Anda di halaman 1dari 20

Makalah Ilmiah

Keterampilan Reseptif Menyimak

disusun oleh:

Azzahra Mutiara Ananda 1201621045

Guntur Wahyudi 1201621065

Dosen Pengampu:

Drs. Sam Mukhtar Chaniago, M. Si.

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Jakarta

2021
Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. atas segala

rahmat-Nya sehingga kami dapat mengerjakan makalah yang berjudul

“Keterampilan Menyimak” ini sampai dengan selesai. Tidak lupa, kami

mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah

berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun

materinya.

Kami sangat berharap semoga tugas kami ini dapat menambah

pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Kami juga berharap lebih

jauh lagi agar makalah ini dapat diterapkan oleh pembaca dalam

kehidupan sehari-hari.

Sebagai penyusun, kami merasa bahwa masih banyak kekurangan

dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan

pengalaman kami. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik

dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah

ini.

Jakarta, 17 Oktober 2021

i
Azzahra Mutiara Ananda dan Guntur Wahyudi

Daftar Isi

Kata Pengantar...................................................................................................... i

Daftar Isi.............................................................................................................. ii

Bab I........................................................................................................................ 1

Pendahuluan........................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang...........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1

1.3 Tujuan..........................................................................................................2

Bab II..................................................................................................................... 3

Pembahasan........................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Menyimak.............................................................................3

2.2 Tujuan Menyimak.....................................................................................4

2.3 Jenis-jenis Menyimak............................................................................6

2.3.1 Menyimak Intensif........................................................................6

2.3.2 Menyimak Ekstensif....................................................................8

2.4 Suasana Menyimak..................................................................................9

2.4.1 Suasana Menyimak Defensif (bertahan)...............................9

2.4.2 Suasana Suportif (Menunjang)..............................................11

2.5 Kendala Menyimak................................................................................12

2.6 Tahap-tahap dalam Menyimak..........................................................14

ii
Bab III................................................................................................................. 15

Penutup................................................................................................................. 15

3.1 Kesimpulan................................................................................................15

3.2 Saran.........................................................................................................15

Daftar Pustaka................................................................................................... 16

iii
Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Bahasa merupakan satu-satunya alat komunikasi antara

manusia. Dengan adanya bahasa, manusia dapat saling

berinteraksi satu sama lain. Salah satu bahasa di dunia ialah

Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sebagai bahasa kesatuan, Bahasa Indonesia wajib

diajarkan kepada di sekolah maupun di kampus. Keterampilan

yang masuk ke dalam lingkup pembelajaran Bahasa Indonesia ada

empat, yaitu membaca, menulis, menyimak, dan berbicara.

Menyimak merupakan kegiatan mendengarkan perkataan

orang lain untuk mendapatkan suatu informasi. Dalam kegiatan

pembelajaran di sekolah dan di kampus, kegiatan menyimak

sangat penting untuk dapat memahami materi yang dipaparkan

oleh guru atau dosen.

Oleh karena pentingnya keterampilan menyimak, maka

kami membuat makalah ilmiah ini. Sekaligus dalam rangka

memenuhi persyaratan Ulangan Tengah Semester pada Mata

Kuliah Keterampilan Reseptif Menyimak pada Prodi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Jakarta.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian menyimak?

2. Apa tujuan menyimak?

1
3. Apa saja jenis menyimak?

4. Apa saja suasana menyimak?

5. Apa saja kendala dalam menyimak?

6. Apa saja tahap-tahap menyimak?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui kegiatan menyimak.

2. Untuk mengetahui tujuan menyimak.

3. Untuk mengetahui jenis-jenis menyimak.

4. Untuk mengetahui suasana dalam menyimak.

5. Untuk mengetahui kendala dalam menyimak.

6. Untuk mengetahui tahap-tahap menyimak.

2
Bab II

Pembahasan

2.1 Pengertian Menyimak

Menyimak memiliki makna yang cukup dekat dengan

mendengar ataupun mendengarkan. Tetapi, apabila kita pahami

lebih dalam, kata itu memiliki perbedaan arti. Mendengar

diartikan sebuah kegiatan penerimaan suara yang datang dari

luar tanpa memerhatikan makna dan pesan bunyi itu lebih dalam.

Sedangkan menyimak merupakan sebuah proses mendengarkan

yang memerhatikan makna dan bunyi pesan itu lebih mendalam.

Jadi, dalam kegiatan menyimak telah termasuk mendengar,

sedangkan mendengar juga belum tentu menyimak.

Seperti menurut Poerwadarminta (1984: 941), “Menyimak

adalah mendengar atau memerhatikan baik-baik apa yang

diucapkan atau dibaca orang”. Menyimak merupakan sebuah

proses mendengarkan, dan menginterprestasikan lambang-

lambang lisan, sedangkan mendengar adalah suatu proses

penerimaan bunyi yang datang dari luar tanpa lebih dalam

memerhatikan maknanya.

Menurut Tarigan (1993: 20), mengemukakan pengertian

menyimak sebagai berikut: menyimak adalah suatu proses

kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh

perhatian, pemahaman, argumentasi, serta interprestasi untuk

memperoleh informasi, menangkap serta, memahami makna

3
komunikasi yang disampaikan si pembicara melalui ucapan atau

bahasa lisan.

Menurut Anderson menyimak sebagai proses besar

mendengarkan, mengenal, serta menginterpretasikan

lambinglambang lisan.

2.2 Tujuan Menyimak

Menurut Hunt (dalam Henry Guntur Tarigan, 2008: 59)

ada empat fungsi utama menyimak, yaitu:

a. Memperoleh informasi yang berkaitan dengan profesi.

b. Membuat hubungan antarpribadi lebih efektif.

c. Mengumpulkan data agar dapat membuat keputusan yang

masuk akal.

d. Agar dapat memberikan responsi yang tepat.

Sedangkan, menurut Logan dan Shrope (dalam Henry

Guntur Tarigan, 2008: 60-61) tujuan menyimak seperti berikut.

a. Ada orang yang menyimak dengan tujuan utama agar dia

dapat memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran

pembicara; dengan perkataan lain, dia menyimak untuk

belajar.

b. Ada orang yang menyimak dengan penekanan dan

penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan

atau yang diperdengarkan atau dipagelarkan (terutama

sekali dalam bidang seni); pendeknya, dia menyimak untuk

menikmati keindahan audial.

4
c. Ada orang yang menyimak dengan maksud agar dia dapat

menilai sesuatu yang dia simak (baik-buruk, indah-jelek,

tepat-ngawur, logis-tak logis, dan lain-lain); singkatnya,

dia menyimak untuk mengevaluasi.

d. Ada orang yang menyimak agar dia dapat menikmati serta

menghargai sesuatu yang itu (misalnya, pembicaraan

cerita, pembacaan puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi

panel, dan perdebatan); pendek kata, orang itu menyimak

untuk mengapresiasi materi simakan.

e. Ada orang yang menyimak dengan maksud agar dia dapat

mengomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, ataupun

perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancer

dan tepat. Banyak contoh dan ide yang dapat diperoleh

dari sang pembicara dan semua ini merupakan bahan

penting dan sangat menunjang dalam mengomunikasikan

ide-idenya sendiri.

f. Ada pula orang yang menyimak dengan maksud dan tujuan

agar dia dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat;

mana bunyi yang membedakan arti (distignif), mana bunyi

yang tidak membedakan arti; biasanya, ini terlihat nyata

pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang

asyik mendengarkan ujaran pembicara asli (native

speaker).

g. Ada lagi orang yang menyimak dengan maksud agar dia

dapat memecahkan masalah secara kreatif dan analisis,

sebab dari pembicara, dia mungkin memperoleh masukan

berharga.

5
h. Selanjutnya, ada lagi orang yang tekun menyimak

pembicara untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu

masalah atau pendapat yang selama ini diragukan; dengan

perkataan lain, dia menyimak secara persuasif.

2.3 Jenis-jenis Menyimak

Henry Guntur Tarigan (2008: 37-59) membagi jenis

menyimak dalam dua macam, yaitu menyimak ekstensif dan

menyimak intensif.

2.3.1 Menyimak Intensif

Menyimak intensif adalah menyimak yang dilakukan

untuk memahami makna yang dikehendaki. Jenis-jenis

yang termasuk dalam menyimak intensif diantaranya

adalah:

1. Menyimak kritis (critical listening) adalah sejenis

kegiatan menyimak berupa pencarian kesalahan atau

kekeliruan bahkan juga butir-butir yang baik dan

benar dari ujaran seorang pembicara dengan

alasan-alasan yang kuat yang dapat diterima oleh

akal sehat.

2. Menyimak konsentratif (concentrative listening)

sering juga disebut menyimak sejenis telaah.

Menurut Dawson (dalam Tarigan: 2008: 49),

kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam menyimak

konsentratif yaitu: (a) mengikuti petunjuk-petunjuk

yang terdapat dalam pembicaraan; (b) mencari dan

merasakan hubungan-hubungan, seperti kelas,

6
tempat, kualitas, waktu, urutan, serta sebab-

akibat; (c) mendapatkan atau memperoleh butir-

butir informasi tertentu; (d) memperoleh

pemahaman dan pengertian yang mendalam; (e)

merasakan serta menghayati ide-ide sang

pembicara, sasaran, ataupun pengorganisasiannya;

(f) memahami ide-ide sang pembicara; (g) mencari

dan mencatat fakta-fakta penting.

3. Menyimak kreatif (creative listening) adalah

sejenis kegiatan dalam menyimak yang

mengakibatkan kesenangan rekonstruksi imajinatif

para penyimak terhadap bunyi, penglihatan,

gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik yang

disarankan atau dirangsang oleh sesuatu yang

disimaknya.

4. Menyimak eksplorasif, menyimak yang bersifat

menyelidik, atau exploratoty listening adalah

sejenis kegiatan menyimak intensif dengan maksud

dan tujuan menyelidiki sesuatu lebih terarah dan

lebih sempit.

5. Menyimak interogatif (interrogative listening)

adalah sejenis kegiatan menyimak intensif yang

menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi,

pemusatan perhatian dan pemilihan butir-butir dari

ujaran sang pembicara karena penyimak akan

mengajukan banyak pertanyaan. Dalam kegiatan

menyimak interogatif ini sang penyimak

7
mempersempit serta mengarahkan perhatiannya

pada pemerolehan informasi dengan cara

menginterogasi atau menanyai sang pembicara.

Dawson (dalam Tarigan, 2008: 52).

6. Menyimak selektif adalah menyimak secara cerdas

dan cermat aneka ragam ciri-ciri bahasa yang

berurutan (nada suara, bunyi, bunyi asing, bunyi-

bunyi yang bersamaan, kata dan frase, serta

bentuk-bentuk ketatabahasaan). Satu-satunya cara

yang mungkin membuat kita terbiasa dengan bentuk

akustik bahasa ialah mendengarkannya atau

menyimaknya secara selektif.

2.3.2 Menyimak Ekstensif

Menyimak ekstensif (extensive listening) adalah

kegiatan menyimak mengenai hal-hal yang lebih umum dan

lebih bebas terhadap suatu ujaran, tidak perlu dibawah

bimbingan langsung dari seorang guru. Pada umumnya

menyimak ekstensif dapat dipergunakan untuk dua tujuan

yang berbeda.

Menyimak ekstensif bisa juga disebut sebagai

proses menyimak yang dilakukan dalam kehidupan sehari-

hari, seperti mendengarkan siaran radio, televisi,

percakapan orang di jalan, di pasar, kotbah di masjid dan

sebagainya.

Beberapa jenis kegiatan menyimak ekstensif antara

lain:

8
1. Menyimak sosial (social listening) yaitu kegiatan

menyimak yang dilakukan oleh masyarakat dalam

kehidupan sosial, di pasar, di jalan, dan sebagainya.

2. Menyimak sekunder (secondary listening) adalah

kegiatan menyimak yang dilakukan secara

kebetulan.

3. Menyimak estetik (aesthetic listening) ataupun

yang disebut menyimak apresiatif adalah kegiatan

menyimak untuk menikmati atau menghayati

sesuatu. Misalnya menyimak pembacaan puisi.

4. Menyimak pasif adalah kegiatan menyimak suatu

bahasan yang dilakukan tanpa sadar.

2.4 Suasana Menyimak

2.4.1 Suasana Menyimak Defensif (bertahan)

Suasana-suasana defensif (bertahan) biasanya

dimanupulasikan dalam pesan-pesan lisan yang mengandung

maksud yang sungguh-sungguh, pesan-pesan yang bersifat:

a. Evaluatif

Hal ini biasanya terjadi pada seorang

penyimak saksama yang telah mendengar dengan

jelas dari ujaran seorang pembicara, yang secara

sadar atau tidak sadar memancing penilaian khusus.

b. Mengawasi

Pesan-pesan yang disampaikan oleh sang

pembicra adakalanya membuat para penyimak

bersiap-siap untuk mengontrol benar-tidaknya,

9
tepat-melesetnya, jujur-tidaknya, dan objektif-

subjektifnya ujaran itu.

c. Strategis

Ada kalanya pesan-pesan yang disampaikan

oleh seseorang dalam ujaran atau pidatonya, sadar

atau tidak sadarnya membuat para penyimak siap

untuk memasang kuda-kuda siasat atau pertahanan

yang bersifat strategis.

d. Netral

Tidak jarang pesan-pesan yang disampaikan

atau dikemukakan oleh sang pembicara merangsang

para penyimak untuk bertindak atau berfikir secara

netral, tidak memihak pada orang atau golongan

tertentu.

e. Superior

Menganggap diri sendiri lebih unggul dari

orang lain. Para penyimak akan siap-siap bertahan

bila dari ujaran seseorang terpancar rasa tinggi

hati dan rasa lebih unggul dari orang lain dalam

segala hal. Memang hal ini sering dapat disaksikan

dari kenyataan sehari-hari dalam kehidupan.

f. Pasti dan Tentu

Sang pembicara mengemukakan sesuatu yang

pasti, yang sudah tentu, memancing dan merangsang

para penyimak untuk bertahan atau defensif.

10
2.4.2 Suasana Suportif (Menunjang)

Suasana suportif atau suasana komunikasi yang

bersifat mendukung atau menunjang justru timbul dari

pesan-pesan yang mengimplikasikan berbagai macam,

antara lain:

a. Deskripsi

Suasana menyimak dapat berupa komunikasi

suportif apabila sang pembicara dalam ujarannya

mengimplikasikan pemerian atau deskripsi yang

lebih banyak.

b. Orientasi Permasalahan

Ujaran atau pembicaraan yang berorientasi

pada berbagai masalah pun dapat pula menjelmakan

suasana menyimak yang suportif pada pihak

penyimak atau yang berorientasikan terhadap suatu

permasalahan dan meminta pendengar untuk

mengungkapkannya.

c. Spontanitas

Sang pembicara yang dapat memanfaatkan

unsur “spontanitas” dalam ujaran atau ucapannya

jelas akan membuat para penyimak lebih mudah

mencerna dan menangkap isi pesan-pesan yang

disampaikannya.

d. Empati

11
Ketegaan adalah suatu unsur penting yang

harus dimanfaatkan oleh sang pembicara dalam

menyampaikan pesan-pesanya.

e. Ekualitas

Unsur lain dalam ujaran yang dapat

menjelmakan suasana suportif dalam kegiatan

menyimak adalah ekualitas atau persamaan (hak).

Unsur ini seyogyanya dimanfaatkan oleh sang

pembicara untuk menarik minat para penyimak

terhadap pesan-pesan yang akan disampaikan.

f. Proposional

Ketepatan, ketentuan, walaupun bersifat

sementara merupakan salah satu unsur pembentuk

suasana menyimak yang suportif. Unsur ini dapat

dimanfaatkan sang pembicara untuk menarik minat

para penyimak.

2.5 Kendala Menyimak

Dalam proses menyimak ada beberapa kendala yang sering

ditemui para penyimak. Russel dan Black (dalam Marlina 46

2007:27-30) menyatakan ada tujuh kendala dalam menyimak

sebagai berikut:

a. Keegosentrisan, yaitu sifat mementingkan diri sendiri

(egois) mungkin saja merupakan cara hidup sebagian

orang. Dia lebih senang didengar orang daripada

mendengarkan pendapat orang lain. Sifat seperti ini

merupakan kendala dalam menyimak.

12
b. Keengganan untuk terlibat. Keengganan menanggung

resiko, jelas menghalangi kegiatan menyimak karena

menyimak adalah salah satu kegiatan yang harus

melibatkan diri dengan sang pembicara.

c. Ketakutan dan perubahan. Apabila ingin menjadi penyimak

yang baik, harus rela mengubah pendapat bahkan bila

perlu harus berani mengubah dan menukar pendapat

sendiri kalau memang ada pendapat atau gagasan yang

lebih diandalkan dari orang lain.

d. Keinginan untuk menghindari pertanyaan, dengan alasan

jawaban yang diberikan akan memalukan, hal ini merupakan

kendala dalam diskusi, kegiatan berbicara, dan menyimak.

e. Puas terhadap penampilan eksternal. Apabila merasa puas

dengan tanda simpatik itu maka kita akan gagal menyimak

lebih intensif lagi untuk melihat kalau pengertian itu

benarbenar wajar. Orang yang merasa cepat puas karena

telah 47 mengetahui maksud pembicara berarti tergolong

penyimak yang tidak baik.

f. Pertimbangan yang prematur, apabila ada sesuatu yang

prematur, maka itu merupakan sesuatu yang tidak wajar.

Hal itu merupakan contoh penyimak yang jelek, dan sifat

seperti itu justru menghalanginya menjadi penyimak yang

efektif.

g. Kebingungan semantik. Makna suatu kata tergantung

kepada individu yang memakainya dalam situasi tertentu

dan waktu tertentu. Seseorang yang ingin menjadi

13
penyimak yang efektif harus mempunyai kosakata yang

memadai.

2.6 Tahap-tahap dalam Menyimak

Menurut Ruth G. Strickland terdapat sembilan tahapan

menyimak yaitu:

a. Menyimak Berkala: biasanya terjadi saat anak merasa

terlibat langsung dengan pembicara

b. Menyimak dengan Perhatian Dangkal: terjadi selingan-

selingan gangguan diluar topik pembicaraan

c. Setengah Menyimak: terganggu dengan kegiatan ingin

mengekspresikan apa yang terpendam dalam hati

d. Menyimak Serapan: menyimak hal-hal yang kurang penting

karena keasyikan menyimak

e. Menyimak Sekali-Kali: menyimpan sebentar-sebentar hal

yang disimak kemudian terganngu dengan keasyikan yang

lain

f. Menyimak Asosiatif: mengingat pengalaman-pengalaman

pribadi saja sehingga kurang fokus terhadap pesan

pembicara

g. Menyimak dengan Reaksi Berkala: memberikan pertanyaan

ataupun komentar terhadap materi yang disampaikan

pembicara

h. Menyimak secara Seksama: bersungguh-sungguh sesuai

dengan jalan pikirang sang pembicara.

i. Menyimak secara Aktif: menemukan pikiran, pendapat,

dan gagasan pembicara.

14
Bab III

Penutup

3.1 Kesimpulan

Menyimak adalah proses identifikasi, penyusunan,

pemanfaatan, dan penyimpanan serta proses menghubungkan

penafsiran dengan pengalaman dan pengetahuan. Keterampilan

menyimak merupakan hal penting dalam kegiatan belajar-

mengajar. Oleh karena itu, keterampilan ini harus dikuasai oleh

pendidik agar dapat juga dikuasai oleh peserta didik. Selain itu,

banyak kendala yang dihadapi dalam keterampilan menyimak yang

mengharuskan kita mengetahui tahapan-tahapan dalam menyimak

dan membuat kita harus benar-benar paham mengenai

keterampilan ini.

3.2 Saran

Kegiatan menyimak sering terasa membosankan yang

menyebabkan peserta didik kurang dapat menikmati prosesnya.

Saran kami, agar peserta didik menarik untuk menyimak,

pendidik memaparkan materi dengan cara yang menarik. Seperti

membuat permainan, melibatkan peserta didik untuk saling

berkomunikasi, dan menggunakan gaya bicara atau menggunakan

properti.

15
Daftar Pustaka
Taprianto, T. (2013). Pengembangan Materi Pembelajaran Menyimak Informasi
Bermuatan Kearifan Lokal pada Siswa SMP, 204.

Tarigan, H. G. (2015). Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: CV


Angkasa.

16

Anda mungkin juga menyukai