Anda di halaman 1dari 31

KELOMPOK 1

Bahasa Indonesia
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Nama Anggota :
• M.Irsyadul Fuad Jm
• Abrisa Agung Wicaksono
• Ida Lailatul H
• Amalia Ulfatun H
• Lena Wahyu S
• Riko Sampurna
• Prakosa Yudha
• Nur Helmawati
• Ach Hafidz P
• Dito Sakti P
• Mahadvidar Futuriezqa
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
 Pengertian
 Sejarah
 Ruang Lingkup
Peta Konsep

Pengertian

Sejarah

Ruang Lingkup
Pengertian
 Ejaan yang disempurnakan adalah ejaan bahasa
indonesia yang berlaku sejak tahun 1972.
 Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan
Republik atau Ejaan Soewandi.
 Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara
menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata,
dan tanda baca sebagai sarananya.
 Batasan tersebut menunjukan pengertian kata ejaan
berbeda dengan kata mengeja.
 Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata,
atau kata; sedangkan ejaan adalah suatu sistem aturan
yang jauh lebih luas dari sekedar masalah pelafalan.
 Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa.
Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia
Berdasarkan sejarah perkembangan ejaan, sudah tiga kali
mengalami perubahan sistem ejaan, yaitu :
a) Ejaan Van Ophuysen
Ejaan ini mulai berlaku sejak bahasa Indonesia lahir dalam awal
tahun dua puluhan. Ejaan ini merupakan warisan dari bahasa Melayu
yang menjadi dasar bahasa Indonesia.

b) Ejaan Suwandi
Setelah ejaan Van Ophuysen diberlakukan, maka muncul ejaan
yang menggantikan, yaitu ejaan Suwandi. Ejaan ini berlaku mulai tahu
1947-1972.

c) Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)


Ejaan ini mulai berlaku sejak tahun 1972 sampai sekarang.
Ejaan ini merupakan penyempurnaan dari seluruh ejaan sebelumnya
yang pernah berlaku di Indonesia.
Pemakaian Kata
1. Huruf Abjad
Abjad yang digunakan dalam ejaan
bahasa Indonesia terdiri atas 26 huruf.
contoh :
Huruf Nama
C ce
c
J je
j
U u
u
Ruang Lingkup EYD

1) Pemakaian Kata
2) Penulisan Huruf
3) Penulisan Kata
4) Penulisan Unsur Serapan
5) Penulisan Tanda Baca
Pemakaian Kata
2. Huruf Vokal
 Huruf yang melambangkan vokal dalam
bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, i,
o, dan u.

Huruf Vokal Di awal Di tengah Di belakang


A Awal Padi Rasa
O Oleh Kota Radio
Pemakaian Kata
3. Huruf Konsonan
 Huruf yang melambangkan konsonan
dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-
huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s,
t, v, w, x, y, dan z.
Huruf Vokal Di awal Di tengah Di belakang
B Bahasa Sebut Adab
D Dua Ada abad
Pemakaian Kata
4. Huruf Diftong
 Di dalam bahasa Indonesia terdapat
diftong yang dilambangkan dengan ai, au,
dan oi.

Huruf Vokal Di awal Di tengah Di belakang


Ai Ain Syaitan Pandai
Au Aula Saudara harimau
Pemakaian Kata
5. Gabungan Huruf Konsonan
 Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat
gabungan huruf yang melambangkan
konsonan, yaitu : kh, ng, ny, dan
sy.Masing-masing melambangkan satu
bunyi konsonan
Huruf Vokal Di awal Di tengah Di belakang
Kh Khitan Akhir Tarikh
Ng Ngilu Bangun Senang
Penulisan Huruf
1. Penulisan Huruf Besar (Kapital)
a) Digunakan sebagai huruf pertama kata pada
awal kalimat.
Misalnya : Dia menulis surat di kamar.

b) Digunakan sebagai huruf pertama petikan


langsung.
Misalnya :
 Ayah bertanya, “Apakah mahasiswa sudah
libur?”.
Penulisan Huruf
c) Digunakan sebagai huruf pertama dalam
ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan,
kata ganti Tuhan, dan nama kitab suci.
Misalnya : Allah Yang Maha kuasa lagi Maha
penyayang.

d) Digunakan sebagai huruf pertama nama gelar


kehormatan , keturunan, keagamaan yang diikuti
nama orang.
Misalnya :
Raja Gowa adalah Sultan Hasanuddin
Penulisan Huruf
e) Digunakan sebagai huruf pertama unsur
nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama
orang, pengganti nama orang tertentu, nama
instansi, dan nama tempat.
Misalnya : Wakil Presiden Yusuf Kalla
memberi bantuan mobil.

f) Digunakan sebagai huruf pertama unsur


nama orang.
 Misalnya :
 Nurhikmah
Penulisan Huruf
g) Digunakan sebagai huruf pertama nama
bangsa, suku bangsa, dan nama bahasa.
 Misalnya :
 bangsa Indonesia

h) Digunakan sebagai huruf pertama nama


tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa
sejarah.
 Misalnya :
 tahun Hijriyah
Penulisan Huruf

i) Digunakan sebagai huruf pertama nama


geografi unsur nama diri.
 Misalnya :
 Laut Jawa
Penulisan Huruf
2. Penulisan Huruf Miring
Huruf miring digunakan untuk :
a) Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar
yang dikutip dalam tulisan
• Misalnya :
Buku Negarakertagama karangan Prapanca.
b) Menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan
asing.
• Misalnya :
Politik devideet et impera pernah merajalela di
Indonesia.
Penulisan Kata
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam penulisan kata, yaitu :
1. Kata Dasar
 Kata dasar adalah kata yang belum
mengalami perubahan bentuk, yang ditulis
sebagai suatu kesatuan.
 Misalnya : Dia teman baik saya.
Penulisan Kata
2. Kata Turunan (Kata berimbuhan)
 Kaidah yang harus diikuti dalam penulisan
kata turunan, yaitu :
 Imbuhan semuanya ditulis serangkai
dengan kata dasarnya.
 Misalnya : membaca, ketertiban, terdengar
dan memasak.
Penulisan Kata
3. Kata Ulang
 Kata ulang ditulis secara lengkap dengan
menggunakan tanda (-).
 Misalnya : rumah-rumah
Penulisan Unsur Serapan
 Dalam hal penulisan unsur serapan dalam
bahasa Indonesia, sebagian ahli bahasa
Indonesia menganggap belum stabil dan
konsisten. Dikatakan demikian karena
pemakai bahasa Indonesia sering begitu
saja menyerap unsur asing tanpa
memperhatikan aturan, situasi, dan kondisi
yang ada
Penulisan Unsur Serapan
 Berdasarkan taraf integritasnya, unsur serapan
dalam bahasa Indonesia dikelompokkan dua
bagian, yaitu :
◦ Secara adopsi, yaitu apabila unsur asing itu diserap
sepenuhnya secara utuh, baik tulisan maupun ucapan,
tidak mengalami perubahan. Contoh yang tergolong
secara adopsi, yaitu : editor, civitas academica, de facto,
bridge.
◦ Secara adaptasi, yaitu apabila unsur asing itu sudah
disesuaikan ke dlaam kaidah bahasa Indonesia, baik
pengucapannya maupun penulisannya. Salah satu
contoh yang tergolong secara adaptasi, yaitu : ekspor,
material, sistem, atlet, manajemen, koordinasi, fungsi.
Pemakaian Tanda Baca
a) Tanda Titik (.)
 Penulisan tanda titik di pakai pada :
 Akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau
seruan
 Akhir singkatan nama orang.
 Akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan
sapaan
b) Tanda koma (,)

 Kaidah penggunaan tanda koma (,) digunakan:


 Antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilangan.
 Memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat
setara berikutnya yang didahului oleh kata tetapi
atau melainkan.
 Memisahkan anak kalimat atau induk kalimat jika
anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
c) Tanda Titik Tanya ( ? )

 Tanda tanya dipakai pada :


 Akhir kalimat tanya.
 Dipakai di dalam tanda kurung untuk
menyatakan bagian kalimat yang diragukan atau
kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
d) Tanda Seru ( ! )
 Tanda seru dugunakan sesudah ungkapan atau
pertanyaan yang berupa seruan atau perintah
yang menggambarkan kseungguhan,
ketidakpercayaan, dan rasa emosi yang kuat.

e) Tanda Titik Koma ( ; )


 Tanda titik koma dipakai :
 Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis
dan setara.
f) Tanda Titik Dua ( : )
 Tanda titik dua dipakai :
 Sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemberian.

g) Tanda Elipsis (…)


 menggambarkan kalimat-kalimat yang terputus-
putus dan menunjukkan bahwa dalam suatu
petikan ada bagian yang dibuang.
 Jika yang dibuang itu di akhir kalimat, maka dipakai
empat titik dengan titik terakhir diberi jarak atau
loncatan.
h) Tanda Garis Miring ( / )
Tanda garis miring ( / ) di pakai :
 Dalam penomoran kode surat.
 Sebagai pengganti kata dan,atau, per, atau
nomor alamat.

i) Tanda Penyingkat atau Apostrof ( ‘)


 Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan
sebagian huruf.
j) Tanda Petik ( “…” )
Tanda petik dipakai :
 Mengapit kata atau bagian kalimat yang
mempunyai arti khusus, kiasan atau yang belum
dikenal.
 Mengapit judul karangan, sajak, dan bab buku,
apabila dipakai dalam kalimat.
 Mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai