has been created by Slidesgo


MATERI PEMBELAJARAN
DEFINISI DAN KOMPONEN SISTEM POLITIK DAN
MATERI 1 EKONOMI INDONESIA
LANDASAN FILOSOFIS SISTEM POLITIK DAN EKONOMI
MATERI 2 INDONESIA
PERKEMBANGAN SISTEM POLITIK DAN EKONOMI
MATERI 3 INDONESIA
BANGUNAN DAN TATA KERJA SISTEM EKONOMI
MATERI 4 INDONESIA
BANGUNAN DAN TATA KERJA SISTEM POLITIK
MATERI 5 INDONESIA

MATERI 6 TAHAP-TAHAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

MATERI 7 PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI


MATERI 1

DEFINISI DAN KOMPONEN


SISTEM POLITIK DAN
EKONOMI INDONESIA
DEFINISI SISTEM
Sistem berasal dari Bahasa Yunani, yaitu “systema” yang berarti:
1. Keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian (Shrode dan
Voich, 1974: 115);
2. hubungan yang berlangsung di antara satuan-satuan atau komponen
secara teratur (Awad, 1979: 4).

Dengan demikian, kata “systema” berarti sehimpunan bagian atau


komponen yang saling berhubungan secara teratur, integral, dan
merupakan satu keseluruhan (a whole). Dalam perkembangannya, istilah
itu mengalami pembiasan sehingga memiliki banyak arti,
bergantung pada objek dan cakupan pembicaraannya. Akan tetapi,
setiap definisi mewujudkan gagasan dari sekelompok objek atau unsur
yang berada dalam hubungan struktural dan karakteristiknya masing-
masing yang satu dan lainnya berinteraksi pada dasar karakteristik
tertentu.
DEFINISI SISTEM MENURUT
AHLI
Beberapa ahli yang mengemukakan definisi sistem, antara lain sebagai berikuT :
1. Menurut Campbell (1979: 3), sistem adalah himpunan komponen atau
bagian yang saling berkaitan yang bersama-sama berfungsi untuk mencapai
tujuan.
2. Awad (1979: 4), sistem adalah sehimpunan komponen atau subsistem yang
terorganisasikan dan berkaitan sesuai dengan rencana untuk mencapai
tujuan tertentu.
3. Konontz dan O. Donnell (1976: 14), sistem bukan wujud fisik, melainkan
ilmu pengetahuan yang disebut sebagai sistem yang terdiri atas fakta,
prinsip, doktrin, dan lainnya.

Dengan demikian, sistem harus memenuhi unsur-unsur yang meliputi


komponen, seperti relevansi, fakta, prinsip, doktrin, fungsi, dan tujuan bersama.
Unsur-unsur tersebut merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan dan
saling mendukung untuk mencapai tujuan organisasi atau negara.
DEFINISI POLITIK
Gabriel A. Almond et.al., yang mendefinisikannya sebagai:
“… the activities associated with the control of public decisions among a given
people and in a given territory, where this control may be backed up by
authoritative and coercive means. Politics refers
to the use of these authoritative and coercive means—who gets to employ them
and for what purposes.”
Gabriel A. Almond et.al., Comparative Politics Today: a World View, Eight
Edition, Delhi: Dorling Kindersley Publishing, Inc., 2004, hlm. 2

Definisi lain politik pada masa modern juga dicatat oleh Hamid bahwa:
“... modern definition of politics, however, covers the government of the state and
that of other human organizations, where “government” means organized
authority and implies the institutions of leadership and authoritative allocation of
values.”
Eltigani Abdelgadir Hamid, The Quran and Politics: a Study of the Origins of
Political Thought in the Makkan Verses, London: The International Institute
of Islamic Thought, 2004, hlm. 2.
ASUMSI POLITIK
Andrew Heywood sekurangnya mengajukan empat asumsi jika “politik”
diucapkan, yaitu :

1. Politik sebagai seni pemerintahan, yaitu politik adalah penerapan


kendali dalam masyarakat melalui pembuatan dan pemberdayaan
keputusan kolektif. Asumsi ini adalah yang paling tua dan telah
berkembang sejak masa Yunani Kuno.

2. Politik sebagai hubungan publik. Aristoteles dalam bukunya


Politics menyatakan bahwa manusia adalah binatang politik.
Maknanya, secara kodrati, manusia hanya dapat memperoleh
kehidupan yang baik melalui komunitas politik
ASUMSI POLITIK
3. Politik sebagai kompromi dan konsensus. Sharing atau pembagian
kekuasaan adalah asumsi politik sebagai kompromi dan konsensus.
Kompromi dan konsensus dilawankan dengan brutalitas, pertumpahan
darah, dan kekerasan. Dalam politik, tidak ada pihak yang
kepentingannya terselenggarakan 100%.

4. Politik sebagai kekuasaan. Kekuasaan adalah kemampuan seseorang


atau kelompok untuk memengaruhi orang atau kelompok lain dalam
menuruti kehendaknya. Dalam konteks politik, kekuasaan yang
dirujuk adalah kekuasaan sosial, yaitu produksi, distribusi, dan
penggunaan sumber daya suatu masyarakat.

Andrew Heywood, Politics, 2nd Edition, New York: Palgrave MacMillan,


2002, hlm. 7-12
Sistem politik adalah sekumpulan pendapat, prinsip,
yang membentuk satu kesatuan yang berhubungan satu sama lain
untuk mengatur pemerintahan serta melaksanakan dan
mempertahankan kekuasaan dengan cara mengatur individu atau
kelompok individu satu sama lain atau dengan negara dan
hubungan negara dengan negara.
PEREKONOMIAN INDONESIA
Menurut Dumairy, seorang ahli ekonomi, berpendapat bahwa perekonomian
merupakan suatu bentuk sistem yang berfungsi untuk mengatur serta
menjalin kerjasama dalam bidang ekonomi. Sistem tersebut dilakukan
melalui hubungan antarmanusia dan kelembagaan. Dumairy menambahkan
pendapatnya, bahwa perekonomian yang terjadi pada suatu tatanan
kehidupan tidak harus berdiri tunggal, melainkan harus berdasarkan falsafah,
ideologi, serta tradisi masyarakat yang berkembang secara turuntemurun di
suatu tempat.

Kedua ahli ekonomi yakni Edgar F. Huse dan James L. Bowdict, berkolaborasi
dalam menuangkan gagasan mereka tentang perekonomian. Mereka
berpendapat bahwa perekonomian merupakan suatu sistem atau rangkaian
yang saling terikat dan bergantung satu sama lainnya. Sehingga, timbul
hubungan timbal balik dan pengaruh dari hubungan tersebut. Pendeknya,
satu bagian bisa mempengaruhi bagian-bagian yang lain secara keseluruhan.
HUBUNGAN SISTEM POLITIK
DAN EKONOMI INDONESIA
Sistem ekonomi dan politik selalu memiliki hubungan dan saling
mempengaruhi. Jika kondisi salah satu system tidak stabil maka
akan mempengaruhi system lainnya.
Contohnya : kegiatan investasi
MATERI 2

LANDASAN FILOSOFIS
SISTEM POLITIK DAN
EKONOMI INDONESIA
Dasar Filosofis Sistem Politik
Indonesia
Sistem politik sama seperti sistem kehidupan lainnya, mempunyai
kekhasan, yaitu adanya integrasi, keteraturan, keutuhan, organisasi,
koherensi, keterhubungan, dan saling kebergantungan bagian-
bagiannya. Banyak definisi yang berusaha menjelaskan sistem politik
Indonesia, di antaranya sebagai berikut :

1. Sistem politik Indonesia adalah seperangkat interaksi yang


diabstraksikan dari totalitas perilaku sosial melalui nilai-nilai
yang disebarkan kepada masyarakat dan negara Indonesia. Dengan
pengertian tersebut lingkungan intramasyarakat akan memengaruhi
sistem politik Indonesia, di antaranya adalah landasan ro haniah
bangsa, falsafah negara, doktrin politik, ideologi politik, dan system
nilai.
2. Sistem politik Indonesia adalah kumpulan atau keseluruhan
berbagai kegiatan dalam negara Indonesia yang berkaitan
dengan kepentingan umum termasuk proses penentuan tujuan,
upaya mewujudkan tujuan, pengambilan keputusan, seleksi
dan penyusunan skala prioritasnya.

3. Sistem politik Indonesia berlaku di Indonesia, baik seluruh


proses yang utuh maupun sebagian. Sistem politik di Indonesia
dapat menunjuk pada sistem yang pernah berlaku di Indonesia,
yang sedang berlaku di Indonesia, atau yang berlaku selama
berdirinya negara Indonesia sampai sekarang.

4. Sistem politik Indonesia berfungsi sebagai mekanisme yang


sesuai dengan dasar negara, ketentuan konstitusional juga
memperhitungkan lingkungan masyarakatnya secara real.
Ciri – ciri Pokok dari Sistem
a) Mempunyai tujuan;
b) Mempunyai batas (boundaries);
c) Memiliki sifat terbuka dalam arti berinteraksi dengan
lingkungan;
d) Terdiri atas berbagai unsur atau komponen (sub system) yang
saling bergantung dan berhubungan;
e) Melakukan kegiatan atau proses trasformasi atau proses mengubah
masukan menjadi keluaran (processor or transformator);
f) Memiliki mekanisme kontrol dengan memanfaatkan umpan balik.
Dasar Filosofis Sistem Ekonomi
Indonesia
Dasar filosofis sistem ekonomi Indonesia adalah Pancasila dan dasar
konstitusionilnya adalah UUD 1945 pasal 23, 27, 33, dan 34. Dengan
demikian, maka sistem ekonomi Indonesia adalah sistem ekonomi
yang berorientasi kepada Ketuhanan Yang Maha Esa (berlakunya etik
dan moral agama, bukan materialisme); Kemanusiaan yang adil dan
beradab (tidak mengenal pemerasan atau eksploitasi); Persatuan
Indonesia (berlakunya kebersamaan, asas kekeluargaan, sosio-
nasionalisme dan sosio-demokrasi dalam ekonomi); Kerakyatan
(mengutamakan kehidupan ekonomi rakyat dan hajat hidup orang
banyak); serta Keadilan Sosial (persamaan, kemakmuran masyarakat
yang utama bukan kemakmuran orang-seorang)
Dasar Filosofis Sistem Ekonomi
Indonesia
Keadilan menjadi sangat utama di dalam sistem ekonomi Indonesia.
Keadilan merupakan titik-tolak, proses dan tujuan sekaligus. Pasal 33
UUD 1945 adalah pasal utama bertumpunya sistem ekonomi Indonesia
yang berdasar Pancasila, dengan kelengkapannya, yaitu Pasal-pasal 18,
23, 27 (ayat 2) dan 34. Berdasarkan TAP MPRS XXIII/1966, ditetapkanlah
butir-butir Demokrasi Ekonomi (kemudian menjadi ketentuan dalam GBHN
1973, 1978, 1983, 1988), yang meliputi penegasan berlakunya Pasal-
Pasal 33, 34, 27 (ayat 2), 23 dan butir-butir yang berasal dari Pasal-Pasal
UUDS tentang hak milik yuang berfungsi sosial dan kebebasan memilih
jenis pekerjaan. Dalam GBHN 1993 butir-butir Demokrasi Ekonomi
ditambah dengan unsur Pasal 18 UUD 1945. Dalam GBHN 1998 dan
GBHN 1999, butir-butir Demokrasi Ekonomi tidak disebut lagi dan
diperkirakan “dikembalikan” ke dalam Pasal-Pasal asli UUD 1945.
Faktor-faktor yang mempegaruhi sistem ekonomi di Indonesia adalah :

1. Lembaga ekonomi.
2. Sumber daya ekonomi.
3. Faktor produksi yang dimiliki.
4. Lingkungan ekonomi.
5. Kepastian hukum.
6. Masyarakat dalam arti luas.
7. Pemerintah.
MATERI 3

PERKEMBANGAN SISTEM
POLITIK DAN EKONOMI
INDONESIA
PERKEMBANGAN POLITIK
Proses politik merupakan dinamika perjalanan politik dalam sebuah
negara. Proses politik ini tak ubahnya sebuah rotasi dalam sistem
politik baik secara historis maupun secara realita dengan perspektif
pendekatan sistem. Pergantian rezim kekuasaan dan pengambil
kebijakan merupakan sebuah proses politik dalam perspektif
historis. Proses politik secara historis merupakan sebuah upaya
deskriptif-obyektif beberapa kejadian dan korelasinya dengan
kejadian lainnya. Lebih lanjut diperlukan pendekatan yang integratif
untuk menjelaskan unsurunsur yang berinteraksi dan berproses
(fungsional) dalam sistem politik.
TAHAPAN PERKEMBANGAN
POLITIK
• Zaman Demokrasi Liberal
• Zaman Demokrasi Terpimpin
• Zaman Demokrasi Pancasila
PERKEMBANGAN EKONOMI
Nusantara pada Masa VOC dan Abad 18
VOC
menggunakan cara eksploitasi tidak langsung, yaitu melalui penguasa-
penguasa lokal. Indonesia mengalami masa Panjang pertumbuhan
ekonomi (1450–1680), diikuti masa stagnasi dan kemunduran (1680–
1750), kemudian masa kebangkitan kembali (1750–1820)

Membangun Sistem Ekonomi Kolonial Abad 19 dan Awal Abad 20

Sistem ekonomi kolonial yang ditopang system pemerintahan kolonial itu


merupakan sistem ekstraktif yang lebih modern, lebih efisien dan lebih
berkelanjutan dalam menyedot surplus ekonomi, dan pada tahap
selanjutnya memungkinkan terkandung elemen manusiawi
Gambaran Umum Perekonomian Indonesia 1830–1950 (Boedi
Utomo, 2016)
a. Sistem Tanam Paksa 1830–1870
b. Kebijakan Ekonomi Liberal 1870–1933
c. Sistem Pemerintahan Kolonial Terbentuk
d. Politik Etis 1900–1930
e. Keadaan Ekonomi 1929–1950
f. Masa Pasca Kemerdekaan (1945–1950)

g. Masa Demokrasi Liberal (1950–1957)


h. Masa Demokrasi Terpimpin (1959–1967)
i. Ekonomi Orde Baru
j. Ekonomi Masa Transisi
k. Ekonomi Masa Reformasi
MATERI 4

BANGUNAN DAN TATA KERJA


SISTEM EKONOMI INDONESIA
Menurut Lemhannas (1989), ada 8 kekuatan yang
mempengaruhi sistem ekonomi yang diterapkan atau dipilih
oleh suatu negara, yaitu:
1. falsafah dan ideologinya;
2. akumulasi ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh
masyarakatnya;
3. nilai-nilai moral dan adat kebiasaan masyarakatnya;
4. karakteristik demografinya;
5. nilai estetika, norma-norma, kebudayaan masyarakatnya;
6. sistem hukum nasionalnya;
7. sistem politiknya; dan
8. subsistem sosialnya, termasuk pengalaman sejarah pada
masa lalu serta uji coba yang dilakukan masyarakatnya
dalam mewujudkan tujuan ekonominya.
Menurut Sanusi (2000: 12), perbedaan antarsistem ekonomi
satu dengan yang lainnya terlihat dari ciri-ciri, yaitu:
1. kebebasan konsumen dalam memilih barang atau jas yang
dibutuhkan;
2. kebebasan masyarakat memilih lapangan kerja;
3. pengaturan pemilihan atau pemakaian alat-alat produksi;
pemilihan usaha yang dimanifestasikan dalam tanggung
jawab manajer;
4. pengaturan atas keuntungan usaha yang diperoleh;
5. pengaturan motivasi usaha;
6. pembentukan harga barang konsumsi dan produksi;
7. penentuan pertumbuhan ekonomi;
8. pengendalian stabilitas ekonomi;
9. pengambilan keputusan; dan
10. pelaksanaan pemerataan kesejahteraan.
Menurut Yuni dalam buku Pendamping Ekonomi (2014: 17)
menyatakan ada lima macam sistem ekonomi.
1. Sistem Ekonomi Tradisional
2. Sistem Ekonomi Kapitalis/Liberal/Pasar
3. Sistem Ekonomi Sosialis/Komando/ Terpusat
4. Sistem Ekonomi Campuran
5. Sistem Ekonomi Pancasila (Sistem Demokrasi Ekonomi)
MATERI 5

BANGUNAN DAN TATA KERJA


SISTEM POLITIK INDONESIA
TATA KERJA SISTEM POLITIK
INDONESIA
Tata kerja system politik Indonesia tidak lepas dengan
struktur proses politik. Struktur proses politik melibatkan
fungsi artikulasi kepentingan, agregasi kepentingan,
pembuatan kebijak an, dan implementasi kebijakan
dilaksanakan oleh struktur politik. Struktur proses
melibatkan berbagai kelompok ke pentingan, partai politik,
media massa, eksekutif, dan sebagai nya, dan setiap struktur
ini mempunyai peran politik masing-masing
Dalam membahas struktur politik pemerintah, biasanya
system pemerintahan juga dibahas. Sistem pemerintahan
adalah cara kerja dan sekaligus hubungan fungsi antara
lembaga-lembaga negara yang biasanya ditetapkan juga
oleh konstitusi. Klasifikasi kekuasaan dibagi menjadi dua:

1. sistem pemerintahan parlementer (parleamentary


executive, cabinet government system);

2. sistem pemerintahan presidential (non parliamentary


executive, fixed executive, presidential system, chief
executive system). Struktur politik tidak dapat dilepaskan
dari fungsi politik, yaitu input, withinput, throughput,
output conversation, feedback.
STRUKTUR POLITIK FORMAL
Dalam sistem politik, struktur dibedakan atas kekuasaan
eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Ini menurut ajaran trias politica,
meskipun tidak banyak negara manerapkan ajaran ini secara
murni. Dalam perkembangannya, negara-negara demokrasi modern
cenderung menggunakan asas pembagian kekuasaan
dibandingkan dengan menggunakan asas pemisahan kekuasaan
murni sebagaimana diajarkan oleh John Locke (1632-1704) dan
Montesquieu (1689-1755). Menurut John Locke, kekua saan
negara dibagi menjadi tiga, yaitu kekuasaan legislatif, ke kuasaan
eksekutif, dan kekuasaan federative

1. Pemerintahan dan birokrasi


2. Lembaga legislative
3. Lembaga peradilan
STRUKTUR POLITIK INFORMAL
1. Partai politik
2. Struktur Politik Informal di Luar Partai Politik
Struktur-struktur politik informal, seperti media massa,
kelompok berbasis agama, LSM atau NGO, dan asosiasi profesi
telah menunjukkan eksistensinya dalam sistem politik setelah
selama lebih kurang 32 tahun ditekan oleh pemerintah.
TUGAS
1. Buatlah resume / rangkuman tentang materi 1 – 5
2. Hasil resume ditulis tangan pada folio bergaris, dan
dikumpulkan di Google Clasroom masing-masing kelas
paling lambat tanggal 5 November 2023 Pukul 23.59
3. Link Google Classroom

Publik https://tinyurl.com/SPEI-PUBLIK23-1

Bisnis https://tinyurl.com/SPEI-BISNIS23-1
GOOD LUCK

Anda mungkin juga menyukai