MAKALAH
Bahas Indonesia
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
Nama Anggota :
AGUSTUS 2016
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan begitu banyak
nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan menyadari begitu banyak nikamat yang telah di
dapatkan dari Allah SWT. Selain itu, kami juga merasa sangat bersyukur karena telah mendapatkan
hidayah-Nya baik kesehatan maupun pikiran.
Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan penulisan tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia dengan topik inti Ejaan Bahasa Indonesia ini. Kami sampaikan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada Bapak Ariesta Bagus Pramuwibowo, M.Pd. selaku dosen pengampu mata
pelajaran Bahasa Indonesia serta semua pihak yang turut membantu proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih begitu banyak kekurangan dan kesalahan baik isinya maupun
struktur penulisannya, oleh karena itu kami sangan mengharap kritik dan saran positif untuk perbaikan
di kemudian hari.
Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para pembaca dan khususnya bagi
kami. Amin.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan masalah……………………………………………………….
C. Tujuan………...…………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ……………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dalam kehupan sehari-hari sering sekali kita mendengar dan menjumpai orang-orang yang sulit
mengungkapkan apa yang ada di dalam fikirannya. kita pun juga sering menjumpai banyak orang-
orang yang boros pemakaian sebuah kata ,namun tidak memiliki makna yang begitu berarti. Oleh karan
itu agar kita tidak seperti dua hal tersebut . maka kita harus mengetahiu penting nya peranan kata
dalam kehidupan sehari-hari.
Sebuah kata mengandung makna bahawa sebuah kata mengungkapkan gagasan.kata adalah alat
untuk menyampaikan gagasan yang akan disampaiakan kepada orang lain. Semakin banyak kata yang
kita kuasai semakin banyak juga ide atau gagasan yang kita kuasai dan sanggup kita ungkapkan.
Manusia berkomunikasi lewat bahasa ,agar saling memahami antara pembicara dan pendengar
maka pemilihan suatu kata yang tepat adalah satu faktor penentu dalam komunikasi.
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Ejaan Bahasa Indonesia (disingkat EBI) adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 2015
berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015
tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Ejaan ini menggantikan Ejaan yang
Disempurnakan.Ejaan merupakan tata cara penulisan huruf, kata, dan kalimat sesuai dengan
standardisasi yang telah disepakati dalam kaedah Bahasa Indonesia.
Ejaan sebagai pedoman berbahasa yang saat ini digunakan sebagai tolak ukur, tercipta tidak luput dari
hasil kesepakatan bersama oleh seluruh komponen bangsa.
Kaedah ejaan bahasa indonesia yaitu pemakaian Huruf Abjad yang dipakai dalam bahasa Indonesia
terdiri dari 26 huruf, yaitu: 21 huruf konsonan dan 5 huruf vokal. Semua huruf dapat digunakan secara
umum dalam kata, kecuali huruf q dan x. Keduanya khusus diperlukan untuk nama dan keperluan ilmu.
Di dalam bahasa Indonesia terdapat pengombinasian dua huruf vokal yang disebut dengan huruf
diftong. Pengucapan bunyinya dilakukan secara luncur dan tingginya tidak sama. Dengan kata lain, huruf
vokal pertama pembunyiannya tinggi sedangkan huruf vokal kedua rendah. Huruf diftong dilambangkan
dengan ai, au, dan oi.
1. Huruf vokal
Ada 5 huruf yang melambangkan huruf vokal yaitu ,a,i,u,e, dan o. huruf vokal berfungsi sebagai pemberi
suara huruf konsonan.
Contoh:
Huruf vokal
o
Oleh , kota , radio
[1]
2. Huruf konsonan
Huruf Konsonan adalah bunyi ujaran akibat adanya udara yang keluar dari paru-paru mendapatkan
hambatan atau halangan.biasa nya disebut dengan huruf mati maka harus digabungkan dengan huruf
vokal .
Contoh : m (masa)
3. Huruf diftong
Huruf diftong adalah gabungan dua buah huruf vokal yang menghasilkan bunyi rangkap. Dalam Bahasa
Indonesia huruf diftong berbentuk ai, au, dan oi.
1. Pengunaan huruf kapital / huruf balok yang sering kita dengar mempunyai fungsi dan tempat sendri
dalam ejaan bahasa Indonesia .
c. Huruf kapital digunankan dalam menyebut nama Tuhan atau kitab suci.
Contoh : Allah SWT , Al –Quran
Contoh : M.Pd
a. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang
dikutip dalam tulisan.
Misalnya:
b. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata,
kata, atau kelompok kata.
Misalnya:
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam
gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata, seperti kepada dan daripada.
Misalnya:
[3]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Ejaan Bahasa Indonesia (disingkat EBI) adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun
2015 berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun
2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Ejaan ini menggantikan Ejaan yang
Disempurnakan.Ejaan merupakan tata cara penulisan huruf, kata, dan kalimat sesuai dengan
standardisasi yang telah disepakati dalam kaedah Bahasa Indonesia
b. ejaan bahasa indonesia yaitu pemakaian Huruf Abjad yang dipakai dalam bahasa Indonesia terdiri
dari 26 huruf, yaitu: 21 huruf konsonan dan 5 huruf vokal. Semua huruf dapat digunakan secara umum
dalam kata, kecuali huruf q dan x. Keduanya khusus diperlukan untuk nama dan keperluan ilmu. Di
dalam bahasa Indonesia terdapat pengombinasian dua huruf vokal yang disebut dengan huruf diftong.
Pengucapan bunyinya dilakukan secara luncur dan tingginya tidak sama. Dengan kata lain, huruf vokal
pertama pembunyiannya tinggi sedangkan huruf vokal kedua rendah. Huruf diftong dilambangkan
dengan ai, au, dan oi.
c. Menggunakan huruf capital dan miring.huruf kapital sangat penting digunakan untuk awal
kalimat,nama,nama jabatan.dan huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku,
majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
d. Penulisan kata depan digunakan sebagai kata penghubung yang posisnya di depan suatu kata.
DAFTAR PUSTAKA
http://ibahasa.blogspot.co.id/2008/01/huruf-vokal-dan-konsonan-dalam-bahasa.html
http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/pedoman_umum-
ejaan_yang_disempurnakan.pdf
http://andidiman.blogspot.co.id/2012/12/makalah-ejaan-bahasa-indonesia_8.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Ejaan_Bahasa_Indonesia
Posting Komentar
Beranda
Arsip Blog
▼ 2016 (1)
▼ November (1)
Beranda
19.20
MAKALAH
EJAAN
Kata Pengantar
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SW yang mana atas berkat dan pertolongan-Nya lah
saya dapat menyelesaikan makalah ini. Terimakasih juga saya ucapkan kepada dosen pembimbing Ibu
Machnunah Ani Zulfah yang turut yang telah membimbing saya sehingga bias menyelesaikan makalah
ini sesuai waktu yang telah di tentukan. Terimakasih juga kepada teman-teman yang turut andil dalam
terselesainya makalah ini.
Sholawat serta salam senantiasa saya haturkan kepada suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW yang
selalu kita harapkan syafa’atnya di hari kiamat nanti.
Makalah ini saya buat dalam rangka untuk memperdalam pengetahuan dan pemahaman mengenai
EJAAN dengan harapan agar para mahasiswa bias lebih memperdalam pengetahuan tentang EJAAN.
Makalah ini juga dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Dengan segala keterbatasan yang ada penulis telah berusaha dengan segala daya dan upaya guna
menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwasanya makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk
menyempurnakan makalah ini. Atas kritik dan sarannya saya ucapkan terimakasih yang sebanyak-
banyaknya.
Penyusun
DAFTAR ISI
HalamanJudul ................................................................................................ i
Kata Pengantar ................................................................................................ ii
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
PENUTUP
⦁ Kesimpulan ..................................................................................................... 15
⦁ Saran .............................................................................................................. 15
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan karena selain digunakan sebagai alat komunikasi
secara langsung, bahasa juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi secara tulisan, di zaman era
globalisasi dan pembangunan reformasi demokrasi ini, masyarakat dituntut secara aktif untuk dapat
mengawasi dan memahami infrormasi di segala aspek kehidupan sosial secara baik dan benar, sebagai
bahan pendukung kelengkapan tersebut, bahasa berfungsi sebagai media penyampaian informasi secara
baik dan tepat, dengan penyampaian berita atau materi secara tertulis, diharapkan masyarakat dapat
menggunakan media tersebut secara baik dan benar.
Dalam memadukan satu kesepakatan dalam etika berbahasa, disinilah peran aturan baku tersebut di
gunakan dalam hal ini kita selaku warga Negara yang baik hendaknya selalu memperhatikan rambu-
rambu ketata bahasaan Indonesia yang baik dan benar. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah sub
materi dalam ketata bahasaan Indonesia, yang memilik peran yang cukup besar dalam mengatur etika
berbahasa secara tertulis sehingga diharapkan informasi tersebut dapat di sampaikan dan di fahami
secara komprehensif dan terarah. Dalam prakteknya diharapkan aturan tersebut dapat digunakan dalam
keseharian Masyarakat sehingga proses penggunaan tata bahasa Indonesia dapat digunakan secara baik
dan benar.
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Ejaan
Kata “ejaan” berasal bari bahasa arab hija’ menjadi eja yang mendapat akhiran –an. Hakikat bahasa
adalah bahasa lisan. Bahasa tulis merupaka turunan dari bahasa lisan. Perbedaan antara ragam tulis dan
lisan adalah bahsa lisan terutama yang tidak baku, sangat simpel. Setelah Islam datang, di Nusantara
digunakan huruf arab untuk menulis bahasa melayu. Pada 1901 pertama kali penggunaan huruf latin
untuk bahasa melayu. Ejaan ini dikenal dengan ejaan Van Ophuijsen.
Menurut KBBI (2005: 285) ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat,
dsb) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca.
Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata,
dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut menunjukan pengertian kata ejaan berbeda
dengan kata mengeja. Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan
adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur
keseluruhan cara menuliskan bahasa.
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman
bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan
kejelasan makna. Ibarat sedang mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu lalu lintas yang harus
dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudi mematuhi rambu-rambu yang ada, terciptalah lalu
lintas yang tertib dan teratur. Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan antara pemakai bahasa dengan
ejaan.
Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan yang disempurnakan (EYD).EYD mulai diberlakukan pada
tanggal 16 Agustus 1972. Ejaan dalam sejarah bahasa Indonesia ini memang merupakan upaya
penyempurnaan ejaan sebelumnya yang sudah dipakai selama dua puluh lima tahun yang dikenal
dengan Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi (Menteri PP dan K Republik Indonesia pada saat Ejaan itu
diresmikan pada tahun 1947).
EYD (Ejaan yang Disempurnakan) merupakan tata bahasa dalam Bahasa Indonesia yang mengatur
penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan huruf capital dan
huruf miring, serta penulisan unsur serapan. EYD disini diartikan sebagai tata bahasa yang
disempurnakan. Dalam penulisan karya ilmiah perlu adanya aturan tata bahasa yang menyempurnakan
sebuah karya tulis. Karena dalam sebuah karya tulis memerlukan tingkat kesempurnaan yang mendetail.
Singkatnya EYD digunakan untuk membuat tulisan dengan cara yang baik dan benar.
2. Fungsi Ejaan
Dalam kaitannya dengan pembakuan bahasa, baik yang menyangkut pembakuan tata bahasa maupun
kosakata dan peristilahan, ejaan mempunyai fungsi yang sangat penting. Fungsi tersebut antara lain
sebagai berikut :
Di samping ketiga fungsi yang telah disebutkan diatas, ejaan sebenarnya juga mempunyai fungsi yang
lain. Secara praktis, ejaan berfungsi untuk membantu pemahaman pembaca di dalam mencerna
informasi yang disampaikan secara tertulis.
Kedudukan bahasa Indonesia yaitu sebagai bahasa Nasionalseperti dalam ikrar sumpah pemuda sebagai
alat pemersatu bangsa dalam suku yang berbeda-beda, dan bahasa negara yang tercantum dalam UUD
’45 terutama sebagai bahasa pengantar di dunia pendidikan.
Namun seiring berjalannya waktu dan berkembangnya zaman, begitupun bahasa yang terus mengalami
perubahan dan perkembangan ragam dan variasi bahasa karena fungsi, kedudukan, serta lingkungan
yang berbeda-beda. Mulanya bahasa Indonesia ditulis dengan tulisan latin-romawi mengikuti ejaan
Belanda. Hingga pada 1972 Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dicanangkan.
Bahasa Indonesia yang awalnya berakar dari bahasa Melayu sudah memiliki aksara sejak beratus tahun
yang lalu, yaitu aksara Arab Melayu. Di Nusantara ini, bukan saja aksara Arab Melayu yang kita kenal.
Kita juga mengenal aksara Jawa, aksara Sunda, aksara Bugis, aksara Bali, aksara Lampung, aksara Kerinci,
aksara Rejang, dan aksara Batak. Aksara itu masing-masing memiliki nama, seperti aksara Kaganga dan
aksara Rencong (incung).
Aksara Arab Melayu dipakai secara umum di daerah Melayu dan daerah-daerah yang telah
menggunakan bahasa Melayu. Akan tetapi, karena terjadi kontak budaya dengan dunia Barat, sebagai
akibat dari kedatangan orang Barat dalam menjajah di Tanah Melayu itu, di sekolah-sekolah Melayu
telah digunakan aksara latin secara tidak terpimpin. Oeh sebab itu, pada tahun 1900, menurut C.A. Mees
(1956:30), Van Ophuijsen, seorang ahli bahasa dari Belanda mendapat perintah untuk merancang suatu
ejaan yang dapai dipakai dalam bahasa Melayu, terutama untuk kepentingan pengajaran. Jika
penyususnan ejaan itu tidak cepat-cepat dilakukan, dikhawatirkan bahwa sekolah-sekolah tersebut
akan menyusun dengan cara yang tidak terpimpin sehingga akan muncul kekacauan dalam ejaan
tersebut.
Dalam menyusun ejaan tersebut, Van Ophuijsen dibantu oleh dua orang pakar bahasa dari Melayu, yaitu
Engkoe Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Thaib Soetan Ibrahim. Dengan menggabungkan
dasar-dasar ejaan Latin dan Ejaan Belanda, Van Ophuijsen dan teman-teman berhasil membuat ejaan
bahasa Melayu, yang ejaan tersebut lazim disebut sebagai “Ejaan Van Ophuijsen”. Ejaan tersebut
diresmikan pemakaiannya pada tahun 1901.Ejaan van Ophuijsen dipakai selama 46 tahun, lebih lama
dari Ejaan Republik, dan baru diganti setelah dua tahun Indonesia merdeka.
Beberapa hal yang cukup menonjol dalam Ejaan Van Ophuysen antara lain sebagai berikut :
Misalnya :
Sayang : Sajang
Saya : Saja
Misalnya :
Umum : Oemoem
Sempurna : Sempoerna
Huruf k pada akhir kata atau suku kata ditulis dengan tanda koma diatas
Misalnya :
Rakyat : Ra’yat
Bapak : Bapa’
Misalnya :
Jakarta : Djakarta
Raja : Radja
Misalnya :
Pacar : Patjar
Cara : Tjara
Misalnya :
Khawatir : Chawatir
Akhir : Achir
Beberapa tahun sebelum Indonesia merdeka yakni pada masa pendudukan Jepang, pemerintah sudah
mulai memikirkan keadaan ejaan kita yang sangat tidak mampu mengikuti perkembangan ejaan
internasional. Oleh sebab itu, Pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan melakukan
pengubahan ejaan untuk menyempurnakan ejaan yang dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh sebab itu, pada tahun 1947 muncullah sebuah ejaan
yang baru sebagai pengganti ejaan Van Ophuijsen. Ejaan tersebut diresmikan oleh Menteri Pendidikan
Pengajaran dan Kebudayaan Republik Indonesia, Dr. Soewandi, pada tanggal 19 Maret 1947 yang
disebut sebagai Ejaan Republik. Karena Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan adalah Dr.
Soewandi, ejaan yang diresmikan itu disebut juga sebagai Ejaan Soewandi. Hal-hal yang menonjol dalam
Ejaan Soewandi atau Ejaan Republik itu adalah sebagai berikut :
Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan /k/, seperti dalam kata berikut :
Pa’ menjadi Pak
Angka dua boleh dipakai untuk menyatakan pengulangan, seperti kata berikut :
Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, seperti
berikut :
Diluar (kata depan), dikebun (kata depan), ditulis (awalan), diantara (kata depan), disimpan (awalan),
dipimpin (awalan), dimuka (kata depan), ditimpa (awalan), disini (kata depan).
Tanda trema tidak dipakai lagi sehingga tidak ada perbedaan antar suku kata diftong, seperti kata
berikut
Tanda aksen pada huruf e tidak dipakai lagi, seperti pada kata berikut
Di hadapan tj dan dj, bunyi sengau ny dituliskan sebagai n untuk mengindahkan cara tulis
Ketika memotong kata-kata di ujung baris, awalan dan akhiran dianggap sebagai suku-suku kata yang
terpisah
Pada tanggal 16 Agustus 1972, Presiden Republik Indonesia (Bapak Soeharto) meresmikan pemakaian
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang lazim disingkat dengan EYD. Peresmian ejaan
tersebut berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 1972. Dengan dasar itu, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan menyebarkan buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan yang memuat berbagai patokan pemakaian ejaan yang baru. Buku yang beredar
yang memuat kaidah-kaidah ejaan tersebut direvisi dan dilengkapi oleh suatu badan yang berada di
bawah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang diketuai oleh Prof. Dr. Amran Halim dengan
dasar surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 12 Oktober 1972, Nomor
156/P/1972. Hasil kerja komisi tersebut adalah berupa sebuah buku yang berjudul Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang diberlakukan dengan surat keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0196/1975. Bersama buku tersebut, lahir pula sebuah buku yang
berfungsi sebagai pendukung buku yang pertama, yaitu buku Pedoman Umum Pembentukan
Istilah.Badan itu bernama Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa yang sekarang bernama Pusat
Bahasa.
Beberapa hal yang perlu dikemukakan sehubungan dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan
itu adalah sebagai berikut :
Ø Huruf yang hanya dipakai dalam ilmu eksakta, adalah sebagai berikut:
Ø Penulisan di- sebagai awalan dan penulisan di sebagai kata depan dilakukan seperti berikut :
a. penulisan awalan di- diserangkaiakan dengan kata yang mengikutinya, seperti dimakan, dijumpai
b. penulisan kata depan di dipisahkan dengan kata yang mengikutinya, seperti di muka, di pojok, di
antara.
Dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan itu terdapat pembicaraan yang lengkap, yaitu:
Dengan lahirnya Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan itu kini kita dapat merasakan bahwa ejaan
bahasa kita sudah tidak perlu diubah lagi. Jika ada hal-hal yang perlu dimasukkan ke dalam ejaan yang
selama ini tidak diatur dalam ejaan tersebut, cukup ejaan itu direvisi dalam edisi berikutnya.
1. Ejaan Melindo
Pada akhir tahun 1950-an para penulis mulai pula merasakan kelemahan yang terdapat pada Ejaan
Republik itu. Ada kata-kata yang sangat mengganggu penulisan karena ada satu bunyi bahas yang
dilambangkan dengan dua huruf, seperti dj, tj, sj, ng, dan ch. Para pakar bahasa menginginkan satu
lamabang untuk satu bunyi. Gagasan tersebut dibawa ke dalam pertemuan dua Negara, yaitu
Indonensia dan Malaysia. Dari pertemuan itu, pada akhir tahun 1959 Sidang Perutusan Indonensia dan
Melayu (Slametmulyana dan Syeh Nasir bin Ismail, masing-masing berperanan sebagi ketua perutusan)
menghasilkan konsep ejaan bersama yang kemudian dikenal dengan nama Ejaan Melindo (Melayu-
Indonesia).
Konsep bersama itu memperlihatkan bahwa satu bunyi bahasa dilambangkan dengan satu huruf. Salah
satu lambing itu adalah huruf j sebagai pengganti dj, huruf c sebagai pengganti huruf tj, huruf η sebagai
pengganti ng, dan huruf ή sebagai pengganti nj. Sebagai contoh :
Ejaan Melindo tidak pernah diresmikan. Di samping terdapat beberapa kesukaran teknis untuk
menuliskan beberapa huruf, politik yang terjadi pada kedua negara antara Indonesia-Malaysia tidak
memungkinkan untuk meresmikan ejaan tersebut. Perencanaan pertama yang dilakukan dalam ejaan
Melindo, yaitu penyamaan lambang ujaran antara kedua negara, tidak dapat diwujudkan. Perencanaan
kedua, yaitu pelambangan setiap bunyi ujaran untuk satu lambang, juga tidak dapat dilaksanakan.
Berbagai gagasan tersebut dapat dituangkan dalam Ejaan bahasa Indonensia yang disempurnakan yang
berlaku saat ini.
Secara garis besar, ruang lingkup ejaan terdiri dari hal-hal berikut:
A. Pemakaian Huruf
Nama huruf bahasa Indonesia seperti yang kita kenal dengan huruf abjad dan ada juga penggabungan
untuk melambangkan diftong seperti: Au(harimau), atau penggabungan khusus, seperti: ng(lambang).
Ejaan Indonesia menggunakan ejaan fonemis dimana hanya ada satu bunyi utuk satu lambang, lain
dengan bahasa Inggris yang satu lambang memiliki beberapa bunyi.
Karena bahasa Indonesia menggunakan satu sistem ejaan, pada dasarnya lafal singkatan dan kata
mengikuti bunyi nama huruf secara konsisten, seperti: bus(dibaca:bus)
Yang harus diperhatikan dalam persukuan (pemenggalan kata), (1)menggunakan tanda hubung, (2)tidak
memenggal kata dengan garis bawah, (3)hindari penggalan satu huruf. Begitupun dengan nama orang,
hanya dibenarkan dengan memisahkan nama pertama dan nama kedua.
B. Penulisan Huruf
Huruf terdiri dari: huruf kecil, huruf kapital, dan huruf miring.
-huruf pertama gelar kehormatan atau keturunan yang diikuti nama orang
-huruf pertama nama jabatan atau pangkat yang diikuti nama orang.
-huruf pertama hubungan kekerabatan seperti: bapak, ibu, saudara yang dipakai sebagai kata ganti.
C. Penulisan Kata
-kalau gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikutinya.
-kalau gabungan kata, awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan kata tersebut
-kalau salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam unsur kombinasi:
Jika bentuk terikat diikuti kata berhuruf awal kapital, maka antara keduanya diberi tanda hubung.
Jika jika kata maha diikuti kata esa dan selainkata dasar sebagai unsur gabungan, maka ditulis terpisah.
Bentuk kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan kata hubung.
-istilah khusus yang mungkin akan menimbulkan salah baca diberi tanda hubung.
Penulisan kata ganti ku, mu, kau, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Penulisan partikel:
-partikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap ditulis terpisah.
-singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik.
-singkatan nama resmi lembaga dan nama dokumen resmi , huruf awal ditulis dengan huruf kapital dan
tidak diikuti dengan tanda titik, misalnya: BPK, PT, KTP, SLTP.
-singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu titik, misalnya:dkk.
-singkatan lambang kimia, singkatan satuan ukuran, dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
- akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan hruruf
kapital.
-akronim yang berupa gabungan kata atau huruf dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital,
misalnya: Angkatan Bersenjata RI (Akabri).
-akronim yang bukan nama diri berupa gabungan kata atau huruf dan suku kata dari deret kata
seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
-angka digunakan untuk menyatakan : panjang, berat, dan isi, satuan waktu, mata uang, nomor jalan.
-penulisan kata bilangan yang mendapat akhiran –an ditulis dengan angka atau dengan ejaan.
-Angka yang menunjukkan bilangan bulat yang besar dapat dieja sebagian supaya mudah dibaca, kecuali
dalam dokumen resmi.
-bilangan tidak perlu ditulis angka dan huruf sekaligus kecuali pada dokumen resmi.
-bilangan yang dilambangkan dengan kata dan huruf, penulisannya harus tepat.
Bahsa arab sebenarnya sudah banyak yang diserap ke dalam bahasa Indonesia dan relatif konsisten.
Untuk menyerap bahasa arab, kita harus memperhatikan:
-konsonan yang tidak ada dalam bahasa indonesia sebaiknya diadaptasi dengan fonem yang berdekatan
dengan fonem bahasa indonesia baik lafal maupun ejaannya, seperti: rizq(rezeki).
Jika tidak, maka tulislah sesuai lafal sebenarnya dengan huruf miring.
Orang sering mengabaikan tanda baca yang sebenarnya sangat membantu orang dalam memahami
bacaan.
Kejahatan merupakan suatu peristiwa penyelewengan terhadap norma norma atau perilaku teratur
yang menyebabkan terganggunya ketertiban dan ketentraman kehidupan manusia perilaku yang
dikualifikasikan sebagai kejahatan biasanya dilakukan oleh sebagian besar warga masyarakat atau
penguasa yang menjadi wakil wakil masyarakat seharusnya ada sesuatu keserasian pendapat antara
kedua unsur tersebut walaupun tidak mustahil terjadi perbedaan perbedaan perbedaan tersebut
mungkin timbul kareana kedua unsure tadi tidak sepakat mengenai kepentingan kepentingan pokok
yang harus dilindungi
Dapatkah anda memahami tulisan tersebut diatas?Mungkin dapat tetapi agak sulit. Cobalah membaca
kembali tulisan dibawah ini !
Kejahatan merupakan suatu peristiwa penyelewengan terhadap norma-norma atau perilaku teratur
yang menyebabkan terganggunya ketertiban dan ketentraman kehidupan manusia. Perilaku yang
dikualifikasikan sebagai kejahatan biasanya dilakukan oleh sebagian besar warga masyarakat atau
penguasa yang menjadi wakil-wakil masyarakat. Seharusnya ada sesuatu keserasian pendapat antara
kedua unsur tersebut walaupun tidak mustahil terjadi perbedaan. Perbedaan-perbedaan tersebut
mungkin timbul kareana kedua unsur tadi tidak sepakat mengenai kepentingan-kepentingan pokok yang
harus dilindungi.
Kita dapat melihat bahwa tulisan yang sudah diberi tanda baca serta diperbaiki ejaannya jauh lebih
mudah dan juga lebih cepat untuk dipahami.Itulah mengapa, kemampuan dalam menerapkan ejaan dan
tanda baca sangat dituntut dalam tulis menulis.
Dari waktu ke waktu jumlah kasus bunuh diri terus bertambah. Tidak hanya dikalangan orang dewasa
tetapi juga terjadi pada remaja bahkan anak-anak. Sebenarnya tidak seorangpun yang menginginkan
seperti ini tetapi keinginan manusia sering kali diarahkan oleh banyak faktor yang terjadi diluar kendali
kita sendiri sampai akhirnya seseorang tiba pada keyakinan bahwa bunuh diri justru adalah jalan terbaik
untuk menyelesaikan masalahnya. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Dan bagaimana menghindarinya.
Dalam paragraf di atas ada beberapa kesalahan penerapan EYD, yaitu penulisan kata dikalangan,
seorangpun, dan diluar seharusnya dipisahkan, penulisan kata sering kali seharusnya digabungkan, dan
sebelum kata tetapi seharusnya diberi tanda baca koma.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata,
dan tanda baca sebagai sarananya.
EYD (Ejaan yang Disempurnakan) merupakan tata bahasa dalam Bahasa Indonesia yang mengatur
penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan huruf capital dan
huruf miring, serta penulisan unsur serapan.
Fungsi Ejaan dalam Bahasa Indonesia
Perkembangan ejaan di Indonesia telah mengalami beberapa pergantian, mulai dari ejaan Van
Ophuijsen, ejaan Soewandi (republik), dan ejaan yang disempurnakan. Bahkan terdapat ejaan yang
dirundingkan bersama antara Indonesia dan Malaysia, yakni ejaan Melindo.Namun, karena faktor-faktor
tertentu ejaan tersebut tidak dapat diresmikan.
Pemakaian Huruf
Penulisan Huruf
Penulisan Kata
2. Saran
Sudah menjadi kewajiban kita sebagai kaum pelajar untuk selalu mengingatkan kepada masyarakat guna
dapat menggunakan kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar.Karena bagaimanapun bahasa
memiliki peran penting dalam proses pembangunan karakter masyarakat dalam bangsa ini.Dengan
mempelajari ejaan yang disempurnakan maka proses pembelajaran, pemahaman, dan penulisan bahasa
Indonesia akan menjadi lebih mudah. Untuk itu pelajarilah ejaan yang disempurnakan dengan sungguh
agar dapat dimengerti.
DAFTAR PUSTAKA
Finoza, Lamuddin. 2008. Komposisi Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa Non Jurusan. Cetakan ke-16,
revisi (3). Jakarta : Diksi Insan Mulia
http://www.ikhsanudin.co.cc/2009/05/sejarah-perkembangan-bahasa-indonesia
http://ibnuhasansibuan.wordpress.com/2011/03/06sejarah-perkembangan-bahasa-indonesia
Hs, Widiono. 2005. Bahasa Indonesia (Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Di Peruruan Tinggi).
Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana.
http://id.wikipedia.org/wiki/Ejaan_Yang_Disempurnakan
Depdikbud. 2008. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: Hi-Fest
Publishing.
Tim Pusat Bahasa. 2005. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: Balai
Pustaka.
By Unknown | |
5 komentar:
My blog
Unknown mengatakan...
Ijin copy :)
ijin copy bagian kesimpulan dan beberapa hal penting, atau mungkin lebih banyak lagi, terima kasih
Posting Komentar
Search
Blogger templates
Popular Posts
MAKALAH EJAAN Makalah di ajukan untuk memenuhi tugas Mata kuliah Bahasa Indonesia Dosen
pembimbing : Machnunah Ani Zulfah S...
FILE SHARING Sharing adalah salah satu fasilitas dalam jaringan yang sangat membantu dalam
pengoperasian jaringan. Kita dapat me...
MAKALAH ICT
TUGAS ICT Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah ICT oleh : SITI NUR IFFAH Prodi : Pendidikan
Bahasa Arab Fak : Aga...
MAKALAH STUDY HADITS PENGERTIAN HADITS DHOIF DAN PEMBAGIAN HADITS DHOIF SEBAB
PUTUSNYA SANAD Dosen pembimbing : Drs. H. Mu...
Silahkan download disini buat yang belum nonton acara penghargaan musik,, link : Download 2015
Mama Part1 151202 HDTV H264 540p
UNWAHA memiliki bermacam-macam unit kegiatan untuk mahasiswa, yang masing-masing memiliki
moment-moment tertentu untuk mengembangkan p...
CARA MEMBUAT FILTER DI GMAIL Disini saya akan menjelaskan cara mudah membuat filter email.
Filter ini digunakan untuk menyimpan ema...
Blogger news
Blogroll
Archives
▼ 2015 (9)
► Desember (1)
► Mei (2)
▼ April (3)
MAKALAH ICT
► Maret (3)
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "