Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“TERAMPIL BERBAHASA DAN BERBICARA “

Disusun untuk Memenuhi Mata Kuliah Bahasa indonesia

Dosen Pengampu:

Ajeng Fajarwati Sumarna,S.I.Kom,M.A

Disusun oleh:

Kelompok 3

Eka Fitria Lusiana 1860304222129

Resma Putri Anggraini 1860304222130

Aulia Wardatu Zahro N. 1860304223184

Latifah Khodijatuzzahro 1860304222171

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH


TULUNGAGUNG

MARET 2023
KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wr. Wb.


Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat serta karunia dari-Nya sehingga
kami mampu menyelesaikan makalah yang berjudul “Terampil Berbahasa dan Berbicara ”
ini dengan tepat waktu.

Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga, para sahabat, dan umatnya hingga akhir zaman.

Beberapa pihak telah membantu dan mendukung dalam Menyusun makalah ini. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini. Rasa terima kasih disampaikan pada pihak-pihak berikut
ini.

1. Ibu Ajeng Fajarwati Sumarna, S.I.KOM, M.A selaku Dosen Pengampu yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dalam menyusun makalah ini hingga selesai.
2. Serta teman-teman Kelompok 3 yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini disusun untuk menjelaskan mengenai Terampil Berbahasa dan


Berbicara . Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat dengan baik bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa isi
makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik
dan saran dari sejawat atau para pembaca mengenai isi makalah ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Tulungagung, 14 Maret 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

A. Latar Belakang..................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3

A. Menyimak.........................................................................................................3
B. Membaca..........................................................................................................6
C. Ragam Berbicara..............................................................................................9
D. Berbicara Formal..............................................................................................10

BAB III PENUTUP .....................................................................................................12

A. Kesimpulan.......................................................................................................12
B. Saran.................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa adalah alat komunikasi dalam berinteraksi kepada semua orang. Bahasa
Indonesia merupakan bahasa yang memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan.
Terdapat keterampilan berbahasa yang harus di kuasai yaitu keterampilan
menyima,keterampilan berbicara dan keterampilan menulis. Keterampilan tersebut adalah
kesatuan untuk mendukung komunikasi.1

Keterampilan berbahasa dibutuhkan oleh semua individu,karena keterampilan bahasa


adalah model untuk mengembangkan kemampuan intelektual karakter dan sosial. Salah
satu aspek untuk meningkatkan kemampuan berbahasa dan berkomunikasi yang baik
adalah dengan menguasai banyak kosakata. Semakin banyak kata yang di kuasai semakin
lancar dan baik komunikasi juga bahasa yang di gunakan. Menurut Tarigan(2011: 2)
kualitas keterampilan berbahasa tergantung pada kuantitas dan kualitas kosakata yang
dimiliki,semakin besar pula kemungkinan terampil dalam berbahasa.2

Keterampilan menyimak merupakan keterampilan yang kompleks menurut Santoso


(2005: 6.24) Keterampilan menyimak meliputi mendengar memahami, menafsirkan bunyi
yang telah dikenalnya, kemudian memaknai bunyi tersebut dan meresponya.3

Keterampilan berbicara adalah keterampilan bahasa Indonesia yang harus di kuasai


dengan baik, karena keterampilan ini menjadi indikator terpenting dalam keberhasilan
Bahasa. Keterampilan berbicara sebagai media memperluas wawasan dan memperluas
pengetahuan dalam berbagai bidang kehidupan,dengan keterampilan berbicara ini kita
dapat memperoleh informasi tentang apa,mengapa,siapa,dimana,dan bagaimana tentang
hal-hal yang di temui. keterampilan berbicara dapat di kembangkan dalam berbagai topik.
Keterampilan berbicara di pandang sebagai media menyampaikan sesuatu,karena itu

1
Ina Magdalena dkk, “Analisis Pentingnya Keterampilan Berbahasa Pada Siswa Kelas IV Di SDN Gondrong
2”, (Tangerang: Universitas Muhammadiyah Tagerang, 2021), hal. 244.
2
Ibid., hlm. 245.
3
Ibid., hlm. 245.
seseorang yang miskin pengetahuan dan pengalaman tentu tidak memiliki banyak hal
yang akan mereka sampaikan.4

Hermawan (2014) menjelaskan keterampilan berbicara merupakan kemampuan


mengungkapkan kata kata untuk mengekspresikan ide, pendapat, dan keinginan kepada
mitra pembicara.5

Keterampilan Membaca adalah suatu aktifitas yang sangat kompleks, karena tidak
hanya melibatkan kemampuan membaca tetapi melibatkan kemampuan
mengamati,kemampuan kognitif dan, kemampuan berkomunikasi.6

Keterampilan menulis adalah keterampilan yang bersifat aktif produktif.Tarigan


(1986:15) menyatakan keterampilan menulis diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide
dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampaian.7

4
Ibid., hlm. 245.
5
Ibid., hlm. 245.
6
Ibid,. hlm. 245.
7
Ibid., hlm. 246.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Menyimak
Keterampilan berbahasa terdapat empat aspek, yaitu menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis. Keterampilan berbahasa sendiri bermula dari menyimak.8
Menurut Tarian (2008:31) menyimak adalah kegiatan mendengarkan lambang-
lambang lisan dengan penuh perhatiaan, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi
untuk memperoleh informasi, menangkap pesan, serta memahami makna komunikasi
yang telah disampaikan pembicara melalui bahasa lisan. 9
Greene dan Walter dalam suhendar (1997: 2) menjelaskan bahwa ada empat
langkah dalam proses menyimak yaitu (1) mendengar, (2) mengerti, (3) mengevaluasi,
(4) menanggapi. Pendapat ini didukung Suhendar (1997:2) “menyimak merupakan
proses perubahan bentuk bunyi menjadi wujud makna”, yang maksudnya menyimak
merupakan keterampilan reseftif dan bersifat fasif.
Dalam menyimak ada unsur kesengajaan yang telah dipersiapkan tentang
apapun yang akan menjadi fokus perhatian terhadap apa yang disimak, maksudnya
ketika seseorang akan menyimak, Dia akan mempersiapkan segala sesuatu yang
dibutuhkan ketika kegiatan menyimak berlangsung. Orang yang mempersiapkan
faktor fisik dan psikis yang matang, maka diprediksi akan berhasil maksimal.
Sebaliknya, seseorang yang menyimak tanpa persiapan fisik dan psikis, diperkirakan
hasil yang didapat kurang maksimal.
Jadi, pengertian menyimak adalah memperhatikan ucapan orang lain untuk
memahami makna yang telah diucapkan.
Bagi mahasiswa menyimak menjadi salah satu kegiatan penting, karena
sebagian waktu mahasiswa digunakan untuk menyimak perkuliahan di kelas,
mengikuti seminar, mengikuti diskusi bersama, dan lain sebagainya. Dengan
memahami keterampilan menyimak, mahasiswa dapat mengikuti pembelajaran
dengan baik.
A. Konsep Menyimak
Apakah menyimak berarti mendengar, dan mendengarkan?
Perhatikan ketiga contoh berikut:

8
Askarman Laia, Menyimak Efektif (Jawa Tengah: Lutfi Gilang, 2020), hlm. 2.
9
Ibid., hlm. 2.

3
Pertama, Kemal sedang bermain kelereng dengan teman-temannya. Tiba-tiba mereka
mendengar suara letusan, mereka menghentikan permainan dan mencari arah suara
itu. Ternyata suara tersebut berasal dari ban truk yang meletus di jalan raya. Kemal
dan teman-temannya tetap melanjutkan permainan setelah mengetahui asal suara
tersebut.10
Kedua, Shindy mengerjakan tugas sambil mendengarkan musik yang berisi
lagu-lagu favoritnya. Dia mengerjakan tugas sambil mengikuti alunan musik tersebut.
Ketiga, Zulfa serius menonton acara siaran yang menampilkan peristiwa
meletusnya gunung merapi. Zulfa tidak hanya terfokus menonton acara tersebut,
tetapi juga mencermati kalimat yang diucapkan oleh penyiar sambil sesekali memberi
komentar.
Ketiga contoh tersebut dapat menunjukkan gambaran tentang kegiatan yang
dilakukan Kemal, Shindy, Zulfa yang berkaitan dengan mendengar, mendengarkan,
dan menyimak.
Pada contoh pertama, Kemal dan teman-temannya secara tidak sengaja dan
tanpa tujuan apapun mendengar letusan ban truk tersebut. Setelah menemukan arah
suara, mereka kembali melanjutkan permainan. Jadi, Kemal dan teman-temannya
melakukan kegiatan mendengar.
Pada contoh kedua, Shindy memang sengaja mendengarkan lagu favoritnya.
Tujuan Shindy mendengarkan musik hanya untuk bersenang-senang sambil
mengerjakan tugas, bukan untuk memahami isi dari musik tersebut. Jadi, Shindy
melakukan kegiatan mendengarkan.
Pada contoh ketiga, Zulfa sengaja memperhatikan siaran berita dengan tujuan
untuk mengetahui peristiwa meletusnya gunung merapi. Kegiatan ini dilakukan Zulfa
dengan serius, sambil memberi komentar, dan memahami isi berita. Jadi, Zulfa disini
sedang melakukan kegiatan menyimak.
Pada kegiatan mendengar tidak ada unsur kesengajaan atau tujuan, pada
kegiatan mendengarkan sudah ada unsur kesengajaan dan tujuan, tetapi belum
terdapat unsur memahami, sedangkan pada kegiatan menyimak terdapat unsur
kesengajaan, tujuan, dan pemahaman.11
Dapat disimpulkan bahwa kegiatan menyimak tidak hanya indera pendengar
yang aktif bekerja, tetapi pikiran juga melakukan aktivitas cukup tinggi untuk

10
Agustinus Gereda, Keterampilan Berbahasa Indonesia (Jawa Barat: Edu Publisher, 2020), hlm, 26.
11
Ibid., hlm. 27.

4
menangkap dan memahami pesan yang disampaikan pembicara.12
B. JENIS - JENIS MENYIMAK
1. Menyimak untuk Belajar
Menyimak untuk belajar sering dilakukan di lingkungan sekolah, kampus, atau
tempat kursus. Menyimak untuk belajar adalah menyimak pelajaran atau pengetahuan
baik secara formal maupun non formal.13
2. Menyimak untuk Hiburan
Menyimak yang berhubungan dengan dunia pertunjukan, dengan tujuan untuk
mendapatkan hiburan dan menghilangkan rasa jenuh atau kebosanan dari rutinitas
sehari -hari. Bahan menyimak berupa pertunjukan, seperti kesenian tradisisonal, seni
sastra, dan seni lawak. Hiburan ini dapat dilihat atau disimak melalui media elektronik
dan juga ditonton secara langsung.
3. Menyimak untuk Menilai
Menyimak untuk menilai lebih banyak dilakukan oleh para juri karena juri
memeberi penilaian dari menyimak para kontestan lomba.Seperti lomba
pidato,membaca puisi,membaca kitab suci,dan lomba lainnya.
4. Menyimak untuk Mengapresiasi
Menyimak untuk mengapresiasi ini mirip dengan menyimak untuk hiburan,
namun memiliki nilai tambah, yaitu dengan menyertakan perasaan terhadap hal-hal
yang disimak.
5. Menyimak untuk Memecahkan Masalah
Menyimak untuk memecahkan masalah dapat dilakukan dengan menyimak
suatu permasalah untuk memperoleh informasi yang berdampak pada pemecahan
suatu permasalahan.
6. Menyimak Ekstensif
Menyimak yang berhubungan dengan hal-hal yang bersifat umum dan tidak
diperlukan bimbingan langsung dari seorang guru atau pendamping. Dalam
menyimak ekstensif penyimak hanya menyimak secara garis besarnya saja.
7. Menyimak Intensif
Mennyimak intensif adalah kegiatan menyimak yang memerlukan bimbingan
dan arahan guru atau fasilitator karena bahan yang harus disimak memerlukan
pemahaman secara rinci, teliti, dan mendalam.

12
Ibid., hlm. 28.
13
Ibid., hlm. 29-32.

5
C. Pengertian Membaca

Membaca adalah kegiatan untuk mengetahui informasi tersirat dan tersurat.


Menurut Zinte (1975: 8) dalam (Ahmad & Alex, 2016) membaca adalah suatu proses
berfikir, menilai, memutuskan, mengimajinasikan, memberi alasan, dan memecahkan
masalah. Jadi, membaca menjadi suatu hal penting dalam proses pembelajaran, karena
dengan membaca kita dapat mengetahui berbagai macam ilmu pengetahuan. Dalam ilmu
pengetahuan terdapat macam-macam jenis membaca, yaitu membaca intensif dan
membaca ekstensif.

a. Membaca Intensif
Membaca intensif adalah kegiatan membaca teks dengan memaksimalkan
pemahaman pada teks yang sedang dibaca untuk menangkap lebih dalam informasi
yang terkandung dalam teks tersebut. Kemampuan membaca intensif merupakan
kemampuan untuk memahami bacaan yang akurat, lengkap, dan kritis terhadap fakta,
gagasan, pengalaman, konsep, pesan, dan perasaan yang terdapat dalam wacana tulis.
Proses membaca intensif lebih cenderung berkaitan dengan jumlah teks (bacaan) yang
terbatas, karena lebih mengutamakan pemahaman yang maksimal. Membaca intensif
diidentikan dengan membaca untuk belajar. Pengujian pemahaman pada membaca
intensive dapat dilakukan dengan menuliskan kembali atau menjawab soal
berdasarkan bacaan.
Jenis-jenis membaca Intensif, antara lain adalah membaca telaah isi dan
membaca telaah bahasa. Membaca telaah isi dari membaca teliti, membaca sebuah
ide, dan pemahaman mengenai membaca kritis. Sedangkan membaca telaah bahasa
terdiri dari membaca bahasa dan membaca sastra.
1. Membaca telaah isi
a) Membaca teliti
Membaca teliti yaitu membaca dengan tujuan untuk memahami secara
rinci atau detail isi atau gagasan-gagasan dari bacaan.dalam membaca teliti
diperlukan beberapa keterampilan yaitu,kecepatan survei untuk melihat
organisasi serta pendekatan umum, mengulangi membaca paragraf-paragraf
untuk menentukan kalimat-kalimat yang penting, mencari hubungan dari setiap
paragraf dengan mencangkup keseluruhan tulisan
b) Membaca pemahaman

6
Membaca pemahan merupakan jenis membaca yang tujuannya untuk
memahami. Seperti memahami norma atau standar kesastraan, drama
tulis,resensi kritis,pola-pola fiksi dan lain-lain.

c) Membaca Kritis
Membaca kritis merupakan membaca dengan melihat terlebih dahulu motif
penelitian,kemudian melakukan penilaian.seorang pembaca harus mengerti dan
mampu menganalisis suatu bacaan apakah bermanfaat atau tidak Ketika
disampaikan kepada orang lain.
d) Membaca Ide
Membaca ide yaitu kegiatan membaca untuk memperoleh dan
memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada sebuah bacaan.
e) Membaca kreatif
Membaca kreatif adalah suatu proses membaca untuk memperoleh nilai
lebih dari pengetahuan yang di peroleh melalui bacaan,dengan cara mencari
ide yang dapat dikombinasikan dengan pengetahuan yang diperoleh
sebelumnya.dalam hal ini seorang pembaca di tuntut untuk mengamati ide-ide
yang di ungkapkan peneliti, setelah itu membanding-bandingkanya.membaca
kreatif tidak hanya sekedar memahami makna dan maksud bacaan tetapi juga
dapat menerapkanya di kehidupan sehari-hari
2..Membaca Telaah Bahasa

a) Membaca Bahasa

Membaca Bahasa bertujuan untuk mengembangkan kosa kata serta


memperbesar daya kata.hal ini digunakan untuk mengeksprekasikan makna
yang tepat Ketika menulis atau berbicara
b) Membaca sastra

Membaca sastra yaitu kegiatan membaca karya -karya sastra guna untuk
kepentingan studi maupun kepentingan apresiasi.

b. Membaca Ekstensif

Jika membaca intensif digunakan untuk memperdalam sebuah informasi, maka


membaca ekstensif dilakukan untuk memperluas sebuah informasi. Berbeda dengan
membaca intensif yang membutuhkan tingkat pemahaman yang tinggi, dan lebih

7
mementingkan hasil atau pemahaman keseluruhan mengenai isi yang terperinci dari
suatu bacaan. Membaca ekstensif justru sebaliknya, membaca ekstensif berarti
membaca sebanyak-banyak mengenai teks bacaan dengan waktu yang singkat, dan
tingkat pemahaman tidak terlalu banyak atau memahami yang dibutuhkan saja. Jadi
pengertian dari membaca ekstensif adalah kegiatan membaca beberapa teks untuk
memahami isi bacaan yang penting dengan waktu yang cepat, dan tingkat pemahaman
yang tidak terlalu mendalam atau memahami isinya saja. 14

Menurut Dictionary Of Reading membaca ekstensif adalah progam membaca


yang dilakukan secara luas. Para siswa diberikan keleluasaan dalam memiliki lingkup
bahan bacaan yang dibacanya. Program membaca ini memiliki manfaat yang sangat
besar dalam memberi pengalaman yang luas kepada siswa. Implikasinya antara lain,
pertama bahan-bahan bacaan, teks bacaan haruslah luas dan beraneka. Kedua, waktu
yang digunakan sesingkat mungkin.15

Contoh membaca ekstensif dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika seseorang


ingin mengetahui gambaran mengenai cara membuat film pendek, maka ia akan
mencari teks yang berkaitan dengan cara membuat film pendek tersebut sebanyak
mungkin di internet. Setelah mengetahui gambaran tentang pembuat film pendek. Ia
akan mengetahui jenis kamera, sudut pandang, pengambilan kamera dekat,
pengambilan kamera jauh, dan gerakan kamera, dan lain sebagainya.

Menurut Broughton (1978) yang dikutip oleh H.G. Tarigan (1979:31) ada tiga
jenis membaca ekstensif, yaitu membaca survey, membaca sekilas, dan membaca
dangkal. 16

1. Membaca Survey
Membaca survey merupakan suatu kegiatan membaca dengan tujuan untuk
mengetahui gambaran umum mengenai isi, ruang lingkup dari bahan bacaan yang
sedang dibaca. Dalam praktiknya pembaca melihat, meneliti, atau menelaah bagian
bacaan yang dianggap penting. Misalnya judul, nama pengarang beserta biodata,
daftar isi, judul sub bab, dan daftar buku rujukan yang digunakan.
2. Membaca Sekilas

14
Herliyanto, Membaca Pemahaman Dengan Strategi KWL (DIY: Deepublish, 2019), hlm. 9.
15
“Membaca Intensif dan Membaca Ekstensif .” https://adoc.pub/membaca-intensif-dan-membaca-
ekstensif.html Diakses pada 12 Mar. 2023
16
Ibid.,

8
Membaca sekilas merupakan suatu kegiatan membaca cepat untuk mengetahui
isi atau informasi dari sebuah bacaan.
Menurut Soedarsono (188:89) membaca skimming (membaca cepat) untuk
mendapatkan hasil yang efisien, maka diperlukan kepentingan:
a) Mengenali topik bacaan
b) Mengetahui pendapat orang lain (opini)
c) Mendapat bagian penting yang diperlukan, tanpa membaca
keseluruhan
d) Mengetahui organisasi tulisan
e) Penyegaran terhadap bahan yang pernah dibaca
3. Membaca Dangkal
Membaca dangkal merupakan suatu kegiatan membaca untuk mendapat
pemahaman yang dangkal atau tidak terlalu mendalam dari bacaan yang dibaca.
Membaca jenis ini biasanya bermaksud untuk mencari kesenangan, dan jenis
bacaannya tergolong ringan. Seperti membaca novel, cerpen, dan sejenisnya.

C. RAGAM BERBICARA

A. Berbicara

1. Pengertian Berbicara

Berbicara merupakan pengungkapan pikiran serta perasaan seseorang dengan


bentuk bunyi-bunyi bahasa. Pengertian Berbicara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
( KBBI) adalah berucap,berbahasa,berkata dan berunding.17

Pendapat Tarigan (2008:16) sejalan dengan pendapat Mulgrave, yakni berbicara


adalah alat untuk mengomunikasikan gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan pendengar. Keterangan lebih lanjut dari batasan ini adalah berbicara
yang sistem tanda dapat didengar dan dilihat memanfaatkan otot dan jaringan otot manusia
untuk mengkomunikasikan ide. Selanjutnya, berbicara adalah bentuk perilaku manusia
yang memanfaatkan faktor psikisneorologis, fisik, semantik, dan linguistik secara ekstensif
sehingga dapat dianggap sebagai alat yang sangat penting dalam melakukan kontrol sosial.
Tujuan dari berbicara adalah untuk mengkomunikasikan laporan, ajakan, menyakinkan
pendengar, serta menghibur. 18
17

18
Ibid.,

9
Kemampuan berbicara ditentukan oleh tingkat penguasaan terhadap topik
pembicaraan dan kebahasaan. Untuk memiliki keterampilan berbicara, maka diperlukan
pengetahuan mengenai substansi pembicaraan dan pengetahuan tentang teknik berbicara
yang baik dan efektif. 19

Pada dasarnya berbicara adalah kemampuan seseorang menyampaikan pikiran,


gagasan, pengalaman, ide kreatif, pengalaman, dan suatu pendapat kepada orang lain
dengan bahasa yang baik dan benar.20

Berbicara dikelompokkan berdasarkan situasi terdapat dalam 2 jenis yaitu:


berbicara formal dan berbicara non-formal.21

1. Berbicara formal adalah kegiatan yang terikat dengan aturan-aturan yang terkait
dengan tata krama ataupun kebahasaan.
Berbicara formal tidak semudah yang dibayangkan. Walaupun setiap orang
mampu berbicara, namun berbicara secara formal sering menimbulkan kegugupan,
sehingga bahasa yang dikemukakan tidak teratur. Seringkali pembicara mengalami
kendala saat berbicara dalam situasi atau acara formal, karena tidak memiliki
kompetensi dalam keterampilan berbicara didepan umum yang memadai.22
 Metode dan Teknik Berbicara Formal.23
Oetomo (2015) menjelaskan bahwa ada beberapa teknik yang harus dikuasai
untuk mendapatkan kemampuan maupun keterampilan dalam berbicara yaitu
 Teknik Berbicara yang baik
Berbicara dengan ramah dengan setiap orang.Artikulasi harus jelas agar tidak ada
kesalahan dalam menerima informasi atau pesan yang disampaikan.
 Teknik Berbicara di Depan Umum (Public Speaking)
Kemampuan ini dapat dilatih dengan cara :
- Tunjukkan semangat anda kepada Audiens
- Melakukan kontak mata dengan para pendengar
- Tunjukkan senyuman agar lawan bicara bisa tertarik dan focus
- Tambahkan beberapa humor agar pendengar tidak bosan
19
Agustinus Gereda, Keterampilan Berbahasa Indonesia. Op. Cit., hlm, 43.
20
Ibid., hlm. 43.
21
Asep Supriyana, PBIN4330/MODUL., hlm. 14.
22
Prima Gusti Yanti, Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia (Jawa Barat : Bandung, 2022) hlm. 229.
23
Ibid., hlm. 231.

10
- Focus kepada materi yang dibicarakan

 Teknik Berbicara Profesional


Factor yang harus diperhatikan dalam berbicara Profesional ,yaitu:
-Faktor verbal 7% : menyangkut pesan yang disampaikan
-Faktor Vocal 38 % : menyangkut Informasi dan penekanan suara
-Faktor Visual 55% : menyangkut penampilan
 Metode-metode berbicara formal menurut Rahayu (2007:217), yaitu:
1. Penyampaian secara mendadak
2. Penyampaian tanpa sebuah persiapan
3. Penyampaian naskah
4. Penyampaian dari sebuah ingatan

Contoh dari berbicara formal meliputi diskusi, debat, wawancara, pidato, dan lain-
lain.

2. Berbicara non-formal adalah kegiatan berbicara tidak terikat dengan aturan-aturan,


berlangsung secara spontan atau tanpa perencanaan.
Contoh dari berbicara non-formal meliputi berbicara dengan orang-orang yang
sudah akrab, seperti dengan orang tua, teman dekat, dan saudara dekat. 24

24
Ibid.,

11
KESIMPULAN

Menyimak adalah memperhatikan pembicaraan orang lain untuk memahami


maksud dari apa yang dikatakan.

Membaca adalah proses berpikir, memutuskan, membayangkan, menalar dan


memecahkan masalah. Dengan demikian, membaca menjadi hal yang penting dalam
pembelajaran.

Dalam ilmu pengetahuan terdapat macam-macam jenis membaca, yaitu :


1. Membaca intensif, adalah kemampuan memahami bacaan yang cermat, lengkap,
dan kritis terhadap fakta, gagasan, pengalaman, konsep, pesan, dan perasaan yang
terkandung dalam wacana sastra.
2. Membaca ekstensif, Membaca ekstensif berarti seseorang membaca teks sebanyak
mungkin dalam waktu singkat dan tidak terlalu banyak atau hanya diperlukan
pemahaman.

Berbicara adalah ungkapan pikiran dan perasaan dalam bentuk bunyi bahasa.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian berbicara adalah bertutur dan
berunding.

Berbicara pada hakekatnya adalah kemampuan seseorang untuk menyampaikan


pikiran, gagasan, pengalaman, gagasan kreatif, pengalaman dan pendapat kepada orang
lain dengan bahasa yang baik dan benar.

12
DAFTAR PUSTAKA
Gereda Agustinus, (2020), Keterampilan Berbahasa Indonesia, hlm, 26.

Prima Gusti Yanti , (2022), Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia (Jawa Barat : Bandung,
2022) hlm. 229.

Magdalena, Ina dkk, (2021), Analisis Pentingnya Keterampilan Berbahasa Pada Siswa Kelas
IV Di SDN Gondrong 2”, hlm. 244.

Herliyanto, (2019), Membaca Pemahaman Dengan Strategi KWL, hlm. 9.

Laia Askarman, Menyimak Efektif (2020), hlm. 2.

Supriyana Asep, PBIN4330/MODUL., hlm. 14.


Yanti Gusti Prima, (2022), Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia, hlm. 229.

13

Anda mungkin juga menyukai