Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

HAKIKAT MENYIMAK

Disusun oleh:
1.AUDY OKTATRIYANI YUSHAL
2.RADIX ALFI HIDAYAT
3.M ADJIE ZAIFULLAH
Nama Dosen
Frawitasary, M.Pd

Mata Kuliah
Bahasa Indonesia

Program Studi Agribisnis


Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Belitang 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang sudah melimpahkan rahmat, taufik,
dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyusun tugas Bahasa Indonesia ini dengan baik serta
tepat waktu. Seperti yang sudah kita tahu “Pendidikan Karakter” itu sangat berarti untuk anak
bangsa dari mulai dini. Semuanya perlu dibahas pada makalah ini kenapa Pendidikan
Karakter itu sangat diperlukan serta layak dijadikan bagaikan modul pelajaran.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan tugas makalah ini.Tentunya,tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.Tugas ini kami buat untuk
memberikan ringkasan tentang keberadaan Pendidikan Karakter untuk kemajuan bangsa.

Mudah-mudahan makalah yang kami buat ini bisa menolong menaikkan pengetahuan kita
jadi lebih luas lagi. Kami menyadari kalau masih banyak kekurangan dalam menyusun
makalah ini.Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan guna kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2Rumusan Masalah........................................................................................................................4
1.3Tujuan...........................................................................................................................................4
1.4 Manfaat.......................................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
Hakikat, Sifat, dan Fungsi Bahasa..........................................................................................................5
2.1HAKIKAT MENYIMAK...................................................................................................................5
2.2 MENYIMAK INFORMATIF.............................................................................................................5
BAB III.............................................................................................................................................7
PENUTUP............................................................................................................................................7
3.1 KESIMPULAN................................................................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Manusia adalah makhluk sosial. Artinya manusia tidak dapat hidup sendiri,
akan selalu membutuhkan orang lain. Kodratnya manusia itu hidup bersama,
bukan individu. Karena itu di dalam kehidupannya, manusia selalu berinteraksi
dan berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Dalam berinteraksi dan
berkomunikasi itu tentunya pada umumnya melibatkan kegiatan berbicara dan
mendengarkan. Namun masih seringkali terjadi miskomunikasi dalam
berinteraksi dan berkomunikasi. Hal ini dikarenakan dalam prosesnya hanya
sekadar berbicara dan mendengar saja, mereka melupakan menyimak. Memang
menyimak itu mendengarkan, tetapi menyimak bukan sekadar mendengarkan,
melainkan memahami dan menggapi apa yang dikatakan dan disampaikan oleh
pembicara.
Oleh karena itu, menyimak mempunyai peranan yang sangat penting dalam
proses berinterkasi dan berkomunikasi di dalam kehidupan sehari-hari. Karena
itu juga lah mengapa pembelajaran keterampilan berbahasa diajarkan untuk
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Terutama menyimak, yang memiliki
persentase paling banyak dalam berinteraksi dan berkomunikasi dalam
kehidupan sehari-hari.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan makalah sebagai berikut.
1) Apa yang dimaksud dengan menyimak?
2) Apa tujuan menyimak?
3) Bagaimana tahap-tahap menyimak?
4) Apa saja jenis menyimak?
5) Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menyimak?
6) Apa Saja Perbedaan Gaya Menyimak berdasarkan perbedaan jenis kelamin?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah adalah sebagai berikut.
1) Siswa dapat mengetahui pengertian menyimak
2) Siswa dapat mengetahui tujuan menyimak
3) Siswa dapat mengetahui tahap-tahap menyimak
4) Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis menyimak
5) Siswa dapat mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi kemampuan
menyimak
6) Siswa dapat mengetahui perbedaan gaya menyimak berdasarkan perbedaan
jenis kelamin

1.4 Manfaat
Adapun Manfaat yang didapat dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1) Memahami pengertian menyimak
2) Mengetahui tujuan menyimak
3) Mengetahui tahap-tahap menyimak
4) Menyebutkan jenis-jenis menyimak
5) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menyimak
6) Mengetahui perbedaan gaya menyimak berdasarkan perbedaan jenis
kelamin.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Menyimak


Menyimak sangat dekat maknanya dengan mendengar dan
mendengarkan.Namun , kalau kita pelajari lebih jauh, ketiga kata itu terdapat
perbedaan pengertian. Mendengar didefinisikan sebagai suatu proses
penerimaan bunyi yang dating dari luar tanpa banyak memerhatikan makna dan
pesan bunyi itu. Sedangkan menyimak adalah proses mengdengar dengan
pemahaman dan perhatian terhadap makna dan pesan bunyi itu. Jadi, di dalam
proses menyimak sudah termasuk mendengar, sebaliknya mendengar belum
tentu menyimak. Di dalam bahasa Inggris terdapat istilah “listening
comprehension” untuk menyimak dan “to hear” untuk mendengar.
Menurut poerwadarminta (1984: 941) “ Menyimak adalah
mendengarkan atau memerhatikan baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca
orang”. Menyimak merupakan proses pendengaran, mengenal dan
menginterprestasikan lambing-lambang lisan, sedangkan mendengar adalah
suatu proses penerimaan bunyi yang datang dari luar tanpa banyak
memerhatikan makna itu.
Jika keterampilan menyimak dikaitkan dengan keterampilan berbahasa
yang lain, seperti keterampilan membaca, maka kedua keterampilan berbahasa
ini berhubungan erat, karena keduanya merupakan alat untuk menerima
komunikasi. Perbedaannya terletak dalam hal jenis komunikasi.Menyimak
berhubungan dengan komunikasi lisan, sedangkan membaca berhubungan
dengan komunikasi tulis. Dalam hal tujuan, keduanya mengandung persamaan,
yaitu memperoleh informasi, menangkap isi, memahami makna komunikasi.
Menurut Tarigan (1993: 20) mengemukakan pengertian menyimak
sebagai berikut: menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan
lambing-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, argumentasi,serta
interprestasi untuk memperoleh informasi, menangkap serta, memahami makna
komunikasi yang disampaikan si pembicara melalui ucapan atau bahasa lisan.
Dari uraian diatas,maka dapatlah ditarik kesimpulan bahwa menyimak adalah
mendengarkan serta memerhatikan baik-baik apa yang dibaca atau diucapkan
oleh si pembicara serta menangkap dan memahami isi dan makna komunikasi
yang tersirat di dalamnya.
Kegiatan menyimak merupakan kegiatan berbahasa yang cukup
kompleks karena melibatkan berbagai proses menyimak dalam saat yang sama.
Pada saat menyimak mendengarkan bunyi berbahasa, pada saat itu pula
mentalnya aktif bekerja mencoba memahami, menafsirkan apa yang
disampaikan pembicara, dan pada saat itu ia harus menerima respons. Pada
dasarnya respons yang diberikan itu akan terjadi setelah terjadinya integrasi
antara pesan yang didengar dengan latar belakang pengetahuan dan pengalaman
penyimak. Respon itu bias sama dengan yang dikehendaki pembicara dan bias
pula tidak sama.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hakikat menyimak itu
adalah suatu rentetan proses, mulai dari proses mengidentifikasi bunyi,
menyusun penafsiran, memanfaatkan hasil penafsiran, dan proses penyimpanan,
serta proses menghubung-hubungkan hasil penafsiran itu dengan keseluruhan
pengetahuan dan pengalaman.
2.2 Tujuan Menyimak
Tujuan menyimak dapat disimpulkan sebagai berikut.
a) Menyimak untuk belajar dimana orang tersebut bertujuan agar ia dapat memperoleh
pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara.
b) Menyimak untuk menikmati dimana orang yang menyimak dengan penekanan pada
penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau diperdengarkan atau
dipagelarkan (terutama sekali dalam bidang seni).
c) Menyimak untuk mengevaluasikan dimana orang menyimak dengan maksud agar ia
dapat menilai apa-apa yang dia simak (baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-tidak
logis dan lain-lain).
d) Menyimak untuk mengapresiasi dimana orang yang menyimak dapat menikmati serta
menghargai apa-apa yang disimaknya itu (misalnya: pembaca berita, puisi,music dan lagu
dialog, diskusi panel,dan perdebatan).
e) Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-ide dimana orang yang menyimak bermaksud
agar ia dapat menkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, maupun perasaan-perasaanya
kepada orang lain dengan lancar dan tepat.
f) Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi dimana orang yang menyimak bermasud
agar dia dapat membedakan bunyi-bunyi yang tepat; mana bunyi yang membedakan arti
(distingtif), mana bunyi yang tidak membedakan arti;biasanya ini terlihat pada seseorang
yang sedang belajar bahasa asing yang asik mendengarkan ujaran pembicara asli (native
speaker).
g) Menyimak untuk memecahkan masalah dimana orang yang menyimak bermasud agar ia
dapat memecahkan masalah secara kreatif dan analisis, sebab dari sang pembicara dia
mungkin memperoleh banyak masukan berharga.
h) Menyimak untuk menyainkan dimana orang yang menyimak untuk menyakinkan dirinya
terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini dia ragukan.

2.3 Tahap-Tahap Menyimak


Dalam komunikasi, menyimak teridiri dari berbagai elemen seperti penerimaan, pemahaman,
pengingatan, pengevaluasian dan penanggapan (Adler et al., 1986 ; Lesikar et al., 1999 ;
Myers & Myers, 1975 ; DeVito, 2001).
1) Penerimaan
Menyimak dimulai dengan penerimaan pesan yang dikirim pembicara baik yang bersifat
verbal maupun non verbal. Tentu saja dalam memaknai pesan-pesan verbal ini perlu juga
diperhatikan, atau akan disesuaikan dengan, hal-hal yang sifatnya non verbal seperti gesture,
ekspresi wajah dan nada atau tekanan suara.
2) Pemahaman
Pemahaman disusun dari dua elemen pokok, pembelajaran dan pemberian makna.
3) Pengingatan
Kemampuan untuk mengingat informasi berkaitan dengan seberapa banyak informasi yang
ada dalam benak dan apakah informasi bisa diulang atau tidak.
4) Pengevaluasian
Pengevaluasian terdiri dari penilaian dan pengkritisan pesan.
5) Penanggapan
Penanggapan terjadi dalam fase (1) tanggapan yang kita buat sementara pembicara berbicara,
berupa dukungan, dan (2) tanggapan yang kita buat setelah pembicara berhenti berbicara,
berupa ketelitian, pertanyaan, pengklarifikasian, tantangaan dan persetujuan.
Menurut Ruth G. Strickland menyimpulkan ada Sembilan tahap menyimak, yaitu:
1) Menyimak berkala.
Menyimak ini dialami saat yang dibicarakan oleh pembicara mengenai diri si penyimak.
2) Menyimak dengan perhatian dangkal.
Menyimak seperti ini terjadi karena adanya gangguan-gangguan atau selingan.
3) Setengah menyimak.
Menyimak ini terjadi dikarenakan adanya hal di dalam hati yang ingin disampaikan atau
diutarakan si penyimak.
4) Menyimak serapan.
Menyimak jenis ini terjadi dikarenakan si penyimak menyerap hal-hal yang tidak penting.
5) Menyimak sekali-sekali.
Dalam jenis menyimak ini, si penyimak hanyaa menyimak jika kalimat atau kata-kata yang
disampaikan si pembicara menarik menurutnya.
6) Menyimak asosiatif.
Dalam menyimak ini, penyimak hanya mengingat hal-hal atau pengalaman pribadinya
sehingga dia tidak memberikan respon terhadap pembicara.
7) Menyimak dengan reaksi berkala.
Disini, penyimak memberikan komentar ataupun bertanya kepada pembicara.
8) Menyimak secara saksama.
Penyimak benar-benar mengikuti pembicaraan pembicara dengan sungguh-sungguh.
9) Menyimak secara aktif.
Ini lah menyimak yang benar-benar baik, karena mengetahui atau mendapatkan gagasan atau
hal-hal yang disampaikan pembicara.
Sedangkan Hunt mengemukakan ada tujuh tahapan dalam menyimak, yaitu :
1) Isolasi (pemisahana/memisahkan)
Pada tahap ini penyimak harus bisa memisahkan bunyi-bunyi, fakta-fakta atau ide-ide yang
dikatakan pembicara. Yang mana hal-hal atau sesuatu yang baik dan benar.
2) Identifikasi (menentukan atau menetapkan)
Dalam tahapan menyimak ini. Penyimak mencatat apa yang sedang dibicarakan tentang hal-
hal yang dianggap penting dan bermanfaat baginya. Apalagi rangsangan atau gambaran
tertentu sudah kita ketahui maka suatu maknanya bisa kita tetapkan kepada setiap hal-hal
yang berdiri sendiri itu.
3) Integrasi (Penyatuan/menyatukan)
Pada tahapan ini, penyimak menyatupadukan dan menyesuaikan hal-hal yang didapatkannya
saat menyimak dengan informasi lain yang telah dimilikinya dan diketahuinya sebelumnya.
4) Inspeksi
Pada tahap ini, penyimak membandingkan dan memeriksa kembali informasi yang baru saja
diterimanya dengan pengetahuannya sendiri. Kemudian menilainya, yang mana yang bisa
dilakukan dan yang tidak.
5) Interpretasi
Pada tahap ini, penyimak mengevaluasi sesuatu yang didengar dan mencari tahu sumber
informasi yang disampaikan dari mana datangnya semua informasi itu. Disini, penyimak
memberikan kesan dan memberikan tanggapannya, menyampaikan pendapatnya.
6) Interpolasi
Pada tahapan ini, jika dalam penyimakan kita tidak menemukan pesan yang berisi informasi
yang bermanfat bagi kita ataupun merasa tidak lengkap dan tidak bisa kita cerna, maka kita
lah yang memberikan ide-idenya dari pengetahuan ataupun pengalam kita sehingga kita bisa
menemukan informasi dari pesan itu dengan lengkap dan sempurna.
7) Introspeksi
Pada tahap ini, penyimak menguji informasi yang didapatkannya dengan pengetahuan dan
pengalamannya senidri. Agar dia dapat menerapkannya di lingkungannya dan kehidupannya.
2.4 Jenis-Jenis Menyimak
Adapun jenis-jenis menyimak dalam pembelajaran Bahasa Indonesia (Sutari, 1998: 47)
adalah sebagai berikut:
1) Menyimak Ekstensif (Extensive Listening)
Menyimak ekstensif ( extensive listening) adalah sejenis kegiatan menyimak yang
berhubungan dengan hal-hal lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu bahasa, tidak perlu
di bawah bimbingan langsung seorang guru. Penggunaan yang paling mendasar ialah untuk
menyajikan kembali bahan yang telah diketahui dalam suatu lingkungan baru dengan cara
yang baru. Selain itu, dapat pula murid dibiarkan mendengar butir-butir kosakata dan
struktur-struktur yang baru bagi murid yang terdapat dalam arus bahasa yang ada dalam
kapasitasnya untuk menangabinya. Pada umumnya, sumber yang paling baik untuk
menyimak ekstensif adalah rekaman yang dibuat guru sendiri, misalnya rekamanan yang
bersumber dari siaran radio, televise, dan sebagainya.
2) Menyimak Intensif(Intensif Listening)
Menyimak intensif(Intensif Listening) adalah menyimak yang diarahkan pada suatu yang
jauh lebih diawasi, dikontrol, terhadap suatu hal tertentu. Dalam hal ini harus diadakan suatu
pembagian penting yaitu diarahkan pada butir-butir bahasa sebagai bagian dari program
pengajaran bahasa atau pada pemahaman serta pengertian umum.Jelas bahwa dalam kasus
yang kedua ini maka bahasa secara umum sudah diketahui oleh para murid.
3) Menyimak Sosial ( Sosial listening) atau menyimak konversasional (conversation
listening) ataupun menyimak sopan (Courtens listening)
Biasanya berlangsung dalam situs-situs sosial tempat orang mengobrol mengenai hal-hal
yang menarik perhatian semua orang dan saling mendengarkan satu sama lain untuk
membuat respons-respons yang pantas, mengikuti detail-detail yang menarik, dan
memerhatikan perhatian yang wajar terhadap apa-apa yang dikemukakan, dikatakan oleh
seorang rekan. Dengan perkataan lain dapat dikemukakan bahwa menyimak sosial paling
sedikit mencangkup dua hal, yaitu perkataan menyimak secara sopan santun dengan penuh
perhatian percakapan atau konversasi dalam situasi-situasi sosial dengan suatu maksud. Dan
kedua mengerti serta memahami peranan-peranan pembicara dan menyimak dalam proses
komunikasi tersebut.
4) Menyimak Sekunder (secondary listening)
Menyimak sekunder(secondary listening) adalah sejenis kegiatan menyimak secara kebetulan
dan secara ekstensif misalnya, menyimak pada musik yang mengirim tarian-tarian rakyat
terdengar secara sayup-sayup sementara kita menulis surat pada teman di rumah atau
menikmatin musik sementara ikut berpartisipasi dalam kegiatan tertentu di sekolah seperti
menulis, pekerjaan tangan dengan tanah liat, membuat sketsa dan latihan menulis dengan
tulisan tangan.
5) Menyimak Estetik(aesthetic listening) disebut juga menyimak apresiatif ( appreciational
listening)
Adalah fase terakhir dari kegiatan menyimak secara kebetulan dan termasuk kedalam
menyimak ekstensif, mencangkup dua hal yaitu pertama menyimak musik, puisi, teka-teki,
dan lakon lakon yang diceritakan oleh guru atau murid-murid.
6) Menyimak Kritis ( critical listening)
Adalah sejenis kegiatan menyimak yang didalamnya sudah terlihat kurangnya atau tiadanya
keaslian ataupun kehadiran prasangka serta ketidak telitian yang akan diamati. Murid-murid
perlu banyak belajar mendengarkan,menyimak secara kritis untuk memperoleh
kebenaran.Menyimak Konsentratif (consentrative listening)
Sering juga disebut study-type listening atau menyimak yang merupakan jenis telah kegiatan-
kegiatan tercakup dalam menyimak konsentratif antara lain: menyimak untuk mengikuti
petunjuk-petunjuk serta menyimak urutan-urutan ide, fakta-fakta penting dan sebab akibat.
7) Menyimak kreatif (creative listening)
Adalah jenis menyimak yang mengakibatkan dalam pembentukan atau rekonstruksi seorang
anak secara imaginative kesenangan-kesenangan akan bunyi, visual ataupenglihatan, gerakan,
serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankanoleh apa-apadidengarkan.
8) Menyimak Introgatif ( introgative listening)
Adalah sejenis menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi,
pemusatan perhatian dan pemilihan, karena sipenyimak harus mengajukan pertanyaan-
pertanyaan. Dalam kegiatan menyimak interogatif ini si penyimak mempersempit serta
mengarahkan perhatianya pada pemrolehan informasi atau mengenai jalur khusus.
9) Menyimak Penyelidikan (exploratory listening)
Adalah sejenis menyimak intensif dengan maksud dan yang agak lebih singkat. Dalam
kegiatan menyimak seperti ini si penyimak menyiagakan perhatiannya untuk menemukan
hal-hal baru yang menarik perhatian dan informasi tambahan mengenai suatu topik atau suatu
pergunjingan yang menarik.
10) Menyimak pasif ( passive listening)
Adalah penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar yang biasa menandai upaya-upaya kita
saat belajar dengan teliti, belajar tergesa-gesa, menghapal luar kepala, berlatih serta
menguasai sesuatu bahasa. Salah satu contoh menyimak pasif adalah penduduk pribumi yang
tidak bersekolah lancar berbahasa asing. Hal ini dimungkinkan karena mereka hidup
langsung di daerah bahasa tersebut beberapa lama dan memberikan kesempatan yang cukup
bagi otak mereka menyimak bahasa itu.
11) Menyimak Selektif (selective listening)
Berhubungan erat dengan menyimak pasif. Betapapun efektifnya menyimak pasif itu tetapi
biasanya tidak dianggap sebagai kegiatan yang memuaskan. Oleh karena itu menyimak
sangat dibutuhkan. Namun demikian, menyimak selektif hendaknya tidak menggantikan
menyimak pasif, tetapi justru melengkapinya. Penyimak harus memanfaatkan kedua teknik
tersebut. Dengan demikian, berarti mengimbangi isolasi kaltural kita dari masyarakat bahasa
asing itu dan tendensi kita untuk menginterprestasikan.

2.5 Faktor yang Mempengaruhi dalam Menyimak


Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam menyimak diantaranya adalah:
a. Faktor Fisik
Kondisi fisik dan lingkungan fisik penyimak merupakan factor yang penting dalam menentu
kan keefektifan serta kualitas keaktifannya dalam menyimak.
b. Factor Psikologis
Factor Psikologis melibatkan sikap-sikap dan sifat-sifat pribadi, yaitu faktor-faktor psikilogis
dalam menyimak. Faktor-faktor ini antara lain mencangkup masalah-masalah:
1) Prasangka dan kurangnya simpati terhadap para pembicara dengan aneka sebab dan
alasan.
2) Keegosentrisan dan keasyikan terhadap minat pribadi serta masalah pribadi serta masalah
pribadi.
3) Kepicikan yang menyebabkan pandangan yang kurang luas.
4) Kebosanan dan kejenuhan yang menyebabkan tiadanya perhatian sama sekali pada pokok
pembicaraan.
5) Sikap yang tidak layak terhadap sekolah, terhadap guru, terhadap pokok pembicaraan,
atau terhadap sang pembicara.
6) Sabagian atau semua faktor tersebut diatas dapat mempengaruhi kegiatan menyimak
kearah yang merugikan yang tidak kita inginkan, dan hal ini mempunyai akibat yang buruk
bagi sebagian atau seluruh kegiatan belajar para siswa.Dalam hal-hal seperti inilah para guru
harus menampilkan fungsi bimbingan dan penyuluhan serta mencoba memperbaiki kondisi-
kondisi yang merugikan tersebut.
Guru juga harus mempertinggi serta memperkuatkan sifat ketanpaprasangkaan,
kewajaran yang tidak berat sebelah, serta sifat yang tidak mementingkan diri sendiri dan
mencoba untuk memberikan serta mengadakan suatu latar belakang yang bersifat merangsang
minat yang aka bertindak sebagai suatu keadaan yang menguntungkan bagi menyimak
responsive.
Sebaliknya faktor-faktor psikologis ini pun mungkin pula sangat menguntungkan bagi
kegiatan menyimak dengan penuh perhatian, misalnya pengalaman-pengalaman masa lalu
yang sangat menyenangkan, yang telah menentukan minat-minat dan pilihan-pilihan,
kepandaian yang beranekaragam dan lain-lainnya, kalau dihubungkan dengan suatu bidang
diskusi jelas merupakan pengaruh-pengaruh baik bagi kegiatan menyimak yang mengasyikan
yang memukau dan menarik hati.

Teks Informatif
Teks informatif atau narasi informatif adalah karangan yang bertujuan untuk
menyampaikan sebuah informasi dengan tepat mengenai suatu peristiwa atau
kejadian.
1. Teks Berita
Teks berita, yaitu teks yang memuat informasi tentang kabar atau pemberitahuan
tentang suatu hal, yang disampaikan secara langsung oleh pembicara atau pembawa
pesan atau melalui radio dan televisi. Bahasa yang digunakan di dalam teks berita
bersifat lugas dan tegas.
Karakter media yang berbeda mengakibatkan berlainan pula sapaan yang digunakan
oleh pembawa acara.
a. Sapaan pembaca teks berita radio
Selamat siang pendengar. Saya, Indra, dari studio X akan menyampaikan berbagai
peristiwa yang hangat dan menarik yang terjadi selama hari ini. Selamat
mendengarkan!
b. Sapaan pembaca teks berita televise
Selamat siang pemirsa. Kami dari studio ini, Indra dan Indri, akan menyampaikan
berbagai peristiwa yang hangat dan menarik yang terjadi sepanjang hari ini. Selamat
menyaksikan! Silahkan Indra! Baik Indri!
2.Teks Pidato
Teks pidato, yaitu teks pembicaraan seseorang secara langsung (tatap muka) di
hadapan orang banyak memuat arahan atau kebijakan tentang hal tertentu.
Keberhasilan seseorang di dalam berpidato ditandai oleh antusiasnya pendengar
mendengarkan isi pidatonya.

.3. Teks Ceramah


Kata ceramah asal mulanya dalam bahasa Melayu berarti nyinyir, banyak bicara,
cerewet. Kata ini mengalami perkembangan makna menjadi positif, yaitu
menyampaikan sesuatu di hadapan orang banyak untuk menambah pengetahuan,
pengalaman atau informasi tertentu.
4. Teks Opini
Opini berarti pendapat, pikiran pendirian atau pandangan. Teks opini ialah yang
memuat pendapat, pikiran, pendirian atau pandangan seseorang tentang masalah
tertentu sedang hangat dibicarakan di masyarakat.
5. Teks Prosedural
Teks prosedural adalah teks yang memuat butir-butir atau langkah-langkah kegiatan
tertentu berupa petunjuk yang mudah diikuti pelaksanaanya.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa teknik pembelajaran adalah cara-cara atau
siasat yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk
mendapatkan hasil yang optimal.Teknik pembelajaran di tentukan berdasarkan metode yang
digunakan menurut pendekatan yang dianut.Teknik pembelajaran tersebut meliputi teknik
pembelajaran bahasa lisan dan teknik pembelajaran bahasa tulisan.
Menyimak adalah suatu rentetan proses, mulai dari proses mengidentifikasi bunyi, menyusun
penafsiran, memanfaatkan hasil penafsiran, dan proses penyimpanan, serta proses
menghubung-hubungkan hasil penafsiran itu dengan keseluruhan pengetahuan dan
pengalaman. Tujuan menyimak yaitu agar orang yang mendengar dapat memperoleh
pengetahuan atau informasi mengenai hal tertentu dari berita atau cerita yang di dengar.

Anda mungkin juga menyukai