Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
Kelompok 4
MARET 2023
KATA PENGANTAR
Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga, para sahabat, dan umatnya hingga akhir zaman.
Beberapa pihak telah membantu dan mendukung dalam Menyusun makalah ini. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini. Rasa terima kasih disampaikan pada pihak-pihak berikut
ini.
1. Ibu Ajeng Fajarwati Sumarna, S.I.Kom, M.A selaku Dosen Pengampu yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dalam menyusun makalah ini hingga selesai.
2. Serta teman-teman Kelompok 4 yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun untuk menjelaskan mengenai Penulisan Ejaan dan Tanda Baca,
berharap agar makalah ini dapat bermanfaat dengan baik bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa isi makalah ini masih belum
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari sejawat atau
para pembaca mengenai isi makalah ini.
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................2
A. Kesimpulan.......................................................................................................9
B. Saran.................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemakaian Huruf
1
Winci Firdaus, dkk. Bahasa Indonesia, (Banda Aceh: CV Hasanah Banda Aceh, 2009),
hal.39
2
Pemakaian atau penggunaan huruf dalam alfabet latin adalah 26 buah, sedangkan jumlah
fonem dalam bahasa Indonesia adalah 28 buah. Alfabet mempunyai dua jenis huruf yaitu huruf
konsonan dan huruf vokal. Adapun huruf vocal adalah (a, i, u, e, o), sedangkan huruf konsonan
adalah huruf yang selain huruf vokal. Kemudian ada juga yang di sebut dengan huruf diftong,
dimana dalam Bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan (ai, au, dan oi).
Contohnya : aula, saudara, dan pandai. Yang terakhir ada gabungan huruf konsonan, dimana
dalam Bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan konsonan, yaitu (kh,
ng, ny, dan sy) masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan. Contohnya : khusus, hanyut,
dan senang.
B. Pemenggalan Kata
1) Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut.
a. Jika di tengah kata ada vocal yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan di antara kedua
huruf vokal itu. Misalnya : ma-in, bu-ah, sa-at.
Huruf diftong ai, au, dan oi tidak pernah dipisahkan sehingga pemenggalan kata tidak
dilakukan di antara kedua huruf itu. Misalnya :
Au-la bukan a-u-la
Sau-da-ra bukan sa-u-da-ra
Am-boi bukan am-bo-i
b. Jika di tengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf konsonan, di antara dua
buah huruf vokal, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan. Misalnya :
Ba-pak, ba-rang, la-wan, de-ngan, ke-nyang, mu-ta-khir.
c. Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, penggelan dilakukan di antara
kedua huruf konsonan itu. Gabungan huruf konsonan tidak pernah dipisahkan. Misalnya :
Man-di, som-bong, swas-ta, cap-lok, Ap-ril
d. Jika di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalan dilakukan di
antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua. Misalnya :
In-stru-men, ul-tra, in-fra, bang-krut, ikh-las.
2) Imbuhan akhiran dan imbuhan awalan, termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk
serta partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat dipenggal pada
pergantian baris. Misalnya : makan-an, me-rasa-kan, mem-bantu, pergi-lah.
3) Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat dilakukan (1) di
antara unsur-unsur itu atau (2) pada unsur gabungan itu sesuai dengan kaidah 1a, 1b, 1c, dan
1d di atas. Misalnya : bio-grafi, bi-o-gra-fi, foto-grafi, fo-to-gra-fi, kilo-gram, ki-lo-gram.
1. Huruf Kapital
Huruf kapital merupakan huruf yang ditulis dengan menggunakan huruf besar. Huruf kapital
mempunyai aturan tersendiri dalam hal tulis menulis, karena tidak semua tulisan dapat ditulis
menggunakan huruf kapital.
Huruf kapital memiliki beberapa fungsi, diantaranya yaitu:
a) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada awal kalimat
b) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung
c) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan
nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan
d) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan
keagamaan yang diikuti nama orang
3
e) . Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti
nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau
nama tempat
f) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang
g) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa
sejarah
h) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi
i) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah
dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan
j) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang
terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi
k) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang
sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti
di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal
l) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan
sapaan
m) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti
bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan
n) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda2
2. Huruf Miring
Huruf yang tercetak miring dalam terminologi tipografi disebut italic. Huruf italic ini biasanya
digunakan untuk memberikan penekanan pada sebuah kata. Sedangkan penggunaan huruf miring
adalah sebagai berikut:
a. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat
kabar yang dikutip dalam tulisan. Misalnya : Saya sudah membaca buku Salah Asuhan
karangan Abdoel Moeis.
b. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,
bagian kata, atau kelompok kata. Misalnya : Dia tidak diantar, tetapi mengantar.
c. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan
asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya. Misalnya : Nama ilmiah buah manggis
ialah Garcinia mangostana.
D. Penulisan Kata
Kata atau morfem adalah gabungan atau kumpulan dari beberapa huruf, baik itu huruf
konsonan maupun horof vokal. Kata merupakan bentuk huruf-huruf bebas yang biasa disatukan
dengan huruf yang lainnya. Kata juga merupakan bentuk bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri.
Sebuah kata dapat terbentuk dari satu kata atau lebih. Misalnya: dan, di, ke, yang, dengan, maka,
lalu, berjalan, menulis, berlari-lari, menyebarluas, disebarluaskan, mempertanggungjawabkan, dan
lain sebagainya.3
1. Kata Dasar
Kata dasar merupakan satuan bahasa terkecil yang memiliki makna, kata tersebut
belum mengalami penambahan atau perubahan bentuk yang mengakibatkan perubahan
makna. Dengan pengertian lain bahawa kata dasar ialah kata yang belum di beri imbuhan
dan kata yang menjadi dasar awal pembentukan kata yang lebih besar. Kata dasar ditulis
sebagai satu kesatuan. Misalnya : Saya pergi ke sekolah, buku itu sangat tebal
2
Buku eyd dek awmu
3
Ibid
4
2. Kata Berimbuhan
Kata berimbuhan adalah kata dasar yang sudah mendapatkan imbuhan atau tambahan
afiks sehingga membentuk kata baru. Proses penambahan afiks ini disebut dengan afiksasi.
Tambahan afiks dalam kata dasar bisa di bagian depan (prefiks), akhir (sufiks), tengah
(infiks), maupun campuran (konfiks). Misalnya : berjalan, menjadi, seniman.
3. Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung (-). Misalnya : anak-
anak, kuda-kuda, kura-kura, masing-masing.
4. Gabungan Kata
a. Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, ditulis
terpisah. Misalnya: duta besar, model linea, kambing hitam, persegi panjang., orang tua,
rumah sakit jiwa
b. Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis dengan membubuhkan
tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya. Misalnya :
anak-istri pejabat anak istri-pejabat
ibu-bapak kami ibu bapak-kami
buku-sejarah baru buku sejarah-baru
c. Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah jika mendapat awalan
atau akhiran. Misalnya: bertepuk tangan, menganak sungai, garis bawahi, sebar luaskan.
d. Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai. Misalnya:
dilipatgandakan, menggarisbawahi, menyebarluaskan
e. Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai. Misalnya: acapkali, hulubalang,
radioaktif, adakalanya, kacamata, saptamarga.
5. Kata Depan
Kata depan (Preposisi) merupakan kata secara sintaksis (tata atau susunan kalimat) terletak
tepat didepan kata benda, sifat, atau keterangan. Sedangkan secara makna, dapat menandakan
segala hubungan makna antar konstituen yang terletak tepat di depan ataupun di belakangnya. Kata
depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya ; Di mana dia
sekarang?, Mari kita berangkat ke kantor, Ia berasal dari Pulau Penyengat.
5
e. Akronim nama diri yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf kapital tanpa
tanda titik. Misalnya: BIG (Badan Informasi Geospasial), BIN (Badan Intelijen Negara), LIPI
(Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesi).
f. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari
deret kata ditulis dengan huruf awal kapital. Misalnya: Bulog (Badan Urusan Logistik),
Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional), Kowani (Kongres Wanita
Indonesia).
g. Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim dipakai dalam surat-menyurat masing-
masing diikuti oleh tanda titik. Misalnya: a.n. (atas nama), d.a. (dengan alamat), u.b. (untuk
beliau).
h. Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf awal dan suku kata atau gabungan
suku kata ditulis dengan huruf kecil. Misalnya: iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi),
pemilu (pemilihan umum), puskesmas (pusat kesehatan masyarakat).
aa (Belanda) menjadi a
paal pal
baal bal
octaaf oktaf
6
calomel kalomel
construction konstruksi
cubic kubik
5
Asma Yanti, dkk. “Analisis Penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) Dalam Tulisan
Artikel Di Media Sosial”
7
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika
anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya. Misalnya: saya tidak akan datang
kalau hari hujan.
c. Tanda koma digunakan untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat
setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi, melainkan. Misalnya:
Kemarin saya kerumah kamu, tetapi rumah kamu kosong.
d. Tanda koma digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat
yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya,oleh karena itu, jadi, lagi
pula, meskipun begitu, akan tetapi. Misalnya: oleh karena itu, kita harus hati-hati.
e. Tanda koma digunkan untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat. Misalnya: kata ibu, “Saya gembira sekali”
f. Tanda koma digunakan di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan,dan
yang terdapat pada awal kalimat. Misalnya: o, begitu ya.
g. Tanda koma digunakan untuk menceraikan nama yang dibalik susunannya dalam
daftar pustaka. Misalnya: Chaer, Abdul. 1994. Linguistik umum. Jakarta: Rineka
Cipta.
h. Tanda koma digunakan diantara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya,
untuk membedakannya dari singkatan nama keluarga, marga. Misalnya: T. Meldi
Kesumah, M.E.
i. Tanda koma digunakan untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak
membatasi. Misalnya: Guru saya, pak Idom Jumaeni, pandai sekali.
j. Tanda koma tidak digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dalam kalimat apabila petikan langsung tersebut berakhir dengan tanda tanya atau
tanda seru, dan mendahului bagian lain dalam kalimat itu. Misalnya: “Dimana
saudara tinggal?” tanya Sinta.
a. Tanda titik koma dapat digunakan untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang
sejenis dan setara. Misalnya: malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.
b. Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu
kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung. Misalnya: ayah mengurus
tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; Adi menghapal nama-nama
pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran “pilihan pendengar”.
8
d. Tanda titik dua tidak digunakan jika rangkaian atau pemerian itu merupakan
pelengkap yang mengakhiri pernyataan. Misalnya: kita memerlukan bangku, meja,
dan lemari.6
KESIMPULAN
6
Asma Yanti, dkk. “Analisis Penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) Dalam Tulisan
Artikel Di Media Sosial”
9
DAFTAR PUSTAKA
Azwardi. 2008. Menulis ilmiah: Materi Kuliah Bahasa Indonesia Umum untuk Mahasiswa. Banda
Aceh: Unsyiah.
Badudu, J.S. 1995. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar IV. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Depdiknas. 2015. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan & Pedoman Umum
Pembentukan Istilah. Bandung: Yrana Widya
Dita Pertiwi. 2018. “Perubahan EYD (Ejaan yang Disempurnakan) Menjadi PUEBI (Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia). https://medium.com/@TERRAI TB/perubahan-eyd-ejaan-
yangdisempurnakan- menjadi-puebipedoman-umum-ejaan-bahasaindonesia-a51c121f3329
(diakses pada tanggal 15 Juni 2022) Echo Pramono. 2020. “Ingat! Sekarang PUEBI bukan lagi
EYD”.
Gantametrika dkk. (2016). Kesalahan Berbahasa Penggunaan EYD. Solo:Genta Smart Publisher.
10
11