Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN

“ HUKUM KESEHATAN ”

OLEH:

NADA NISRINA 2011216001


FAJRI RAZES 2011216003

DOSEN PENGAMPU:
Dra. SRI SISWATI, Apt, SH, M.Kes

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
KATA PENGANTAR

Denganmenyebutnama Allah SWT yang MahaPengasihlagiMahaPanyayang, kami


panjatkanpujisyukurataskehadirat-Nya, yang telahmelimpahkanrahmat, hidayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapatmenyelesaikantugasmakalah Etika dan Hukum
Kesehatan.  Tidaklupa juga, kami sangatberterimakasihkepada Ibu dosen Etika dan
Hukum Kesehatan yang telahmembimbing kami pada
saatpelaksanaanmenyelesaikantugastentang“ Hukum Kesehatan ”. Berkatilmudarinya
kami dapatmenyusunmakalahini.
Terlepasdarisemuaitu, kami
menyadarisepenuhnyabahwamasihadakekuranganbaikdarisegisusunankalimatmaupun
tata bahasanya.Olehkarenaitudengantanganterbuka kami menerimasegala saran dan
kritikdaripembaca agar kami dapatmemperbaikimakalahilmiahini.
Akhir kata kami berharapsemogatugasmakalahtentang“ Hukum Kesehatan ”.
Dapatmemberikanmanfaatmaupuninpirasiterhadappembaca.

Padang, 29 September 2020

Kelompok
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................2
1.3 Tujuan...................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................4
2.1 Pengertian Hukum Kesehatan...............................................................................4
2.2 Fungsi Hukum Kesehatan.....................................................................................5
2.3 Tujuan Hukum Kesehatan....................................................................................5
2.4 Ruang Lingkup Hukum Kesehatan.......................................................................5
2.5 Sumber hukum kesehatan dan hukum kedokteran................................................6
2.6 Latar Belakang perlunya dikembangkannya hukum kesehatan............................6
2.7 Pengertian Hukum Kesehatan Masyarakat...........................................................7
2.8 Intervensi Legal Hukum Kesehatan Masyarakat..................................................8
2.9 Produk hukum kesehatan Masyarakat..................................................................9
BAB III PENUTUP......................................................................................................12
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................12
3.2 Saran...................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Di Indonesia hukum kesehatan berkembang seiring dengan dinamika kehidupan
manusia, dia lebih banyak mengatur hubungan hukum dalam pelayanan kesehatan,
dan lebih spesifik lagi hukum kesehatan mengatur antara pelayanan kesehatan dokter,
rumah sakit, puskesmas, dan tenaga-tenaga kesehatan lain dengan pasien. Karena
merupakan hak dasar yang harus dipenuhi, maka dilakukan pengaturan hukum
kesehatan, yang di Indonesia dibuat suatu aturan tentang hukum tersebut, yaitu
dengan disahkannya Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Hukum
Kesehatan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan. Hukum kesehatan di Indonesia diharapkan lebih lentur (fleksibel
dan dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang
kedokteran.
Salah satu tujuan dari hukum, peraturan, deklarasi ataupun kode etik kesehatan
adalah untuk melindungi kepentingan pasien disamping mengembangkan kualitas
profesi dokter atau tenaga kesehatan. Keserasian antara kepentingan pasien dan
kepentingan tenaga kesehatan merupakan salah satu penunjang keberhasilan
pembangunan system kesehatan. Oleh karena itu hukum kesehatan yang mengatur
pelayanan kesehatan terhadap pasien sangat erat hubungannya dengan masalah-
masalah yang akan timbul diantara hubungan perikatan antara dokter dan pasien, dan
atau kelalaian serta kesalahan yang dilakukan oleh dokter, yang berakibat hukum
entah itu hukum perdata maupun pidana.
Hukum kesehatan pada saat ini dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu hukum
kesehatan public (public health law) dan Hukum Kedokteran (medical law). Hukum
kesehatan public lebih menitik beratkan pada pelayanan kesehatan masyarakat atau
mencakup pelayanan kesehatan rumah sakit, sedangkan untuk hukum kedokteran,
lebih memilih atau mengatur tentang pelayanan kesehatan pada individual atau
seorangs aja, akan tetapi semua menyangkut tentang pelayanan kesehatan.
Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk produktif
secara sosial dan ekonomis. dan pada Pasal 4 menyebutkan bahwa, “Setiap orang
berhak atas kesehatan”.
Tujuan hukum kesehatan pada intinya adalah menciptakan tatanan masyarakat
yang tertib, menciptakan ketertiban dan keseimbangan dengan tercapainya ketertiban
dalam masyarakat, diharapkan kepentingan manusia akan dipenuhi dan terlindungi,
Dengan demikian jelas terlihat bahwa tujuan hukum kesehatan pun tidak akan banyak
menyimpang dari tujuan hukum itu sendiri, hal ini bisa dilihat dari bidang kesehatan
yang mencangkup aspek sosial dan
kemasyarakatandimanabanyakkepentinganharusdapatdiakomodirdenganbaik.
Selainituuntukmenjalankanfungsinyaterutamaupayapeningkatan dan pencegahan,
makaperludidukung juga denganperangkat yang disebut Hukum Kesehatan
Masyarakat. Kebutuhanakanhukum di
bidangkesehatanmasyarakatmakinkuatketikaterjadinyaperubahandalamparadigmakese
hatan. Sebelumnyaupayakesehatanlebihditujukankepadaupaya-upayapengobatan
(kuratif) dan pemulihankesehatan (rehabilitatif). Makin lama
masalahkesehatanmakindinamis dan bergeserkepadaupaya yang
lebihefektifyaitupeningkatankesehatan (promotif) dan pencegahanpenyakit
(preventif). Masyarakat makinmembutuhkanprodukhukum yang mengaturupaya-
upayatersebutseperikesetaraandalampelayanankesehatan, vaksinasi,
pemberdayaanbidangkesehatan, dan sebagainya.

Pentingnyahukumkesehatanmasyarakat di Indonesia
ditandaidenganadanyapenggantianterhadapUndang-undang Kesehatan No.23 tahun
1992, menjadiUndang-Undang No.36 tahun 2009. Makaberdasarkanperubahan UUD
RI tersebut, UU No.36 tahun 2009
tentangkesehatanmengaturmasalahpelayanankesehatanlebihterperincitermasuksangsik
urungan/penjara dan denda yang lebihberat.
Dengandemikianhukumkesehatanmasyarakatberfungsidalammemberikankepastianhuk
umyaituaturan-aturansertasangsi-
sangsidalampenyelenggaraanpelayanankesehatankepadamasyarakat.

Untuktercapainyatujuanhukumkesehatantidakluputdariperanpelayanankesehatan,
pelayanankesehatanadalahsemuatindakan yang diambildalamrangkamencegah dan
memeliharakesehatanmasyarakat pada umumnya,
keberhasilanupayakesehatantergantung pada
ketersediaansumberdayakesehatansepertitenagasaranaprasaranasertaadminitrasidenga
njumlah dan mutu yang memadai. Oleh karenaitu,
penulismembuatmakalahdenganjudulhukumkesehatan.

1.2RumusanMasalah
1. Jelaskan yang dimaksud dengan hukum kesehatan ?
2. Apa saja fungsi dari hukum kesehatan?
3. Bagaimana tujuan hukum kesehatan?
4. Apa saja ruang lingkup hukum kesehatan?
5. Apa saja sumber hukum kesehatan dan hukum kedokteran?
6. Bagaimanan latar belakang perlun dikembangkanya hukum kesehatan?
7. Jelaskan yang dimaksud dengan hukum kesehatan masyarakat?
8. Apa intervensi legal hukum kesehatan masyarakat?
9. Apa saja produk hukum kesehatan masyarakat?
1.3Tujuan
1. Mampu menjelaskan pengertian hukum kesehatan
2. Mampu menjelaskan fungsi dari hukum kesehatan
3. Mampu menjelaskan tujuan hukum kesehatan
4. Mampu menjelaskan lingkup hukum kesehatan
5. Mampu menjelaskan sumber hukum kesehatan dan hukum kedokteran
6. Mampu menjelaskan latar belakang perlun dikembangkanya hukum
kesehatan
7. Mampu menjelaskan hukum kesehatan masyarakat
8. Mampu menjelaskan intervensi legal hukum kesehatan masyarakat
9. Mampu menjelaskan produk hukum kesehatan masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hukum Kesehatan


Sebelummembahaslebihmendalamtentanghukumkesehatanmasyarakat,
adabaiknyakitamengetahuitentanghukumkesehatanbesertaciri-cirinya.
DalamAnggaran Dasar Perhimpunan Hukum Kesehatan Indonesia
disebutkanpengertian Hukum Kesehatan sebagaiberikut (Siswati, 2013):
“Hukum Kesehatan adalahsemuaketentuanhukum yang
berhubunganlangsungdenganpemeliharaan/pelayanankesehatan dan
penerapannyasertahak dan kewajibanbaikperorangan dan
segenaplapisanmasyarakatsebagaipenerimapelayanankesehatanmaupundaripihakpen
yelenggarapelayanankesehatandalamaspekorganisasi,
saranapedomanmedisnasional/ internasional, hukum di bidangkedokteran,
yurisprudensisertailmupengetahuanbidangkedokterankesehatan”
Dari deifinisi di atas, ciri-cirihukumkesehatanantara lain:
1. Seperangkatketentuan yang berhubunganlangsungdenganpelayanankesehatan;
2. Mengaturhubunganhukumantaraduapihak, yaitu:
a. Penyelenggarapelayanankesehatan
b. Penerimapelayanankesehatan
3. Terdapataspek-aspek: promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, organisasi, dan
sarana;
4. Diterapkankaidah-kaidahhukumperdata, pidana, dan administrasi negara;
5. Terdapatsumber-sumberhukum yang berasaldari: ketentuan-
ketentuanhukumnasional, pedoman-pedomanmedisnasional,
pedomanmedisinternasional, hukumkebiasaan, yurisprudensi,
sertailmupengetahuan dan literaturmedis; dan
6. Mencakuphukumkedokteran
(sehinggahukumkedokteranmerupakanbagiandarihukumkesehatan)
Pada saatinihukumkesehatansebenarnyaterbagiatasduajenisyaitu
1. Hukum kesehatanmasyarakat(public health law) yang lebihmeitikberatkan pada
pelayanankesehatanmasyarakatataumencakuppelayanankesehatanrumahsakit; dan
2. Hukum kedokteran(medical law) yang lebihmengaturpelayanankesehatan pada
individu. Namundemikianbaikhukumkesehatanmasyarakat dan
hukumkedokteransama-samamencakuppelayanankesehatan.
2.2 Fungsi Hukum ksehatan
1. Menjagaketertiban di dalammasyarakat.
Meskipunhanyamengaturtatakehidupan di dalam sub sektor yang
keciltetapikeberadaannyadapatmemberisumbangan yang
besarbagiketertibanmasyarakatsecarakeseluruhan.
2. Menyelesaikansengketa yang timbul di dalammasyarakat (khususnya
di bidang kesehatan). Benturan antara kepentingan individu dengankepentinga
n masyarakat.
3. Merekayasamasyarakat(social engineering). Jika masyarakatmenghalang-
halangidokteruntukmelakukanpertolonganterhadappenjahat yang luka-
lukakarenatembakan, maka Tindakan tersebutsebenarnyakeliru dan perlu
diluruskan.

Keberadaanhukum Kesehatan disinitidaksajperluuntukmeluruskansikap dan


pandanganmasyarakat, tetapi juga sikap dan pandangankelompokdokter yang
seringmerasatidaksenangjikaberhadapandengan proses
peradilan.sedangkanmenurutbredemeier fungus hukum Kesehatan
yaitumenertibkanpemecahankonflik-
konflikmisalnyakelalaianpenyelenggaraaanpelayananbersumberdarikelalaiantenaga
Kesehatan dalammenjalankantugasnya.

2.3 Tujuanhukumkesehatan
Tujuanhukumkesehatanadalahmeningkatkankesadaran, kemauan dan
kemampuanhidupsehatbagisetiap orang agar terwujudderajatkesehatanmasyarakat
yang optimal.
2.4 Ruang lingkuphukumkesehatan
Ruang lingkuphukumkesehatantergantungdaripengertianyuridistentang “sehat”.
UU Kesehatan mendefinisikansehatsebagai “keadaansejahteradari badan, jiwa dan
sosial yang memungkinkansetiap orang dapathidupproduktifsecarasosial dan
ekonomis”.
Dengandefinisiyuridissepertitersebutdiatasmakaruanglingkupmeliputiberbagaiaspek,
misalnya:
a. Kesehatan masyarakat.
b. Kesehatan kerja.
c. Kesehatan lingkungan.
d. Kesehatan jiwa.
e. Kedokteran.
f. Keperawatan.

g. Dan lain-lain.
2.5 Sumberhukumkesehatan dan hukumkedokteran
Sumberhukumkesehatan dan hukumkedokteranmeliputi:

1. Sumberhukum yang memilikikekuatanmengikat (binding authority), misalnya:


a. Peraturanperundang-undangan.
b. Yurisprudensi.
c. Traktat.
d. Konvensi.
2. Sumberhukum yang tidakmempunyaikekuatanmengikat (non-binding authority
atau persuasive authority), misalnya:
a. Doktrin.
b. Konsensus dan lain-lain
2.6 Latarbelakangperlunyadikembangkannyahukumkesehatan
Latarbelakangperlunyadikembangkannyahukumkesehatansebagaispesialisasiilmu
hukummenurutLeenenadalah:
1. Adanyakemajuanilmu dan teknologi di bidangkedokteran yang
semakinmemperlihatkanadanyabentukintervensisehinggadapatmempengaruhiinte
gritasmanusia.
2. Berubahnya dunia
kedokteranmenjadisemakinbirokratissehinggamengakibatkanhubungan personal
semakinmenurun.
3. Semakinditerimanyagagasanmengenaihakasasimanusia
(termasukhakmenentukannasibsendiri) sebagailandasanbagikebijakanhukum dan
sosial.
2.7 Pengertian Hukum Kesehatan Masyarakat
Gostin& Wiley (2016)
mendefinisikanhukumkesehatanmasyarakatdalambukunyaberjudul “Public Health
Law: Power, Duty, Restraint” sebagaiberikut:
“ Hukum Kesehatan Masyarakat adalahilmu yang mempelajaritentang:
3. Kekuasaan dan fungsi-fungsi legal negara untukmemastikankondisi yang
sehatbagipenduduk, melaluiidentifikasi, pencegahan, dan
memperbaikirisikokesehatan di masyarakat; dan
4. Keterbatasankekuasaan negara dalammencegahotonomi, privasi, kebebasan,
hakmilik, atauupaya legal
lainnyadalammelindungimasyarakatuntukmendapatkanpelayananpublik.
Tujuanutamahukumkesehatanmasyarakatadalahmendapatkantingkatkesehatanfisi
k dan mental yang setinggi-tingginyabagimasyarakat,
denganmempertimbangkannilai-nilaikeadilansosial.

Dalamhukumkesehatanmasyarakatterdapatenamnilai-nilaipenting yang
dapatdikembangkan (Gostin& Wiley, 2016 dan Goodman, 2007)
sebagaimanadijelaskan pada gambar 1 yaitu:
1. Kekuasaan dan fungsipemerintahuntukmelindungikesehatan dan
keselamatanmasyarakat. Kesehatan masyarakatmerupakantanggungjawabutama
(tetapitidakeksklusif) daripemerintah. Pemerintahmenciptakankebijakan,
sertamemberlakukanhukum dan
kebijakandalammerancangperlindunganterhadapkesehatankomunitas.
2. Kebijakantentangkekuasaan dan keterbatasan negara yang berisipaksaan yang
dilakukanuntukmelindungikeseimbangandalamkesehatanmasyarakatdenganmemp
erhatikanhakasasiindividu. Paksaantersebutdiberlakukanterhadapindividu dan
masyarakat, bukanhanyaanjuranuntukmenjalankanupayakesehatansecarasukarela.
3. Fokus pada populasidenganmemecah-mecahrisikokesehatan,
sertamenerapkanintervensiskalabesaruntukmelindungikesehatan dan
kesejahteraankomunitas, denganmemperhatikanakses dan
kualitaspelayanankesehatan.
4. Mengutamakanjaringansosial yang sehat, dukungansalingmenguntungkan, dan
keterlibatanmasyarakatsipil.
Pemberdayaankomunitasdapatmenghasilkankegiatanpromosikesehatan yang
efektif.
5. Orientasi pada
pencegahanyaitumelakukanintervensiuntukmengurangirisikoataumenghindarkan
masalahkesehatanakibatcedera dan penyakit; dan
6. Komitmenterhadapkeadilansosial, yaitumemberikanpengobatankepadakelompok
dan individusecaraadil dan setaradenganmemperhatikanketidakberuntungan pada
masyarakattertentu.
2.8 Intervensi Legal dalam Kesehatan Masyarakat
Upayapemerintahuntukmeningkatkanderajatkesehatanmasyarakat yang setinggi-
tingginyadilakukandenganberbagaiintervensi. Salah satuintervensi yang
bisadilakukanadalahdenganintervensisecarahukumataudisebutdengan Legal
Intervention. Dengandemikian Hukum Kesehatan Masyarakat
sebaiknyadipandangsecaraluassebagaikewenangan dan tanggungjawabmasyarakat
yang terorganisiruntukmemastikantingginyaderajatkesehatankomunitas. Pada
intervensiini, hukum dan
kebijakandigunakansebagaialatuntukmemfasilitasiintervensikesehatanlainnya
(Gostin& Wiley, 2016) seperti:
a. Memastikanaksesterhadappendidikankesehatan, kesempatanekonomi, makanan
yang sehat, dan perumahan yang sehat;
b. Memfasilitasipemilihanperilaku yang lebihsehat;
c. Mengurasipolusilingkungan; dan
d. Menciptakanlingkungan yang dapatmeningkatkankesehatan.
Disampingsebagaialatuntukintervensi, “hukum” juga merupakan salah
satufaktorsosial yang mempengaruhikesehatan, baik yang
bersifatpositifmaupunnegatif, misalnya:
1. Tindakan kriminalisasi pada upayauntukmenularkanpenyakitsecarasengaja, pada
upayamelarangpenyaluranjarumsuntiksteril di kalanganpenggunanarkoba,
dapatmempengaruhikesehatanmasyarakat;
2. Tindakan diskriminatifterhadap status kesehatanseseorang (mis: HIV/Aids)
dapatmempengaruhikesehatanmasyarakat;
Dengandemikianhukumdapatsecarapositifmemberdayakan dan
menghasilkaninovasidalammenghadapimasalah-masalahkesehatan.
2.9 Produk Hukum Kesehatan Masyarakat
Produkhukumkesehatanmasyarakat pada
dasarnyaterbagimenjadiduayaituPerundang-undangan dan Peraturantingkatmenteri.
Peraturanperundang-undanganadalahperaturantertulis yang memuatnormahukum
yang mengikatsecaraumum dan dibentukatauditetapkan oleh lembaga negara
ataupejabat yang berwenangmelaluiprosedur yang
ditetapkandalamPeraturanPerundang-undangan yang meliputiUndang-undang (UU),
PeraturanPemerintahPengganti UU (Perpu), PeraturanPemerintah (PP), Keputusan
Presiden (Kepres), PeraturanPresiden (Perpres), Instruksipresiden (Inpres) dan lain-
lain. Kebijakan di tingkatmenteriberlaku pada lingkupkementerian yang diaturnya,
contohnyaadalahPeraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) dan Keputusan Menteri
Kesehatan (Kepmenkes). Permenkesumumnyamengaturkebijakan yang bersifatumum
dan berlakusecaraterusmenerus, sedangkan Keputusan Menteri Kesehatan
(Kepmenkes) umumnyabersifatindividu, kongkret, dan berlakusekaliselesai.
Produkhukumkesehatan di Indonesia
dapatdibagimenjaditigamenurutkelahiranundang-undangkesehatan, yaitu: 1)
produkhukum yang adasebelumditerbitkan UU No.23 tahun 1992; 2) produkhukum
yang adaantaraterbitnya UU No.23 tahun 1992 sampaidengan UU No.36 tahun 2009;
dan 3) produkhukum yang terbitsetelah UU No.36 tahun 2009.
Sepertidiketahuiterdapatperbedaan yang sangatmendasarantara UU kesehatan lama
(No.23/1992) dengan yang baru (No.36/2009), misalnya pada
pengaturantentangtenagakesehatan, perbekalankesehatan,
pengawasanupayakesehatan, sertaketentuanpidana.
Seluruhprodukhukumkesehatanharussejalan dan mengacukepada UU No.36
tahun 2009 tentangkesehatan, sehinggaprodukhukumkesehatan di Indonesia
mengaturhal-hal yang secaraumumdiaturdalam UU kesehatantersebut, antara lain:
1. Pembangunan kesehatan
2. Hak dan kewajiban orang dalamkesehatan;
3. Tanggungjawabpemerintah
4. Sumberdayabidangkesehatan
a. Tenaga kesehatan
b. Fasilitaspelayanankesehatan
c. Perbekalankesehatan
d. Teknologi dan produkteknologi
5. Upayakesehatan
a. Umum
b. Pelayanankesehatan: - Pemberianpelayanan - Perlindunganpasien
c. Pelayanankesehatantradisional
d. Peningkatankesehatan dan pencegahanpenyakit
e. Penyembuhanpenyakit dan pemulihankesehatan
f. Kesehatan reproduksi
g. Keluargaberencana
h. Kesehatan sekolah
i. Kesehatan olahraga
j. Pelayanankesehatan pada bencana
k. Pelayanandarah
l. Kesehatan Gigi dan Mulut
m. Penanggulangangangguanpenglihatan dan gangguanpendengaran
n. Kesehatan matra
o. Pengamanan dan penggunaansediaanfarmasi dan alatkesehatan
p. Pengamananmakanan dan minuman
q. Pengamananzatadiktif
r. Bedahmayat
6. Kesehatan ibu, bayi, anak, remaja, lanjtusia, dan penyandangcacat
(kelompokrentankesehatan)
a. Kesehatan Ibu, Bayi, dan Anak
b. Kesehatan remaja
c. Kesehatan lanjutusia dan penyandangcacat
7. Gizi
8. Kesehatan Jiwa
9. PenyakitMenular dan TidakMenular
a. PenyakitMenular
b. PenyakitTidakMenular
10. Kesehatan Lingkungan
11. Kesehatan Kerja
12. Pengelolaankesehatan
13. Informasikesehatan
14. Pembiayaankesehatan
15. Peran sertamasyarakat (pemberdayaanmasyarakat)
16. Badan Pertimbangan Kesehatan
17. Pembinaan dan Pengawasan
18. Penyidikan
19. KetentuanPidana
20. KetentuanPeralihan

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hukum Kesehatan adalahsemuaketentuanhukum yang
berhubunganlangsungdenganpemeliharaan/pelayanankesehatan dan
penerapannyasertahak dan kewajibanbaikperorangan dan
segenaplapisanmasyarakatsebagaipenerimapelayanankesehatanmaupundaripihakpeny
elenggarapelayanankesehatandalamaspekorganisasi, saranapedomanmedisnasional/
internasional, hukum di bidangkedokteran,
yurisprudensisertailmupengetahuanbidangkedokterankesehatan
Ciri hokum kesehatanadalahSeperangkatketentuan yang
berhubunganlangsungdenganpelayanankesehatan;
mengaturhubunganhukumantaraduapihak (penyelenggarapelayanankesehatandan
penerimapelayanankesehatan), terdapataspek-aspek: promotif, preventif, kuratif,
rehabilitatif, organisasi, dan sarana, diterapkankaidah-kaidahhukumperdata, pidana,
dan administrasi negara, terdapatsumber-sumber hokum dan
mencakuphukumkedokteran
Pada saatinihukumkesehatansebenarnyaterbagiatasduajenisyaitu Hukum
kesehatanmasyarakat (public health law) yang lebihmeitikberatkan pada
pelayanankesehatanmasyarakatataumencakuppelayanankesehatanrumahsakit; dan
Hukum kedokteran (medical law) yang lebihmengaturpelayanankesehatan pada
individu. Namundemikianbaikhukumkesehatanmasyarakat dan
hukumkedokteransama-samamencakuppelayanankesehatan.
Latarbelakangperlunyadikembangkannyahukumkesehatansebagaispesialisasiilmu
hukummenurutLeenenadalahadanyakemajuanilmu dan teknologi di
bidangkedokteran, Berubahnya dunia kedokteranmenjadisemakinbirokratis,
semakinditerimanyagagasanmengenaihakasasi
Hukum kesehatanberfungsiuntukmenjagaketertiban di masyarakatwalaupunhanya
di sub sector kesehatan, menyelesaikansengketa yang timbul di masyarakatkhususnya
di bidangksehatandan merekayasamasyakat.
Tujuanhukumkesehatanadalahmeningkatkankesadaran, kemauan dan
kemampuanhidupsehatbagisetiap orang agar terwujudderajatkesehatanmasyarakat
yang optimal.
Sumber-sumberhukumkesehatanberasaldari: ketentuan-ketentuanhukumnasional,
pedoman-pedomanmedisnasional, pedomanmedisinternasional, hukumkebiasaan,
yurisprudensi, konvensi, traktat, doktrindankonsensus
3.2 Saran
Dalampenyelenggaraanhukumkesehatanharusdilaksanakandengansebaik-
baiknya agar
penyelenggaraankesehatandapatberjalandenganlancarsertatertatadenganbaik.
Sanksibagipelanggarhukumkesehatan juga harusditegakkan
Dalampenulisanmakalahinimasihterdapatkekurang yang harusdiperbaiki. Oleh
karenaitudharapkankepadapembacasekalianuntukmemberikan saran yang membangun
agar makalahdapatditulisdenganlebihbaiklagi.
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmojo,Soekidjo. 2010. Etika dan Hukum Kesehatan. Jakarta: RinekaCipta


Is, M. Sadi. 2017.Etika dan Hukum Kesehatan: Teori dan Aplikasinya di Indonesia.
Jakarta: Kencana
Hanafiah, M. Jusuf. 2008 Etika kedokteran dan Hukum Kesehatan. Jakarta: ECG
https://www.academia.edu/34836091/MAKALAH_MIK_HUKUM_KESEHATAN

Anda mungkin juga menyukai