Anda di halaman 1dari 7

Ujian Evaluasi Tengah Semester

Sistem Komunikasi Indonesia

Petunjuk pengerjaan:
a. Jawablah soal-soal berikut dengan baik, benar, dan komprehensif.
b. Jawaban langsung ditulis di file ini.
c. Jawaban disertai dengan referensi dan daftar pustaka dengan pengutipan sesuai
dengan kaidah akademik.
d. Jawaban dikumpul secara kolektif melalui ketua kelas dan dikumpulkan paling
lambat 14 Maret 2023 pukul 15.30

Nama : Muhammad Thariqal Muflih


NIM : 07031382227212

1. Arifin (2011) mengatakan bahwa asas utama sistem komunikasi Indonesia


adalah Pancasila. Artinya setiap kegiatan dalam sistem komunikasi Indonesia
harus dilandasi oleh kelima sila tersebut.
a. Jelaskan secara lebih komprehensif pernyataan tersebut.
b. Deskripsikan implementasi kelima sila tersebut dalam Undang-Undang,
Peraturan atau konten media di Indonesia.
c. Menurut pendapat anda apakah Sistem Komunikasi Indonesia pasca
reformasi baik secara peraturan atau implementasinya telah
mengimplementasikan asas tersebut?

2. Menurut Parson (1973) agar sistem bisa bertahan, sistem harus menjalankan
empat fungsi, yaitu: Adaptasi (mengatasi kebutuhan sosial), Pencapaian Tujuan
(mendefinisikan tujuan), Integrasi (mengatur hubungan antar komponen), Latensi
(melengkapi, memelihara, dan memperbarui motivasi individu). Jelaskan apa
yang dimaksud dengan hal tersebut dan kaitkan dengan sistem komunikasi
Indonesia.

3. Nurudin (2004) mengutip Wilbur Schram et al, mengatakan bahwa sistem


komunikasi dipengaruhi oleh ideologi-ideologi sesuai dengan yang dianut negara
tersebut. Beberapa di antaranya adalah Sistem Komunikasi Liberal, Komunis-
Soviet, Tanggung Jawab Sosial, Otoriter, dan Pancasila.

a. Pilih dua ideologi, lalu jelaskan masing-masing karakteristik dari ideologi


tersebut dan berikan contoh negara mana yang menganut paham tersebut.
Deskripsikan juga bagaimana sistem komunikasi bekerja di negara tersebut
secara konkrit.

b. Indonesia sebagai negara Pancasila menganut sistem ideologi yang


berkaitan dengan pancasila. Menurut anda, apa yang membedakan antara
sistem komunikasi Pancasila dengan sistem komunikasi yang lain.
Jawaban

1. A. Pancasila memiliki peran dalam memberikan sumber nilai dan moral. Dan juga
norma dan etika serta arah dan kerangka bagi
penyelenggaraan sistem komunikasi di indonesia. Sistem komunikasi ini haruslah
didasarkan pada nilai ketuhanan, kemanusian, persatuan, kerakyataan dan juga
keadilan.

B. Sila ke 1
Nilai ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya pengakuan dan
keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pencipta alam semesta.
Dengan nilai ini menyatakan bangsa indonesia merupakan bangsa yang religius
bukan bangsa yang ateis. Nilai ketuhanan juga memiliki arti adanya pengakuan
akan kebebasan untuk memeluk agama, menghormati kemerdekaan beragama,
tidak ada paksaan serta tidak berlaku diskriminatif antar umat beragama.
Sila ke 2
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran sikap dan
perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan
hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagai mana mestinya.
Sila ke 3
Nilai persatuan indonesia mengandung makna usaha kearah bersatu dalam
kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai
sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa indonesia.
Sila ke 4
Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui
lembaga-lembaga perwakilan.
Sila ke 5
Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung makna sebagai
dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil dan
Makmur secara lahiriah dan batiniah.

C. pasca reformasi 1998 Indonesia mengalami perubahan yang cukup besar


dalam sistem politiknya. Salah satu aspek penting dalam bidang politik yang
menjadi sasaran utama perubahan adalah kekuasaan pemerintahan Suharto
yang dikelola secara sentralistik. Memang kekuasaan yang sentralistik tidak
senantiasa buruk. Gagasan Plato tentang The philosopher king setidaknya
menunjukkan bahwa kekuasaan sentralistis, jika dijalankan oleh seorang
penguasa yang amat bijaksana dapat menghasilkanhal-hal positif bagi
perkembangan masyarakat, keadilan, kesejahteraan dan integrasi bagi negara
tersebut. Namun yang terjadi di Indonesia adalah sebaliknya, pemerintahan
otoriter selama 32 tahun menutup akses demokrasi bagi rakyat, sehingga
kejatuhan pemerintahan Suharto disambut gembira oleh sebagian besar
kalangan rakyat Indonesia. Pada saat itu sistem politik indonesia berganti dari
otoriter menuju orde reformasi yang dicirikan dengan liberalisasi politik dan
ekonomi. Setelah Suharto turun, pengaktifan hak-hak rakyat terlihat dari adanya
suatu partisipasi politik yang tinggi dari rakyat, jumlah partai politik peserta
pemilu 1999 pun mengalami lonjakan. Dalam perjalanannya, sistem politik di
indonesia pasca reformasi menunjukkan perubahan yang cepat. Terdapat
perkembangan positif bahwa dengan runtuhnya rezim Suharto, kebebasan sipil
yang dulu tidak bisa dinikmati kini dapat dinikmati walaupun terkadang sering kali
keluar dari norma-norma yang berlaku, terlepas dari itu, masyarakat kini lebih
bebas berpendapat, menyuarakan aspirasinya dan berpolitik.

2. Pertama adalah  Adaptasi; Fungsi adaptasi mencakup kemampuan suatu sistem


untuk bereaksi terhadap perubahan kondisi eksternal dan untuk beradaptasi dengan
kondisi tersebut. Fungsi ini dipenuhi oleh komponen-komponen yang menjadi
perantara antara sistem dan lingkungannya. Satu dapat mempertimbangkan revolusi
industri sebagai contoh. Sistem sosial juga harus beradaptasi dengan kemajuan
industri agar dapat terus berfungsi. Parsons menugaskan fungsi adaptasi ke sistem
perilaku.

Kedua adalah  Pencapaian Tujuan;  Fungsi pencapaian tujuan adalah kemampuan


sistem untuk mendefinisikan dan mengimplementasikan tujuan. Ini tentang pola-pola
yang dipelajari yang dikembangkan sebagai kontrol untuk kekuatan pendorong
mental (motivasi) orang-orang dalam sistem tindakan. Menurut Parsons, pencapaian
tujuan adalah fungsi dari sistem kepribadian

Ke tiga adalah Integrasi. Fungsi integrasi adalah kemampuan untuk menciptakan


kohesi dan inklusi. Itu harus menghasilkan unit sistem, yang terdiri dari sejumlah
besar komponen yang berbeda. Seperti yang telah disebutkan, suatu sistem perlu
dipisahkan dari lingkungannya agar tetap stabil. Ia dapat melakukan ini dengan
membedakan dirinya sendiri dan mengadaptasi bagian-bagian yang berbeda ini satu
sama lain. Elemen-elemen sistem harus bekerja sama secara permanen dan
kooperatif. Hal ini dilakukan melalui peran sosial. Peran ini menentukan siapa yang
harus mengambil tugas berdasarkan posisi tertentu. Contoh di sini adalah peran
profesional dalam sebuah perusahaan. Parsons memberikan fungsi integrasi ke
sistem sosial.

Dan ke empat adalah Pemeliharaan pola laten: Pengembangan struktural dan


perubahan struktural kreatif sesuai dengan prinsip dasar (nilai, norma, pola budaya)
sistem),misalnya melalui fungsi melalui debat politik, legislasi dan apresiasi politik-
budaya.

3.A

Ideologi Marxisme

Ideologi Marxisme adalah salah satu dari macam-macam ideologi yang dibuat


berdasarkan bentuk perlawanan Karl Marx terhadap ketidakadilan sistem ideologi
kapitalisme.

Ideologi marxisme lahir berkat anggapan ideologi kapitalisme yang dianggap sebagai
kesalahan yang besar karena akan semakin memperkaya pemilik modal dengan
mengorbankan nasib kaum buruh yang menyedihkan.

ada sistem kapitalisme, buruh dipaksa bekerja berjam-jam dengan upah yang minim.
Hal itu karena prinsip kapitalisme yaitu profit sebanyak banyaknya dan modal seminimal
mungkin.

Negara yang menganutnya : Uni Soviet

Ideologi Sosialisme

Ideologi sosialisme adalah salah satu dari macam-macam ideologi yang dapat


diidentikkan dengan ideologi komunisme.

Hal ini karena prinsip yang mendasar yaitu sama-sama akan mengutamakan segala

kepemilikannya secara bersama-sama dan tidak mengakui adanya kepemilikan


individu.
Seluruh aset dan modal akan dikuasai secara bersama-sama demi kepentingan suatu
bangsa dan negara.

Negara yang Menganutnya : Vietnam

3.B

Filsafat Pancasila adalah sistem filsafat nasional yang dianut di Indonesia sejak tahun
1945. Dikutip dari buku Memahami dan Memaknai Pancasila sebagai Ideologi dan
Dasar yang ditulis oleh Prima Roza, dkk (2015: 1), lahirnya Pancasila sebagai ideologi
dan dasar negara Indonesia tidak dapat dipisahkan dari sejarah perjuangan bangsa dan
lebih jauh lagi sebagai perkembangan peradaban manusia.
Hal ini berarti menunjukkan bahwa Pancasila berfokus pada nilai-nilai spiritual dan
moral untuk membangun kehidupan bernegara yang berdasarkan keadilan, kejujuran,
dan kesetaraan.
Pancasila juga berfokus pada pengakuan terhadap nilai-nilai yang bersifat intrinsik yang
terkait dengan kemanusiaan seperti keadilan, kesetaraan, persaudaraan, dan
kesederhanaan. Sebagai sistem filsafat Pancasila berbeda dengan sistem filsafat barat
karena Pancasila mengandung pemikiran pendiri bangsa Indonesia.
Berikut adalah ciri-ciri filsafat Pancasila:

 Keseimbangan antara nilai spiritual dan nilai moral.

 Konsep keadilan, kejujuran, dan kesetaraan.

 Peningkatan kesadaran moral.

 Pemahaman nilai-nilai yang bersifat intrinsik yang terkait dengan kemanusiaan.

 Pemahaman yang berbasis pada keragaman budaya dan agama.

Berbeda dengan filsafat Pancasila, sistem filsafat barat berakar dari tradisi filsafat
Yunani dan Romawi kuno dan telah menjadi dasar bagi pemikiran filsafat modern.
Sistem ini berfokus pada pemecahan masalah secara induktif dan deduktif, serta
konsep rasionalitas dan logika sebagai cara untuk mencapai pemahaman tentang alam
semesta.

 Semua bersumber Dari Kutipan Kompas.com

Anda mungkin juga menyukai