Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

HAKIKAT, FUNGSI DAN RAGAM BAHASA


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Bahasa Indonesia”
Dosen pengampu: Arin Rukniyati Anas, M. Pd.

Disusun oleh :
Lelis Nuramalia

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH ISLAM (STIT)


AL-AZAMI CIANJUR
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

makalah yang berjudul “ Hakikat, Fungsi dan Ragam Bahasa” ini dengan lancar.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang

diberikan oleh bu Arin Rukniyati Anas, M. Pd selaku dosen Mata Kuliah Bahasa

Indonesia. Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang

penulis peroleh dari buku panduan yang berkaitan dengan materi pembelajaran.

Serta informasi dari media massa yang berhubungan dengan materi.

Penulis ucapkan Terima Kasih kepada dosen pengajar, atas bimbingan dan

arahan dalam penulisan makalah ini. Juga rekan-rekan mahasiswa yang telah

mendukung dalam penyelesaian makalah ini. Penulis harap, makalah ini dapat

memberikan manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan

kita mengenai “ Hakikat, Fungsi dan Ragam Bahasa” khususnya bagi penulis.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk

itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran untuk penyempurnaan

makalah ini.

Cianjur, 16 Desember 2023

Penulis

i
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................1
PEMBAHASAN......................................................................................................1
A. Hakikat Bahasa.................................................................................................1
B. Fungsi Bahasa...................................................................................................1
C. Ragam Bahasa..................................................................................................1
BAB III....................................................................................................................1
PENUTUP................................................................................................................1
A. Kesimpulan.......................................................................................................1
B. Saran.................................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................1

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa merupakan suatu ungkapan yang mengandung maksud untuk


menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Sesuatu yang dimaksudkan oleh
pembicara bisa dipahami dan dimengerti oleh pendengar atau lawan bicara
melalui bahasa yang diungkapkan.
Istilah bahasa bukan merupakan hal baru bagi kita. Istilah tersebut setiap
saat selalu kita dengar, baca atau bahkan digunakan berkomunikasi secara lisan
maupun tulisan. Bukan hanya itu, hampir setiap saat dalam kehidupan sehari-
hari, kita menggunakan istilah bahasa atau menggunakan bahasa, maka
terkadang kita lupa untuk memahami apa sesungguhnya hakikat, fungsi, dan
ragam bahasa itu.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan masalah dari makalah


ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan hakikat bahasa?
2. Apa saja fungsi bahasa itu?
3. Apa saja ragam bahasa itu?

C. Tujuan Penulisan

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah:
1. Untuk mengetahui hakikat bahasa
2. Untuk memahami fungsi bahasa
3. Untuk mengetahui ragam bahasa

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Bahasa

Bahasa adalah alat yang sistematis untuk menyampaikan gagasan /


perasaan dengan memakai tanda – tanda, bunyi – bunyi, gesture yang berkaitan
dengan mimik atau tanda – tanda yang disepakati dan mengandung makna
yang dapat dipahami.

1. Bahasa sebagai system


Maksudnya bahwa bahasa terdiri dari unsur – unsur atau komponen –
komponen teratur dan menurut pola tertentu.
Contohnya : bersistematis yaitu tersusun oleh polanya.
a. Saya = sistematis dan memiliki makna
b. Yasa = tidak sistematis dan tidak memiliki makna
c. Aasy = tidak sistematis dan tidak memiliki makna
2. Bahasa sebagai lambang
Lambang – lambang bahasa diwujudkan dalam bentuk bunyi, yang
berupa satuan – satuan bahasa seperti kata / gabungan kata.
Contohnya : Bendera merah putih
a. Merah = berani
b. Putih = suci
3. Bahasa adalah bunyi
Sistem bahasa itu berupa lambang yang diwujudkan berupa bunyi.
Yang dimaksud dengan bunyi pada bahasa / termasuk lambang bahasa
adalah bunyi yang bukan dihasilkan alat ucap manusia tidak termasuk bunyi
bahasa.
Contohnya : Bunyi teriakan, bersin, batuk, dan lain – lain.

2
4. Bahasa itu bermakna
Telah dibicarakan tadi bahwa bahasa itu adalah sistem lambang , oleh
karena itu lambang – lambang itu mengacu pada suatu konsep, ide, atau
pikiran, maka dapat dikatakan bahwa bahasa itu mempunyai makna.
Contohnya : kuda = berkaki empat, binatang peliharaan sebagai alat
transportasi.
5. Bahasa itu arbitrer
Bahasa bersifat arbitrer artinya “mana suka”, sehingga dapat
disimpilkan bahwa hubungan antara lambang bunyi dengan yang
dilambangkan itu tidak wajib, bisa berubah sewaktu-waktu, dan tidak dapat
dijelaskan mengapa lambang bunyi tersebut dapat “mengonsepi” makna
tertentu. Misalnya, lambang bunyi (kerbau) biasanya digunakan untuk
konsepatau makna sejenis binatang berkaki empat yang memiliki tanduk
dan biasa digunakan untuk membajak sawah, ternyata tidak dapat dijelaskan
secara konkrit. Andaikata, kamu hendak menyebutnya sebagai (kebo),
(buffalo), atau (banteng) itu sah-sah saja. Hal tersebut dapat dilihat pada
banyaknya lambang bunyi yang memiliki padanan kata untuk suatu makna
atau konsep yang sama.
6. Bahasa itu konvensional
Telah kita bahas sebelumnya bahwa hubungan antara lambang bunyi
dengan yang dilambangkan bersifat, arbitrer, tetapi penggunaan lambang
tersebut untuk suatu konsep tertentu bersifat konvensional.
Contohnya: Semua masyarakat Jawa menyebut pesawat dengan
sebutan kapal terbang.
7. Bahasa itu bersifat produktif
Maksudnya adalah walaupun unsur – unsur bahasa itu terbatas, tetapi
dengan unsur – unsur yang jumlahnya terbatas itu dpat dibuat satuan –
satuan bahasa yang jumlahnya tak terbatas, meski secara relatif, sesuai
dengan yang berlaku pada bahasa itu.
Contoh; Galau, alay lebay

3
8. Bahasa itu unik
Unik artinya mempunyai ciri khas yang spesifik yang tidak dimiliki
oleh orang lain. Artinya setiap bahasa mempunyai ciri khas tertentu yang
tidak dimiliki bahasa lain.
Contoh; Bahasa Banjar berbeda dengan bahasa Jawa.
9. Bahasa itu universal
Artinya ada ciri yang sama dimiliki oleh setiap bahasa di dunia.
Karena bahasa itu berupa ujaran, maka ciri universal dari bahasa yang
paling umum adalah bahwa bahasa itu mempunyai bunyi bahasa yang terdiri
dari vocal dan konsonan.
Contoh; I love you dengan aishiteru
10. Bahasa itu dinamis
Karena keterkaitan bahasa itu dengan manusia, sedangkan dalam
kehidupan bermasyarakat kegiatan itu tidak tetap dan selalu berubah, maka
bahasa itu juga ikut berubah, menjadi tidak tetap , menjadi tidak statis.
Karena itulah bahasa itu disebut dinamis.
Contoh; download dan upload berubah menjadi unduh dan unggah
11. Bahasa itu bervariasi
Anggota suatu masyarakat beraneka ragam , ada yang berpendidikan
ada yang juga yang tidak, ada yang berpropesi sebagai dokter, petani,
nelayan, dan sebagainya. Oleh karena latar belakang dan lingkungan yang
tidak sama maka bahasa yang mereka gunakan bervariasi atau beragam.
Contoh; pedagang sate Madura dengan pedagang sate banjar
menyebutkan kata satenya berbeda. Pedagang Madura ( Te-Satte),
sedangkan pedagang Banjar ( Sate ).
12. Bahasa itu manusiawi
Maksudnya adalah bahwa alat komunikasi manusia yang namanya
bahasa adalah bersifat manusiawi, dalam arti hanya milik manusia dan
hanya dapat digunakan oleh manusia.
Contohnya : hanya di miliki oleh manusia.

4
B. Fungsi Bahasa

1. Bahasa sebagai sarana komunikasi


Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat komunikasi antara anggota
masyarakat. Fungsi tersebut digunakan dalam berbagai lingkungan,
tingkatan, dan kepentingan yang beraneka ragam, misalnya : komunikasi
ilmiah, komunikasi bisnis, komunikasi kerja, dan komunikasi sosial, dan
komunikasi budaya.
2. Bahasa sebagai sarana integrasi dan adaptasi
Dengan Bahasa, orang dapat menyatakan hidup bersama dalam suatu
ikatan. Misalnya : integritas kerja dalam sebuah institusi, integritas
karyawan dalam sebuah departemen, integritas keluarga, integritas kerja
sama dalam bidang bisnis, integritas berbangsa dan bernegara.
3. Bahasa sebagai sarana kontrol sosial
Bahasa sebagai kontrol sosial berfungsi untuk mengendalikan
komunikasi agar orang yang terlibat dalam komunikasi dapat saling
memahami. Masing – masing mengamati ucapan, perilaku, dan simbol –
simbol lain yang menunjukan arah komunikasi. Bahasa kontrol ini dapat
diwujudkan dalam bentuk : aturan, anggaran dasar, undang – undang dan
lain – lain.
4. Bahasa sebagai sarana memahami diri
Dalam membangun karakter seseorang, harus dapat memahami dan
mengidentifikasi kondisi dirinya terlebih dahulu. Ia harus dapat
menyebutkan potensi dirinya, kelemahan dirinya, kekuatan dirinya, bakat,
kecerdasan, kemampuan intelektualnya, kemauannya, tempramennya, dan
sebagainya. Pemahaman ini mencakup kemampuan fisik, emosi, inteligensi,
kecerdasan, psikis, karakternya, psikososial, dan lain – lain. Dari
pemahaman yang cermat atas dirinya, seseorang akan mampu membangun
karakternya dan mengorbitkan-nya ke arah pengembangan potensi dan
kemampuannya menciptakan suatu kreativitas baru.

5
5. Bahasa sebagai sarana ekspresi diri
Bahasa sebagai ekspresi diri dapat dilakukan dari tingkat yang paling
sederhana sampai yang paling kompleks atau tingkat kesulitan yang sangat
tinggi. Ekspresi sederhana, misalnya, untuk menyatakan cinta (saya akan
senatiasa setia, bangga dan perhatian kepadamu), lapar (sudah saatnya kita
makan siang).
6. Bahasa sebagai sarana memahami orang lain
Untuk menjamin efektifitas komunikasi, seseorang perlu memahami
orang lain, seperti dalam memahami dirinya. Dengan pemahaman terhadap
seseorang, pemakaian bahasa dapat mengenali berbagai hal mencakup
kondisi pribadinya: potensi biologis, intelektual, emosional, kecerdasan,
karakter, paradigma, yang melandasi pemikirannya, tipologi dasar
tempramennya (sanguines, melankolis, kholeris, flagmatis), bakatnya,
kemampuan kreativitasnya, kemempuan inovasinya, motifasi
pengembangan dirinya, dan lain – lain.
7. Bahasa sebagai sarana mengamati lingkungan sekitar
Bahasa sebagai alat untuk mengamati masalah tersebut harus
diupayakan kepastian konsep, kepastian makna, dan kepastian proses
berfikir sehingga dapat mengekspresikan hasil pengamatan tersebut secara
pasti. Misalnya apa yang melatar belakangi pengamatan, bagaimana
pemecahan masalahnya, mengidentifikasi objek yang diamati, menjelaskan
bagaimana cara (metode) mengamati, apa tujuan mengamati, bagaimana
hasil pengamatan, dan apa kesimpulan.
8. Bahasa sebagai sarana berfikir logis
Kemampuan berfikir logis memungkinkan seseorang dapat berfikir
logis induktif, deduktif, sebab – akibat, atau kronologis sehingga dapat
menyusun konsep atau pemikiran secara jelas, utuh dan konseptual. Melalui
proses berfikir logis, seseorang dapat menentukan tindakan tepat yang harus
dilakukan. Proses berfikir logis merupakn hal yang abstrak. Untuk itu,
diperlukan bahasa yang efektif, sistematis, dengan ketepatan makna

6
sehingga mampu melambangkan konsep yang abstrak tersebut menjadi
konkret.

9. Bahasa membangun kecerdasan


Kecerdasan berbahasa terkait dengan kemampuan menggunakan
sistem dan fungsi bahasa dalam mengolah kata, kalimat, paragraf, wacana
argumentasi, narasi, persuasi, deskripsi, analisis atau pemaparan, dan
kemampuan mengunakan ragam bahasa secara tepat sehingga menghasilkan
kreativitas yang baru dalam berbagai bentuk dan fungsi kebahasaan.
10. Bahasa mengembangkan kecerdasan ganda
Selain kecerdasan berbahasa, seseorang dimungkinkan memiliki
beberapa kecerdasan sekaligus. Kecerdasan – kecerdasan tersebut dapat
berkembang secara bersamaan. Selain memiliki kecerdasan berbahasa,
orang yang tekun dan mendalami bidang studinya secara serius
dimungkinkan memiliki kecerdasan yang produktif. Misalnya, seorang ahli
program yang mendalami bahasa, ia dapat membuat kamus elektronik, atau
membuat mesin penerjemah yang lebih akurat dibandingkan yang sudah
ada.
11. Bahasa membangun karakter
Kecerdasan berbahasa memungkinkan seseorang dapat
mengembangkan karakternya lebih baik. Dengan kecerdasan bahasanya,
seseorang dapat mengidentifikasi kemampuan diri dan potensi diri. Dalam
bentuk sederhana misalnya : rasa lapar, rasa cinta. Pada tingkat yang lebih
kompleks , misalnya : membuat proposal yang menyatakan dirinya akan
menbuat suatu proyek, kemampuan untuk menulis suatu laporan.
12. Bahasa Mengembangkan profesi
Proses pengembangan profesi diawali dengan pembelajaran
dilanjutkan dengan pengembangan diri (kecerdasan) yang tidak diperoleh
selama proses pembelajaran, tetapi bertumpu pada pengalaman barunya.
Proses berlanjut menuju pendakian puncak karier / profesi. Puncak
pendakian karier tidak akan tercapai tanpa komunikasi atau interaksi dengan

7
mitra, pesaing dan sumber pegangan ilmunya. Untuk itu semua kaum
profesional memerlukan ketajaman, kecermatan, dan keefektifan dalam
berbahasa sehingga mampu menciptakan kreatifitas baru dalam profesinya.

13. Bahasa sarana menciptakan kreatifitas baru


Bahasa sebagai sarana berekspresi dan komunikasi berkembang
menjadi suatu pemikiran yang logis dimungkinkan untuk mengembangkan
segala potensinya. Perkembangan itu sejalan dengan potensi akademik yang
dikembangkannya. Melalui pendidikan yang kemudian berkembang menjadi
suatu bakat intelektual. Bakat alam dan bakat intelektual ini dapat
berkembang spontan menghasilkan suatu kreatifitas yang baru.

C. Ragam Bahasa

Pengertian kata ragam secara umum dalam bahasa Indonesia adalah


tingkah, jenis, langgam, corak dan laras. Ragam bahasa diartikan sebagai
variasai bahasa menurut pemakaian, yang berbeda - beda menurut topik
pembicaraan, sikap penutur, dan media atau sarana yang digunakan. Pengertian
ragam bahasa ini memperhatikan situasi yang dihadapi, masalah yang hendak
disampaikan, latar belakang pendengar dan pembaca yang dituju, dan media
atau sarana yang hendak digunakan.
Pada ragam bahasa yang paling pokok adalah seseorang itu menguasai
atau mengetahui kaidah-kaidah yang ada dalam bahasa. Kerena kaidah bahasa
dianggap sudah diketahui, uraian dasar-dasar ragam bahasa itu diamati melalui
skala perbandingan bagian persamaan dan bagian perbedaan. Dasar-dasar
ragam bahasa yang akan diperbandingkan itu didasarkan atas sarana ragam
bahasa lisan dan ragam tulisan.
Adapun jenis- jenis ragam bahasa, antara lain :
1. Ragam Bahasa Berdasarkan Tempat
Ragam Dialek

8
Ragam dialek adalah ragam bahasa yang dipengaruhi oleh bahasa
daerah si pembicara atau ragam bahasa daerah yang ditandai oleh
daerah atau kota.

2. Ragam Bahasa Berdasarkan Sarana


a. Ragam Lisan
Ragam lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan
dengan sarana lisan yang ditandai oleh pengulangan intonasi,
spontanitas sehingga kriteria kejelasan ketepatan dan
kelugasan terpenuhi oleh si penutur.
b. Ragam Tulisan
Ragam tulisan adalah variasi bahasa yang digunakan
melalui sarana tulisan dan dapat diperkuat atau didukung oleh
sarana visual untuk mencapai sasaran.
3. Ragam Bahasa Berdasarkan Penutur
a. Ragam bahasa berdasarkan pendidikan penutur
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok
penutur yang berpendidikan berbeda dengan yang tidak
berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari
bahasa asing, misalnya fitnah, kompleks, vitamin, video, film,
fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan
mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas.
Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata bahasa,
misalnya mbawa seharusnya membawa, nyari seharusnya
mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering
menanggalkan awalan yang seharusnya dipakai.
b. Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur
Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur
terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap
pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab,

9
dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap
penutur atau penulis juga mempengaruhi sikap tersebut.
Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau
petugas ketika melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak
antara penutur dan kawan bicara atau penulis dan pembaca,
akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku. Makin
formal jarak penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan
makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.
Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin
rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.
4. Ragam Bahasa Berdasarkan Situasi
a. Ragam Baku
Ragam baku adalah ragam bahasa yang dipakai dalam forum
resmi. Ragam ini bisa juga disebut ragam resmi.
b. Ragam Tidak Baku
Ragam tidak baku adalah ragam bahasa yang menyalahi
kaidah-kaidah yang terdapat dalam bahasa baku.
5. Ragam Bahasa Berdasarkan Bidang
a. Ragam Ilmu dan Teknologi
Ragam ilmu dan teknologi adalah ragam bahasa yang
digunakan dalam bidang keilmuan dan teknologi.
b. Ragam Sastra
Ragam satra adalah ragam bahasa yang bertujuan untuk
memperoleh kepuasan estetis dengan cara penggunaan pilih kata
secara cermat dengan gramatikal dan stilistil tertentu.
c. Ragam Niaga
Ragam niaga adalah ragam bahasa yang digunakan untuk
menarik pihak konsumen agar dapat melakuakan tindak lanjut
dalam kerjasama untuk mencari suatu keuntungan finansial.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada hakikatnya bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antar


sesame manusia. Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan yang hanya
dimiliki oleh manusia. Namun kemampuan itu tidak dibawa sejak lahir dan
dikuasai dengan sendirinya, melainkan harus dipelajari. Tanpa bahasa tidak
akan mungkin manusia dapat berpikir serta mencapai kemampuan dan
teknologi seperti sekarang ini. Untuk itu sangatlah penting mempelajari
hakikat, fungsi, dan ragam bahasa.

B. Saran

Penulis menyadari, pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh


karena itu, penulis berharap agar ada kritik dan saran dari semua pihak.
Jika ada kesalahan, itu datangnya dari penulis sendiri. Dan Jika ada kebenaran,
itu datangnya dari Allah.

11
DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti. Dkk. 1991. Bahasa Indonesia 1. Jakarta: Dirjen Pendidikan


Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Alwi, Hasan. Dkk. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia ed ke 3. Jakarta:
Balai Pustaka.

Faisal, M. Dkk. 2009. Kajian Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Dirjen Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Finoza, Lamuddin. 2009. Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa. Jakarta:


Diksi Insan Mulya.

Halim,Amran. 1979. Pembinaan Bahasa Nasional.Jakarta: Pusat pembinaan dan


Pengembangan Bahasa.

Harjono, Nyoto, dan Philipus Pirenomulyo. 2009. Kajian Bahasa Indonesia.


Salatiga: Widya Sari.

https://www.academia.edu/6565003/Hakikat_Bahasa

https://www.gramedia.com/literasi/hakikat-bahasa/

Santoso, Puji. Dkk. 2004. Materi dan Pembelajaran BI SD. Jakarta: Pusat
Penerbitan.

Tarigan,Henry Guntur. 1990. Kedudukan dan Fungsi bahasa. Bandung: Angkasa.

12

Anda mungkin juga menyukai