Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KAP

LISTENING DALAM KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

Kelompok 5
Oleh:

1. Achmad Efendi 1903404101025


2. Dicky Bagus syahrudin 1903404101001
3. Munawaroh 1903404101041

UNIVERSITAS ISLAM JEMBER


TAHUN AJARAN : 2019/2020
KATA PENGANTAR 

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahnya
kami dapat menyelesaikan makalah tentang listening dalam komunikasi antar pribadi. Makalah
ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Komunikasi Antar Pribadi.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna, baik
dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari Dosen mata kuliah guna menjadi acuan
dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik  di masa yang akan datang.

DAFTAR ISI
i
Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii

I. PENDAHULUAN....................................................................................................... 1
A.Latar belakang.................................................................................................. 1
B.Rumusan masalah............................................................................................. 1
C.Tujuan............................................................................................................... 1
D.Manfaat............................................................................................................ 2
E.Sistematika penulisan....................................................................................... 2

II. PEMBAHASAN........................................................................................................ 3
1.Listening adalah?.............................................................................................. 3
2.Unsur-unsur Listening...................................................................................... 3
3.Tujuan Listening............................................................................................... 5
4. Hambatan dalam proses Listening/mendengarkan.......................................... 6
5. Gaya Mendengar yang Efektif......................................................................... 7
6. Ungkapan idiomatic.........................................................................................
7.Kesalahan dalam pembentukan dan pemilihan kata.........................................

III. PENUTUP................................................................................................................ 10
Kesimpulan.......................................................................................................... 10
Saran.................................................................................................................... 10
 
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Mendengarkan dinilai sebagai keahlian yang penting dalam dunia kerja, di segala level
mulai dari terendah sampai tertinggi. Ini diperlukan untuk berkomunikasi dengan efektif di
tempat kerja. Pendengar yang efektif biasanya dipilih sebagai ketua grup dan manager yang
efektif.

Keahlian mendengar penting ketika memulai, mengembangkan dan memelihara


hubungan interpersonal. Sebagian besar orang mengatakan bahwa mereka ingin punya pasangan
yang mendengarkan mereka. Anak perlu belajar mendengarkan orang tua dan orang tua juga
harus mendengarkan anak-anak. Tujuan mendengar ini juga sama dengan tujuan komunikasi
yang pernah dibahas sebelumnya: to learn, to relate, to influence, to play and to help.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan dalam makalah
ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan listening/mendengarkan?
2. Proses Mendengarkan
3. Unsur-unsur listening dalam komunikasi antar pribadi
4. Komunikasi Interpersonal
5. Hambatan Mendengarkan
6. Gaya mendengarkan yang Efektif

C. Tujuan
Tujuan dan manfaat penulisan makalah ini adalah:
1. Megetahui dan memahami Komunikasi Interpersonal

1
2

2. Menciptakan hubungan yang baik dan sehat, dapat terjalin jika kita mampu menjadi
pendengar yang baik bagi pasangan, teman, keluarga, rekan kerja, atau siapapun yang
berelasi dengan kita.
3. mendengarkan untuk mempengaruhi sikap, nilai, kepercayaan, opini, dan kebiasaan
orang lain.

D. MANFAAT
Manfaat Mendengarkan (De vito, 2009)
1. Pendengar yang baik kemungkinan besar adalah pemimpin kelompok.
2. Pendengar yang baik kemungkinan akan lebih sukses dalam pekerjaan atau karirnya.
3. Sukses dalam kehidupan keluarga dan bermasyarakat

E. SISTEMATIKA PENULISAN
1. Makalah ini terdiri atas dua bab yang mana setiap bab memiliki sub bab.
2. Pendahuluan, yang mencakup latar belakang,rumusan masalah,tujuan,serta manfaat
3. Pembahasan, apa yang dimaksud listening/mendengarkan?, yang mencakup unsur-unsur
listening dalam komunikasi antar pribadi, tujuan listening dalam komunikasi antar pribadi,
Hambatan dalam proses Listening/mendengarkan, Gaya mendengarkan yang efektif.
4. Penutup,yang mencakup kesimpulan dan saran
BAB II

PEMBAHASAN

1. Listening adalah?

Listening dalam bahasa Indonesia artinya mendegarkan, mendengar merupakan suatu proses
fisiologis sementara mendengarkan menyangkut penerimaan rangsangan. Pengertian menerima di sini
menegaskan bahwa seseorang dalam aktivitas mendengarkan itu berarti menyerap rangsangan yang
diterima lalu kemudian memprosesnya dengan cara tertentu. Sejalan dengan ini Janasz (2009)
mengemukakan bahwa untuk memperoleh pesan yang utuh dari pengirim pesan atau sumber, penerima
pesan harus melakukan kegiatan mendengarkan dengan menggunakan panca indera secara tepat. Karena
itu dalam mendengarkan secara aktif, perlu diperhatikan tiga dimensi yaitu penginderaan,
pengolahan/evaluasi dan memberi respon.

2. Unsur - unsur Listening

Deddy (2009:69) berdasarkan pendapat Harold Lasswell, melihat bahwa dalam komunikasi terdapat
unsur-unsur yang saling berkaitan satu sama lain. Unsur-unsur itu adalah sumber (source), atau sering
disebut sebagai pengirim (sender), pesan (message), saluran atau media, penerima (receiver), dan
efek. Juga dapat ditambahkan unsur-unsur lainnya seperti umpan balik (feed back),gangguan/hambatan
komunikasi (noise/barriers). Sebenarnya, dalam peristiwa komunikasi, ada banyak unsur yang terlibat dan
semua unsur tersebut saling berkaitan.

2.1.Sumber (Source)

Unsur yang pertama adalah sumber (source). Sumber adalah pihak yang
berinisiatif atau yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber dapat berupa
individu, kelompok, organisasi, perusahaan atau institusi. Kebutuhan dapat bervariasi dari hal
yang biasa sampai ke hal yang penting. Dalam proses penyampaian pesan, sumber harus
melakukan proses penyandian (encoding) yaitu mengubah perasaan atau pikirannya ke dalam
seperangkat simbol verbal atau nonverbal yang harus dipahami oleh penerima pesan.

3
4

2.2. Pesan (Message)

Unsur yang kedua adalah pesan (message). Pesan merupakan seperangkat simbol
verbal dan atau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud dari
sumber. Pesan mempunyai tiga komponen yang harus dimiliki yaitu: makna, simbol dan
bentuk atau organisasi pesan. Simbol yang terpenting adalah kata-kata (bahasa) yang
akan mempresentasikan objek (benda), gagasan, dan perasaan baik dalam bentuk tulisan
maupun lisan. Pesan juga dapat dirumuskan secara nonverbal seperti melalui tindakan
atau isyarat anggota tubuh (misalnya acungan jempol, anggukan, ekspresi wajah dan
sebagainya).

2.3. Media

Untuk dapat mengantar pesan tersebut diperlukan suatu saluran atau media. Unsur
ketiga dari komunikasi ini memungkinkan diterimanya pesan oleh penerima (receiver).
Saluran atau media menjadi alat atau wahana yang digunakan sumber untuk
menyampaikan pesan. Pada dasarnya komunikasi manusia menggunakan dua saluran
yakni cahaya dan suara. Namun dalam penerimaanhanya suara yang dapat ditangkap oleh
panca indera. Saluran/ media dapat juga merujuk pada carapenyampaian pesan: apakah
langsung (tatap-muka) atau melalui media lain seperti media elektronik,multimedia dan
sebagainya. Pengirim pesan akan memilih saluran-saluran tergantung dari situasi
dantujuan yang hendak dicapai. Dalam suatu peristiwa komunikasi dapat saja terjadi
bahwa media atau saluran yang digunakan lebih dari satu jenis.

2.4. Penerima (receiver)

Unsur komunikasi yang keempat adalah penerima (receiver). Sering disebut


sebagai sasaran (destination), pendengar (listener) atau penyandi balik (decoder), yakni
pihak yang menerima pesandari sumber. Berdasarkan pengalaman masa lalu, nilai-nilai
rujukan, pengetahuan, persepsi, pola pikirdan perasaan yang dimiliki, penerima pesan
mengolah pesan dalam bentuk menerjemahkan ataumenafsirkan seperangkat simbol
verbal dan nonverbal yang diterimanya. Selanjutnya hal itu menjadigagasan yang
dipahaminya. Di sinilah peran penting feedback atau umpan balik dari penerima
5

untukdiberikan kepada sumber. Umpan balik inilah yang menciptakan komunikasi dua
arah. Umpan balikmerupakan suatu tanggapan yang sangat berpengaruh pada kelanjutan
komunikasi tersebut. Umpanbalik dapat berbentuk verbal seperti menegaskan, bertanya,
mengulangi pernyataan ataupun dalam bentuk nonverbal misalnya menganggukkan
kepala, gestur badan dan lain sebagainya (Janasz, 2009).

2.5. Efek

Unsur yang terakhir adalah efek. Efek adalah hasil dari apa yang didapatkan dari
penerima setelah menerima pesan tersebut. Setelah peristiwa komunikasi tersebut ada
perubahan yang dialami oleh pelaku komunikasi dapat berupa penambahan pengetahuan,
perubahan sikap, atau tujuan-tujuan lainnya yang ingin dicapai dari peristiwa komunikasi
tersebut.

3. Tujuan Listening (mendengarkan)

 To learn: kita belajar karena mau mendengarkan. Seperti saat kita mendapatkan ilmu
ketika mendengarkan dosen di kelas atau mendapatkan informasi karena mendengarkan
berita di radio. Mendengarkan juga untuk memahami orang lain agar terhindar dari
masalah atau kesalahpahaman. Mengenali karakternya dan mencari apa keinginannya
agar dapat melalukan tindakan yang tepat dalam menanganinya.

 To Relate : hubungan yang sehat dapat terjalin jika kita mampu menjadi pendengar yang
baik bagi pasangan, teman, keluarga, rekan kerja, atau siapapun yang berelasi dengan
kita. Kita mendengarkan agar dapat diterima dan disukai. Orang akan lebih tertarik untuk
membangun relasi dengan kita yang mau menjadi pendengar, karena ketika
mendengarkan kita menunjukkan rasa perhatian pada orang lain.

 To Influence : mendengarkan untuk mempengaruhi sikap, nilai, kepercayaan, opini, dan


kebiasaan orang lain. Hal ini memang terdengar aneh. Namun percaya tidak percaya,
selama ini Anda cenderung mengikuti orang yang mampu mendengarkan, mengenal, dan
mengerti Anda.
6

 To play: mendengarkan dengan tujuan untuk mencari kesenangan agar tercipta


keseimbangan antara kehidupan pekerjaan dengan entertain (hiburan). Kita
mendengarkan lagu saat jenuh atau merasa terhibur dengan mendengarkan cerita lucu
dari teman.

 To help: kita tidak dapat membantu orang lain jika tidak terlebih dahulu mengenal
orangnya dan tahu apa masalahnya. Tentunya Anda harus menanyakan dulu mengapa
teman Anda bersedih, baru kemudian Anda tahu apa solusinya. Mendengarkan ceritanya
yang ternyata mengalami kesulitan dalam memahami mata kuliah Teori Komunikasi,
Anda dapat mengajaknya ikut belajar bersama menjelang ujian nanti. Terkadang dengan
hanya mendengarkan tanpa memberikan saran ataupun bantuan, kita sudah sangat
membantu orang lain untuk menjernihkan pikirannya.

4. Hambatan dalam proses Listening/mendengarkan

4.1. Distractions: Physical and Mental

Gangguan fisik dapat berupa fungsi pendengaran yang tidak sempurna, gangguan
kondisi sekitar yang dapat mengalihkan perhatian (ex: suara televisi, anak kecil bermain),
atau saat Anda mendengarkan sambil tetap sibuk mengerjakan hal lain. Gangguan fisik
dapat dengan mudah dihilangkan. Namun dalam berbagai konteks yang tidak bisa
diperbaiki, speakers dengan pendengar dapat saling menyesuaikan untuk mengurangi
efek gangguan.

Gangguan mental tercipta karena tidak adanya fokus dalam proses mendengarkan. Ketika
menghadiri sebuah seminar, Anda malah memikirkan acara ulang tahun yang akan
dirayakan minggu depan. Gangguan jenis ini dapat dihindari dengan fokus mendengarkan
speakers dan tidak memikirkan hal lain.

4.2. Biases and Prejudices


7

Persepsi personal terhadap suatu kelompok atau orang tertentu yang dapat
membuat isi pesan menjadi bias dan terlihat penuh kecurigaan. Misalnya, pandangan
bahwa perempuan tidak kredibel untuk membawakan topik politik.

Hal lain yang dapat menyebabkan timbulnya bias adalah mendengarkan dengan
pikiran yang tertutup. Misalnya, menolak untuk mendengarkan argumen pro pernikahan
sesama jenis. Tidak ada salahnya jika kita mendengarkan sampai selesai terlebih dahulu,
mungkin ada nilai atau manfaat berguna yang bisa kita dapatkan.

4.3. Lack of Appropiate Focus

Teralihkannya fokus pendengar terhadap speakers bisa dikarenakan beberapa hal.


Misalnya, pendengar malah memikirkan hal-hal mendetil dan melupakan inti penting dari
materi yang disampaikan, hanya mau mendengarkan informasi yang relevan dengan
dirinya, menyusun pertanyaan atau respon yang ingin disampaikan setelah speakers
selesai berbicara.

4.4. Premature Judgement

Dengan modal informasi yang tidak utuh, pendengar menilai dan menarik
kesimpulan cepat-cepat sebelum speakers selesai menyampaikan materinya.

5. Gaya Mendengar yang Efektif

Kita harus menyesuaikan gaya mendengarkan tergantung pada tujuan, dengan siapa kita
berinteraksi, konteks topik yang dibicarakan, dan situasi kondisional sekitar.

5.1. Emphatic and Objective Listening

Emphatic – mendengarkan dengan merasakan apa yang orang lain rasakan.


Mendengarkan emphatic dapat memperat hubungan Anda.
8

Objective – mendengarkan tanpa melibatkan unsur perasaan dan hanya melihat kenyataan
secara objektif.

Contohnya : Ketika mendengarkan cerita teman yang sedang bersedih karena gagal di
mata kuliah Komunikasi Budaya, Anda ikut sedih dan membayangkan bagaimana jika
berada di posisinya. Namun Anda juga harus berpikiran objektif dengan melihat alasan
nyata mengapa ia bisa sampai gagal. Mungkin saja kegagalan itu terjadi karena ia
memang malas belajar.

5.2. Nonjudgemental and Critical Listening

Nonjudgemental – mendengarkan tanpa menghakimi terlebih dahulu sampai Anda benar-


benar memiliki pemahaman sesuai dengan yang speakers maksudkan.

Critical – memahami pesan dengan pikiran yang terbuka dan kritis dalam
menganalisisnya.

5.3. Surface and Depth Listening

Surface – mendengarkan dengan fokus untuk menemukan makna pesan yang terlihat
jelas.

Depth – mendengarkan dengan fokus untuk menemukan makna pesan yang tersembunyi.

Contohnya : Seorang musuh mendorong Anda sampai jatuh dan kemudian berkata,
“Maaf, tidak sengaja”. Dengan Surface Listening, Anda akan memahami kalau ia
memang benar-benar tidak sengaja telah mendorong Anda. Namun dengan Depth
Listening, Anda memiliki kecurigaan pemahaman lain bahwa ia sebenarnya mendorong
dengan sengaja.
9

5.4. Polite and Impolite Listening

Polite – mendengarkan dengan penuh kesopanan dan respon positif untuk menunjukkan
rasa hormat kepada speakers.

Impolite – memberikan respon negatif kepada pembicara, bahkan cenderung enggan


untuk mendengarkan. Biasanya hanya terjadi ketika seseorang berperilaku kasar atau
tidak menyenangkan terhadap kita.

5.5. Active and Inactive Listening

Active – tindakan mengulangi atau merefleksikan yang speakers maksudkan dalam


konten isi pesan maupun perasaan menurut pemahaman pendengar. Bukan meniru sama
persis, tetapi menyatukan inti-inti penting menjadi kesatuan pemahaman pesan yang utuh.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Keterampilan mendengarkan secara aktif menjadi kunci dalam komunikasi yang efektif.
Komunikasi yang efektif hanya dapat terjadi secara dua arah karena komunikasi itu bersifat
transaksional. Dengan kata lain, komunikasi seperti ini dapat lebih berkembang jika dua
belah pihak dalam komunikasi dapat saling memberi umpan balik satu kepada yang lainnya.

Keterampilan mendengarkan secara aktif tidak akan tumbuh dengan sendirinya. Sama
seperti keterampilan lain dalam berkomunikasi seperti berbicara, menulis ataupun membaca,
keterampilan mendengarkan harus dilatih dan dikembangkan sedemikian rupa. Adapun yang
harus diperhatikan dalam mendengarkan secara aktif adalah kesiapan fisik dan mental dalam
kegiatan komunikasi tersebut. Keterlibatkan empati dan pikiran yang terbuka dapat
menumbuhkan sikap mendengarkan yang aktif. Hal ini juga sekaligus dapat mengatasi
tantangan di dalamnya.

Ungkapan manusia diberikan dua telinga dan hanya satu mulut dapat senantiasa
mengingatkan betapa penting sikap mendengarkan. Kesediaan mendengarkan orang lain
secara aktif dapat menjadikan hubungan dengan orang lain menjadi lebih nyaman dan
tenteram.

3.2. Saran

Penulis mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dalam pembuatan makalah ini
mengenai pengetahuan Listening/Mendengarkan dalam komunikasi antar pribadi. Penulis
menyarankan kepada semua pembaca untuk mendengarkan yang baik dalam komunikasi
sehingga tercipta hubungan yang baik.

10
DAFTAR PUSTAKA

NATHANIAMULIA. 2014. “LISTENING IN INTERPERSONAL COMMUNICATION”,


https://perempuanhebat.wordpress.com/2014/06/15/listening-in-interpersonal-
communication/#:~:text=Beberapa%20tujuan%20dari%20mendengarkan%20antara%20lain
%3A&text=Mendengarkan%20juga%20untuk%20memahami%20orang%20lain%20agar
%20terhindar%20dari%20masalah%20atau%20kesalahpahaman.&text=Orang%20akan
%20lebih%20tertarik%20untuk,rasa%20perhatian%20pada%20orang%20lain.

De Janasz, S. C., Dowd, K. O., Schneider, B. Z. (2009). Interpersonal Skills in


Organizations.3rd
Edition. New York: McGraw Hill.”

DeVito, J. A. (2013). The Interpersonal Communication Book. 13th Edition. New


Jersey:Pearson
Education.

Lunenburg. F. C. (2010). Communication: The Process, Barriers, and Improving Effectiveness.


Schooling, 1(1), 1-11.

Matin, H. Z. (2010), Relationship between Interpersonal Communication Skills and


Organizational Commitment (Case Study: Jahad Keshavarzi and University of Qom, Iran).
European Journal of Social Sciences, 13(3), 387-398.

Mulyana, D. (2009). Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Robbins, S. P, Hunsaker, P. L . (2006). Training nn Interpersonal Skills: Tips for Managing


People at Work. 4th Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall.

11
Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

12

Anda mungkin juga menyukai