Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“TATA TULIS EJAAN DAN PEMBENTUKAN


KALIMAT”
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah: Bahasa Indonesia
Dosen: Nuzul Tenriana

Oleh
M.Rizky Purwanto (202110363)

KELAS J
ILMU MANAJEMEN
STIEM BONGAYA MAKASSAR
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat, taufiq,
serta hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Tata tulis ejaan
dan pembentukan kalimat ” ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. yang telah membimbing kami dari jalan
kegelapan menuju jalan yang terang yakni agama Islam.

Makalah ini memuat pendahuluan, pembahasan, penutup, dan daftar pustaka. Makalah ini
kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia pada semester I Jurusan Ilmu
Manajemen STIEM BONGAYA Makassar

Dengan menggunakan makalah ini semoga kegiatan belajar dalam memahami materi ini
dapat lebih menambah sumber-sumber pengetahuan. Kami sadar dalam penyusunan makalah ini
belum bisa dikatakan mencapai tingkat kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran tentu kami
butuhkan. Mohon maaf apabila ada kesalahan cetak atau kutipan-kutipan yang kurang berkenan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiiiin.

Makassar, Oktober 2021

1
BAB 1
A.LATAR BELAKANG
Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan karena selain digunakan sebagai alat
komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi secara
tulisan, di zaman era globalisasi dan pembangunan reformasi demokrasi ini, masyarakat dituntut
secara aktif untuk dapat mengawasi dan memahamiinfrormasi di segala aspek kehidupan sosial
secara baik dan benar, sebagai bahan pendukung kelengkapan tersebut, bahasa berfungsi sebagai
media penyampaian informasi secara baik dan tepat, dengan penyampaian berita atau materi
secara tertulis, diharapkan masyarakat dapat menggunakan media tersebut secara baik dan
benar.Dalam memadukan satu kesepakatan dalametika berbahasa, disinilah peran aturan baku
tersebut di gunakan dalam hal ini kita selaku warga Negara yang baik hendaknya selalu
memperhatikan rambu-rambu ketata bahasaan Indonesia yang baik dan benar. Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD) adalah sub materi dalam ketata bahasaan Indonesia, yang memilik peran
yang cukup besar dalam mengatur etika berbahasa secara tertulis sehingga diharapkan informasi
tersebut dapat di sampaikan dan difahami secara komprehensif dan terarah. Dalam prakteknya
diharapkan aturan tersebut dapat digunakan dalam keseharian Masyarakat sehingga proses
penggunaan tata bahasa Indonesia dapat digunakan secara baik dan benar.

B.TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari ejaan
2. Untuk mengetahui aspek-aspek dalam ejaan
3. Untuk mengetahui masalah dalam ejaan.
4. Untuk mengetahui dasar–dasar pembentukan kalimat

1
BAB II
PEMBAHASAN

1.Tata tulis ejaan


A,Pengertian ejaan
Ejaan adalah kaidah kaidah cara menggambarkan bunyi bunyi(kata,kalimat dan sebagainya)
dalam bentuk tulisan (huruf huruf) serta penggunaan tanda tanda
baca(moeliono,ed.,1988a).poerwadarminta(1976) mendefinisikan cara atau aturan menulis kata
kata dengan huruf.sementara itu,tarigan(1985) menyatakan bahwa ejaan adalah cara atau aturan
menulis kata kata dengan huruf menurut disiplin ilmu bahasa. Ejaan bahasa indonesia yang
disempurnakan adalah sistem ejaan indonesia yang sebagian besar sama dengan ejaan
malaysia,yang termuat didlam surat keputusan presiden no.57 Tanggal 16 agustus 1972 dan yang
sekarang menjadi ejaan remi indonesia.
Bahasa laporan penelitian menggunakan ejaan dan kata yang baku. pedoman umum ejaan
bahasa indonesia yang disempurnakan,pedoman umum pembentukan istilah;dan kamus besar
bahasa indonesia menjadi sumber acuanya.tidak sulit bagi penulis laporan penelitian untuk
melatih kemahiranya dalam menulis huruf,kata,dan istilah serta menggunakan tanda baca karena
sudah ada pedomanya.pedoman ejaan bahsa indonesia di sebut pedoman umum karena pedoman
itu pada dasarnya hanya mengatur hal hal yang bersifat umum.
Pengertian ejaa dapat ditinjau dari dua segi,yaitu segi khusus dan segi umum.secara khusus,ejaan
dapat diartikan sebagai perlambangan bunyi bunyi bahasa dengan huruf,baik berupa huruf demi
maupun huruf yang telah disusun menjadi kata,kelompok kata,atau kalimat.Sedangkan secara
umum,ejaan berarti keseluruhan ketentuan yang mengatur pelambangan bunyi bahasa,termasuk
pemisah dan penggabunganya,yang dilengkapi pula dengan penggunaan tanda
baca(mustakim,1992).
B. Aspek-aspek
1. Aspek fonologis
Kaidah dalam aspek konologis ragam baku bahasa indonesia,antara lain,menyangkut penulisan
huruf pelafalan dan pengakroniman.penulisan bahasa indonesia menyangkut soal
abjad,vokal,diftong,konsonan,persukuan,dan nama diri.Pertama abjad yang digunakan dalam
bahasa indonesia terdiri atas 26 huruf.Kedua,vokal didalam bahasa indonesia sebanyak 5 huruf
vokal yaitu a,e,i,o,dan u.Vokal a dapat menduduki posisi di depan,ditengah,dan dibelakang
kata.Huruf e melambangkan bunyi[`e] dan bunyi[e],taling dan pepet.Vokal i dapat menduduki
posisi didepan,ditengah,dan dibelakang kata.Vokal o dapat menduduki posisi didepan ditengan
dan dibelakang kata. Vokal u dapat menduduki posisi di depan ditengah dan di belakang
kata.Ketiga,diftong dalam bahasa indonesia sebanyak tiga buah yaitu ai,au,dan
oi.Keempat,didalam bahasa indonesia terdapat konsonan-konsonan sebagai
berikut:b,c,d,f,g,h,j,k,kh,l,m,n,ng,ny,p,q,r,s,sy,t,v,w,x,y,dan z. Kelima, bahasa indonesia
mengenal empat macam pola umum suku kata, yaitu V,VK,KV, dan KVK. Disamping itu,

1
bahasa indonesiamemiliki pola suku kata sebagai berikut:
KVK,KKVK,VKK,KVKK,KKVKK,KKKV, dan KKKVK. Keenam, penulisan nama diri.
Penulisan nama-nama sungai,gunung,jalan,kota, dan sebagainya di sesuaikan dengan Pedoman
Umum Ejaan Bahasa indonesia Yang Disempurnakan [EYD].
2.Aspek Morfologis
Kaidah ragam baku bahasa indonesia yang menyangkut aspek morfologis adalah kata, baik
pengimbuhan, penggabungan,pemenggalan, penulisan, maupun penyesuaian kosa kata asing.
Kata dasar, kata turunan/ kata jadian, kata ulang, gabungan kata-kata ganti, kata depan, kata si
dan sang,partikel, penulisan angka dan bilangan penting untuk di perhatikan dalam ragam baku
bahasa indonesia.
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu-satuan.Dalam hal kata turunan,ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan mengenai penulisan kata turunan: (1)imbuhan ditulis serangkai dengan
kata dasarnya; (2)awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti
atau mendahuluinya kalau bentuk dasarnya berupa gabungan kata; (3)kalau bentuk dasar berupa
gabungan kata sekaligus mendapatkan awalan dan akhiran,kata-kata itu ditulis serangkai; (4)
kalau salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,gabungan kata itu ditulis
serangkai;
3.Aspek sintaksis
Kaidah ragam baku indonesia yang menyangkut aspek sintaksis meliputi frasa,klausa dan
kalimat berikut ini diuraikan serngkaian contoh yang menyangkut ketiga hal itu.Perihal frasa
misalnya, mana yang benar,orang-orang tua,orang tua-tua,orang tua-orang tua?orang tua yang
berupa kata majemuk berarti` ibu bapak`; dapat pula frasa itu berarti`orang yang tua`. Karena
kedua kata itu berbeda bentuk dan maknanya,bentuk ulanganya pun harus dibedakan.
C.Masalah ejaan
1. Penggunaan huruf
Ejaan bahasa indonesia menggunakan aksara latin,yang terdiri dari 26 huruf.Setiap huruf
digunakan untuk melambangkan satu bunyi atau satu fonen,kecuali gabungan huruf kh,ng,ny,dan
sy yang digunakan untuk melambangkan satu bunyi,dan huruf e yang digunakan untuk
melambangkan dua buah bunyi.Sementara huruf q dan x hanya digunakan pada kata serapan
tertentu.
Secara ortografi kita kenal adanya empat macam huruf,yaitu (1) huruf kapital, (2) huruf biasa
atau huruf kecil, (3) huruf miring, dan (4) huruf tebal (bold,fat)
1.1 Penggunaan huruf kapital
Huruf kapital atau sering juga disebut huruf besar digunakan pada:
A. pertama kata awal kalimat. Misalnya:
- poltak selalu bikin ulah di DPR
- apa maksudnya?

1
B. .huruf pertama pada kata pertama pada petikan langsung atau kalimat langsung
- hakim bertanya,”nama saudara siapa?”
- poltak berseru,”diam kau!”
C. huruf pertama kata atau ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan,nama kitab
suci,nama agama,termasuk kata gantinya contoh:
- Allah,Yang Mahakuasa,Yang Maha Pengasih, Qur`an, Weda, Islam, Kristen, Khatolik
- Mohon ampunlah kepada-Nya.
D. huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama
diri.Contoh:
- Mahaputera Yamin; Sultan Hasanudin; Haji Agus Salim; Nabi Muhammad.
E. huruf pertama unsur nama jabatan dan nama pangkat yang diikuti nama diri, atau yang
digunakan sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi , atau nama tempat. Contoh:
- Wakil Presiden Budiono.
- Perdana Menteri Mahatir Muhammad.
- Sekretaris Jendral Departemen Pertanian.
- Gubernur DKI Jaya
- Profesor Doktor Bejo Suyanto.
F. huruf pertama unsur-unsur nam orang. Contoh
- Halim Perdana Khusuma
- Wage Rudolf Supratman
G. huruf pertama nama bangsa,suku bangsa,dan nama bahasa.Contoh
- Bangsa Indonesia
- -Suku Batak
- -Bahasa Inggris
H. huruf pertama nama tahun, nama bulan,nama hari,nama hari raya, dan nama peristiwa
sejarah. Contoh:
- tahun Hijriyah
- tahun Masehi
- bulan Agustus
I. huruf petama nama geografi. Contoh:

1
- Asia Tenggara
- Goron Talo
- Danau Limboto

J. .huruf pertama unsur-unsur nama negara, nama lembaga pemerintahan dan nama dokumen
resmi ; kecuali kata seperti dan, atau,dan kepada. Contoh;
- Republik Indonesia
- Majlis Permusyawaratan Rakyat
- Departemen Pendidikan Nasional
K. huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama lembaga
pemerintah, dan dokumen resmi.
Contoh:
- Undang-Undang Dasar 1945
- Perserikatan Bangsa-Bangsa
- Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial
L. huruf pertama semua kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan ;
kecuali kata di,ke,dari,yang untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
Contoh:
- Bukunya Berjudul Membongkar Gurita Cikeas
- Dia Agen Surat Kabar Media Indonesia
M. .huruf pertama unsur singkatan nama gelar,pangkat,dan sapaan.
Contoh:
- Dr Doktor Bejo Suyanto.
- M,A master of art
- Prof profesor Bejo Suyanto.
- Tn tuan
- Sdr saudara
N. huruf pertama kata kerabatan seperti bapak,ibu,kakak,saudara dan adik yang di pakai kata
ganti, kata sapaan, atau kata sebutan [pengacuan]
Contoh:

1
- “Kapan Bapak Berangkat?” tanya Hasan
- Adik Bertanya, “itu apa, Bu?”
- Silahkan duduk, Kak!” kata Adi
- Besok Pama akan datang
O. huruf pertama kata ganti Anda
Contoh:
- Apakah Anda sudah berkeluarga?
- Surat Anda sudah kami terima
1.2 Penggunaan huruf kecil
Huruf kecil di gunakan pada tempat yang tidak menggunakan huruf kapital.
1.3 Menggunaan huruf miring
Huruf miring di gunakan untuk:
a) Menulis nama buku, nama majalah, dan nama surat kabar yang di kutip dalam tulisan.
Contoh:
- Bukunya berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang
- Setiap pagi dia membaca koran kompas
b) Menulis istilah ilmiah, dan kata atau ungkapan asing yang ejaan nya belum disesuaikan.
Contoh:
- Nama ilmiah nyamuk penyebab demam berdarah adalah aedes agypti
- Politik devide et tempera pernah meraja lela dinegara kita
c) menulis kata-kata yang belum baku
contoh:
- Beliau memang nggak tahu
- Keadaan semakin semrawut
d) menulis kata atau huruf yang di anggap penting dalam sebuah teks.
Contoh:
- Buatlah kalimat dengan kata apabila dan kata lagi pula
- Dalam bab ini tidak di bicarakan penulisan huruf kapital
- Dia bukan menipu, melainkan ditipu

1
1.4 Penggunaan huruf tebal (Bold,Fat)
Huruf tebal digunakan pada kata-kata yang dianggap penting. Dalam tulisan tangan atau ketikan
manual kata-kata yang akan di cetak tebal diberi dua garis bawah.

2. Penggunaan angka dan lambang bilangan


Dalam sistem ejaan bahasa indonesia di kenal adanya dua macam angka,yaitu angka romawi dan
angka arab. Angka romawi adalah I,II,III,IV,V,VI,VII,VIII,IX,X,dan L(=50),C (=100), D
(=500), dan M(=1.000). Angka Arab adalah 0,1,2,3,4,5,6,7,8,dan 9. Angka romawi lebih banyak
makan tempat dari pada anka Arab. Misalnya untuk menuliskan angka 18, angka romawinya
adalah XVIII. Maka, angka Romawi hanya digunakan untuk enyatakan nomor atau bilangan
yang tidak banyak, seperti bab pada buku atau nomor jalan.
· Buku Linguistik Umum,Bab VII
· Jalan Taman Malaka Utara V No.24
· Sultan Hamengkubuwono X
Angka Romawi dapat menyatakan bilangan bertingkat (ordinal) atau juga bilangan biasa
(kardinal). Jadi, Hamengkubuwono X dapat dibaca Hamengkubuwono kesepuluh, atau
Hamengkubuwono sepuluh; dan juara III ,dapat dibaca juara ketiga atau juara tiga.
Penggunaan angka arab, antara lain adalah sebagai berikut:
a. Angka arab digunakan untuk menyatakan: 1.ukuran panjang,berat,luas,dan isi; 2.satuan waktu;
3.nilai uang; dan 4.kualitas atau jumlah. Contoh:
- 5 cm (sentimeter) 2 jam 30 menit
- 2 kg (kilogram) pukul 16.15
- 61 (liter) tahun 2010
- 17 agustus 1945 15% (persen)

b. Angka arab digunakan untuk melambangkan nomor jalan,rumah, apartemen,kamar pada


alamat. Contoh:
- Jalan Taman Malaka Utara Lima No.24
c. Angka arab digunakan untuk menomori bagian dari karangan dan kitab suci. Contoh:
- Buku Linguistik umum, Bab V, halaman 100
d. Angka arab sebagai lambang bilangan yang mendapat akhiran-an ditulis sebagai berikut
Contoh:

1
- Tahun 50-an (tahun lima puluhan)
e. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf;
kecuali bila beberapa lambang bilangan di gunakan secara berurutan dalam satu kalimat.
Contoh:
- Dia sudah dua kali tidak hadir
f. Lambang bilangan pada awal kalimat harus ditulis dengan huruf. Oleh karena itu, kalau perlu
susunan kalimat harus diubah sehngga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau
dua kata tidak terdapat pada awal kalimat jadi harus:
- Lima belas orang tewas terkubur longsor
g. Angka yang menunjukan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagian supaya lebih mudah
dibaca. Contoh
- Dana talangan Bank Century 6,7 triliun
h. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks, kecuali di dalam
dokumen resmi seperti akta dan kwintansi. Misalnya:
- Anggota pansus yang hadir hanya tujuh belas orang
i. Jika bilangan dengan angka dan huruf, seperti dalam kwintansi maka penulisanya harus
tepat. Contoh:
- Telah diterima uang sebesar Rp.215,50 (dua ratus limabelas rupiah lima puluh sen)
3.Penulisan Kata
Secara gramatikal dikenal adanya tiga macam kata, yaitu kata dasar, kata berimbuha (berafiks ), kata ulang,
dan kata gabung (kata majemuk).
3.1. Penulisan Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan, atau diapit oleh dua spasi. Contoh:
- Korupsi bukan hal yang baru
3.2. Penulisan kata beribuhan
a) Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Contoh:
- Bergelomabang
- Dimakan
- Telapak
b) Jika bentuk dasar berupa gabunga kata,awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata
yang langsung mengikuti atau mendahuluianya. Contoh:
- Bertemu muka

1
- Menganak sungai
- Berjual beli
c) Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, amak
unsur gabungan kata ini ditulis serangkai. Contoh:
- Menggarisbawai
- Menyebarluaskan
- Ketidakadilan
3.3. Penulisan Kata Ulang
Kata ulang atau bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung (-).
Contoh;
- anak-anak
- buku-buku
- kuda-kuda
3.4. Penulisan Gabungan Kata
(a)Gabungan kata, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah. Contoh:
- duta besar
- kambing hitam
- meja tulis
(b) Apabila di khawatirkan akan terjadi kesalah fahaman maka dapat di beri tanda hubung (-)
untuk menegaskan pertalian unsur yang bersangktan. Misalnya:
- anak-istri saya
- buku-sejarah baru
(c) Apabila salah satu dari gabungan kata itu tidak dapat berdiri sendiri, maka gabungan kata itu
ditulis serangkai. Contoh:
- adipati
- antarkota
- awahama
(d) Gbungan kata berikut ini harus ditulis serangkai:
- acapkali
- alhamdulilah

1
- bilamana
3.5.Penulisan Kata Depan (preposisi)
Kata depan atau preposisi yang ada dalam bahasa indonesia adalah
dari,di,ke,kepada,pada,oleh,dengan, dan atas. Semuakata depan ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya. Misalnya:
- dari Medan
- di Jakarta
- ke Surabaya
3.6. Penulisan Artikel
(a) Partikel penegas yakni kah, tah, dan lah, ditulis serangkai dengan kta yang mendahuluinya.
Contoh:
- Siapakah yang kamu cari?
- Apalah dayaku sebagai rakyat kecil?
(b) Partikel pun yang bermakna `juga` ditulis terpisah dari kata yang diikutinya. Contoh:
- Siapapun harus bayar pajak
- Ke mana pun pengemplang pajak akan dikejar
(c) Partikel per yang berarti `mulai`, `setiap`, dan `demi` dtulis terpisah dari kata yang
mengikutinya. Contoh:
- Kenaikan harga langganan per 1 April 2010
- Harganya Rp3. 000, 00 per lembar
3.7. Penulisan Singkatan dan Akronim
Singkatan adalah bentuk kata atau ungkapan yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf
atu lebih. Sedangkankan akronim adalah singkatan yang dianggap dan dapat diperlakukan
sebagai sebuah kata. Penulisan singkatan dan akronim itu dilakukan menurut kaidah-kaidah
sebagai berikut.
1. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan tanda titik
(.). Contoh:
- B.J. Habibie
- Muh. Yamin
2. Singkatan nama lembaga pemerintahan, organisasi, serta nama dokumrn resmi yang terdiri
dari huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik (.).
Misalnya:
- DPR Dewan Perwakilan Rakyat

1
- PGRI Persatuan Guru Republik Indonesia
3. Singkatan umum yang terdiri dari tiga huruf atau lebih diikuti dengan satu tanda titik (.).
Misalnya:
Dll. dan lain-lain
Dsb. dan sebagainya
4. Singkatan lambang kimia, ukuran, takaran, timbanagn, dan nama mata uang tidak di ikuti
dengan tanda titik (.).
Misalnya:
- Cu kuprum
- TNT trinitrotoluen
5. Akronim yang berupa nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret ditulis
seluruhnya dengan huruf kapital.
Misalnya:
- ABRI Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
- LAN Lembaga Adminitrasi Negara
6. Akronim yang berupa nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan
suku kata dari deretan kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.
Misalnya:
- pemilu pemilihan umum
- cawapres calon wakil presiden
3.8. Penulisan Kata Serapan
Kata-kata yang berasal dari bahasa asing dalam(inggris,arab,sanskerta,cina,dan
sebagainya) atau dari bahasa daerah(jawa,sunda,bali,batak,dan sebagainya) disebut kata serapan
atau unsur serapan. Dewasa ini dpat dibedakan adanya kosa kata serpan yang sudah menjadi
bagian dari sistem kosa kata bahasa(seperti badan,waktu,dongkrak,dan atret). Dan kosa kata
serapan yang ejaannya di bentuk menurut pedoman penyesuain ejaan( seperti kata
riset,negosiasi,fiksi,dan kontruksi).
4. Pemenggalan Kata
Dalam menulis berita atau mengarang acapkali kita harus memenggal kata, misalnya,
karena pindah baris atau untuk keperluan lain. Pemenggalan kata ini diatur sebagai berikut.
(a) Bila di tengah kata dasar ada huruf vokal yang berurutan, maka pemenggalan dilakukan di
antara kedua huruf vokal itu.
Contoh:

1
- Ma-af; bu-ah; di-an
(b) Bila ditengah kata dasar ada huruf konsonan (termasuk gabungan huruf konsonan) di antara
dua buah huruf voal,maka pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan itu.
Misalnya:
- pa-jak, sa-ngat, la-wan,mu-ta-khir
(c) Bila di tengah kata dasarada tiga buah huruf konsonan (termasuk gabungan huruf konsonan),
maka pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu.
Misalnya:
- par-tai, som-bong, swas-ta, cap-lok
(d) Bila di tengah kata dasar ada tiga buah hurufkonsonan (termasuk gabungan huruf konsonan),
maka pemenggalan dilkakukan di antara huruf konsonan di antara huruf konsonan yang pertama
dan yang kedua.
Misalnya:
- ben-trok, ul-tra, in-stru-men
(e) Imbuhan akhiran dan imbuhan awalan, termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk,
serta partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, pemenggalanya adalah
sebagai contoh berikut.
- makan-an
- minum-an
- naik-nya
(f) Bila sebuah kata terdiri dua unsur seperti kata geografi dan kata kilometer,pemenggalanya
dilakukan dalam dua langkah. Pertama, pemenggalan di antara kedua unsur itu; dan kedua
pemenggalan seperti yang dilakukan pada kaidah-kaidah di atas.
Misalnya:
- Bio-grafi = bi.o.gra.fi
- Kilo-meter = ki.lo.me-ter
5. Penggunaan Tanda Baca
Dalam bahasa tulis, tanda baca ini sangat penting karena dengan adanya tanda baca itu kita akan
terbentuk untuk dapat memahami suatu tulisan. Dalam sistem ejaan di kenal adanya tanda baca(.)
koma (,) titik koma (;), titik dua (:),tanda tanya (?), tanda seru (!), tanda petik
( “....”), tanda hubung (-), tanda pisah ( __ ), tanda kurung ([...]), tanda garis miring (/), dan tanda
penyingkat (‘). Bagaimana mengunakan tanda baca itu, di jelaskan di bawah.
5.1.Penggunaan Tanda Titik (.)

1
a) atanda titik digunakan pada akhir yang digunakan pada akhir kalimat yang buka pertanyaan
atau seruan.
Misalnya:
- Ayahku mantan anggota DPR
- KPK menahan Anggodo Widjoyo kemarin
b) tanda titik digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan
waktu.
Misalnya:
- Pukul 3.15.10 (pukul 3 lewat 15 menit 10 detik)
c) tanda titik digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan
jangka waktu
Misalnya:
- 5.35.20 jam (5jam,35 menit, 20 detik)
- 0.0.30 jam ( 30 detik)
d) tanda titiktidak digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Misalnya:
- penduduk di desa itu ada 25.235 orang
- harganya rp.4.850.000
e) etanda titik digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang
tidakmenunjukkan jumlah.
Misalnya:
- Dia lahir tahun 1951 disurabaya
- Nomor teleponnya adalah 8657712
f) tanda titik tidak digunakan pada akhir judul berita, judul karangan,judul tabel, dan
sebagainya.
Misalnya:
- Tabrakan berurutan di Jalan Tol
- Habis Gelap Terbitlah Terang
g) tanda titik tidak digunakan di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat ; dan (2) nama
dan alamat penerima surat.
Misalnya:

1
- Jalan Taman Malaka Utara 5 Jakarta Timur
- 25 februari 2010
5.2.Penggunaan Tanda Koma (,)
Tanda baca koma (,) digunakan dengan aturan sebagai berikut:
a) Di gunakan di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan. Misalnya:
- Yang hadir anggota fraksi Golkar, fraksi PDIP, fraksi PKS, dan fraksi Demokrasi
- Yang salah jawaban nomor 8, 9, 12, 13, dan 15
b) Di gunakan untuk memisahkan bagian kalimat setara yang satu dari bagian kalimat setara
lainya yang didahului oleh konjungsi seperti tetapi dan melainkan. Misalnya:
- Saya ingin hadir, tetapi tidak diundang
- Yang menyusahkan rakyat tidak ahanya penjahat, melainkan juga pejabat
c) Digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat bila anak kalimat itu
mendahului induk kalimat. Misalnya:
- Karena sakit, dia tidak jadi datang
- Kalau diundang, saya tentu datang
d) Digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang terdapat pada
awal kalimat seperti jadi, oleh karena itu, akan tetapi, maka dan sebagainya. Misalkanya:
- Jadi, utangmu semua menjadi 10 juta rupiah
- Oleh karena itu, kita harus selalu waspada
e) Digunakan di belakang kata seruan seperti oh, nah, aduh, ya, alangkah, dan kasihan di
dalam sebuah kalimat. Misalnya:
- Oh, begitu?
- Hati-hati, ya, nanti jatuh
f) Digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. Misalnya:
- Kata ibu, “Saya senang sekali.”
- “Saya gembira sekali”, kata bapak, “karena terpilih jadi anggota DPR.
g) Digunakan di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakanya dari nama diri, nama keluarga atau marga. Misalnya:
- Dr. Ahmad Dimyati, S.H
- Ny. Komala Sari, M.A

1
h) Digunakan di muka angka persepuluh atau diantara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan
angka. Mipkancngsalnya:
- 12,5 cm
10,75 m
- Rp 125,50
Rp 1.255,25
i) Di gunakan untuk mengapit keterangan tambahan (aposisi) yang sifatnya tidak membatasi.
Misalnya:
- Ruhut Sitompul, anggota pansus dari partai Demokrat, sering membuat ulah
- Sukarno, presiden pertama RI, dimakamkan di Blitar
j) Dapat digunakan untuk menghindari salah baca dan salah paham di belakang keterangan
yang terdapat pada awal kalimat. Misalnya:
- Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang sungguh-
sungguh
- Atas bantuanAgus, Karyadi mengucapkan banyak terimakasih
k) Tidak digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringnya
dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya.Misalnya:
- “Saudara bekerja dimana?” tanya ayah
- “Ayo kita serang!” teriaknya keras-keras
5.3.Penggunaan Tanda Titik Dua (;)
Tanda titik koma dapat digunakan untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan
setara. Misalnya:
- Malam semakin larut; pekerjaan belum selesai juga; aku jadi bingung
5.4.Penggunaan Tanda Titik Dua (:)
Tanda titik dua dapat digunakan:
a) Pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian. Misalnya:
- Kitasekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari
b) Sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian. Misalnya:
- Ketua : Abdul Aziz
- Sekretaris : Ny.Sarbini
5.5.Penggunaan Tanda Hubung ( _ )

1
a) Untuk menyambung unsur-unsur tata ulang. Misalnya:
- Anak-anak
- Berulang-ulang
b)Untuk menyambung suku-suku kata yang terpisah oleh penggantian baris. Misalnya
- dapat menggu-nakan air biasa

2.Tata pembentukan kalimat


Gagasan dan pikiran (konsep) yang dimiliki oleh seorang penulis dapat dipahami oleh
pembaca jika diungkapkan dalam bentuk kalimat. Kalimat dapat diungkapkan melalui rangkaian
kata yang terpilih dan tersusun sesuai dengan kaidah pembentukan kalimat. Kaidah pembentukan
kalimat sangat terkait dengan kelengkapan dan keteraturan unsur sebuah kalimat. Unsur
pembentuk kalimat berupa subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan harus tampak
dengan jelas (eksplisit) dan disusun secara logis dan teratur. Kalimat yang jelas dan teratur akan
mudah dipahami oleh pembaca secara tepat sesuai dengan maksud (informasi) yang ingin
disampaikan penulisnya. Kalimat yang memenuhi syarat tersebut terkait pula dengan keefektifan
kalimat. Seorang penulis yang telah menuangkan gagasan-gagasannya dalam bentuk kalimat
yang efektif akan membantu mewujudkan keingintahuan pembaca terhadap isi sebuah tulisan,

Untuk memperjelas uraian yang terkait dengan pembentukan kalimat akan dijelaskan
tentang dasar-dasar pembentukan kalimat dan unsur-unsur kalimat. Adapun, untuk memperjelas
uraian yang terkait dengan keefektifan kalimat akan dijelaskan tentang kepaduan unsur kalimat,
kelogisan sebuah kalimat, kehematan kata, dan keparalelan bentuk kata.

A.DASAR-DASAR PEMBENTUKAN KALIMAT

Sebuah kalimat tunggal dibangun oleh satu pola kalimat, yaitu sekurang-kurangnya
terdiri atas dua unsur, yaitu unsur subjek (S) dan unsur predikat (P). Subjek merupakan unsur
yang menjadi pokok pembicaraan, sedangkan predikat merupakan unsur yang memberikan
penjelasan terhadap pokok pembicaraan. Jika predikat kalimat menggunakan kata kerja aktif
transitif, kalimat tersebut harus dilengkapi dengan objek (O) tertentu. Bagian lain yang berfungsi
memberikan penjelasan terhadap predikat kalimat adalah pelengkap (Pel) dan keterangan (K).

B. UNSUR-UNSUR KALIMAT

1
Bagian ini yang harus hadir dalam sebuah kalimat adalah subjek dan predikat. Bagian
inti kalimat adalah bagian yang tidak dapat dihilangkan dalam struktur kalimat. Subjek kalimat
berfungsi sebagai inti pembicaraan, sedangkan predikat berfungsi sebagai penjelasan terhadap
subjek, yang dapat dilengkapi dengan objek (O), pelengkap (Pel), atau keterangan (K). hal
tersebut dapat dilihat pada uraian berikut ini.

1 Subjek dan Predikat

Setiap kalimat memiliki unsur subjek dan predikat. Hubungan antara subjek dan predikat
turut menentukan isi pikiran yang terkandung dalam sebuah kalimat. Kata atau kelompok kata
yang digaribawahi pada contoh berikut berfungsi sebagai subjek dan predikat.

Contoh:

(1) Mereka sedang beristirahat.

S P

(2) Perusahaannya semakin meningkat.

S P
Unsur subjek dan predikat kalimat dapat dipertukarkan sehingga membentuk variasi pola
struktur kalimat.
Contoh:
(1a) Sedang beristirahat mereka.
P S
(2a) Semakin meningkat perusahaannya.
P S

2 Predikat dan Objek

Predikat kalimat memiliki hubungan yang erat dengan objeknya. Artinya antara predikat
dan objek tidak boleh disisipi kata lain.

Contoh:

(3) Ani merayakan hari ulang tahunnya di rumah.

S P O K

(4) Mahasiswa sedang mengerjakan tugas di kelas.


1
S P O K

Pengubahan pola kalimat dengan variasi lain harus tetap mempertahankan posisi objek di
belakang predikat (P/O).

Contoh:

(3a) Ani di rumah merayakan hari ulang tahunnya.

S K P O

(3b) Di rumah Ani merayakan hari ulang tahunnya.

K S P O

(3c) Ani merayakan di rumah hari ulang tahunnya.

S P K O

(4a) Mahasiswa di kelas sedang mengerjakan tugas.

S K P O

(4b) Di kelas mahasiswa sedang mengerjakan tugas.

K S P O

(4c) Mahasiswa sedang mengerjakan di kelas tugas.

S P K O

3 Objek dan Pelengkap

Objek dan pelengkap memiliki kesamaan, yaitu sama-sama berada pada posisi di belakang
predikat. Akan tetapi, objek pada kalimat aktif dapat berubah menjadi subjek dan kalimat pasif,
sedangkan pelengkap tidak dapat berubah menjadi subjek dalam kalimat pasif.

Contoh:

1
(5) Negara Indonesia berdasarkan pancasila.

S P Pel

(6) Anak-anak itu sedang bermain bola.

S P Pel

Objek pada kalimat (3) dan (4) dapat berubah menjadi subjek dalam pemasifannya.

Contoh:

(3d) Hari ulang tahunnya dirayakan (oleh) Ani di rumah.

S P Pel K

(4d) Tugas sedang dikerjakan oleh mahasiswa di kelas.

S P Pel K

Pelengkap pada kalimat (5) dan (6) tidak dapat berubah menjadi subjek dalam pemasifannya.

Contoh:

(5a) Pancasila didasarkan negara Indonesia.

S P Pel

(6a) Bola sedang dimain anak-anak itu.

S P Pel

4 Objek dan Keterangan

Objek dan keterangan adalah dua unsur yang sering muncul dalam kalimat untuk melengkapi
predikat. Hubungan antara objek dan predikat lebih erat daripada hubungan antara keterangan
dan predikat. Oleh karena itu, keterangan dapat menduduki posisi berbagai posisi tanpa
mengubah makna kalimat, yaitu dapat berada di depan subjek dan predikat, di belakang predikat,
tetapi tidak dapat berada di antara predikat dan objek.

Contoh:

(7) Kami merayakan hari ulang tahunnya kemarin.

1
S P O K

Kalimat tersebut dapat divariasikan menjadi :

(7a) Kemarin kami merayakan hari ulang tahunnya.

K S P O

(7b) Kami kemarin merayakan hari ulang tahunnya.

S K P O

(7c) Kami merayakan kemarin hari ulang tahunnya.

S P K O

C.MACAM-MACAM PERLUASAN KALIMAT

1 Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal ialah kalimat yang hanya memiliki satu pola (klausa), yang terdiri dari
subjek dan predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat yang paling sederhana. Kalimat tunggal
yang sederhana ini dapat ditelusuri berdasarkan pola-pola pembentukannya.
Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud adalah sebagai berikut :

a. KB + KK (kata benda + kata kerja)


Contoh:
Ibu memasak
S P

b. KB + KS (kata benda + kata sifat)


Contoh:

1
Anak itu sangat rajin.
S P

c. KB + KBil (kata benda + kata bilangan)


Contoh:
Apel itu ada dua buah.
S P

Kalimat tunggal terdiri dari 2 jenis, yaitu:

§ Kalimat Nominal yaitu jenis kalimat yang pola predikatnya menggunakan kata benda.

Contoh: Adik perempuan saya ada dua orang.

§ Kalimat Verbal yaitu jenis kalimat yang menggunakan kata kerja sebagai predikatnya.

Contoh: Saya sedang mandi.

2 Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa kalimat dasar. Struktur
kalimat majemuk terdiri dari dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik secara
kordinasi maupun subordinasi.

Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3 jenis:

a. Kalimat Majemuk Setara (KMS)

Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang terdiri dari 2 atau lebih kalimat tunggal, dan
kedudukan tiap kalimat tunggal itu ialah setara baik secara struktur maupun makna kalimat itu.
Struktur kalimat yang di dalamnya terdapat sekurang-kurangnya dua kalimat dasar dan masing-
masing dapat berdiri sebagai kalimat tunggal.

1
Contoh: Adik menyanyi dan saya menari.

b. Kalimat Majemuk Rapatan (KMR)


Kalimat majemuk rapatan adalah gabungan beberapa kalimat tunggal yang karena subjek,
predikat, atau objeknya sama, maka bagian yang hanya disebutkan sekali.
Contoh:
Kalimat 1: Ia hanya datang di sekolah
Kalimat 2: Ia hanya duduk di sekolah
Kalimat Akhir : Ia hanya datang dan duduk di sekolah

c. Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)

Kalimat majemuk bertingkat adalah penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang
kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan
anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat.
Kalimat majemuk bertingkat mengandung satu kalimat dasar yang merupakan inti (utama) dan
satu atau beberapa kalimat dasar yang berfungsi sebagai pengisi salah satu unsur kalimat itu.
Konjungsi yang digunakan dalam kalimat majemuk bertingkat adalah ketika, karena, supaya,
meskipun, jika,agar, dan sehingga.

Contoh : Engkau harus belajar dengan sungguh-sungguh agar dapat menjadi orang sukses

d. Kalimat Majemuk Campuran (KMC)


Kalimat majemuk campuran adalah kalimat majemuk yang merupakan penggabungan
antara kalimat majemuk setara dengan kalimat majemuk bertingkat. Minimal pembentukan
kalimatnya terdiri dari 3 kalimat.
Contoh:

1. Toni bermain dengan Kevin. (kalimat 1)

2. Rina membaca buku dikamar. (kalimat 2)

3. Ketika aku datang kerumahnya. (kalimat 3)

Kalimat akhir: Toni bermain dengan Kevin dan Rina membaca buku di kamar ketika aku datang
ke rumahnya

1
BAB III
PENUTUP
A,Kesimpulan
1. Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan
huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya.EYD (Ejaan yang Disempurnakan)
merupakan tata bahasa dalam Bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa
Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan huruf capital dan huruf
miring, serta penulisan unsur serapan.Fungsi Ejaan dalam Bahasa Indonesiaa. Sebagai
landasan pembakuan tata bahasab. Sebagai landasan pembakuan kosakata dan
peristilahan, sertac. Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa
IndonesiaPerkembangan ejaan di Indonesia telah mengalami beberapa pergantian, mulai
dari ejaan Van Ophuijsen, ejaan Soewandi (republik), dan ejaan yang disempurnakan.
Bahkan terdapat ejaan yang dirundingkan bersama antara Indonesia dan Malaysia, yakni
ejaan Melindo.Namun, karena faktor-faktor tertentu ejaan tersebut tidak dapat
diresmikan.Secara garis besar, ruang lingkup ejaan terdiri dariPemakaian HurufPenulisan
HurufPenulisan KataPenulisan Unsur SerapanPemakaian Tanda Baca.

2. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan
suatu pikiran yang utuh dan dapat berdiri sendiri. Kalimat sekurangkurangnya memiliki unsur
subjek dan predikat. Jika predikat kalimat itu berupa kata kerja transitif, unsur kalimat yang
disebut objek juga harus hadir. Unsur-unsur kalimat yang lainnyapelengkap dan keterangan
(Ket), kehadirannya bersifat tidak wajib.

3. Unsur-unsur pembentuk kalimat terdiri dari satuan kata dan ada pula yang yang berupa
kelompok kata. Kelompok kata dapat berupa frase atau klausa. Frase adalah kelompok kata
(satuan gramatikal) yang tidak melebihi batas fungsi kalimat atau kelompok kata yang
unsurunsurnya masih mempertahankan makna aslinya. Berbeda dengan frase, klausa merupakan
kelompok kata yang memiliki konstruksi sintaksis yang mengandung unsur subjek dan predikasi.
Klausa dibedakan menjadi klausa utama dan klausa bawahan; klausa utama adalah klausa yang
dapat berdiri sendiri sebagai kalimat dan isinya sudah dapat kita pahami, sedangkan klausa
bawahan adalah klausa yang belum lengkap isinya sehingga klausa itu tidak dapat berdiri sendiri.

1
DAFTAR PUSTAKA
http://bagas.wordpress.com/2007/10/25/struktur-kalimat-bahasa-indonesia/

http://id.wikipedia.org/wiki/Klausa
Chaer Abdul.2010.Bahasa Jurnalistik.jakarta:PT RINEKA CIPTA.
Dra Sugihastuti,M.S.2000.Bahasa Laporan Penelitian.Yogyakarta:PUSTAKA PELAJAR
Muslich Masnur.2008.Tata Bentuk Bahasa Indonesia.Jakarta Timur:PT Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai