Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ade Portuna Wulandari

NIM : 32101900031

Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia


Di Indonesia tumbuh bahasa yang berkembang besar orang Indonesia menguasai beberapa bahasa
selain menguasai bahasa Indonesia dan bahasa Indonesia menguasai bahasa asing Setiap bahasa yang ada
di Indonesia perlu ditetapkan dalam kedudukan tertentu setiap bahasa dalam kedudukan itu mempunyai
fungsi tertentu pula. Di Indonesia dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
1. Bahasa persatuan/ bahasa negara.
2. Bahasa Daerah
3. Bahasa Asing
Bahasa persatuan dan bahasa negara merupakan bahasa Indonesia bahasa Indonesia ditetapkan
sebagai bahasa persatuan melalui sumpah pemuda pada tahun 1928 kemudian di kukuhkan kedudukannya
sebagai bahasa negara pada tahun 1945 bahasa bahasa Yang digunakan sedangkan bahasa sebagai bahasa
asing.
1. Bahasa Nasional dan bahasa negara
Bahasa Indonesia mempunyai fungsi sebagai lambang kebanggaan dan identitas nasional serta
alat pemar satu berbagai suku bangsa yang berbeda beda dari latar belakang sosial budaya dan
bahasa sebagai bahasa negara bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi yang digunakan dalam
penyelenggaraan negara
a. Sebagai bahasa resmi kenegaraan
b. Bahasa pengantar di dunia pendidikan.
c. Bahasa perhubungan dengan tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan serta pemerintah
d. Sebagai bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu ilmu
pengetahuan serta teknologi modern.
2. Bahasa Daerah
Bahasa suku bangsa di Indonesia bahasa ini jumlahnya sangat banyak jika digunakan menyebar
di seluruh daerah di Indonesia fungsi bahasa daerah sebagai lambang kebanggaan dan lambang
identitas daerah dan merupakan alat perhubungan di dalam keluarga dan masyarakat daerah dan
saran pendukung budaya daerah sebagai bahasa pada tingkat pemula di sekolah dasar diderah
tertentu
3. Bahasa Asing
Bahasa asing diberi batasan sebagai bahasa bahasa yang berfungsi sebagai alat perhubungan antar
bangsa.

Bahasa Indonesia Baku


Bahasa Indonesia baku merupakan varian dari inti semua bahasa. Bahasa Indonesia baku merupakan
irisan dari semua dialeg dengan kata lain, bahasa Indonesia baku adalah inti bahasa yang dapat di terima
oleh penutur semua dialeg bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia baku mempunyai keunggulan dalam 2 hal :


a. Keunggulan jangkauan wilayah penggunaan
Dapat digunakan di wilayah yang sangat luas jangkauannya, dapat di mengerti oleh
siapa pun dan di manapun mereka tinggal.
b. Keunggulan waktu penggunaan
dapat di gunakan dalam kurun waktu yang relatif lama.
Ciri lain dalam bahasa baku adalah
1) Kemantapan dinamis (tetap, tidak berubah setiap saat)
2) Cendekia ( mencerminkan cara berfikir yang teratur logis dan sistematis)
Penggunaan bahasa indonesia baku harus melihat situasi, kontek, dan tempatnya.

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia


A. Pemakaian Huruf.
1. Huruf Abjad
Abjad yang dipakai dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas 26 huruf
2. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas lima
huruf, yaitu a, e, i, o, dan u.
3. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas 21
huruf, yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t,v, w, x, y, dan z.
4. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat diftong yang dilambangkan dengan
gabungan huruf vokal ai, au, ei, dan oi.
5. Gabungan Huruf Konsonan
Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy masing-masing melambangkan
satu bunyi konsonan.
6. Huruf Kapital
7. Huruf Miring
8. Huruf Tebal
B. Penulisan Kata
1. Kata Dasar
2. Kata Berimbuhan
3. Bentuk Ulang
4. Gabungan Kata
5. Pemenggalan Kata
6. Kata Depan
7. Partikel
8. Singkatan dan Akronim
9. Angka dan Bilangan
10. Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan –nya
11. Kata Sandang si dan sang

C. PEMAKAIAN TANDA BACA


1. Tanda Titik (.)
2. Tanda Koma (,)
3. Tanda Titik Koma (;)
4. Tanda Titik Dua (:)
5. Tanda Hubung (-)
6. Tanda Pisah (—)
7. Tanda Tanya (?)
8. Tanda Seru (!)
9. Tanda Elipsis (...)
10. Tanda Petik (“...”)
11. Tanda Petik Tunggal (‘...’)
12. Tanda Kurung ((...))
13. Tanda Kurung Siku ([...])
14. Tanda Garis Miring (/)
15. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)
Kesantunan Berbahasa
Prinsip kesantunan adalah prinsip yang berkenaan dengan aturan tentang hal-hal yang
bersifat sosial, estetis, dan moral dalam bertindak tutur, sedangkan dalam prinsip kesantunan
berisi 3 kaidah yang harus ditaati agar tuturan itu santun yaitu kaidah formalitas, kaidah
ketidaktegasan, dan kaidah persamaan/kesekawanan.
Secara umum, prinsip kesantunan dapat diungkapkan melalui beberapa bidal, ada 6
jenis bidal beserta sub bidalnya.
1. Bidal Ketimbangrasaan/ Kebijaksanaan
Bidal ketimbangrasaan dalam prinsip kesantunan memberikan petunjuk bahwa pihak lain di
dalam tuturan hendaknya dibebani biaya seringan-ringannya, tetapi dengan keuntungan
sebesar-besarnya. Berikut ini merupakan tuturan yang berkenaan dengan bidal
ketimbangrasaan.
a. Pakai topi itu!
b. Pakailah topi itu!
c. Silakan Anda pakai topi itu!
d. Sudilah kiranya Anda pakai topi itu!
2. Bidal Kemurahhatian/Kedermawanan
Menurut bidal kemurahhatian, pihak lain di dalam tuturan hendaknya diupayakan
mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Sementara itu, diri sendiri atau penutur
hendaknya berupaya mendapatkan keuntungan yang sekecil-kecilnya. Berikut ini merupakan
tuturan yang berkenaan dengan bidal kemurahhatian.
a. A: Sepatumu sangat bagus.
B: Saya kira biasa saja.
b. A: Sepatumu sangat bagus.
B: Punya siapa dulu!
3. Bidal Keperkenaan/Penghargaan
Bidal keperkenaan adalah petunjuk untuk meminimalkan penjelekan terhadap pihak lain dan
memaksimalkan pujian kepada pihak lain. Berikut ini adalah contoh tuturan yang berkenaan
dengan bidak keperkenaan.
a. A: Mari Pak, seadanya!
B: Terlalu banyak, sampai-sampai saya sulit memilihnya.
b. A: Mari Pak, seadanya!
B: Ya, segini saja nanti kan habis semua.
4. Bidal Kerendahhatian/Kesederhanaan
Bidal kerendahhatian, penutur hendaknya meminimalkan pujian kepada diri sendiri. Berikut
ini merupakan contoh tuturan yang berkenaan dengan bidal kerendahhatian.
a. Saya ini kurang professional dalam bekerja.
b. Saya lebih profesional dalam bekerja dibandingkan dengan Anda.
5. Bidal Kesetujuan/Permufakatan
Bidal kesetujuan adalah bidal yang memberikan nasihat untuk meminimalkan ketidaksetujuan
antara diri sendiri dan pihak lain dan memaksimalkan kesetujuan antara diri sendiri dan pihak
lain. Berikut ini merupakan tuturan yang berkenaan dengan bidal kesetujuan.
a. A: Bagaimana kalau kita pergi ke toko buku?
B: Saya setuju sekali.
b. A: Bagaimana kalau kita pergi ke toko buku?
B: Saya tidak setuju.
6. Bidal Kesimpatian
Bidal kesimpatian adalah bidal yang meminimalkan antipati antara diri sendiri dan pihak lain
serta memaksimalkan simpati antara diri sendiri dan pihak lain. Berikut ini merupakan tuturan
yang berkenaan dengan bidal kesimpatian.
a. Saya ikut berduka cita atas meninggalnya Ayahanda tercinta.
b. Saya benar-benar ikut berduka cita yang sedalam dalamnya atas meninggalnya
Ayahanda tercinta.
Pembelajaran Berbasis Teks;
Pembelajaran berbasis teks juga disebut sebagai pembelajaran berbasis genre.
Secara sempit genre diartikan sebagai jenis teks. Secara luas, genre diartikan sebagai
“a staged, goal-oriented social process”, yaitu proses sosial yang berorientasi kepada tujuan
yang dicapai secara bertahap. Sementara itu, teks dapat didefinisikan sebagai satuan bahasa
yang dapat dimediakan secara tertulis atau lisan yang ditata menurut struktur teks tertentu
yang mengungkapkan makna secara kontekstual.
 Teks sebagai Bahan Dasar Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, perlu ditunjukkan bahwa unsur-unsur dan struktur teks itu
digunakan di dalam teks untuk memenuhi fungsi atau tujuan sosialnya. Karena teks yang satu
memiliki fungsi/tujuan sosial yang berbeda, teks yang berbeda juga memanfaatkan unsur-
unsur kebahasaan dan struktur teks yang berbeda pula.
 Jenis-jenis Teks
1. Genre sebagai jenis teks dapat dibagi menjadi genre faktual dan genre fiksional
atau genre rekaan.
2. Genre faktual adalah jenis teks yang dibuat berdasarkan kejadian, peristiwa, atau
keadaan nyata yang berada dilingkungan hidup.
3. Genre fiksional adalah jenis teks yang dibuat berdasarkan imajinasi, bukan
berdasarkan kenyataan sesungguhnya.
 Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis Teks
Pada pembelajaran berbasis teks terdapat 4 tahap yang berlangsung secara siklus, yaitu:
o Tahap pembangunan konteks
o Tahap pemodelan teks
o Tahap pembuatan teks secara bersama-sama
o Tahap pembuatan teks secra mandiri

Anda mungkin juga menyukai