karena Keterampilan
Berkomunikasi
Disusun Oleh
Dosen Pengajar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan.
2
Daftar Isi
Kata Pengantar...................................................................................................................2
Daftar Isi.............................................................................................................................3
BAB I..................................................................................................................................4
Pendahuluan...........................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................4
BAB II................................................................................................................................5
Pembahasan............................................................................................................5
1. Biografi Tokoh...........................................................................................5
2. Bagaimana Teknik Ir. Soekarno dalam berkomunikasi menjadi pejuang
proklamasi?........................................................................................9
3. Bagaimana Cara Ir Soekarno Membangkitkan Nasionalisme?............11
BAB III................................................................................................................... 13
Penutup.................................................................................................................13
Kesimpulan...............................................................................................13
Daftar Pustaka...................................................................................................................15
3
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Soekarno merupakan sosok yang jasanya tidak bisa dilupakan begitu
saja dalam membangun negeri Ini. Peranan besar yang telah dilakukan oleh
kedua orang ini, terutama dalam hal memerdekakan bangsa Indonesia dari
belenggu Penjajahan Akan Selalu Terpatri Sebagai Jasa-Jasa Yang Tidak Akan
tergerus selamanya oleh masa. Memang, jika kita amati. Sosok kedua bapak
bangsa ini merupakan pribadi yang unik satu sama lainnya. pribadi yang saling
melengkapi dan mengisi kekurangan-kekurangan yang ada diantara mereka.
B. Rumusan Masalah
1. Siapakah Ir. Soekarno?
2. Bagaimana Teknik Ir. Soekarno dalam berkomunikasi menjadi pejuang
proklamasi?
3. Bagaimana Cara Ir Soekarno Membangkitkan Nasionalisme pejuang?
C. Tujuan
Untuk mengingatkan generasi muda negara ini agar Mampu memahami menjabarkan
sejauhmana pentingnya memiliki keahlian dalam berkomunikasi baik dalam pencapaian
karir maupun kehidupan diri sendiri
4
BAB II
Pembahasan
1. Biografi Ir. Soekarno
Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno yang biasa dipanggil Bung Karno,
lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970. Ayahnya
bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai. Semasa hidupnya,
beliau mempunyai tiga istri dan dikaruniai delapan anak. Dari istri Fatmawati mempunyai
anak Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati dan Guruh. Dari istri Hartini mempunyai
Taufan dan Bayu, sedangkan dari istri Ratna Sari Dewi, wanita turunan Jepang bernama asli
Naoko Nemoto mempunyai anak Kartika.
Masa kecil Soekarno hanya beberapa tahun hidup bersama orang tuanya di Blitar.
Semasa SD hingga tamat, beliau tinggal di Surabaya, indekos di rumah Haji Oemar Said
Tokroaminoto, politisi kawakan pendiri Syarikat Islam. Kemudian melanjutkan sekolah di
HBS (Hoogere Burger School). Saat belajar di HBS itu, Soekarno telah menggembleng jiwa
nasionalismenya. Selepas lulus HBS tahun 1920, pindah ke Bandung dan melanjut ke THS
(Technische Hoogeschool atau sekolah Tekhnik Tinggi yang sekarang menjadi ITB). Ia
berhasil meraih gelar “Ir” pada 25 Mei 1926.
Dalam usia kanak-kanak, Soekarno tinggal dan diasuh oleh kakeknya. Raden
Hardjokromo di Tulung Agung, Jawa Timur. Kakeknya adalah seorang pedagang batik, yang
secara tidak langsung membantu penghidupan dari kedua orang tua soekarno yang pada
waktu itu tidak memiliki penghasilan yang cukup untuk menghidupi dirinya dan kakaknya.
Kecintaan Soekarno terhadap wayang kulit, mulai tumbuh selama tinggal bersama kakeknya.
Ia sering kali menonton wayang kulit sampai larut malam. Kesenangannya menonton wayang
membuatnya terkesan dengan tokoh Bima dibandingkan dengan tokoh lain.
Tidak lama kemudian, setelah kedua orang tuanya pindah ke Sidoarjo dan mendapat
jabatan sebagai kepala Eerste Klasse School di Mojokerto. Di sini, kepandaiannya mulai
terlihat dengan jelas. Mungkin ini disebabkan oleh profesi ayahnya yang juga seorang guru
sehingga dapat mengawasi kegiatan belajar mengajar anaknya secara langsung. kemudian,
Raden Sukemi memasukkan Soekarno ke Europeesche Lagere School (E.L.S). Sekolah
tersebut didirikan guna memenuhi kebutuhan anak-Anak pekerja di pabrik gula.
5
Selama bersekolah di sini. Soekarno merasakan adanya diskriminasi yang
diberlakukan kepada kaumnya. Hanya bumiputera tertentu yang mendapatkan kesempatan
untuk mendapatkan hak istimewa itu. Mereka yang bukan anak pejabat hanya bisa masuk
ketika ada izin khusus dari residen dan memenuhi syarat-syarat tertentu. Sebelum ia
menginjakkan kaki di tempat tersebut, pada tahun 1913, Soekarno harus mengorbankan
waktunya untuk memperdalam bahasa Belanda pada Juffrow M.P De La Riviera, guru bahasa
Belanda di ELS. Selama bersekolah di ELS Soekarno juga mengalami cinta pertama kepada
seorang gadis Belanda yang bernama, Rikameelhuysen. Tetapi, hubungan mereka berdua
ditentang oleh ayah sang gadis karena melihat kedudukan Soekarno yang hanya merupakan
pribumi. Meskipun, akhirnya hubungan itu putus dan Soekarno dihina. Ia tidak marah karena
menganggap hal itu sudah biasa.
Alasan dari Sukemi untuk menitipkan Soekarno kepada Tjokrominoto dijelaskan oleh
Soekarno dalam buku biografinya yang ditulis oleh Cindy Adams (1966), sebagaimana yang
diungkap oleh Soekarno: “Tjokro adalah pemimpin baik dari orang Jawa. Sungguhpun
engkau akan mendapat pendidikan Belanda, aku tidak ingin darah dagingku menjadi kebarat-
baratan. Karena itu kukirim kepada Tjokro orang yang dijuluki Belanda sebagai Raja Jawa
yang tidak dinobatkan. Aku tidak ingin melupakan, bahwa warisanmu adalah untuk menjadi
Karna kedua.”
6
tinggal di rumah Tjokrominoto. Di tempat itulah pendidikan politik Soekarno dimulai dengan
interaksi dengan berbagai pemahaman pemikiran yang ada disana. Soekarno juga berkenalan
dengan orang-orang beraliran sosialis, seperti Alimin, Muso, dan Dharsono yang juga
mendapat kedudukan penting dalam kepengurusan Sarekat Islam maupun di dalam
keanggotaan Indische School Democratische Vereeniging (ISDV).
Tetapi Bandung justru menampilkan watak yang berlainan dengan kedua kedua kota
di atas. Sebab di kota Bandung telah berkembang sebuah pemikiran bahwa tujuan pergerakan
adalah kemerdekaan penuh bagi Indonesia. Gagasan-gagasan ini dikembangkan oleh para
pemimpin Indische Partij yang akhirnya mempengaruhi pemikiran-pemikiran selanjutnya.
Akhirnya kota Bandung menampilkan diri sebagai pusat pemikiran nasionalis sekuler.
Dengan bertemunya berbagai tokoh yang memiliki berbagai aliran pemikiran tentunya
membuat pikiran Soekarno semakin tersusun secara teratur. Di samping itu kesaksiaannya
terlihat di depan matanya. Soekarno melihat di lingkungan Tjokrominoto senantiasa timbul
pertentangan antara golongan kanan (Tjokrominoto) dengan golongan kiri (Semaun-Darsono)
Dalam Sentral Serikat Islam yang berkedudukan di Surabaya. pertikaian yang memuncak
7
tersebut berakhir dengan terpecahnya sarekat islam menjadi dua bagian, yakni sarekat islam
putih dan merah. Sarekat islam merah, akhirnya merubah dirinya menjadi sarekat rakyat.
Jiwa patriotisme Soekarno tidak hanya dibentuk melalui figur seorang Tjokrominoto.
Sebagaimana diungkapkan oleh Bob Hering, bahwa adanya interaksi antara Soekarno dan
para pengikut aliran Marxis Seperti Muso, Alimin, dan Semaun. Juga para orang-orang
sosialisme radikal Belanda, seperti Coos Hartogh, Henk Sneevliet, dan Aser Baars. memang
jika penulis pahami, pengaruh nasionalisme, islam, dan marxisme-sosialisme sudah memiliki
andil yang besar pada diri Soekarno bahkan pada saat dia muda. Secara jelas, ini dibentuk
dari keberadaan Soekarno Yang pada mulanya mendapatkan Pendidikan Politik Di Surabaya.
Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemene Studie Club di Bandung. organisasi
ini merupakan cikal bakal dari Partai Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan olehnya pada
tahun 1927. aktivitas Soekarno di PNI menyebabkan dirinya ditangkap oleh Belanda pada
bulan Desember 1929, dan memunculkan pledoi atau pembelaannya yang fenomenal dengan
judul Indonesia menggugat, hingga dibebaskan kembali pada tanggal 31 Desember 1931.
Pada bulan Juli 1932, Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo), yang
merupakan pecahan dari PNI. Akibatnya, Soekarno kembali ditangkap pada bulan Agustus
1933, dan diasingkan ke Flores. Disini, Soekarno hampir hilang dan terlupakan oleh tokoh-
tokoh nasional. Namun, semangat dan api perjuangan yang tidak pernah padam senantiasa
membuat Soekarno tetap tegar dalam menghadapi hambatan dalam perjuangan. Ini terbukti
melalui suratnya kepada seorang guru persatuan islam Bernama Ahmad Hassan.
Setelah ‘bercerai’ dengan Mohammad Hatta, pada tahun 1955. Masa-masa kesuraman
pemerintahan Soekarno sudah mulai tampak. Ditambah dengan keadaan politik dalam negeri
yang sudah mulai tidak stabil akibat adanya pemeberontakan separatis yang terjadi di seluruh
plosok Indonesia. Dan berpucak pada pemberontakkan G 30 S/ PKI, membuat Soekarno di
dalam masa jabatannya tidak bisa memenuhi cita-cita bangsa Indonesia yang makmur dan
sejahtera. Akibat selanjutnya, Soekarno terpaksa dicabut masa jabatannya oleh MPRS setelah
Pidato pertanggungjawabannya ditolak.
8
2. Bagaimana Teknik Ir. Soekarno dalam berkomunikasi menjadi
pejuang proklamasi
Rahasia pertama adalah pemilihan kata dan gaya bahasa yang tepat.
Kata-kata retorika Ir. Soekarno selalu di susun apik sedemikian rupa sehingga penuh
makna dan mampu menghujam kedalam benak para audiens.
Ir. Soekarno:
Saya terharu sekali, bahwa kita pada hari ini dapat merayakan hari ulang tahun
Republik kita yang pertama. Saya ingat kepada Tuhan yang Maha Kuasa, mengucapkan
syukur alhamdulillah, sebab usia Republik kita yang satu tahun itu, tak lain tak bukan
ialah berkat dan rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa.
Dan proklamasi kita itu menderu di udara, sebagai arus listrik yang mengetarkan
jiwa bangsa kita! Seluruh rakyat kita, seluruh bangsa kita, menyambut proklamasi kita
itu sebagai penebusan janji pusaka yang lama, sebagai aba-aba yang mengeledek untuk
memulai kehidupan yang baru.
(paragraf 2 dan 5 pidato Ir. Soekarno 17 Agustus 1946: Sekali Merdeka Tetap Merdeka)
2. Pengulangan kata
Teknik pengulangan kata sengaja dilakukan oleh Obama maupun Ir. Soerka rno
untuk memberikan penekanan dan pengingat di benak para audiens. Teknik ini akan
mengugah ingatan audiens dan pada gilirannya menjadi teknik penyampaian pesan yang
efektif.
Ir Soekarno:
(paragraf 18 pidato Ir. Soekarno 17 Agustus 1946: Sekali Merdeka Tetap Merdeka)
9
Anda lihat betapa kedua tokoh tersebut sangat piawai dalam melakukan pengulangan
kata-kata. Contohnya masih banyak lagi. Anda bisa melihatnya di teks lengkap pidato Ir.
Soekarno tersebut.
Ir. Soerkarno selalu memahami pentingnya intonasi kata. Mereka kadang berapi-
api bersuara lantang untuk membangkitkan semangat, terkadang malah berbicara agak
pelan dan kadang-kadang malah berhenti sejenak untuk memberikan efek lebih
mendalam kepada para audiens.
Bahasa tubuh dalam pidato Obama dan Ir. Soekarno juga tidak kalah baiknya.
Mereka melambai dan menunjuk ke arah audiens, tersenyum tulus, mengangkat tangan
ke udara, berdiri tegak dengan menatap tajam, ada kalanya menatap lembut penuh santun
yang mencerminkan sikap seorang pemimpin.
Berikut ini adalah beberapa kutipan-kutipan Presiden Soekarno yang diingat hingga kini:
c. “Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat mengubah dunia.
Dikutip dari Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.
10
f. “Dan agar yang tidak murni terbakar mati!” Pidato tertulis PJM Presiden Sukarno
pada Konferensi Besar GMNI di Kaliurang Jogjakarta, 17 Februari 1959.pengguna:
Terbangkelangit 08:12, 16 Februari 2008 (UTC)
g. Massa adalah penentu sejarah, “the makers of history!” Kutipan Pidato Bung Karno
di Semarang 29 Juli 1956
i. Ini dadaku, mana dadamu? Kalau Malaysia mau konfrontasi ekonomi, Kita hadapi
dengan konfrontasi ekonomi. Kalau Malaysia mau konfrontasi politik, Kita hadapi
dengan konfrontasi politik. Kalau Malaysia mau konfrontasi militer, Kita hadapi
dengan konfrontasi militer
j. “Dan siapakah yang saya namakan kaum Marhaen itu? Yang saya namakan
Marhaen adalah setiap rakyat Indonesia yang melarat atau lebih tepat: yang telah
dimelaratkan oleh setiap kapitalisme, imprealisme dan kolonialisme.” Pidato tertulis
PJM Presiden Sukarno pada Konferensi Besar GMNI di Kaliurang Jogjakarta, 17
Februari 1959.
k. “Kaum Marhaen ini terdiri dari tiga unsur: Pertama : Unsur kaum proletar
Indonesia (buruh) Kedua : Unsur kaum tani melarat Indonesia, dan Ketiga : kaum
melarat Indonesia yang lain-lain” Pidato tertulis PJM Presiden Sukarno pada
Konferensi Besar GMNI di Kaliurang Jogjakarta, 17 Februari 1959.
l. “Dan siapakah yang saya maksud dengan kaum Marhaenis? Kaum Marhaenis
adalah setiap pejuang dan setiap patriot Bangsa. Yang mengorganisir berjuta-juta
kaum Marhaen itu, dan Yang bersama-sama dengan tenaga massa Marhaen itu
hendak menumbangkan sistem kapitalisme, imprealisme, kolonialisme, dan Yang
bersama-sama dengan massa Marhaen itu membanting tulang untuk membangun
Negara dan masyarakat, yang kuat, bahagia sentosa, adil dan makmur.” Pidato
tertulis PJM Presiden Sukarno pada Konferensi Besar GMNI di Kaliurang Jogjakarta,
17 Februari 1959.
11
BAB III
Penutup
Kesimpulan
·
. Keahlian Ir. Soekarno tidak terjadi begitu saja. Bapak Soekarno sudah lama sekali
mempelajari teknik-teknik berorasi dari para pemimpin dunia lainnya. Keahlian mereka
bukan sesuatu hadiah, tetapi sesuatu yang dipelajari dan dilatih secara terus menerus.
Anda pun bisa melatihnya dan melakukan teknik tersebut.
. Anda dan saya mungkin tidak punya ambisi untuk menjadi presiden atau menjadi
seorang orator ulung. Namun, dengan adanya makalah ini semoga memberikan
pembelajaran buat kita semua.
. Bisa jadi kita akan berbicara di depan publik pada suatu kesempatan nanti.
Penggunaan kata yang baik, penyampaian pesan secara efektif, bahasa tubuh serta serta
intonasi kata yang jelas memang harus kita miliki.
. Semoga ilmu ini dapat dijadikan persiapan kalau memang harus memberikan
pidato suatu saat nanti. Dan Semoga bermanfaat juga untuk Anda.
12
DAFTAR PUSTAKA
13