Segala puji dan syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan nikmat dan rahmat
nya kepada kita sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yaitu tentang “
WAWANCARA DAN SOSIOMETRI”. Serta salawat dan salam tak lupa pula kita
sanjungkan keharibaan nabi besar Muhammad saw beserta keluarga, dan
sahabatnya yang telah membawa umat manusia dari zaman jahiliah ke zaman
islamiah dan dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengertahuan sebagaimana
yang kita rasakan sekarang ini.Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Drs.
MARTUNIS,M.Siselaku dosen pembimbing.
Penulis menyadari dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
sebab itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam memberikan sarana bimbingan dan konseling, terlebih dahulu
diperlukan berbagai metode untuk mengumpulkan data terlebih dahulu.
Dalam menguraikan metode mendapatkan data untuk bimbigan dan konseling
menurut H.M. Umar dan Sartono mengemukakan bahwa ada beberapa metode
yang dapat dipergunakan untuk memperoleh data dalam merealisaikan
bimbingan dan konseling, salah satunya wawancara.
tujuan wawancara di dalam bimbingan dan konseling yaitu dalam wawancara
konseling, klien mengemukakan masalah-masalah yang sedang dihadapinya
kepada konselor, dan konselor menciptakan suasana hubungan yang akrab
dengan menerapkan prinsip-prinsip dan teknik-teknik wawancara konseling
sedemikian rupa, sehingga masalahnya itu segenap seginya bisa dihadapi
dengan menggunakan kekuatannya sendiri.
Sosiometri merupakan alat yang tepat untuk mengumpulkan data
mengenai hubungan sosial dan tingkah laku sosial peserta didik, karena
melalui sosiometri kita memperoleh data tentang susunan hubungan antar
individu, struktur hubungan antar individu dan arah hubungan sosial.
Sosiometri mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam Bimbingan dan
Konseling. Sosiometri bermanfaat untuk merencanakan program yang
kontruktif untuk menciptakan iklim sosial yang lebih baik dan sekaligus
membantu mengatasi masalah penyesuaian dalam lingkungan pergaulan di
sekolah. Di setiap lingkungan pergaulan atau kelompok selalu ada seorang
(pihak) yang terkucil. Entah itu karena dia menarik diri dari pergaulan
dikelompoknya atau dia dikucilkan oleh teman-temannya. Untuk itu dengan
sosiometri, guru dapat melihat siswa-siswa yang terkucil di kelas tertentu.
teknik ini biasanya diterapkan oleh guru BK ( Bimbingan Konseling).
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu wawancara?
2. Apa kekurangan dan kelebihan wawancara?
3. Apa saja hal- hal yang perlu diperhatikan didalam wawancara?
4. Apa pengertian sosiometri?
5. Apa saja macam/jenis sosiometri?
6. Bagaimana langkah pengadministrasian sosiometri?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui apa itu wawancara
2. Untuk Mengetahui kekurangan dan kelebihan wawancara
3. Untuk mengetahui apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan didalam
wawancara
4. Untuk mengetahui peengertian sosiometri
5. Untuk mengetahui macam/jenis sosiometri
6. Untuk mengetahui langkah pengadministrasian sosiometri
BAB II
PEMBAHASAN
WAWANCARA
Konsep Dasar
Pembahasan konsep dasar wawancara meliputi pengertian, fungsi dan manfaat
pengunaan wawancara dalam bimbingan dan konseling. Pada pelayanan bimbingan
dan konseling salah satu metode yang paling banyak digunakan adalah wawancara,
yang merupakan teknik pengumpulan data dengan cara berkomunikasi, bertatap
muka yang disengaja, terencana, dan sistematis antara pewawancara (interviewer)
dengan individu yang diwawancarai (interviewee). Proses wawancara pada awalnya
hanya dapat dilakukan melalui tatap muka, tetapi sejalan dengan perkembangan
teknologi komunikasi, proses wawancara dapat dilakukan melalui jarak jauh, seperti
melalui teleconference, telepon, atau menggunakan telepon seluler dengan system
three-G. Proses wawancara dalam pelayanan bimbingan dan konseling memiliki
fungsi untuk memahami berbagai potensi, sikap, pikiran, perasaan, pengalaman,
harapan,dan masalah peserta didik, serta memahami potensi dan kondisi
lingkungannya baik lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerjanya
secara mendalam.
Penggunaan asesmen wawancara dalam pelayanan bimbingan dan konseling
memiliki beberapa manfaat, selain mampu memperoleh informasi secara mendalam,
sekaligus dapat menciptakan rapport yang baik, meningkatkan intensitas hubungan
antara konselor dan peserta didik, mendorong pengembangan kemampuan peserta
didik untuk membuka diri, meningkatkan pemahaman antara konselor-peserta didik,
mengembangkan kemampuan konselor dalam menerima peserta didik,
mengembangkan kepercayaan pada relasi konselor-peserta didik.
Melalui wawancara, konselor juga dapat melakukan asesmen lingkungan. Antara lain
dapat digunakan untuk mengidentifikasi struktur program bim-bingan dan konseling,
meliputi siapa saja yang melaksanakan program; apakah konselor yang bersertifikat,
guru mata pelajaran, orang tua, dan stakeholder lainnya; apa kompetensi yang
diharapkan dimiliki peserta didik setelah mendapat layanan bimbingan dan konseling;
siapa saja target dari program; bagaimana program tersebut diorganisasi.
Jenis Wawancara
Metode wawancara dikelompokkan menjadi empat jenis, yang dibedakan
menurut responden, prosedur, situasi, dan segi perencanaannya. Untuk lebih jelasnya
akan diuraikan satu per satu berikut ini.
1. Wawancara menurut responden
Bila ditinjau dari sisi responden, wawancara dibedakan atas wawancara
langsung dan wawancara tidak langsung. Wawancara langsung merupakan
wawancara yang dilakukan kepada individu yang ingin kita kumpulkan datanya.
Sedangkan wawancara tidak langsung dilakukan untuk mengumpulkan
informasi tentang seorang individu melalui individu lain yang memiliki informasi
yang dibutuhkan.
2. Wawancara menurut prosedur
Dari segi prosedur wawancara dibedakan menjadi terstruktur dan tidak
terstruktur. Pada wawancara terstruktur, pertanyaan disusun dalam suatu
daftar terinci dan dijadikan pegangan oleh pewawancara untuk melaku- kan
wawancara. Sedangkan wawancara tidak terstruktur pertanyaannya tidak
disusun rinci, tetapi hanya pokok-pokok pertanyaannya saja, se- hingga
memberi kesempatan pewawancara mengadakan variasi, selain itu
wawancara tidak terstruktur bersifat lebih fleksibel.
3. Wawancara menurut situasi
Wawancara dapat dilakukan pada berbagai situasi, berdasarkan situasi saat
proses berlangsung, wawancara dapat dibedakan menjadi wawancara formal
dan informal. Wawancara formal dilakukan pada ruang yang telah disiapkan,
pola hubungan resmi/formal. Misal antara konselor dengan dengan peserta
didik di ruang BK. Sedangkan wawancara informal dilakukan tidak di tempat
khusus, pola hubungan santai/tidak resmi. Misal, wawan cara antara konselor
dengan peserta didik di halaman sekolah.
4. Wawancara dilihat dari segi perencanaan
Berdasarkan perencanaan, wawancara dibedakan menjadi wawancara
terencana dan insidental. Wawancara yang terencana, dilakukan dengan
waktu dan tempat telah direncanakan, sumber data juga telah dihubungi dan
telah dicapai kesepakatan bersama. Sementara, wawancara insidental
dilakukan secara kebetulan ada kesempatan baik, serta belum ditetapkan
waktu dan tempat.
Langkah Pengadministrasian
Pengadministrasian wawancara meliputi penyusunan pedoman wawancara,
pelaksanaan wawancara dan melakukan analisis hasil wawancara.
1. Langkah-langkah penyusunan pedoman wawancara
Sebelum melakukan wawancara, konselor perlu merancang pedomannya agar
proses wawancara tetap terarah dan data yang diperoleh sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai. Langkah penyusunan pedoman wawancara yaitu:
a. Menetapkan tujuan wawancara
b. Menetapkan bentuk pertanyaan sesuai tujuan.
c. Merumuskan butir pertanyaan dengan bahasa yang dipahami inter- viewee
d. Pertanyaan harus fokus, sehingga interviewee akan menjawab sesuai
dengan yang dibutuhkan.
e. Rumusan pertanyaan jangan memiliki makna ganda.
f. Rumusan pertanyaan harus netral, tidak mengandung stereotip, SARA,
sugestif, atau menghakimi interviewee.
g. Bila bentuk wawancara terstruktur butir pertanyaan dibuat rinci se-
dangkan bila bentuk wawancara tidak terstruktur, cukup dituliskan pokok-
pokok pertanyaannya saja.
Untuk pedoman wawancara terstruktur, bentuknya seperti angket berisi sejumlah
daftar pertanyaan yang rinci sesuai dengan informasi atau data yang ingin diperolah
dari interviewee. Bedanya bila menggunakan angket, interviewee langsung membaca
daftar pertanyaan dan menuliskan jawab- annya sendiri, sedangkan daftar pertanyaan
pada proses wawancara digu- nakan sebagai pedoman oleh konselor untuk
menanyakan secara langsung dan jawaban diberikan secara lisan oleh interviewee.
Pengertian Sosiometri
Sosiometri merupakan metode pengumpulan data tentang pola dan struk- tur
hubungan antara individu-individu dalam suatu kelompok. Mula-mula dikembangkan
oleh Moreno dan Jenning. Metode ini didasarkan pada pemikiran bahwa kelompok
mempunyai struktur yang terdiri dari hubungan-hubungan interpersonal yang
kompleks. Posisi setiap individu dan hubungan-hubungan yang terjadi dalam struktur
kelompoknya dapat diukur secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil pengolahan
sosiometri akan diperoleh gambaran jumlah skor yang diperoleh setiap orang, pola
hubungan, intensitas hubungan, dan posisi peserta didik dalam kelompoknya.
Langkah Pengadministrasian
1. Persiapan
a. Menentukan kelompok peserta didik yang akan diukur
b. Mempersiapkan angket sosiometri sesuai tujuan
c. Membuat satuan layanan asesmen
2. Pelaksanaan
a. Memberikan verbal setting (menjelaskan tujuan, manfaat, dan kerahasiaan
data)
b. Membagikan angket sosiometri
c. Menjelaskan cara mengerjakannya
d. Memeriksa apakah sudah benar mengisinya
e. Mengumpulkan kembali angket setelah selesai disi
3. Pengolahan dan analisis hasil
a. Memeriksa kelengkapan hasil angket
b. Membuat tabulasi hasil dan menghitung skor yang diperoleh setiap individu
c. Membuat sosiogram berdasarkan hasil tabulasi skore
d. Menghitung indeks pemilihan
e. Membuat analisis hubungan sosial dari hasil sosiogram dan perolehan skor
individu
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses wawancara dalam pelayanan BK memiliki fungsi memahami ber
bagai potensi, sikap, pikiran, perasaan, pengalaman, harapan, dan masalah
peserta didik, serta memahami potensi dan kondisi lingkungannya baik
lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerjanya secara
mendalam. Penggunaan asesmen wawancara dalam pelayanan BK memiliki
beberapa manfaat, antara lain memperoleh informasi secara mendalam,
menciptakan rapport yang baik, meningkatkan intensitas hubungan antara
konselor peserta didik, mendorong pengembangan kemampuan peserta didik
untuk membuka diri, meningkatkan pemahaman antara konselor-peserta didik
mengembangkan kemampuan konselor dalam menerima peserta didik, dan
mengembangkan kepercayaan peserta didik.
Sosiometri merupakan metode pengumpulan data tentang pola dan
struktur hubungan antara individu-individu dalam suatu kelompok. Mula-mula
dikembangkan oleh Moreno dan Jenning. Penggunaan angket sosiometri akan
membantu guru pembimbing un tuk memperoleh data yang menggambarkan
pola hubungan, intensitas hubungan, dan posisi peserta didik dalam
kelompoknya. Pada penggunaan sosiometri setiap guru pembimbing harus
mengikuti be berapa tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, serta
pengolahan dan analisis hasil sosiometri.
B. Saran
Penulis menyarakan untuk memperluas wawasan tentang wawancara
dan sosiometri bagi calon konselor profesional. Sehingga konselor dapat
memberikan edukasi-edukasi yang baik. Penulis juga berharap adanya kritik
dan saran sebagai pengembangan dalam penulisan makalah ini. Kritik dan
saran tersebut dapat menjadi perbaikan dalam penulisan makalah
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA