Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa Indonesia memiliki fungsi dan kedudukan sebagai bahasa nasional


dan bahasa resmi Negara Indonesia. Dalam berbahasa Indonesia, tentu tidak lepas
dari kaidah dan aturan penggunaan bahasa yang baik dan benar. kriteria yang
diperlukan dalam kaidah kebahasaan tersebut antara lain tata bunyi, tata bahasa,
kosakata, ejaan, makna, dan kelogisan. Bahasa Indonesia yang baik dan benar
mengacu pada ragam bahasa yang memenuji persyaratan kebaikan dan kebenaran,
dan bahasa yang baik dan benar adalah bahasa yang sesuai kaidah baku, baik tertulis
maupun lisan (Murtiani et al, 2016).

Sebelum tahun 1900, Indonesia yang sebagian besar penduduknya berbahsa


melayu, masih belum memiliki sistem ejaan yang dapat digunakan. Lalu seorang ahli
bahasa dari belanda, Prof. Charles Van OPhuijsen bersama dua pakar bahasa, Engkoe
Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Thaib Sutan Ibrahim membuat ejaan
bahasa melayu dengan menggabungkan dasar-dasar ejaan Latin dan ejaan Belanda.
Ejaan Van Ophuijsen dianggap kurang berhasil dikarenakan kesulitan dalam
memelayukan tulisan beberapa kata dari bahasa Arab yang memiliki bunyi bahasa
khas. Namun, oleh Van Ophuijsen, kesulitan tersebut terus diperbaiki dan
disempurnakam, sehingga pada tahun 1926, sistem ejaan menjadi bentuk yang tetap.
Semenjak itu sistem ejaan terus berkembang dan disempurnakan, muncul Ejaan
Republik atau Ejaan Soewandi, kemudian Ejaan Pembaharuan, Ejaan Melindo, lalu
Ejaan Baru, Ejaan Rumi Bersama, dan Ejaan Yang Disempurnakan(EYD).

Pada 26 november 2015, Menteri Pendididkan dan Kebudayaan Republik


Indonesia mengubah Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan (PUEYD)

1|Page
menjadi Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) sebagai pedoman
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Perubahan tersebut bukanlah
sesuatu yang tidak biasa, sebagaimana pendapat Chaer (2007) bahwa bahasa bersifat
dinamis (as cited in Yanti, 2006). Bahasa tidak pernah lepas dari berbagai aspek
kehidupan manusia semenjak keberadaan manusia sebagai makhluk yang berbudaya
dan bermasyarkat.

Bahasa Indonesia terus mengalami perkembangan, terutama yang berkaitan


dengan ejaan. Ejaan adalaj kaidaj-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata,
kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda
baca (Rahmadi, 2017). Ejaan bahasa Indonesia yang digunakan saat ini menganut
tulisan fonemis. Sistem tulisan fonemis merupakan tulisan yang menggunakan satu
lambang atau satu huruf saja untuk satu fonem secara konsisten.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia(PUEBI)?


2. Apa saja ruang lingkup dari PUEBI?
3. Bagaimanakah aturan penulisan huruf berdasarkan PUEBI?
4. Bagaimanakah aturan penulisan kata berdasarkan PUEBI?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apakah pengertian dari PUEBI


2. Untuk mengetahui apa saja ruang lingkup dari PUEBI
3. Untuk mengetahui bagaimanakah aturan penulisan huruf berdasarkan PUEBI
4. Untuk mengetahui bagaimanakah aturan penulisan kata berdasarkan PUEBI

2|Page
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian PUEBI

Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) adalah tata bahasa dalam bahasa Indonesia
yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian
huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan,serta penggunaan tanda baca (Murtiani
et al, 2016). Dalam penulisan berbagai karya ilmiah, diperlukan aturan tata bahasa
yang menyempurnakannya sebab karya tersebut memerlukan tingkat kesempurnaan
yang mendetail. Karya ilmiah tersebut dapat berupa artikel, resensi, profil, karya
sastra, jurnal, skripsi, tesis, disertasi, dan sebagainya. Sehingga PUEBI dapat
diartikan sebagai suatu ketentuan dasar secara menyeluruh yang berisi acuan
penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar.

B. Ruang Lingkup

Salah satu letak perbedaan antara PUEBI dengan PUEYD adalah adanya
penambahan ruang lingkup. Pada PUEYD hanya terdapat tiga tiga ruang lingkup,
yaitu pemakaian huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca. Secara pada
PUEBI ditambahkan satu bagian ruang lingkup yaitu penulisan unsur serapan. Pada
makalah ini, kami hanya membahas dua bagian ruang lingkup yaitu pemakain huruf
dan penulisan kata.

C. Pemakaian Huruf

1. Huruf Abjad

3|Page
Huruf adalah tanda aksara dalam tata tulisan yang melambanggakan bunyi
bahasa, sementara pada abjad merupakan kumpulan atau sistem aksara itu sendiri
berdasarkan urutan yang umum dan baku dalam bahasa tertentu. Ejaan bahasa
Indonesia terdiri dari 26 huruf abjad.

2. Huruf Vokal

Huruf vocal merupakan huruf yang pelafalan bunyinya yang dihasilkan


oleh arus udara yang tidak mengalami rintangan dan kualitasnya ditentukan oleh tiga
factor, tinggi rendahnya posisi lidah, bagian lidah yang dinaikan, dan bentuk bibir
pada pembentukan vocal itu. Huruf-huruf vocal pada bahasa Indonesia terdiri dari
lima huruf. Yaitu, a, e, i, o, dan u.

3. Huruf Konsonan

Huruf konsonan adlaj huruf yang pelafalan bunyinya dihasilkan dengan


menghambat aliran udara pada salah satu tempat disaluran suara diatas glotis. Pada
pelafalan konsonan, ada tiga factor yang terlibat: keadaan pita suara, penyentuhan
atau pendekatan berbagai alat ucap, dan caea lat ucap itu bersentuhan atau berdekatan
(Alwi et al, 2008). Huruf-huruf konsonan pada bahasa Indonesia dilambangkan oleh
21 huruf yaitu, b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.

4. Huruf Diftong

Huruf diftong merupakan huruf vocal yang berubah kualitasnya pada saat
pengucapannya dan dalam sistem tulisannya dilambangkan oleh dua huruf vocal.
Kedua huruf vocal tersebut tidak dapat dipisahkan karna tergolong dalam satu suku
kata. Diftong berbeda dengan deretan vocal (Alwi et el, 2008), karena setiap huruf
vocal pada deretan vocal tersebut berada dalam dua suku kata yang berbeda. Contoh
huruf diftong dalam bahasa Indonesia adalah ai, au, ei, dan oi.

4|Page
D. Gabungan Huruf Konsonan

Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy dalam bahasa Indonesia
melambangkan satu bunyi konsonan. Gabungan huruf (ny) dan (sy) melambangkan
konsonan palatal, sedangkan konsonan velar dilambangkan oleh gabungan huruf (ng)
dan (kh).

E. Huruf Kapital

Huruf kapital merupakan huruf yang memiliki bentuk khusus dan


berukuran lebih besar dari huruf biasa. Berikut adalah ketentuan-ketentuan
penggunaan huruf kapital,

1. Huruf kapital digunakan sebagai pertama pada setiap awal kalimat.


2. Digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur nama seseorang.
3. Digunakan pada awal kalimat didalam petikan langsung.
4. Diguanakan sebagai huruf pertama pada setiap kata nama agama, kitab suci,
dan Tuhan.
5. Sebagai huruf pertama setiap unsur nama gelar kehormatan, keturunan,
keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang.
6. Dan lain-lain yang memiliki bentuk khusus

F. Huruf Miring

Huruf miring merupakan huruf yang letaknya miring, tetapi tidak sama
pada tulisan tangan pada kursif. Berikut ketentuan-ketentuan penggunaan huruf
miring.

5|Page
1. Huruf miring digunakan untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau
nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.
2. Untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok
kata dalam kalimat.
3. Untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa
asing.

G. Huruf Tebal

Huruf tebal adalah huruf yang dicetak tebal atau vet. Berikut ketentuan-
ketentuan penggunaan huruf tebal,

1. Digunakan untuk menegaskan bagian tulisan yang telah ditulis dengan huruf
miring.
2. Untuk menegaskan bagian-bagian karangan, seperti judul buku, bab, atau
subbab.

H. Penulisan Kata

1. Kata Dasar

Kata adalah satuan unit terkecil dari bahasa yang dapat berdiri sendiri dan
tersusun dari morfem tunggal. Kata merupakan perwujudan kesatuan persamaan
dan pikiran yang digunakan dalam bahasa, baik diucapkan maupun dituliskan.
Kata dasar dapat diartikan sebagai suatu kata yang menjadi dasar bentukan kayta
yang lebih besar dan bahkan menjadikan kata tersebut memiliki makna yang
berbeda.

2. Kata Berimbuhan

6|Page
Kata berimbuhan atau kata turunan adalah kata-kata yang sudah berubah
bentuk dan makna disebabkan pemberian imbuhan berupa awalan (afiks), akhiran
(sufiks), sisipan (infiks), atau awalan-akhirab (konflik).

I. Bentuk Ulang

Bentuk ulang adalah kata dasar yang mengalami pengulangan


(reduplikasi), hingga membentuk makna yang berbeda (Murtiani et al, 2016). Bentuk
ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) diantara unsur-unsurnya.
Berdasarkan pendapat badudu (1983), kata ulang menurut bentunya ada beberapa
macam, yaitu:

a. Kata ulang dengan mengulang seluruh morfem: kuda-kuda, sakit-sakit,


berapa-berapa, perubahan-perubahan.
b. Kata ulang berimbuhan: berjalan-jalan, bolak-balik, serta-merta, serba-serbi.
c. Kata ulang dwipurwa: lelaki, tetamu, leluhur, tetanaman.

7|Page
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) adalah tata bahasa dalam bahasa Indonesia
yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari
pemakaian huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, serta penggunaan
tanda baca.
2. Ruang lingkup PUEBI adalah pemakaian huruf, penulisan kata, pemakaian
tanda baca, dan penulisan unsur serapan.
3. Huruf adalah adalah tanda aksara dalam tata tulis yang melambangkan bunyi
bahasa. Pemakaian huruf yang diatur dalam PUEBI antara lain: huruf abjad,
huruf vocal, huruf konsonan, huruf kapital, huruf miring, dan huruf tebal.
4. Kata adalah satuan unit terkecil dari bahasa yang dapat berdiri sendiri dan
tersusun dari morfen tunggal. Kata merupakan perwujudan kesatuan perasaan
dan pikiran yang digunakan dalam berbahasa, baik diucapkan maupun
dituliskan. Pedoman yang dituliskan kata diatur oleh PUEBI adalah kata
dasar, kata berimbuhan, bentuk ulang, dan lain-lain.

B. Saran

Setelah membaca makalah ini, kami menyarankan agar pembaca:

1. Memahami PUEBI dan menerapkannya dalam berbahasa Indonesia yang baik


dan benar,
2. Menjadikan PUEBI sebagai patokan dalam menulis berbagai karya ilmiah.

8|Page
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, dkk. 2018. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. edisi ketiga. Jakarta:
Balai Pustaka.

Badudu, J.S. 1983. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: PT. Gramedia.

Murtiani, Anjar, dkk. 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Yogyakarta:
Araska.

https://id.scribd.com/document/373732616/Makalah-Pedoman-Umum-Bahasa-
Indonesia-PUEBI

9|Page

Anda mungkin juga menyukai