KESEHATAN MASYARAKAT
DOSEN PENGAMPU:
Dr. ADILA KASNI ASTIENA, MARS
NAMA KELOMPOK:
MEGA RINDU MARITHO 2011216007
NADA NISRINA 2011216001
NAUFAL JAGA SAKTIOKTA 2011216008
VIVI SUTIA DESMALINDA 2011216004
WITRI PUTRI SARI 1811216029
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada Penulis, sehingga Penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sifat, Komitmen, Kapasitas dan
Kapabilitas Pemimpin”.
Makalah ini telah Penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
1. Ibu Dr. Adila Kasni Astiena, MARS ., selaku dosen mata kuliah Kepemimpinan
dan Berfikir Sistem Kesehatan Masyarakat.
2. Teman-teman Kelas A3 Kepemimpinan dan Berfikir Sistem Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas 2020.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca, agar
penulis dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata penulis berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................4
1.3 Tujuan..................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................6
3.1 Kesimpulan........................................................................................................14
3.2 Saran..................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2.5 Bagaimanakah kapasitas dari seorang pemimpin itu?
1.2.6 Bagaimanakah kapabilitas dari seorang pemimpin itu?
1.3 Tujuan
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kepemimpinan dan
Berfikir Sistem Kesehatan Masyarakat dan untuk menambah pemahaman mengenai
materi Sifat, Komitmen, Kapasitas, dan Kapabilitas.
5
BAB II
PEMBAHASAN
ii
berkenaan dengan seseorang memengaruhi perilaku orang lain untuk suatu tujuan
[ CITATION Yud13 \l 1057 ].
Menurut Gary Yulk dalam Solikin et,al (2017) kepemimpinan bisa diartikan
sebagai sebuah proses untuk mempengaruhi orang lain agar mampu memahami serta
menyetujui apa yang harus dilakukan sekaligus bagaimana melakukannya, termasuk
pula proses memfasilitasi upaya individu atau kelompok dalam memenuhi tujuan
bersama [ CITATION Sol17 \l 1057 ]
7
2.4 Komitmen Pemimpin
Johnson (2010) mengungkapkan bahwa, dalam suatu organisasi komitmen
kepemimpinan dapat diartikan sebagai kesungguhan dalam berbuat sesuai tugas dan
tanggungjawabnya untuk membawa kepemimpinan secara bersama-sama kepada
keberhasilan yang diharapkan. Berdasarkan pengertian ini dapatlah dikatakan bahwa
komitmen kepemimpinan ternyata begitu penting bagi keberhasilan kepemimpinan
dalam setiap organisasi. Selanjutnya menurut James M. Kouzez dan Barry Z. Posner
dalam buku mereka yang berjudul “The Leadership Challenge” (1987),
mengemukakan sepuluh komitmen kepemimpinan yang diharapkan dari setiap
pemimpin, yaitu:
1. Mencari peluang-peluang yang menantang
Pandangan ini berarti bahwa seorang pemimpin diharapkan senantiasa berusaha
agar “status quo” atau “kemapanan yang statis” tidak perlu dipertahankan, namun
sebaliknya segera harus diubah demi penyesuaian dengan gelombang perubahan yang
terjadi.
2. Berani mencoba dan bersedia menanggung resiko
Komitmen ini mempunyai maksud sama dengan memiliki tekad yang kuat dan
keikhlasan yang dalam untuk berusaha belajar dari keberhasilan dan kegagalan,
meskipun terpaksa harus membayar harga pengalaman dengan mahal dan
konsekwensinya yang besar. Pemimpin dalam konsep ini memandang betapa
pentingnya keberanian untuk bersedia “menanggung resiko” sebagai akibat usaha
untuk lebih maju. Bahkan banyak yang meyakini bahwa menjadi pemimpin adalah
kesediaan hidup dengan alam kehidupan yang penuh resiko. Dengan pandangan yang
demikian, pemimpin wajib berusaha untuk mengembangkan tata nilai dan budaya
kerja yang penuh dengan kesetiaan semua anggotanya untuk berani mencoba dan
menanggung resiko.
3. Memimpin masa depan
Konsep ini berarti bahwa setiap pemimpin harus menampilkan pribadi yang
memancarkan suatu visi atau pandangan ke depan tentang gambaran wujud masa
depan dengan kuat. Tugas pemimpin yang utama adalah menciptakan visi yang jelas
ii
demi peningkatan kehidupan masa depan organisasi dan manusia dalam
organisasinya.
4. Membina kesamaan visi
Ini berarti mengkomunikasikan visinya kepada semua pihak yang terkait
dengan upaya mewujudkan visinya. Upaya penyamaan visi oleh pemimpin
merupakan ketrampilan untuk memperhatikan adanya nilai-nilai, peminatan, harapan
dan mimpi yang ada maupun berkembang diantara anggota organisasi. Dengan
demikian maka visi pemimpin juga merupakan visi bersama dari semua anggota yang
dipimpinnya (share vision).
5. Menggalang kerjasama
Menggalang kerjasama atau mengupayakan agar orang-orang bersedia untuk
bekerja dalam satu kata dan semangat kebersamaan, adalah tugas dari seorang
pemimpin. Membina kerjasama pada prinsipnya adalah meningkatkan keterpaduan
potensi organisasi melalui penyamaan tujuan dan membina saling percaya diantara
anggota organisasi.
6. Memperkuat mitra kerja
Ini berarti bahwa pemimpin berkewajiban untuk membagi atau memberikan
kekuasaan dalam informasi yang dimilikinya, agar semua pihak yang terlibat dalam
proses pembaharuan mempunyai kekuatan atau sumberdaya gerak pembaharuan yang
sama.
7. Menunjukan ketauladanan
Ini berarti bahwa seorang pemimpin mempunyai kewajiban untuk membuat
orang lain dapat berbuat dengan senantiasa memberikan contoh atau jalan awal bagi
pertumbuhan selanjutnya. Menyamakan dasar-dasar filosofi dan nilai-nilai,
memahami nilai-nilai utama yang diterima oleh individu dan kelompok adalah
langkah yang strategis.
8. Merencanakan keberhasilan bertahap
Disamping mempunyai rencana yang besar dalam mewujudkan visinya,
pemimpin berkewajiban pula untuk membuat rencana secara bertahap sesuai dengan
peluang dan kemampuan yang mungkin dilakukan dalam setiap laju perkembangan.
9
Jadi, pada dasarnya seorang pemimpin harus mampu menciptakan keberhasilan-
keberhasilan kecil secara bertahap dan berkesinambungan dengan membina
komitmen yang mendalam dari semua pihak yang terkait.
9. Menghargai setiap peran individu
Pemimpin harus mampu manghargai setiap peran yang telah dimainkan oleh
semua pihak dengan ikut andil dalam menciptakan keberhasilan.
10. Mensyukuri setiap keberhasilan
Mensyukuri setiap keberhasilan, adalah kewajiban setiap pemimpin
menyangkut setiap keberhasilan bersama, bahkan perlu diupayakan agar keberhasilan
juga dijadikan kesempatan emas untuk mendidik dan mengajarkan satu nilai-nilai
baru kepada banyak pihak [ CITATION Joh10 \l 1057 ].
ii
1. Menyadari bahwa nasib berada di tangan sendiri. Diri sendiri merupakan sutradara
kehidupan kita. Tuhan tidak akan mengubah nasib kita apabila kita sendiri tidak
berusaha untuk mengubahnya
2. Sebagai sutradara diri sendiri kita harus menentuka jalan cerita kita sendiri karana
kita sedirilah yang paling tahu apa yang terbaik untuk diri kita sendiri. Kita juga
harus memutuskan nilai-nilai yang akan dijalani dalam hidup.
3. Kita harus menjalankan jalan cerita yang telah kita tentukan untuk diri kita sendiri.
Untuk itu kita akan lebih terarah untuk melakukan hal-hal yang terbaik untuk diri
kita [ CITATION Pra10 \l 1057 ]
Dengan melakukan ketiga hal diatas kita akan mampu memimpin diri sendiri.
Memimpin diri sendiri adalah salah satu langkah strategis untuk memimpin orang
lain. Mengutip perkataan filsuf Cina, Confucius (551-479 SM) “Memimpin diri
sendiri adalah persyaratan untuk memimpin orang lain.” Ini merupakan suatu tahapan
dan proses yang tidak bisa dibalik [ CITATION Pra10 \l 1057 ].
B. Kepemimpinan publik
Wirawan (2003) mengungkapkan bahwa, secara umum pada kepemimpinan
publik terdapat istilah pemimpin, manajer, dan administrator [ CITATION Wir03 \l
1057 ]. Stephen P. Robbins dalam Wirawan (2003) mendefinisikan manajemen
sebagai suatu proses penyesuaian menyelesaikan aktivitas secara efisien dengan atau
melalui orang lain [ CITATION Wir03 \l 1057 ]. Menurut Wirawan (2003) aktivitas dan
fungsi manajemen dan administrasi lebih berkaitan dengan suatu organisasi, seperti
organisasi pemerintah, organisasi bisnis dan industri. Sedangkan istilah
kepemimpinan merupakan istilah umum yang tidak hanya dikaitkan dengan suatu
organisasi. Kepemimpinan selalu muncul jika ada upaya mempengaruhi seorang
individu atau kelompok orang baik dalam hubungan organisasi atau tidak. Misalnya,
kepemimpinan terjadi ketika seorang kiai mempengaruhi anggota masyarakat lainya
untuk mengikuti program keluarga berencana, hidup hemat dan membersihkan
lingkungan tempat tinggalnya agar mereka dapat hidup sejahtera [ CITATION Wir03 \l
1057 ]
11
Menurut Wirawan (2003) pakar manajemen menyatakan bahwa manajemen dan
kepemimpinan mempunyai fungsi yang berbeda. Perbedaan fungsi manajemen dan
kepemimpinan tersebut dapat menciptakan konflik. Manajemen berusaha
menciptakan stabilitas sedangkan kepemimpinan menciptkan perubahan.
Kepemimpinan yang kuat dapat mengacaukan system perencanaan yang teratur dan
mengabaikan hirarki manajemen. Sebaliknya manajemen yang kuat tidak mendorong
perubahan dan pengembalian resiko. Meskipun demikian kepemimpinan dan
manajemen harus berkerjasama agar organisasi dapat berkembang. Jadi
kepemimpinan hanya dapat berhasil jika didukung oleh manajemen yang kuat dan
manajemen yang kuat hanya dapat mengembangkan organisasi jika dipimpin oleh
seorang pemimpin yang kuat [ CITATION Wir03 \l 1057 ]
Wirawan (2003) mengungkapkan bahwa istilah administrator dan administrasi
dipakai terutama oleh lembaga-lembaga pemerintahan . mengenai cakupan istilah
manajemen dan administrasi terjadi perbedaan pendapat antara pakar. Pakar-pakar
tersebut berpendapat bahwa istilah administrasi mempunyai cakupan yang lebih luas
dari pada manajemen. menurut mereka administrasi merupakan aktivitas menetukan
kebijakan sedangkan manajemen merupakan aktivitas melaksanakan kebijakan.
Prakteknya manajemen sama dengan administrasi. istilah administrasi mencakup
administrasi perencanaan, produksi, pemasaran, dsb. Dalam istilah manajemen juga
mencakup manajemen perencanaan, produksi, pemasaran, dsb [ CITATION Wir03 \l
1057 ].
ii
Kapabilitas atau kemampuan seseorang dalam memimpin terbagi menjadi 3
bagian, yaitu: (1) kemampuan teknis, (2) kemampuan social, dan (3) kemampuan
konseptual, penejelasan ketiga bagian tersebut sebagai berikut [ CITATION Rah15 \l 1033
]:
1. Kemampuan Teknis (Technical Skill)
Kemampuan teknis merupakan kemampuan yang dimiliki seorang pemimpin
dalam menggunakan pengetahuan, metode, dan peralatan yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas tertentu yang di peroleh melalui pendidikan, pengalaman, dan
pelatihan.
2. Kempampuan Social (Social Human Skill)
Kemampuan social merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh seorang
pemimipin dalam melakukan suatu tindakan dengan cara melalui orang lain, dimana
dengan memberikan pemahaman tentang motivasi dan penerapan kepemimipinan
yang efektif agar dapat memimpin bahawan dengan cara yang tepat dan sesuai
dengan apa yang pemimpin tersebut inginkan.
3. Kemampuan Konseptual (Conseptual Skill)
Kemampuan konseptual merupakan suatu kemampuan pemimpin dalam
memahami kompleksitas organisasi dan kemampuan tersebut digunakan dalam
mementukan bidang gerak unit kerja ke dalam bidang operasi organisasi secara
keseluruhan. Oleh karena itu setiap pemimpin harus memahami secara detail ruang
gerak setiap unit kerja agar memudahkan dalam hal pegorganisasian dan dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi suatu organisasi tersebut [ CITATION Rah15 \l
1057 ].
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam berbicara kepemimpinan yang menjadi unit analisisnya adalah
manusia/individu. Oleh karena itu, kepemimpinan tidak akan ada tanpa pemimpin
dan yang dipimpin serta manusia yang memiliki potensi mengarahkan manusia
dengan meningkatkan motivasi kerja sumber daya pegawai untuk mencapai tujuan
organisasi.
Kepemimpinan merupakan suatu upaya untuk mengarahkan orang lain dalam
mencapai tujuan tertentu. Menurut Peter G. Northouse, beliau mengungkapkan ada 5
sifat pemimpin, yaitu:
1. Intelejensi
2. Kepercayaan diri
3. Determinasi
4. Integritas
5. Sosiabilitas
Dalam kepemimpinan, komitmen sangat dibutuhkan. Artinya, kesungguhan
dalam berbuat sesuai dengan tugas dan tanggung jawab untuk membawa
kepemimpinan secara bersama-sama kepada keberhasilan yang diharapkan.
Komitmen yang diharapkan dari seorang pemimpin, yaitu:
1. Mencari peluang-peluang yang menantang
2. Berani mencoba dan bersedia menanggung resiko
3. Memimpin masa depan
4. Membina kesamaan visi
5. Menggalang kerjasama
6. Memperkuat mitra kerja
7. Menunjukkan ketauladanan
8. Merencanakan keberhasilan bertahap
ii
9. Menghargai setiap peran individu
10. Mensyukuri setiap keberhasilan.
Kapasitas kepemimpinan itu ada 2 macam, yaitu untuk diri sendiri dan untuk
publik. Sedangkan untuk kapabilitas seorang pemimpin itu dibagi dalam 3 bagian,
yaitu: kemampuan teknis, kemampuan sosial, dan kemampuan konseptual.
3.2 Saran
Diharapkan agar pemimpin itu berbudi luhur dan memiliki sifat yang ada
disetiap jiwa pemimpin, sehingga dia bisa membawa bawahannya pada keselamatan
dan kesejahteraan. Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi
manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan, setidaknya
untuk memimpin diri sendiri.
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah di atas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para
pembaca.
15
DAFTAR PUSTAKA
ii