Kelompok 5
Oleh:
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahnya
kami dapat menyelesaikan makalah tentang listening dalam komunikasi antar pribadi. Makalah
ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Komunikasi Antar Pribadi.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna, baik
dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari Dosen mata kuliah guna menjadi acuan
dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.
DAFTAR ISI
i
Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii
I. PENDAHULUAN....................................................................................................... 1
A.Latar belakang.................................................................................................. 1
B.Rumusan masalah............................................................................................. 1
C.Tujuan............................................................................................................... 1
D.Manfaat............................................................................................................ 2
E.Sistematika penulisan....................................................................................... 2
II. PEMBAHASAN........................................................................................................ 3
1.Listening adalah?.............................................................................................. 3
2.Unsur-unsur Listening...................................................................................... 3
3.Tujuan Listening............................................................................................... 5
4. Hambatan dalam proses Listening/mendengarkan.......................................... 6
5. Gaya Mendengar yang Efektif......................................................................... 7
6. Ungkapan idiomatic.........................................................................................
7.Kesalahan dalam pembentukan dan pemilihan kata.........................................
III. PENUTUP................................................................................................................ 10
Kesimpulan.......................................................................................................... 10
Saran.................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Mendengarkan dinilai sebagai keahlian yang penting dalam dunia kerja, di segala level
mulai dari terendah sampai tertinggi. Ini diperlukan untuk berkomunikasi dengan efektif di
tempat kerja. Pendengar yang efektif biasanya dipilih sebagai ketua grup dan manager yang
efektif.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan dalam makalah
ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan listening/mendengarkan?
2. Proses Mendengarkan
3. Unsur-unsur listening dalam komunikasi antar pribadi
4. Komunikasi Interpersonal
5. Hambatan Mendengarkan
6. Gaya mendengarkan yang Efektif
C. Tujuan
Tujuan dan manfaat penulisan makalah ini adalah:
1. Megetahui dan memahami Komunikasi Interpersonal
1
2
2. Menciptakan hubungan yang baik dan sehat, dapat terjalin jika kita mampu menjadi
pendengar yang baik bagi pasangan, teman, keluarga, rekan kerja, atau siapapun yang
berelasi dengan kita.
3. mendengarkan untuk mempengaruhi sikap, nilai, kepercayaan, opini, dan kebiasaan
orang lain.
D. MANFAAT
Manfaat Mendengarkan (De vito, 2009)
1. Pendengar yang baik kemungkinan besar adalah pemimpin kelompok.
2. Pendengar yang baik kemungkinan akan lebih sukses dalam pekerjaan atau karirnya.
3. Sukses dalam kehidupan keluarga dan bermasyarakat
E. SISTEMATIKA PENULISAN
1. Makalah ini terdiri atas dua bab yang mana setiap bab memiliki sub bab.
2. Pendahuluan, yang mencakup latar belakang,rumusan masalah,tujuan,serta manfaat
3. Pembahasan, apa yang dimaksud listening/mendengarkan?, yang mencakup unsur-unsur
listening dalam komunikasi antar pribadi, tujuan listening dalam komunikasi antar pribadi,
Hambatan dalam proses Listening/mendengarkan, Gaya mendengarkan yang efektif.
4. Penutup,yang mencakup kesimpulan dan saran
BAB II
PEMBAHASAN
1. Listening adalah?
Listening dalam bahasa Indonesia artinya mendegarkan, mendengar merupakan suatu proses
fisiologis sementara mendengarkan menyangkut penerimaan rangsangan. Pengertian menerima di sini
menegaskan bahwa seseorang dalam aktivitas mendengarkan itu berarti menyerap rangsangan yang
diterima lalu kemudian memprosesnya dengan cara tertentu. Sejalan dengan ini Janasz (2009)
mengemukakan bahwa untuk memperoleh pesan yang utuh dari pengirim pesan atau sumber, penerima
pesan harus melakukan kegiatan mendengarkan dengan menggunakan panca indera secara tepat. Karena
itu dalam mendengarkan secara aktif, perlu diperhatikan tiga dimensi yaitu penginderaan,
pengolahan/evaluasi dan memberi respon.
Deddy (2009:69) berdasarkan pendapat Harold Lasswell, melihat bahwa dalam komunikasi terdapat
unsur-unsur yang saling berkaitan satu sama lain. Unsur-unsur itu adalah sumber (source), atau sering
disebut sebagai pengirim (sender), pesan (message), saluran atau media, penerima (receiver), dan
efek. Juga dapat ditambahkan unsur-unsur lainnya seperti umpan balik (feed back),gangguan/hambatan
komunikasi (noise/barriers). Sebenarnya, dalam peristiwa komunikasi, ada banyak unsur yang terlibat dan
semua unsur tersebut saling berkaitan.
2.1.Sumber (Source)
Unsur yang pertama adalah sumber (source). Sumber adalah pihak yang
berinisiatif atau yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber dapat berupa
individu, kelompok, organisasi, perusahaan atau institusi. Kebutuhan dapat bervariasi dari hal
yang biasa sampai ke hal yang penting. Dalam proses penyampaian pesan, sumber harus
melakukan proses penyandian (encoding) yaitu mengubah perasaan atau pikirannya ke dalam
seperangkat simbol verbal atau nonverbal yang harus dipahami oleh penerima pesan.
3
4
Unsur yang kedua adalah pesan (message). Pesan merupakan seperangkat simbol
verbal dan atau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud dari
sumber. Pesan mempunyai tiga komponen yang harus dimiliki yaitu: makna, simbol dan
bentuk atau organisasi pesan. Simbol yang terpenting adalah kata-kata (bahasa) yang
akan mempresentasikan objek (benda), gagasan, dan perasaan baik dalam bentuk tulisan
maupun lisan. Pesan juga dapat dirumuskan secara nonverbal seperti melalui tindakan
atau isyarat anggota tubuh (misalnya acungan jempol, anggukan, ekspresi wajah dan
sebagainya).
2.3. Media
Untuk dapat mengantar pesan tersebut diperlukan suatu saluran atau media. Unsur
ketiga dari komunikasi ini memungkinkan diterimanya pesan oleh penerima (receiver).
Saluran atau media menjadi alat atau wahana yang digunakan sumber untuk
menyampaikan pesan. Pada dasarnya komunikasi manusia menggunakan dua saluran
yakni cahaya dan suara. Namun dalam penerimaanhanya suara yang dapat ditangkap oleh
panca indera. Saluran/ media dapat juga merujuk pada carapenyampaian pesan: apakah
langsung (tatap-muka) atau melalui media lain seperti media elektronik,multimedia dan
sebagainya. Pengirim pesan akan memilih saluran-saluran tergantung dari situasi
dantujuan yang hendak dicapai. Dalam suatu peristiwa komunikasi dapat saja terjadi
bahwa media atau saluran yang digunakan lebih dari satu jenis.
untukdiberikan kepada sumber. Umpan balik inilah yang menciptakan komunikasi dua
arah. Umpan balikmerupakan suatu tanggapan yang sangat berpengaruh pada kelanjutan
komunikasi tersebut. Umpanbalik dapat berbentuk verbal seperti menegaskan, bertanya,
mengulangi pernyataan ataupun dalam bentuk nonverbal misalnya menganggukkan
kepala, gestur badan dan lain sebagainya (Janasz, 2009).
2.5. Efek
Unsur yang terakhir adalah efek. Efek adalah hasil dari apa yang didapatkan dari
penerima setelah menerima pesan tersebut. Setelah peristiwa komunikasi tersebut ada
perubahan yang dialami oleh pelaku komunikasi dapat berupa penambahan pengetahuan,
perubahan sikap, atau tujuan-tujuan lainnya yang ingin dicapai dari peristiwa komunikasi
tersebut.
To learn: kita belajar karena mau mendengarkan. Seperti saat kita mendapatkan ilmu
ketika mendengarkan dosen di kelas atau mendapatkan informasi karena mendengarkan
berita di radio. Mendengarkan juga untuk memahami orang lain agar terhindar dari
masalah atau kesalahpahaman. Mengenali karakternya dan mencari apa keinginannya
agar dapat melalukan tindakan yang tepat dalam menanganinya.
To Relate : hubungan yang sehat dapat terjalin jika kita mampu menjadi pendengar yang
baik bagi pasangan, teman, keluarga, rekan kerja, atau siapapun yang berelasi dengan
kita. Kita mendengarkan agar dapat diterima dan disukai. Orang akan lebih tertarik untuk
membangun relasi dengan kita yang mau menjadi pendengar, karena ketika
mendengarkan kita menunjukkan rasa perhatian pada orang lain.
To help: kita tidak dapat membantu orang lain jika tidak terlebih dahulu mengenal
orangnya dan tahu apa masalahnya. Tentunya Anda harus menanyakan dulu mengapa
teman Anda bersedih, baru kemudian Anda tahu apa solusinya. Mendengarkan ceritanya
yang ternyata mengalami kesulitan dalam memahami mata kuliah Teori Komunikasi,
Anda dapat mengajaknya ikut belajar bersama menjelang ujian nanti. Terkadang dengan
hanya mendengarkan tanpa memberikan saran ataupun bantuan, kita sudah sangat
membantu orang lain untuk menjernihkan pikirannya.
Gangguan fisik dapat berupa fungsi pendengaran yang tidak sempurna, gangguan
kondisi sekitar yang dapat mengalihkan perhatian (ex: suara televisi, anak kecil bermain),
atau saat Anda mendengarkan sambil tetap sibuk mengerjakan hal lain. Gangguan fisik
dapat dengan mudah dihilangkan. Namun dalam berbagai konteks yang tidak bisa
diperbaiki, speakers dengan pendengar dapat saling menyesuaikan untuk mengurangi
efek gangguan.
Gangguan mental tercipta karena tidak adanya fokus dalam proses mendengarkan. Ketika
menghadiri sebuah seminar, Anda malah memikirkan acara ulang tahun yang akan
dirayakan minggu depan. Gangguan jenis ini dapat dihindari dengan fokus mendengarkan
speakers dan tidak memikirkan hal lain.
Persepsi personal terhadap suatu kelompok atau orang tertentu yang dapat
membuat isi pesan menjadi bias dan terlihat penuh kecurigaan. Misalnya, pandangan
bahwa perempuan tidak kredibel untuk membawakan topik politik.
Hal lain yang dapat menyebabkan timbulnya bias adalah mendengarkan dengan
pikiran yang tertutup. Misalnya, menolak untuk mendengarkan argumen pro pernikahan
sesama jenis. Tidak ada salahnya jika kita mendengarkan sampai selesai terlebih dahulu,
mungkin ada nilai atau manfaat berguna yang bisa kita dapatkan.
Dengan modal informasi yang tidak utuh, pendengar menilai dan menarik
kesimpulan cepat-cepat sebelum speakers selesai menyampaikan materinya.
Kita harus menyesuaikan gaya mendengarkan tergantung pada tujuan, dengan siapa kita
berinteraksi, konteks topik yang dibicarakan, dan situasi kondisional sekitar.
Objective – mendengarkan tanpa melibatkan unsur perasaan dan hanya melihat kenyataan
secara objektif.
Contohnya : Ketika mendengarkan cerita teman yang sedang bersedih karena gagal di
mata kuliah Komunikasi Budaya, Anda ikut sedih dan membayangkan bagaimana jika
berada di posisinya. Namun Anda juga harus berpikiran objektif dengan melihat alasan
nyata mengapa ia bisa sampai gagal. Mungkin saja kegagalan itu terjadi karena ia
memang malas belajar.
Critical – memahami pesan dengan pikiran yang terbuka dan kritis dalam
menganalisisnya.
Surface – mendengarkan dengan fokus untuk menemukan makna pesan yang terlihat
jelas.
Depth – mendengarkan dengan fokus untuk menemukan makna pesan yang tersembunyi.
Contohnya : Seorang musuh mendorong Anda sampai jatuh dan kemudian berkata,
“Maaf, tidak sengaja”. Dengan Surface Listening, Anda akan memahami kalau ia
memang benar-benar tidak sengaja telah mendorong Anda. Namun dengan Depth
Listening, Anda memiliki kecurigaan pemahaman lain bahwa ia sebenarnya mendorong
dengan sengaja.
9
Polite – mendengarkan dengan penuh kesopanan dan respon positif untuk menunjukkan
rasa hormat kepada speakers.
3.1. Kesimpulan
Keterampilan mendengarkan secara aktif menjadi kunci dalam komunikasi yang efektif.
Komunikasi yang efektif hanya dapat terjadi secara dua arah karena komunikasi itu bersifat
transaksional. Dengan kata lain, komunikasi seperti ini dapat lebih berkembang jika dua
belah pihak dalam komunikasi dapat saling memberi umpan balik satu kepada yang lainnya.
Keterampilan mendengarkan secara aktif tidak akan tumbuh dengan sendirinya. Sama
seperti keterampilan lain dalam berkomunikasi seperti berbicara, menulis ataupun membaca,
keterampilan mendengarkan harus dilatih dan dikembangkan sedemikian rupa. Adapun yang
harus diperhatikan dalam mendengarkan secara aktif adalah kesiapan fisik dan mental dalam
kegiatan komunikasi tersebut. Keterlibatkan empati dan pikiran yang terbuka dapat
menumbuhkan sikap mendengarkan yang aktif. Hal ini juga sekaligus dapat mengatasi
tantangan di dalamnya.
Ungkapan manusia diberikan dua telinga dan hanya satu mulut dapat senantiasa
mengingatkan betapa penting sikap mendengarkan. Kesediaan mendengarkan orang lain
secara aktif dapat menjadikan hubungan dengan orang lain menjadi lebih nyaman dan
tenteram.
3.2. Saran
Penulis mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dalam pembuatan makalah ini
mengenai pengetahuan Listening/Mendengarkan dalam komunikasi antar pribadi. Penulis
menyarankan kepada semua pembaca untuk mendengarkan yang baik dalam komunikasi
sehingga tercipta hubungan yang baik.
10
DAFTAR PUSTAKA
11
Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
12