Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

HAKIKAT BAHASA

Dosen Pengampu :

Kelas : 1G

Disusun Oleh Kelompok 2 :

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU


PENDIDIKAN

i
KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami panjatkan kepada Allah Swt., karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai secara
tepat waktu. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas
perkuliahan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan tambahan
wawasan bagi kami sebagai penulis dan bagi para pembaca serta pendengar.
Khususnya dalam hal manfaat pelaksanaan bimbingan kelompok sebagai upaya
meningkatkan motivasi belajar siswa.

Kami selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terimakasih kepada Ibu
Komala Sari M. Pd. Tidak lupa bagi rekan - rekan mahasiswa lain yang telah
mendukung penyusunan makalah ini kami juga mengucapkan terima kasih.

Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sepenuhnya


sempurna. Maka dari itu kami terbuka terhadap kritik dan saran yang bias
membangun kemampuan kami, agar pada tugas berikutnya bias menulis makalah
dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini berman faat bagi kami dan para
pembaca.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................i

KATA PENGANTAR...............................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................iii

PEMBAHASAN ......................................................................................................1

A. PENGERTIAN HAKIKAT BAHASA..........................................................2

B. CIRI BAHASA..............................................................................................2

PENUTUP..................................................................................................................4

KESIMPULAN..........................................................................................................4

iii
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HAKIKAT BAHASA

Hakikat Bahasa adalah inti sari atau dasar kenyataan sebenarnya dari bahasa. Lalu apa itu
hakikat dari bahasa? Untuk mengetahuinya, kita dapat menyisirnya dari aspek dasar bahasa itu
sendiri. Aspek dasar tersebut meliputi banyak hal yang tidak terbatas pada sifat dasar dan ciri
yang membuat sesuatu menjadi bahasa.
Sementara itu, menurut Dhanawati, dkk (2017, hlm. 3) untuk mengetahui hakikat bahasa,
kita harus menelusuri tiga aspek dasar bahasa, yakni isi bahasa, sifat bahasa, dan ciri bahasa.
Penjelasan dari masing-masing aspek tersebut akan dijelaskan pada pemaparan di bawah ini.
Bahasa sebagai instrumen komunikasi antarmanusia memiliki beragam isi yang
terkandung di dalamnya. Isi bahasa tersebut di antaranya adalah sebagai berikut :

1. Informasi fonologi bahasa mengandung informasi yang bersifat fonologi, yakni bunyi-bunyi
yang tersistem dan taat makna.
2. Informasi sintaktik yang berarti bahasa mengandung informasi dalam wujud kalimat. Dalam
kehidupan sehari-hari, kalimat selalu diproduksi oleh alat ucap manusia untuk dapat
berkomunikasi.
3. Informasi leksikal berisi informasi yang terdapat dalam setiap kata, kosakata atau leksem.
4. Pengetahuan konseptual berisi pengetahuan mengenai konsep-konsep tertentu. Bahasa
memiliki sistem yang digunakan untuk mengevaluasi apa yang didengar (Dhanawati, dkk, 2017,
hlm. 3).
Berikut akan dipaparkan beberapa hakikat bahasa menurut para ahli. Dimulai dari
pendapat Chaer (dalam Muliastuti, 2014, hlm. 13) yang mengungkapkan bahwa ciri bahasa
(hakikat bahasa) adalah sebagai berikut :

1. Bahasa itu adalah sebuah sistem


Yang berarti bahasa memiliki susunan teratur berpola yang membentuk suatu
keseluruhan yang bermakna atau berfungsi.
2. Bahasa itu berwujud lambang
Ialah kata atau gabungan kata dalam bahasa terdiri atas lambang-lambang bunyi,
contohnya adalah huruf a-z dalam alphabet.
3. Bahasa itu berupa bunyi

iv
Artinya bahasa sangat spesifik terhadap bunyi-bunyi bermakna yang dihasilkan oleh alat
ucap manusia, bunyi tersebut disebut dengan fon/fonem (bunyi diluar bersin, batuk, dsb).
4. Bahasa itu bersifat arbitrer
Artinya dipilih secara acak tanpa alasan tetapi berdasarkan kebiasaan seperti, (sepatu
disebut sepatu, mengapa tidak disebut alas kaki? karena bahasa itu arbiter; manasuka).
5. Bahasa itu bermakna
Dikatakan bahwa kata atau morfem pada itu dasarnya telah memiliki makna, namun jika
disusun dalam kalimat tidak bermakna maka kalimat tersebut bukanlah bahasa. Oleh karena itu,
segala ucapan yang tidak bermakna bukanlah bahasa.
6. Bahasa itu bersifat konvensional
Bahwasannya bahasa haruslah mematuhi konvensi bahwa lambang tertentu digunakan
untuk mewakili konsep yang diwakilinya. Jika tidak dipatuhi maka akan terjadi hambatan
komunikasi yang terjadi karena hambatan bahasa.
7. Bahasa itu bersifat unik
Dapat kita sebut memiliki ciri khas spesifik yang tidak dimiliki oleh bahasa lain.
Contohnya, susunan kata dalam kalimat bahasa Indonesia sangat menentukan makna, sedangkan
dalam bahasa latin tidak.
8. Bahasa itu bersifat universal
Meskipun unik bahasa tetap memiliki ciri sama yang dimiliki oleh semua bahasa di
dunia. Misalnya, setiap bahasa memiliki kata-kata berkategori nomina, verba, ajektiva, adverbia.
Setiap bahasa juga memiliki unsur konsonan dan vokal.
9. Bahasa itu bersifat produktif
Artinya bahasa banyak menghasilkan unsur-unsur yang tidak terbatas jumlahnya.
Contohnya, dari beberapa huruf akan tercipta banyak kata yang berbeda, dari beberapa kata akan
tercipta banyak kalimat yang berbeda.
10. Bahasa itu bervariasi
Yaitu suatu bahasa dapat memiliki bermacam idiolek, dialek, dan ragam yang berbeda
(Chaer, 2012). Idiolek adalah variasi bahasa yang bersifat perorangan, contohnya setiap orang
memiliki gaya bicara yang berbeda. Dialek adalah variasi bahasa yang digunakan oleh
sekelompok masyarakat pada suatu tempat tertentu, oleh karena itu, bermunculan variasi bahasa
Sunda, bahasa Jawa, bahasa Flores, dsb. Sedangkan ragam adalah variasi bahasa yang digunakan
dalam situasi tertentu. Misalnya, jika berada pada situasi formal, kita selalu berusaha
menggunakan bahasa baku. Sebaliknya, jika berbicara dalam situasi nonformal kita akan
menggunakan ragam bahasa nonbaku.
11. Bahasa itu bersifat dinamis
Yang Berarti perkembangan budaya suatu masyarakat bahasa akan berakibat pula pada
perkembangan bahasanya. Suatu kata dapat meluas atau menyempit maknanya. Berbagai dialek
akan terus bermunculan, dan kosakata suatu bahasa akan terus bertambah.
12. Bahasa itu bersifat manusiawi
v
Dapat dikatakan binatang tidak dapat menyampaikan konsep baru atau ide baru dengan
alat komunikasinya, Mengapa? Karena binatang tidak dianugerahi akal budi bahasa yang
menyamai manusia.

B. CIRI BAHASA
Bahasa memiliki pembeda atau ciri khusus yang menyelubunginya sehingga suatu hal
dapat dikatakan sebagai bahasa. Dhanawati, dkk (2017, hlm. 6) mengungkapkan dua ciri bahasa
adalah sebagai berikut :
 Keumuman :
a). Setiap bahasa memiliki fonem vokal dan fonem konsonan
b). Setiap bahasa memiliki konstituen untuk menunjuk orang (kata ganti orang pertama,
kedua, dan ketiga, tunggal dan jamak, tempat, waktu (deiksis)
c). Setiap bahasa mengalami perubahan
d). Jumlah kalimat yang dihasilkan dalam setiap bahasa tidaklah terbatas.
 Kesejagatan Khusus :
a). Terdapat bahasa yang mengalami konyugasi dan deklinasi
b). Terdapat bahasa yang berafiks (menggunakan imbuhan
c). Ada bahasa tidak berafiks
d). Frasa adposisi yang dimiliki oleh sebuah bahasa berupa preposisi atau postposisi.

vi
PENUTUP

KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hakikat
bahasa adalah inti sari atau dasar kenyataan yang sebenarnya dari bahasa, terdapat tiga aspek
dasar bahasa, yakni isi bahasa, sifat bahasa, dan ciri bahasa. Bahasa sebagai instrumen
komunikasi antar manusia memiliki beragam isi yang terkandung di dalamnya. Dengan
pembahasan materi tentang hakikat bahasa, semoga kita semua dapat memahaminya serta dapat
bermanfaat untuk kehidupan sehari - hari.

vii

Anda mungkin juga menyukai