PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1|Page
menjadi Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) sebagai pedoman
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Perubahan tersebut bukanlah
sesuatu yang tidak biasa, sebagaimana pendapat Chaer (2007) bahwa bahasa bersifat
dinamis (as cited in Yanti, 2006). Bahasa tidak pernah lepas dari berbagai aspek
kehidupan manusia semenjak keberadaan manusia sebagai makhluk yang berbudaya
dan bermasyarkat.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2|Page
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian PUEBI
Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) adalah tata bahasa dalam bahasa Indonesia
yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian
huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan,serta penggunaan tanda baca (Murtiani
et al, 2016). Dalam penulisan berbagai karya ilmiah, diperlukan aturan tata bahasa
yang menyempurnakannya sebab karya tersebut memerlukan tingkat kesempurnaan
yang mendetail. Karya ilmiah tersebut dapat berupa artikel, resensi, profil, karya
sastra, jurnal, skripsi, tesis, disertasi, dan sebagainya. Sehingga PUEBI dapat
diartikan sebagai suatu ketentuan dasar secara menyeluruh yang berisi acuan
penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar.
B. Ruang Lingkup
Salah satu letak perbedaan antara PUEBI dengan PUEYD adalah adanya
penambahan ruang lingkup. Pada PUEYD hanya terdapat tiga tiga ruang lingkup,
yaitu pemakaian huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca. Secara pada
PUEBI ditambahkan satu bagian ruang lingkup yaitu penulisan unsur serapan. Pada
makalah ini, kami hanya membahas dua bagian ruang lingkup yaitu pemakain huruf
dan penulisan kata.
C. Pemakaian Huruf
1. Huruf Abjad
3|Page
Huruf adalah tanda aksara dalam tata tulisan yang melambanggakan bunyi
bahasa, sementara pada abjad merupakan kumpulan atau sistem aksara itu sendiri
berdasarkan urutan yang umum dan baku dalam bahasa tertentu. Ejaan bahasa
Indonesia terdiri dari 26 huruf abjad.
2. Huruf Vokal
3. Huruf Konsonan
4. Huruf Diftong
Huruf diftong merupakan huruf vocal yang berubah kualitasnya pada saat
pengucapannya dan dalam sistem tulisannya dilambangkan oleh dua huruf vocal.
Kedua huruf vocal tersebut tidak dapat dipisahkan karna tergolong dalam satu suku
kata. Diftong berbeda dengan deretan vocal (Alwi et el, 2008), karena setiap huruf
vocal pada deretan vocal tersebut berada dalam dua suku kata yang berbeda. Contoh
huruf diftong dalam bahasa Indonesia adalah ai, au, ei, dan oi.
4|Page
D. Gabungan Huruf Konsonan
Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy dalam bahasa Indonesia
melambangkan satu bunyi konsonan. Gabungan huruf (ny) dan (sy) melambangkan
konsonan palatal, sedangkan konsonan velar dilambangkan oleh gabungan huruf (ng)
dan (kh).
E. Huruf Kapital
F. Huruf Miring
Huruf miring merupakan huruf yang letaknya miring, tetapi tidak sama
pada tulisan tangan pada kursif. Berikut ketentuan-ketentuan penggunaan huruf
miring.
5|Page
1. Huruf miring digunakan untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau
nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.
2. Untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok
kata dalam kalimat.
3. Untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa
asing.
G. Huruf Tebal
Huruf tebal adalah huruf yang dicetak tebal atau vet. Berikut ketentuan-
ketentuan penggunaan huruf tebal,
1. Digunakan untuk menegaskan bagian tulisan yang telah ditulis dengan huruf
miring.
2. Untuk menegaskan bagian-bagian karangan, seperti judul buku, bab, atau
subbab.
H. Penulisan Kata
1. Kata Dasar
Kata adalah satuan unit terkecil dari bahasa yang dapat berdiri sendiri dan
tersusun dari morfem tunggal. Kata merupakan perwujudan kesatuan persamaan
dan pikiran yang digunakan dalam bahasa, baik diucapkan maupun dituliskan.
Kata dasar dapat diartikan sebagai suatu kata yang menjadi dasar bentukan kayta
yang lebih besar dan bahkan menjadikan kata tersebut memiliki makna yang
berbeda.
2. Kata Berimbuhan
6|Page
Kata berimbuhan atau kata turunan adalah kata-kata yang sudah berubah
bentuk dan makna disebabkan pemberian imbuhan berupa awalan (afiks), akhiran
(sufiks), sisipan (infiks), atau awalan-akhirab (konflik).
I. Bentuk Ulang
7|Page
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) adalah tata bahasa dalam bahasa Indonesia
yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari
pemakaian huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, serta penggunaan
tanda baca.
2. Ruang lingkup PUEBI adalah pemakaian huruf, penulisan kata, pemakaian
tanda baca, dan penulisan unsur serapan.
3. Huruf adalah adalah tanda aksara dalam tata tulis yang melambangkan bunyi
bahasa. Pemakaian huruf yang diatur dalam PUEBI antara lain: huruf abjad,
huruf vocal, huruf konsonan, huruf kapital, huruf miring, dan huruf tebal.
4. Kata adalah satuan unit terkecil dari bahasa yang dapat berdiri sendiri dan
tersusun dari morfen tunggal. Kata merupakan perwujudan kesatuan perasaan
dan pikiran yang digunakan dalam berbahasa, baik diucapkan maupun
dituliskan. Pedoman yang dituliskan kata diatur oleh PUEBI adalah kata
dasar, kata berimbuhan, bentuk ulang, dan lain-lain.
B. Saran
8|Page
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, dkk. 2018. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. edisi ketiga. Jakarta:
Balai Pustaka.
Badudu, J.S. 1983. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: PT. Gramedia.
Murtiani, Anjar, dkk. 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Yogyakarta:
Araska.
https://id.scribd.com/document/373732616/Makalah-Pedoman-Umum-Bahasa-
Indonesia-PUEBI
9|Page