Disusun oleh :
Lelis Nuramalia
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
makalah yang berjudul “ Hakikat, Fungsi dan Ragam Bahasa” ini dengan lancar.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang
diberikan oleh bu Arin Rukniyati Anas, M. Pd selaku dosen Mata Kuliah Bahasa
Indonesia. Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang
penulis peroleh dari buku panduan yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
Penulis ucapkan Terima Kasih kepada dosen pengajar, atas bimbingan dan
arahan dalam penulisan makalah ini. Juga rekan-rekan mahasiswa yang telah
mendukung dalam penyelesaian makalah ini. Penulis harap, makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan
kita mengenai “ Hakikat, Fungsi dan Ragam Bahasa” khususnya bagi penulis.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk
itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran untuk penyempurnaan
makalah ini.
Penulis
i
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................1
PEMBAHASAN......................................................................................................1
A. Hakikat Bahasa.................................................................................................1
B. Fungsi Bahasa...................................................................................................1
C. Ragam Bahasa..................................................................................................1
BAB III....................................................................................................................1
PENUTUP................................................................................................................1
A. Kesimpulan.......................................................................................................1
B. Saran.................................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................1
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah:
1. Untuk mengetahui hakikat bahasa
2. Untuk memahami fungsi bahasa
3. Untuk mengetahui ragam bahasa
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Bahasa
2
4. Bahasa itu bermakna
Telah dibicarakan tadi bahwa bahasa itu adalah sistem lambang , oleh
karena itu lambang – lambang itu mengacu pada suatu konsep, ide, atau
pikiran, maka dapat dikatakan bahwa bahasa itu mempunyai makna.
Contohnya : kuda = berkaki empat, binatang peliharaan sebagai alat
transportasi.
5. Bahasa itu arbitrer
Bahasa bersifat arbitrer artinya “mana suka”, sehingga dapat
disimpilkan bahwa hubungan antara lambang bunyi dengan yang
dilambangkan itu tidak wajib, bisa berubah sewaktu-waktu, dan tidak dapat
dijelaskan mengapa lambang bunyi tersebut dapat “mengonsepi” makna
tertentu. Misalnya, lambang bunyi (kerbau) biasanya digunakan untuk
konsepatau makna sejenis binatang berkaki empat yang memiliki tanduk
dan biasa digunakan untuk membajak sawah, ternyata tidak dapat dijelaskan
secara konkrit. Andaikata, kamu hendak menyebutnya sebagai (kebo),
(buffalo), atau (banteng) itu sah-sah saja. Hal tersebut dapat dilihat pada
banyaknya lambang bunyi yang memiliki padanan kata untuk suatu makna
atau konsep yang sama.
6. Bahasa itu konvensional
Telah kita bahas sebelumnya bahwa hubungan antara lambang bunyi
dengan yang dilambangkan bersifat, arbitrer, tetapi penggunaan lambang
tersebut untuk suatu konsep tertentu bersifat konvensional.
Contohnya: Semua masyarakat Jawa menyebut pesawat dengan
sebutan kapal terbang.
7. Bahasa itu bersifat produktif
Maksudnya adalah walaupun unsur – unsur bahasa itu terbatas, tetapi
dengan unsur – unsur yang jumlahnya terbatas itu dpat dibuat satuan –
satuan bahasa yang jumlahnya tak terbatas, meski secara relatif, sesuai
dengan yang berlaku pada bahasa itu.
Contoh; Galau, alay lebay
3
8. Bahasa itu unik
Unik artinya mempunyai ciri khas yang spesifik yang tidak dimiliki
oleh orang lain. Artinya setiap bahasa mempunyai ciri khas tertentu yang
tidak dimiliki bahasa lain.
Contoh; Bahasa Banjar berbeda dengan bahasa Jawa.
9. Bahasa itu universal
Artinya ada ciri yang sama dimiliki oleh setiap bahasa di dunia.
Karena bahasa itu berupa ujaran, maka ciri universal dari bahasa yang
paling umum adalah bahwa bahasa itu mempunyai bunyi bahasa yang terdiri
dari vocal dan konsonan.
Contoh; I love you dengan aishiteru
10. Bahasa itu dinamis
Karena keterkaitan bahasa itu dengan manusia, sedangkan dalam
kehidupan bermasyarakat kegiatan itu tidak tetap dan selalu berubah, maka
bahasa itu juga ikut berubah, menjadi tidak tetap , menjadi tidak statis.
Karena itulah bahasa itu disebut dinamis.
Contoh; download dan upload berubah menjadi unduh dan unggah
11. Bahasa itu bervariasi
Anggota suatu masyarakat beraneka ragam , ada yang berpendidikan
ada yang juga yang tidak, ada yang berpropesi sebagai dokter, petani,
nelayan, dan sebagainya. Oleh karena latar belakang dan lingkungan yang
tidak sama maka bahasa yang mereka gunakan bervariasi atau beragam.
Contoh; pedagang sate Madura dengan pedagang sate banjar
menyebutkan kata satenya berbeda. Pedagang Madura ( Te-Satte),
sedangkan pedagang Banjar ( Sate ).
12. Bahasa itu manusiawi
Maksudnya adalah bahwa alat komunikasi manusia yang namanya
bahasa adalah bersifat manusiawi, dalam arti hanya milik manusia dan
hanya dapat digunakan oleh manusia.
Contohnya : hanya di miliki oleh manusia.
4
B. Fungsi Bahasa
5
5. Bahasa sebagai sarana ekspresi diri
Bahasa sebagai ekspresi diri dapat dilakukan dari tingkat yang paling
sederhana sampai yang paling kompleks atau tingkat kesulitan yang sangat
tinggi. Ekspresi sederhana, misalnya, untuk menyatakan cinta (saya akan
senatiasa setia, bangga dan perhatian kepadamu), lapar (sudah saatnya kita
makan siang).
6. Bahasa sebagai sarana memahami orang lain
Untuk menjamin efektifitas komunikasi, seseorang perlu memahami
orang lain, seperti dalam memahami dirinya. Dengan pemahaman terhadap
seseorang, pemakaian bahasa dapat mengenali berbagai hal mencakup
kondisi pribadinya: potensi biologis, intelektual, emosional, kecerdasan,
karakter, paradigma, yang melandasi pemikirannya, tipologi dasar
tempramennya (sanguines, melankolis, kholeris, flagmatis), bakatnya,
kemampuan kreativitasnya, kemempuan inovasinya, motifasi
pengembangan dirinya, dan lain – lain.
7. Bahasa sebagai sarana mengamati lingkungan sekitar
Bahasa sebagai alat untuk mengamati masalah tersebut harus
diupayakan kepastian konsep, kepastian makna, dan kepastian proses
berfikir sehingga dapat mengekspresikan hasil pengamatan tersebut secara
pasti. Misalnya apa yang melatar belakangi pengamatan, bagaimana
pemecahan masalahnya, mengidentifikasi objek yang diamati, menjelaskan
bagaimana cara (metode) mengamati, apa tujuan mengamati, bagaimana
hasil pengamatan, dan apa kesimpulan.
8. Bahasa sebagai sarana berfikir logis
Kemampuan berfikir logis memungkinkan seseorang dapat berfikir
logis induktif, deduktif, sebab – akibat, atau kronologis sehingga dapat
menyusun konsep atau pemikiran secara jelas, utuh dan konseptual. Melalui
proses berfikir logis, seseorang dapat menentukan tindakan tepat yang harus
dilakukan. Proses berfikir logis merupakn hal yang abstrak. Untuk itu,
diperlukan bahasa yang efektif, sistematis, dengan ketepatan makna
6
sehingga mampu melambangkan konsep yang abstrak tersebut menjadi
konkret.
7
mitra, pesaing dan sumber pegangan ilmunya. Untuk itu semua kaum
profesional memerlukan ketajaman, kecermatan, dan keefektifan dalam
berbahasa sehingga mampu menciptakan kreatifitas baru dalam profesinya.
C. Ragam Bahasa
8
Ragam dialek adalah ragam bahasa yang dipengaruhi oleh bahasa
daerah si pembicara atau ragam bahasa daerah yang ditandai oleh
daerah atau kota.
9
dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap
penutur atau penulis juga mempengaruhi sikap tersebut.
Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau
petugas ketika melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak
antara penutur dan kawan bicara atau penulis dan pembaca,
akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku. Makin
formal jarak penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan
makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.
Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin
rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.
4. Ragam Bahasa Berdasarkan Situasi
a. Ragam Baku
Ragam baku adalah ragam bahasa yang dipakai dalam forum
resmi. Ragam ini bisa juga disebut ragam resmi.
b. Ragam Tidak Baku
Ragam tidak baku adalah ragam bahasa yang menyalahi
kaidah-kaidah yang terdapat dalam bahasa baku.
5. Ragam Bahasa Berdasarkan Bidang
a. Ragam Ilmu dan Teknologi
Ragam ilmu dan teknologi adalah ragam bahasa yang
digunakan dalam bidang keilmuan dan teknologi.
b. Ragam Sastra
Ragam satra adalah ragam bahasa yang bertujuan untuk
memperoleh kepuasan estetis dengan cara penggunaan pilih kata
secara cermat dengan gramatikal dan stilistil tertentu.
c. Ragam Niaga
Ragam niaga adalah ragam bahasa yang digunakan untuk
menarik pihak konsumen agar dapat melakuakan tindak lanjut
dalam kerjasama untuk mencari suatu keuntungan finansial.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. Dkk. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia ed ke 3. Jakarta:
Balai Pustaka.
Faisal, M. Dkk. 2009. Kajian Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Dirjen Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
https://www.academia.edu/6565003/Hakikat_Bahasa
https://www.gramedia.com/literasi/hakikat-bahasa/
Santoso, Puji. Dkk. 2004. Materi dan Pembelajaran BI SD. Jakarta: Pusat
Penerbitan.
12