Dosen Pengampu :
Reni Juniarti, M.Pd
Disusun Oleh:
Rahmat
Romi
Roki
Segala puji hanya milik Allah semata yanga telah memberikan dan
mengajarkan manusia dengan kalam dan mengajarkan manusia apa yang belum
diketahuinya, serta berkat rahmat dan hidayah-Nya pada akhirnya penyusun dapat
menyelesaikan “Makalah tentang Kaidah Bahasa Indonesia”. Shalawat beserta
salam semoga tercurah limpahkan kepada sang pendidik manusia, yang telah
membawa manusia dari alam kebodohan kepada alam yang terang benderang oleh
ilmu pengetahuan yakni Nabi Muhammad SAW. Tidak lupa shalawat dan salam
semoga tercurah kepada keluarganya, para sahabatnya, para tabiin dan tabiut serta
kepada umatnya yang selalu berpegang teguh menjalankan ajarannya.
Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada teman-teman,
Dosen pengampu Bapak Ridwan Sinurat, S.Pd, M.Or dan semua pihak yang telah
membantu dan memotivasi penyusun dalam penulisan Makalah ini, mudah-
mudahan apa yang telah diberikan dibalas oleh Allah SWT. Aamiin.
Penyusun menyadari dalam penulisan Makalah ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan baik dari segi bahasa maupun dari segi
pembahasannya, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca
akan memperbaiki penulisan ini.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi penting untuk mempersatukan suatu
bangsa, melalui bahasa seseorang dapat dapat mengungkapkan diri baik secara
lisan maupun tertulis. Seorang warga negara yang mahir berbahasa
kebangsaannya sendiri dapat menjadi warga negara yang mampu memenuhi
kewajibannya dimana pun mereka berada dan dengan siapa pun mereka bergaul di
wilayah negaranya .
Seseorang yang memiliki pandangan positif akan penggunaan suatu bahasa
khususnya bahasa Indonesia akan menerima kelebihan maupun kekurangan
bahasa tersebut. Ia akan merasa bangga menggunakan bahasa tersebut karena
dengan bahasa seseorang diketahui dari mana ia berasal. Perasaan bangga
terhadap bahasa kebangsaan sendiri akan mendorong seseorang akan membina,
mengembangkan dan sekaligus menggunakannya dengan baik. Selain perasaan
bangga karena menggunakan bahasa kebangsaan sendiri, orang tersebut juga
dapat dikatakan setia terhadap bangsanya.
Selain perasaan bangga dan setia terhadap bahasa khususnya bahasa
Indonesia, pandangan positif terhadap bahasa juga dapat menimbulkan kesadaran
pemakai untuk memperhatikan norma atau kaidah yang terdapat dalam bahasa
Indonesia dan akhirnya pemakai termotivasi untuk berbahasa Indonesia secara
cermat sesuai dengan aturan bahasa itu sendiri. Namun, pada kenyataannya dalam
masyarakat Indonesia, bahasa Indonesia telah dicampur aduk dengan bahasa ibu (
bahasa daerah ) dan bahasa istilah ( bahasa alay ). Oleh karena itu, demi
membangun motivasi pemakai atau masyarakat dalam berbahasa Indonesia secara
cermat, pandangan positif terhadap bahasa Indonesia perlu dipupuk, dibina dan
dikembangkan. Hal tersebut dapat dilakukan melalui pembiasaan penggunaan
bahasa Indonesia secara tepat dan cermat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana ejaan yang benar dalam bahasa Indonesia ?
2. Bagaimana pembentukan kalimat yang baik dalam bahasa Indonesia ?
3. Bagaimana cara pemilihan kata yang tepat dalam bahasa Indonesia ?
4. Bagaimana tata penulisan kalimat efektif ?
5. Bagaimana penulisan paragraf yang baik ?
6. Bagaimana teknik pengembangan paragraf ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui aturan ejaan bahasa Indonesia
2. Mengetahui tata pembentukan kalimat dalam bahasa Indonesia
3. Mengetahui tata cara pemilihan kata yang benar dalam bahasa Indonesia
4. Mengetahui penulisan kalimat efektif
5. Mengetahui cara penulisan paragraf yang baik
6. Mengetahui teknik pengembangan paragraf
D. Manfaat Penulisan
Dengan adanya penulisan makalah ini, mahasiswa mampu mengetahui
kaidah atau aturan dalam penulisan bahasa Indonesia, utamanya yang berkenaan
dengan ejaan, penbentukan kalimat, pemilihan kata, penulisan kalimat efektif,
penulisan paragraf, dan teknik pengembangan paragraf.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tata Tulis (Ejaan)
Ejaan ialah keseluruhan peraturan tentang bagaimana menggunakan tanda
baca, memenggal kata, penulisan huruf dan bagaimana menggabungkan kata
menjadi suatu kalimat. Ejaan merupakan hal utama yang perlu diperhatikan dalam
tulis menulis. Mengapa demikian, alasannya karena dengan ejaan yang baik, suatu
pesan atau informasi yang disampaikan melalui tulisan dapat dimengerti oleh
pembaca.
Ejaan bahasa Indonesia telah diberlakukan sejak tahun 1972 berdasarkan
Kepres No. 57 Tahun 1972. Terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan dalam
penulisan kalimat demi kalimat suatu bahasa utamanya bahasa Indonesia, 3 hal
itu meliputi penulisan huruf, penulisan kata, dan penggunaan tanda baca.
1. Penulisan Huruf
Sebelum membahas tentang macam – macam penulisan huruf dan
tata cara penulisan huruf, terlebih dahulu perlu kita kaji arti dari huruf itu
sendiri. Menurut KBBI Offline, huruf merupakan tanda aksara dalam tata
tulis yang merupakan anggota abjad yang melambangkan bunyi bahasa.
Didalam abjad itu sendiri terdapat 2 jenis huruf, yaitu huruf vocal (a, i, u,
e, dan o) dan huruf konsonan ( semua huruf yang terdapat dalam abjad
kecuali huruf vocal ). Adapun untuk penulisan huruf terdiri atas 2 macam,
yaitu penulisan huruf kapital dan penulisan huruf miring.
a. Penulisan Huruf Kapital
Sejak SD kita telah diajar mengenai huruf kapital, guru biasanya
mengedentikkan huruf kapital dengan huruf besar, mungkin karena
huruf capital ukurannya lebih besar dari huruf biasanya ( noncapital).
Namun, ketika kita kaji lebih dalam tetang makna huruf capital dan
huruf besar, jelas keduanya berbeda. Huruf capital merupakan huruf
yang ukurannya lebih besar dari huruf noncapital dan digunakan untuk
penulisan kata tertentu seperti nama tempat, orang dan lain- lain.
Sedangkan, huruf besar merupakan huruf yang ukurannya memang
besar tidak memandang apakah itu huruf seperti a atau A.
Penggunaan huruf capital ada 2 macam, yaitu capital keseluruhan
dan capital pada bagian depan kata saja. Capital keseluruhan artinya
semua huruf dalam suatu kata capital dan capital keseluruhan biasa
digunakan untuk menuliskan 1) judul utama; 2) judul – judul bab; 3)
judul kata pengantar; 4) judul daftar isi; dan 5) judul daftar pustaka 6)
nama singkatan baik itu nama orang, organisasi dan badan – badan
pengurus. Sementara itu, capital pada bagian depan kata biasa
digunakan untuk menuliskan 1) ungkapan yang berhubungan dengan
nama Tuhan, agama, dan kitab suci; 2) nama gelar kehormatan,
keturunan dan keagamaan yang diikuti nama orang; 3) unsur nama
pangkat dan jabatan yang mengikuti nama orang dan nama tempat; 4)
nama bangsa, suku bangsa, dan geografi; 5) nama tahun, hari, bulan,
dan hari – hari bersejarah; 6) kata kekerabatan yang digunakan
sebagai sapaan.
b. Penulisan Huruf Miring
Penulisan huruf, kata, atau kalimat dengan cetak miring berguna
sebagai pembeda dari huruf, kata, atau kalimat lain dalam sebuah
karangan. Huruf yang dicetak miring adalah penanda yang mengacu
pada informasi penekanan kata, kutipan dari bahasa asing, istilah
latin, judul buku, dan nama penerbitan (koran, majalah). Contohnya :
- Huruf miring dalam menuliskan nama buku, majalah, dan koran :
Koran Sindo, Fajar, Buku Indonesia Mengajar.
- Huruf miring dalam menuliskan nama ilmiah atau ungkapan asing :
nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia Mangostana dan untuk
ungkapan asing trias politica.
- Huruf miring untuk penekanan suatu kata: menipu, ditipu, pembual
dan lain sebagainya.
2. Penulisan Kata
Penulisan kata dibedakan atas kata tunggal atau kata dasar, kata
turunan, kata berulang, dan gabungan kata. Kata tunggal sepertinya
mudah dan tidak perlu dipermasalahkan karena kata tunggal ditulis
secara tunggal atau terpisah dari kata lain dalam suatu kalimat. Yang
perlu dibahas ialah kata turunan, kata berulang, dan gabungan kata.
a. Kata Turunan
Kata turunan merupakan kata dasar yang ditambahkan
imbuhan baik diawal maupun diakhir kata. Contohnya
menggarisbawahi, menyebarluaskan, bertepuk tangan, dan
garisbawahi.
b. Kata Berulang
Kata berulang merupakan kata yang diulang untuk
memperjelas makna dari kata itu sendiri. Contohnya anak – anak,
biri – biri, lauk – pauk, dibesar – besarkan, dal lain sebagainya.
c. Gabungan Kata
Gabungan kata merupakan gabungan dari beberapa kata dasar
untuk menghasilkan makna lain. Contohnya orang tua, mata
pelajaran, kaca mata, duta besar dan lain sebagainya.
3. Penggunaan Tanda Baca
Tanda baca merupakan hal yang sangat penting dalam menulis,
dengan tanda baca yang baik sebuah tulisan dapat dimengerti oleh
pembacanya. Apabila suatu kalimat dengan tanda baca yang kurang
tepat maka makna dari kalimat itu dapat menimbulkan
kesalahpahaman antara sang penulis/ orang yang berbicara dan
pembaca/ pendengar. Contohnya saja, ada pak guru?, dengan ada pak
guru. Sangat jelas, kalimat pertama adalah pertanyaan dan yang kedua
ialah pernyataan. Semua tanda baca sifatnya penting, ada beberapa
tanda baca yang sering digunakan dalam tulis menulis setiap hari,
yakni :
a. Tanda Titik (. )
Tanda titik biasanya digunakan untuk :
- Mengakhiri kalimat.
- Memisahkan angka jam, menit, dan detik.
- Memisahkan angka nominal uang, dan title .
- Sebagai pemisah dalam penulisan daftar pustaka.
b. Tanda Koma ( , )
Tanda koma digunakan dalam kalimat guna untuk :
- Memisahkan unsur– unsur dalam suatu perincian.
- Memisahkan kalimat setara yang ditandai dengan kata
penghubung tetapi, melainkan, dan sedangkan.
- Memisahkan anak kalimat dari induk apabila anak kalimat
mendahului induk kalimat.
- Menandai penghubung antarkalimat.
- Memisahkan bagian – bagian alamat yang ditulis ke samping.
- Mengapit keterangan tambahan, dan memisahkan kata seru.
c. Tanda Tanya (?)
Tanda tanya merupakan tanda yang diletakkan pada akhir
kalimat yang menandakan bahwa kalimat didepan tanda tanya itu
merupakan kalimat tanya.
d. Tanda Seru (!)
Tanda seru merupakan tanda yang diletakkan pada akhir
kalimat yang seru, dan perintah yang menggambarkan
kesungguhan .
B. Tata Pembentukan Kata
Penulisan bentuk – bentuk kata yang benar dalam bahasa Indonesia perlu
dipahami karena dalam penulisan karya ilmiah kata – kata yang digunakan untuk
menyusun kalimat menjadi sebuah karya haruslah benar atau baku. Pembentukan
kata dalam bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan pengimbuhan, pengulangan,
penggabungan imbuhan dan pengulangan serta penggabungan kata dasar. Tata
pembentukan kata sepertinya tidak sulit
1. Imbuhan
Imbuhan merupakan tambahan huruf pada suatu kata dasar untuk
membentuk kata baru dengan makna yang berbeda dari kata dasar
sebelumnya. Imbuhan biasanya diletakkan pada awal kata (awalan) seperti
ber-; mem-; meng-; peng-; se-; ter-; di-, akhir kata (akhiran) seperti –an; -
wan; -i; -is; isme; -nya; dan kan, awal dan akhir kata seperti ber - kan, ber -
an, per – an, pe – an, per - i, me - kan, memper - kan, memper –kan,
memper –i . Penggunaan imbuhan yang kurang tepat, bahkan atau sudah
sering menimbulkan kesalahpahaman dalam komunikasi, baik itu lisan
maupu tulisan. Contonya saja kata “kontrak” yang dibentuk dari imbuhan -
an dan –kan menjadi kontrak-an dan kontrak-kan, jelas sekali bahwa kedua
kata tersebut berbeda. Dengan demikian, imbuhan yang berbeda baik itu
hanya beda sedikat yang pasti juga makna berbeda.
C. Tata Pilihan Kata
Pilihan kata merupakan hal tidak boleh diabaikan dalam penulisan karya
ilmiah karena pilihan kata yang digunakan akan menentukan kejelasan informasi
yang disampaikan. Pilihan kata yang kurang tepat dalam karya ilmiah dapat
menyebabkan terganggunya kejelasan informasi, tidak efektifnya bahasa yang
digunakan, dan dapat menimbulkan kesalapahaman informasi yang disampaikan.
Untuk menghindari hal – hal diatas, penulis khususnya penulis karya ilmiah perlu
memahami criteria pemilihan kata bahasa Indonesia seperti ketepatan,
kecermatan, dan keserasian.
1. Ketepatan
Ketepatan dalam pemilihan kata berkaitan dengan kemampuan
memilih kata yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat dan dapat
diterima pembaca. Oleh karena itu, penulis dituntut untuk memahami
perbedaan makna konotasi dan denotasi, perbedaan makna kata-kata
bersinonim, penggunaan kata atau ungkapan eufemisme, serta penggunaan
kata konkret dan abstrak.
2. Kecermatan
Kecermatan dalam pemilihan kata berkaitan dengan kemampuan
memilih kata yang sungguh diperlukan untuk mengungkapkan gagasan
tertentu. Agar dapat memilih kata secara cermat, penulis dituntut untuk
mampu memahami ekonomi bahasa dan menghindari penggunaan kata-
kata yang dapat menyebabkan kemubaziran, serta kata- kata yang
berlebihan atau kata- kata yang berbunga – bunga. Contohnya para siswa –
siswa, semua karyawan – karyawan.
3. Keserasian
Keserasian dalam pemilihan kata pada penulisan karya ilmiah sangat
diperlukan supaya kalimatnya padu dan akhirnya makna atau informasi
dari karya ilmiah tersebut dapat dimengerti pembaca.
D. Tata Penulisan Kalimat Efektif
Dalam (Alwi, 1998) menyatakan bahwa kalimat merupakan satuan bahasa
terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh.
Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut,
disela jeda, dan diakhiri intonasi akhir. Dalam wujud tulisan, kalimat dimulai
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda
seru (!) dan dalam (Santoso, 1990) menyatakan bahwa kalimat merupakan
gugusan kata berstruktur atau bersistem yang mampu menimbulkan makna yang
sempurna. Dengan demikian, kalimat ialah gugusan kata yang berstruktur dalam
bentuk lisan atau tulisan dengan makna yang utuh. Makna yang utuh artinya suatu
makna yang dapat diterima oleh orang lain sesuai dengan maksud yang dimiliki
pembuat kalimat.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan
penutur/ penulisnya dengan baik sehingga pendengar/ pembaca akan menangkap
gagasan di balik kalimat tersebut dengan tepat. Karena tujuan seseorang menulis
adalah mengkomunikasikan gagasan yang dimilikinya, kalimat efektif merupakan
sarana yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam kegiatan menulis,
populer maupun ilmiah, laporan maupun artikel, kalimat yang digunakan berupa
kalimat efektif. Suatu kalimat dapat dikatakan efektif khususnya kalimat pada
karya ilmiah apabila unsure – unsure kalimat lengkap, informasi yang
disampaikan jelas, bentuk dan makna sejajar, pilihan kata kalimat cermat, dan
pola kalimat harus variatif.
1. Kelengkapan Unsur Kalimat
Kalimat yang efektif harus tersusun sesuai dengan kaidah yang
berlaku. Dari segi kaidah tata bahasa, kalimat efektif harus memiliki
subjek dan predikat. Untuk memenuhi kriteria kalimat efektif, hendaklah
subjek tidak didahului kata depan, dan predikat kalimatnya jelas.
a. Subjek Tidak Didahului Kata Depan
Jika suatu kalimat tidak memiliki subjek maka dapat dikatakan
kalimat itu tidak efektif. Kalimat yang tidak bersubjek umumnya terjadi
karena penggunaan kata depan pada awal kalimat. Sebagai contoh,
perhatikan kalimat berikut.
- Dari hasil penelitian yang dilakukan mahasiswa fisika membuktikan
bahwa gaya tarik planet yang jauh dari matahari relative kecil.
Supaya kalimat ini memiliki subjek, seharusnya kata depan dari
dihilangkan.
Kata depan lain yang tidak seharusnya mendahului subjek, adalah
dalam, untuk, dengan, bagi, tentang, di, pada, mengenai, kepada dan
lain sebagainya.
b. Predikat Kalimat Jelas
Seperti pentingnya dengan subjek, suatu kalimat yang tidak
memiliki predikat, tidak dapat dikatakan sebagai kalimat efektif.
Contoh predikat pada kalimat berikut.
- Buah – buahan yang mengandung vitamin C seperti jeruk, mangga,
pisang, dan lain – lain. Supaya predikat kalimat tersebut jelas maka
kata seperti diganti dengan kata adalah.
c. Bagian Kalimat Tidak Dipenggal
Bagian kalimat dipenggal maksudnya kalimat yang bisa saja
disatukan namun telah dipisahkan dari kalimat sebelumnya. Sebagai
contoh, perhatikan kalimat berikut.
- Penulisan karya ilmiah harus tersusun secara rapid an mudah
dipahami. Sehingga tidak memerlukan banyak waktu untuk
mempelajari dan memahami isinya. Sebenarnya 2 kalimat tersebut
dapat disatukan dengan menghilangkan tanda titik sebelum kata
sehingga.
2. Kejelasan Informasi
Kejelasan informasi itu dapat dicapai jika didalam sebuah kalimat
tidak terkandung (1) ketaksaan, (2) salah nalar, dan (3) kerancuan. Berikut
ini ditampilkan contoh kalimat rancu.
- Menurut ketua panitia mengatakan bahwa penandatanganan surat tugas
dilakukan oleh kepala sekolah masing-masing.
Seharusnya
- Menurut ketua panitia, penandatanganan surat tugas dilakukan oleh
kepala sekolah masing-masing.
- Ketua panitia mengatakan bahwa penandatanganan surat tugas
dilakukan oleh kepala sekolah masing-masing.
3. Kesejajaran
Kalimat yang efektif juga harus mengandung kesejajaran antara
gagasan yang diungkapkan dan bentuk bahasa seebagai sarana
pengungkapnya. Jika dilihat dari segi bentuknya, kesejajaran itu dapat
menyebabkan keserasian. Sementara itu, jika dilihat dari segi makna atau
gagasan yang diungkapkan, kesejajaran itu dapat menyebabkan informasi
yang diungkapkan menjadi lebih sistematis sehingga mudah dipahami.
Seperti yang secara implisit terungkap pada keterangan tersebut,
kesejajaran itu dapat dibedakan atas kesejajaran bentuk, kesejajaran
makna, dan kesejajaran bentuk berikut maknanya.
4. Kehematan
Kehematan maksudnya menghilangkan bagian-bagian tertentu yang
tidak diperlukan atau yang mubazir. Hal itu antara lain, berupa penghilang
subjek ganda, bentuk yang bersinonim, dan bentuk jamak ganda.
Contohnya sebagai berikut.
- Sebelum surat ini dikirimkan, surat itu harus ditandatangani lebih
dahulu.
seharusnya
Sebelum dikirimkan, surat ini harus ditandatangani terlenih dahulu.
- Bank Sumito adalah merupakan saslah satu bank terbesar di Jepang.
seharusnya
Bank Sumito adalah salah satu bank terbesar di Jepang.
- Semua data-data yang diperoleh harus dikaji secara cermat.
seharusnya
Semua data yang diperoleh harus dikali secara cermat.
5. Variatif
Variatif berasal dari kata variasi yang artinya bentuk atau gaya
pengungkapan kalimat. Variasi dapat dicapai dengan menggunakan
beberapa bentuk, seperti bentuk inversi, bentuk pasif persona, variasi aktif-
pasif, dan variasi panjang pendek. Sebagai contoh variasi, perhatikan
kalimat berikut.
- Biaya dua miliar rupiah diperlukan untuk melunasi utang perusahaan.
Variasinya
Diperlukan biaya dua miliar rupiah untuk melunasi utang perusahaan.
- Saya akan melaporkan temuan itu kepada ketua tim.
Variasinya
Akan saya laporkan temuan itu kepada ketua tim.
Temuan itu akan saya laporkan kepada ketua tim.
- Pada bab berikut kami akan uraikan data dan informasi yang diperoleh
dilapangan.
Seharusnya
Pada bab berikut akan kami uraikan data dan informasi yang diperoleh
dilapangan.
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDON
ESIA/196711031993032-NOVI_RESMINI/KAIDAH-
KAIDAH_TATA_TULIS.pdf
http://lp4.itb.ac.id/wp-content/uploads/MATERI-TAYANGAN-TTKI-A.pdf (tata
tulis) , diakses tanggal 10 maret 2015
https://wendisaja.wordpress.com/2014/02/18/kaidah-dasar-bahasa-indonesia/,
diakses pada tanggal 8 maret 2015