Anda di halaman 1dari 17

WAWANCARA

Mata Kuliah : Asesmen Psikologi Non Tes


Dosen Pengampu : Masnurrima Heriansyah, S.Pd, M.Pd

Disusun oleh :

Nur Ayu Lestari ( 1805095046 )

Litaniar Afsana Irkhami ( 1805095056 )

Anisa Nur Saputri ( 1805095069 )

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN

2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada kami sehingga tugas makalah
mengenai “Interview/ Wawancara” ini dapat kami selesaikan. Tidak lupa kami
ucapkan terimakasih kepada Bapak Masnurrima Heriansyah, S. Pd, M. Pd selaku
dosen Asesmen Psikologi Teknik Non Tes yang telah memberikan kami
kesempatan untuk menyelesaikan tugas ini sehingga kami mendapatkan
pengetahuan yang lebih tentang Interview/Wawancara.
Melalui kata pengantar ini kami lebih dulu meminta maaf seandainya di
dalam makalah ini terdapat kekurangan ataupun penulisan yang kurang tepat.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terimakasih
dan semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkahi makalah ini sehingga dapat
memberikan manfaat bagi kita semua. Amin.
Samarinda, 30 Agustus 2019
Penulis,

Kelompok 6

[Type text] Page 2


DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................2
D. Manfaat...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Wawancara...................................................................................3
B. Manfaat dan Fungsi wawancara.....................................................................3
C. Apa saja jenis-jenis wawancara…………………………….……………….4
D. Apa saja bagian-bagian wawancara………………………….……………...5
E. Bagaimana fungsi dan peran konselor dalam wawancara…….……...….......6
BAB III PENUTUP
Kesimpulan............................................................................................................8
Daftar Pustaka........................................................................................................9

[Type text] Page 3


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Didalam melakukan suatu layanan bimbingan dan konseling seorang


konselor atau guru Bimbingan dan Konseling perlu adanya pengumpulan data
individu terlebih dahulu. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah
wawancara, yang merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
berkomunikasi, bertatap muka yang disengaja, terencana, dan sistematis antara
pewawancara (interviewer) dengan individu yang diwawancarai (interviewee).
Proses wawancara dalam pelayanan bimbingan dan konseling memiliki fungsi
untuk memahami berbagai potensi, sikap, perasaan, pengalaman, harapan, dan
masalah peserta didik, serta memahami kondisi lingkungannya baik lingkungan
pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerjanya secara mendalam.

Penggunaan asesmen wawancara dalam pelayanan bimbingan dan


konseling memiliki beberapa manfaat mampu memperoleh informasi secara
mendalam, meningkatkan intensitas hubungan antara konselor dan peserta
didik, mendorong pengembangan kemampuan peserta didik untuk membuka
diri, meningkatkan pemahaman antara konselor-peserta didik, mengembangkan
kemampuan konselor dalam menerima peserta didik, mengembangkan
kepercayaan pada relasi konselor peserta didik. Makalah ini hanya membahas
pengertian, fungsi, jenis-jenis, bagian-bagian, dan peran konselor dalam
wawancara.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari wawancara ?
2. Apa saja fungsi wawancara ?
3. Apa saja jenis-jenis wawancara ?
4. Apa saja bagian-bagian wawancara ?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan wawancara ?

[Type text] Page 4


6. Contoh kisi-kisi wawancara ?
7. Bagaimana fungsi dan peran konselor dalam wawancara ?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian wawancara
2. Mengetahui fungsi wawancara
3. Mengetahui jenis-jenis wawancara
4. Mengetahui bagian-bagian dalam wawancara
5. Megetahui kelebihan dan kekurangan wawancara
6. Mengetahui kisi-kisi wawancara
7. Mengetahui fungsi dan peran konselor dalam wawancara

D. Manfaat
1. Mampu memperoleh informasi mengenai apa itu wawancara
2. Meningkatkan pemahaman konselor mengenai fungsi wawancara
3. Mengembangkan kemampuan konselor mengenai jenis-jenis wawancara
yang lainnya dan bagian-bagian dalam wawancara
4. Meningkatkan pemahaman apa fungsi dan peran konselor dalam wawancara

[Type text] Page 5


BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Wawancara
Wawancara atau interview dapat diartikan sebagai salah satu metode untuk
mendapatkan data tentang anak atau individu lain dengan mengadakan
hubungan secara langsung dengan informan (face to face relation). Jika
dilihat dari segi pertanyaan maka antara wawancara dengan kuesioner
terdapat persamaan. Dalam hal ini, keduanya wawancara dan kuesioner
menggunakan pertanyaan-pertanyaan, hanya cara penyajiannya saja yang
berbeda. Biasanya, pertanyaan pada wawancara disajikan secara lisan
sedangkan penyajian dalam kuisioner secara tertulis.
Wawancara merupakan teknik untuk memahami individu (siswa) secara
lisan, dengan mengadakan kontak lagsung pada sumber data. ( Hendrarno, E.
Sugiono & Supriyino, 1987:80). Bimo walgito (1983:68).
2. Manfaat dan Fungsi wawancara
Metode ini dipandang kurang tepat untuk meneliti reaksi reaksi seseorang
dalam bentuk perbuatan, namun dipandang tepat untuk meneliti aksi-reaksi
orang dalam bentuk pembicaraan ketika tanya-jawab sedang berlangsung.
Sutrisno Hadi (2004, II) memandang interview sebagai metode yang baik
untuk mengetahui tanggapan, pendapat, keyakinan, perasaan, motivasi, dan
proyeksi seseorang tentang masa depannya. Metode ini dipandang baik untuk
menggali masa lalu seseorang serta rahasia-rahasia kehidupannya. Interview
dipandang sebagai metode tanya-jawab untuk menyelidiki pengalaman,
perasaan, motif, serta motivasi rakyat. Bagi interviewer yang mahir, interview
bisa dimanfaatkan sekaligus untuk mengecek kebenaran jawaban-jawaban
yang diberikan oleh interviewee.
Interview bisa difungsikan sebagai metode primer, metode pelengkap dan
sebagai kriterium. Bila interview dijadikan sebagai satu-satu alat pengumpul
data, atau sebagai metode utama dalam pengumpulan data, maka metode ini
berfungsi sebagai metode primer. Sebaliknya jika ia difungsikan sebagai alat

[Type text] Page 6


untuk mengumpulkan data yang tidak bisa dilakukan dengan metode lain,
maka posisinya pada kasus ini adalah sebagai metode pelengkap. Namun
demikian, pada saat-saat tertentu, metode interview juga digunakan untuk
menguji kebenaran dan kemantapan data yang telah diperoleh dengan cara
lain seperti metode tes, kuesioner, dan sebagainya, dalam kasus seperti ini
metode interview difungsikan sebagai batu pengukur atau kriterium. Jika
metode ini digunakan sebagai kriterium, maka interview harus dilakukan
dengan penuh ketelitian, tidak tergesa-gesa, dan dengan persiapan yang
matang.
3. Jenis wawancara
Ditinjau dari fungsinya ( Kartono, 1976:213 ) wawancara dibedakan
menjadi tiga yaitu :
a. Interview research yaitu wawancara yang digunakan untuk
melengkapi data penelitian ilmiah ( jika penelitian menggunakan
kuisioner atau selain wawancara sebagai instrument untuk
memperoleh data primer, maka data yang diperoleh dengan
wawancara merupakan data sekunder atau data
pelengkap/pendukung). Misalnya mahasiswa melakukan penelitian
tentang unjuk kerja konselor disuatu wilayah. Untuk memperoleh
data yang banyak, lengkap dan dapat dilakukan dengan waktu yang
singkat, instrument yang paling tepat digunakan adalah dengan
kuesioner. Namun untuk mendukung data primer, penelitian
memerlukan data sekunder sebagai pendukung yang berfungsi pula
sebagai control, data yang dimaksud diperoleh dengan
menggunakan wawancara. Peneliti melakukan wawancara dengan
orang-orang kunci yang diperkirakan dapat memberikan informasi
yang dibutuhkan, bisa pula wawancara sebagai metode pokok
untuk memperoleh data primer hal ini terutama jika riset atau
penelitian menggunakan cara study kasus.
b. Interview diagnotis yaitu wawancara untuk menentukan latar
belakang atau factor penyebab terjadinya masalah yang dialami

[Type text] Page 7


oleh klien. Wawancara ini sebenarnya merupakan bagian dari
wawancara konseling yang utuh yaitu mulai dari identifikasi
masalah, diagnosis, evaluasi, follow up, dan lain-lain. Dengan
diketahuinya factor penyebab yang paling dominan yang dialami
klien, memudahkan konselor dalam mempersiapkan pemberian
bantuan secara tepat.
c. Interview treatment adalah wawancara yang dilakukan untuk terapi
katarsis dan penyembuhan. Wawancara treatment merupakan
bagian dari rangkaian wawancara konseling yang utuh sebagai
mana telah disebutkan dalam interview diagnotis. Pada wawancara
ini konselor dan klien menyepakati melakukan suatu tindakan
untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien. Konselor bertugas
memberikan motivasi agar klien dapat mengembangkan dirinya
secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

4. Bagian-bagian wawancara
a. Permulaan atau pendahuluan wawancara
Bagian ini lebih ditujukan untuk menciptakan hubungan yang baik
anatara pewawancara dengan informan, serta biasanya di isi dengan
penyampaian maksud dan tujuan dari wawancara itu sendiri. Dengan
adanya kontak pertama ini, akan diperoleh gambaran tentang jalannya
wawancara selanjutnya. Jika telah terjadi hubungan yang baik dan timbul
perasaan saling percaya maka hal tersebut akan menjadi sumbangan besar
artinya di dalam wawancara selanjutnya.

b. Inti wawancara
Bagian ini merupakan bagian yang ditujukan untuk mencapai
maksud dan tujuan wawancara. Apabila maksud dari wawancara adalah
untuk mengumpulkan data latar belakang sosial maka maksud tersebut
harus dapat dicapai pada bagian ini.

[Type text] Page 8


c. Akhir wawancara
Ini merupakan bagian untuk mengakhiri jalannya wawancara.
Wawancara dapat ditutup dengan melakukan penyimpulan tentang apa
yang telah dibicarakan (misalnya, dalam konseling interview). Kadang-
kadang wawancara ditutup dengan menentukan waktu wawancara
berikutnya, bila masih dibutuhkan wawancara lebih lanjut.
5. Kelebihan dan Kekurangan Wawancara
a. Kelebihan
1) Sebagai salah satu metode yang terbaik untuk menilai
keadaan pribadi.
2) Tidak dibatasi oleh tingkatan umur dan tingkatan
pendidikan subyek yang sedang diselidiki
3) Dalam riset – riset sosial, metode ini hampir tidak bisa
ditinggalkan sebagai metode pelengkap dalam beberapa
kasus difungsikan sebagai metode utama.
4) Dengan unsur fleksibelitas/keluwesan yang dikandungnya,
cocok digunakan sebagai alat verifikasi (kriterium)
terhadap data yang diperoleh dengan cara observasi,
kuesioner dan lain-lain.
5) Dapat diselenggarakan sambil mengadakan observasi.
b. Kekurangan
1) Tidak cukup efisien karena penggunaan metode ini
membutuhkan waktu, tenaga dan biaya lebih banyak. Untuk
mengatasi hal ini diperlukan penambahan interviewer yg
terlatih dan pedoman observasi yang mudah digunakan.
2) Tergantung pada kesedian, kemampuan dan waktu yg tepat
dari interviwi, sehingga informasi tidak dapat diperoleh
dengan seteliti-telitinya. Untuk mentasinya maka sebelum
melakukan interviu kepada pihak tertentu lakukan
kesepakan lebih dulu tentang materi interviu, tempat dan
waktu.

[Type text] Page 9


3) Jalan dan isi interviu sangat mudah dipengaruhi oleh
keadaan – keadaan sekitar yang memberikan tekanan –
tekanan yang menggangu. Untuk mengatasi masalah ini
konselor atau peneliti bisa memberi tahukan sebelumnya
tentang maksud dan tujuan interviu. Menjelaskan pula arti
informasi pentingnya informasi yang disampaiakn oleh
interviewer.
4) Membutuhkan interviewer yang benar – benar mengusai
bahasa interviewee. Bagi orang – orang yg masih asing
amat sulit menggunakan interviu sebagai metode penelitian.
Untuk mengatasi hal ini dalam penambahan anggota
peneliti seyogyanya memperhatikan penguasaan bahasa dan
budaya masyarakat di mana interviewee hidup dan
dibesarkan.
5) Sulit menciptakan situasi yang berstandar sehingga
kehadiran interviwer tidak mempengaruhi responden dalam
memberikan jawaban. Disisi lain dalam interviu sulit
dihindari responden tidak mencantumkan jati dirinya atau
responden harus mencantumkan identitasnya untuk
kepentingan analisis dan laporan hasil interviu.
6) untuk mengatasi kelemahan ini diseyogiakan agar
interviewer menciptakan hubungan baik sebelumnya
sehingga interviwi merasa aman, dan jika dipandang
menggangu sebaiknya identitas responden dalam laporan
diubah dengan nama samaran, meski identitas aslinya tetap
disimpan oleh interviewer

[Type text] Page 10


6. Contoh Kisi-kisi Panduan Wawancara

PENYUSUNAN KISI-KISI PANDUAN WAWANCARA SEBAGAI


METODE PRIMER

ITEM
No PROSEDUR KONSEP/VARIABEL/SUB VARIABEL
NO
1 Tujuan Mengetahui Sikap Tanggung Jawab Belajar Siswa 1
2 Fokus Tanggung jawab belajar siswa
3 Penjelasan dari Tanggung jawab belajar adalah kesediaan seseorang untuk
studi pustaka mengerjakan tugas belajar dengan sebaik-baiknya dalam segala
konsekuensi yang menyertainya. (Lewis, 2004:385)
Josepshon, Peter, Dowd (2003:103) menjelaskan bahwa
tanggung jawab mempunyai beberapa aspek yang dapat
diuraikan sebagai berikut:
1) Berani menanggung konsekuensi 5a
2) Kontrol Diri 5b
3) Menentukan tujuan dan membuat perencanaan 5c
4) Memilih sikap Positif 5d
5) Mandiri 5e
6) Melakukan kewajiban 5f
7) Mencapai hasil yang baik 5g
8) Bersikap proaktif 5h
9) Tekun 5i

[Type text] Page 11


PANDUAN WAWANCARA SEBAGAI
METODE PRIMER

1. Tujuan Interviu : Mengetahui sikap tanggung jawab belajar siswa


2. Kode Subjek (Interviwi) : A/B/C/D/E (coret yang tidak perlu)\
3. Interviwer :
4. Pelaksana :
a. Hari/ tanggal :
b. Jam :
c. Kondisi Subyek pada saat dilakukan interviu :
5. Aspek-aspek tingkah laku (sosial) yang diobservasi:
a. Ada/tidaknya rasa percaya diri dari subyek untuk mempertanggung
jawabkan hasil belajar
b. Ada/tidaknya upaya subyek untuk memenuhi tata tertib peraturan
sekolah
c. Ada/tidaknya rasa motivasi subyek untuk melakukan tugas tanggung
jawab belajarnya
d. Ada/tidaknya perhatian terhadap intraksi yang mengandung tugas
tanggung jawab belajar
e. Ada/tidaknya sikap mandiri dan berkomitmen untuk mengerjakan
tugas tanggung jawab belajar
f. Ada/tidaknya upaya subjek untuk mengerjakan tugas pekerjaan rumah
(PR) yang diberikan guru
g. Ada/tidaknya upaya subjek untuk berusaha sebaik-baiknya dalam
menghadapi kesulitan belajar
h. Ada/tidaknya upaya subjek untuk memenuhi tugas tanggung jawab
belajar
i. Ada/tidaknya rasa bersalah subyek saat meninggalkan tanggung jawab
belajarnya

[Type text] Page 12


7. Fungsi dan Peran Konselor
Pada saat proses wawancara mulai dari pembukaan, kegiatan inti
wawancara sampai dengan penutupan wawancara, konselor memiliki
beberapa peran yang harus dilaksanakan, sehingga proses wawancara
berlangsung lancar. Beberapa peran yang harus dimainkan konselor dapat
dilihat pada paparan berikut :
a. Pembukaan, pada langkah ini konselor sebagai pewawancara
menciptakan hubungan yang baik dan menjelaskan tujuan dari kegiatan
wawancara, berapa lama waktu wawancara agar peserta didik bersedia
berkerjasama. Umumnya waktu wawancara berlangsung sekitar setengah
jam untuk menghindari kelelahan kedua belah pihak. Konselor juga perlu
menjelaskan bahwa pokok pembicaraan tersebut akan dijaga
kerahasiaannya.
b. Inti wawancara, pada bagian ini merupakan saat pewawancara
mendapatkan informasi sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Untuk itu waktu wawancara berlangsung sebaiknya konselor sebagai
pewawancara menunjukan sikap yang ramah, dan perhatian yang cukup
besar terhadap Interviewee, serta menghindari ada waktu dan terlalu
lama, karena akan mematikan suasana wawancara. Dengan demikian,
peserta didik sebagai Interviewee akan dengan bebas dan terbuka
memberikan berbagai informasi.
c. Pencatatan hasil wawancara, langkah ini dilakukan setelah wawancara
berlangsung untuk memudahkan pewawancara, maka dapat digunakan
alat bantu perekam. Apabila dicatat, maka pencatatan hasil wawancara
harus lengkap dan detail. Sebaiknya sebelum dilakukan perekaman atau
pencatatan dikomunikasikan terlebih dahulu kepada peserta didik bahwa
seluruh hasil wawancara perlu didokumentasikan untuk menjaga validitas
informasi dan data hanya akan digunakan untuk kepentingan proses
membantu peserta didik.
d. Penutup, pada tahap ini, konselor sebagai pewawancara mengakhiri
proses wawancara, menyimpulkan hasil wawancara untuk kemudian

[Type text] Page 13


dibuat laporan. Apabila masih diperlukan wawancara berikutnya,
konselor bersama peserta didik membuat kesepakatan tentang waktu dan
tempat wawancara yang akan datang

Konselor apabila ingin menjadi pewawancara yang baik perlu menunjukan


beberapa perilaku sebagai representasi memiliki keterampilan komunikasi yang
memadai, yaitu memiliki pengetahuan yang luas tentang apa yang akan
diwawancarai, menunjukan minat sungguh-sungguh pada orang lain, berupaya
untuk menunjukan pengertian, simpati, dan empati terhadap Interviewee.
melakukan kontak mata saat mewawancara, bersikap terbuka, ramah, penuh
perhatian, tidak menghakimi, tidak menggurui, mampu menggali informasi sesuai
tujuan; mampu melakukan klarifikasi, mampu mengarahkan wawancara sesuai
tujuan, memiliki pengalaman hidup luas dan pengamatan yang tajam, cepat
beradaptasi dengan situasi atau lingkungan. serta mampu menciptakan situasi
menyenangkan pada saat wawancara berlangsung dan saat mengakhiri
wawancara.

[Type text] Page 14


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Wawancara ialah suatu metode untuk mendapatkan data seseorang secara


langsung bertatap muka dan menggunakan pertanyaan seputar topik yang akan
diselesaikan. Wawancara memiliki manfaat dan fungsi yaitu meyelidiki
pengalaman, perasaan, motif dan motivasi yang akan dimintai informasi dan juga
wawancara ini dapat memperoleh informasi mengenai topik yang akan dibahas
oleh pewawancara, dan fungsinya sebagai metode pelengkap dan sebagai tolak
ukur. Wawancara ini pula memiliki kelebihan serta kekurangan yaitu,
kelebihannya sebagai salah satu metode yang terbaik untuk menilai keadaan
pribadi, tetapi kekurangan dari wawancara ialah tidak cukup efisien karena
memerlukan waktu,tenaga dan biaya yang lebih banyak. Diwawancara sendiri
terdapat jenis-jenis wawancara diantaranya: pewawancara dapat ikut langsung
dalam mewawancarai seseorang dan ada juga yang tidak ikut serta dalam proses
wawancara. Bagian wawancara terdiri dari pembuka,inti dan penutup. Kemudian
dalam wawancara sendiri harus mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
proses wawancara dari segi tata bahasa yang baik dan benar, sesuai dengan tujuan
diadakannya wawancara,mengajukan pertanyaan harus sesuai dengan topik yang
dibahas, pewawancara tidak boleh menggali informasi yang bersifat pribadi serta
waktu dalam proses wawancara tidak boleh memakan waktu yang lama. Dalam
kegiatan wawancara ini konselor memiliki peran dan fungsi untuk mendapatkan
data konseli dan juga sebagai metode maupun teknik untuk menggali informasi.

[Type text] Page 15


DAFTAR PUSTAKA

Sari, Gantina Kumala. 2011. Asesmen Teknik Non Tes dalam Prespektif
Bimbingan Konseling Komperensif. PT.Indeks: Jakarta

Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan dan Konseling (Studi&Karier). CV.Andi Offset:


Yogyakarta

Rahardjo, Susilo, dan Gudnanto. 2017. Pemahaman Individu Teknik Non Tes. PT.
Fajar Interpratama Mandiri: Jakarta.

Winkel, W.S. dan Sri Hastuti. 2006. Bimbingan dan Konseling di Institusi
Pendidikan. Media Abadi: Yogyakarta.

[Type text] Page 16


Penyusun Makalah dan Anggota Aktif:

1. Anisa Nur Saputri


2. Litaniar Fasana Irkhami
3. Nur Ayu Lestari

Penanya dan Pertanyaan :


1. Andi Irwan Saputra
Mengapa wawancara dikatakan sebagai metode pendukung dan metode
apasaja yang bisa didukung oleh metode wawancara ?
2. Afifah Azzahra
Menurut kalian berapa durasi yang tepat saat melakukan wawancara dan
apakah bahasa yang digunakan harus formal ?

Penjawab :
1. Nur Ayu Lestari
Wawancara dapat dikatakan sebagai metode pendukung karena bisa
digunakan sebagai penguji kebenaran dan kemantapan data yang telah
diperoleh dengan cara lain seperti metode tes, kuesioner dan sebagainya.
 Tambahan, Litaniar Afsana Irkhami
Metode apa saja yang bisa didukung oleh metode wawancara seperti
observasi, angket dan sebagainya.
2. Anisa Nur Saputri
Waktu wawancara yang tepat kurang lebih 30 hingga 45 menit untuk
menghindari kebosanan antara pewawancara dan Interviewee. Bahasa yang
digunakan tidak harus formal dan harus disesuaikan dengan kondisi
interviewee, akan tetapi tetap pada konteks yang dibahas dalam wawancara.

[Type text] Page 17

Anda mungkin juga menyukai