Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“HAKIKAT PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA”


MATA KULIAH : PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA

DIBUAT OLEH :
KELOMPOK 1 :
SERINA OLVINI MOMONGAN/19105135
I NENGAH PRANDIKA/19105028
TIARA AZZAHRA PAPUTUNGAN/19105128

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI
PGSD
T/A 2021-2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan, karena atas berkat dan penyertaan-Nya
sehingga kita semua di beri kesehatan, kekuatan, dan kesempatan sehingga saya berhasil
menyelesaikan tugas makalah ini yang bertema “Hakikat Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia di Kelas Rendah”, semoga makalah ini bisa dapat membantu menambah wawasan,
serta ilmu pengetahuan dan memberikan motivasi bagi kita semua.
Rasa hormat, terima kasih, penghargaan yang setinggi – tingginya saya sampaikan
kepada semua orang yang sudah terlibat dalam pebuatan tugas ini baik dosen, orang tua dan
teman-teman mahasiswa sekalian yang dengan penuh kesabaran, kearifan dan kebijaksanaan
telah memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan dalam saya membuat tugas ini.
Dari tugas ini penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu apabila ada kritikan dan saran atau masukkan dari para pembaca, penulis menerima
sehingga bisa dapat diperbaiki untuk tugas selanjutnya. Akhir dari kata ini semoga makalah
ini bisa bermanfaat dan berguna bagi pembacanya.

Tomohon,13 oktober 2021


Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………....


DAFTAR ISI……………………………………………………………………………....
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………………...
B. Rumusan masalah…………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN
A. HAKIKAT BAHASA………………………………......................................................
1. Pengertian Bahasa………………………………………………..............................
2. Karakteristik Bahasa...........………………………………………………………...
3. Sifat-sifat Bahasa.………………………………………………………………......
B. Pengertian Sastra.............................................................……………………………...
1. Fungsi sastra………………………………………………………………………..
2. Ragam sastra………………………………………………………………………..

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan…………………………………………………………………………
B. Saran………...……………………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bahasa merupakan hal yang tidak asing bagi kita .Istilah tersebut setiap saat kita dengar ,
baca ataupun digunakan sebagai komunikasi secara lisan maupun tertulis . Bahasa diperoleh
dan dipelajari secara alamiah bagi anak – anak untuk memenuhi kebutuhan dalam
lingkungan. Bahasa mampu mengubah dan mengontrol perilaku perilaku tidak hanya pada
anak ,tetapi tingkah laku yang lain .Bahasa juga memfasilitasi dan kadang – kadang
bertanggung jawab untuk pertumbuhan kognitif . Bahasa memiliki peran penting dalam
perkembangan intelektual ,sosisal , dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang
keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi
Pemerolehan dan perkembangan Bahasa anak merupakan suatu yang kompleks .Artinya,
banyak faktor yang mempengaruhi dan saling terjalin dalam berlangsungnya proses
perkembangan anak. Baik unsur – unsur bawaan dari lahir maupun unsur – unsur pengalaman
yang diperoleh dalam berinteraksi yang sama memberikan konstribuksi tertentu terhadap arah
dan laju perkembangan bahasa anak .
Pembelajaran Bahasa di sekolah dasar juga merupakan suatu faktor yang sangat penting .
Peserta didik diharap mengenal dan mempelajari bahasa yang baik dan benar . Dan
pemerolehan bahasa setiap anak memiliki suatu khas , yaitu sesuai dengan perkembangannya.
Rumusan Masalah
a. Apa definisi dari hakikat Bahasa ?
b. Bagaimana teori pemerolehan Bahasa ?
c. Bagaimana pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar ?
Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah di atas ,tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
a. Untuk mengetahui definisi hakikat Bahasa.
b. Untuk mengetahui teori pemerolehan Bahasa .
c. Untuk mengetahui pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar .
BAB II
PEMBAHASAN
A. HAKIKAT BAHASA
1. Pengertian bahasa
Manusia adalah makhluk sosial yang memerlukan bantuan orang lain salah satunya
berinteraksi dengan manusia lainnya. Untuk eksistensinya diakui oleh lingkungan maka
interaksi terasa semakin penting. Kegiatan ini membutuhkan alat, sarana atau media yaitu
bahasa.
Bahasa dalam bahasa inggrisnya disebut language berasal dari bahasa latin yang artinya
lidah. Lidah merupakan alat ucap yang paling sering digunakan daripada alat ucap lainnya.
secara universal pengertian bahasa ialah suatu bentuk ungkapan yang bentuk dasarnya ujaran.
Tetapi perlu diingat bahwa tidak semua ujaran atau bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia
itu bisa dikatakan bahasa. Ujaran manusia dapat dikatakan sebagai bahasa apabila ujaran
tersebut memiliki makna. Menurut Keraf (1989) bahwa apakah setiap ujaran itu mengandung
makna atau tidak, haruslah ditilik dari konvensi suatu kelompok masyarakat tertentu setiap
masyarakat bahasa baik kecil maupun besar. Secara konvensional telah sepakat bahwa setiap
struktur bunyi ujaran tertentu akan mempunyai arti yang tertentu juga.
Tanpa bahasa tidak mungkin manusia dapat berkembang dengan segala bentuk modernisasi
dalam berbagai aspek juga dalam perkembangan teknologi seperti sekarang ini. Kemampuan
berbahasa bukanlah kemampuan yang dapat secara ilmiah tetapi harus dipelajari dan terbiasa.
Pada hakikatnya bahasa adalah bunyi ujar atau lisan. Hal ini dapat dijelaskan dengan
mengggunakan fakta sejarah bahwa orang atau kelompok orang atau masyarakat sejak dahulu
telah dapat melakukan komunikasi dengan menggunakan basaha yang telah disepakati secara
bersama secara lisan. Bahasa tulis baru datang setelah muncul para ilmuan linguis yang
menciptakan lambang lambang tulis yang juga didasari atas kesepakatan bersama,
kesepakatan masing masing kelompok atau lingkungan masyarakat penggunaan bahasa
tersebut.

2. Karakteristik Bahasa
Bahasa memiliki karakteristik yang menjadikan aspek khas komunikasi, ada beberapa
karateristik sebagai berikut.
a. Sistemasi, artinya bahasa merupakan suatu cara menggabungkan bunyi-bunyi an maupun
tulisan yang bersifat teratur, standart, dan konsisten. Setiap bahasa memiliki sejumlah variasi
pola yang konsisten jumlahnya jauh lebih banyak dibandingkan pola yang tidak konsisten.
Bahasa indonesia juga memiliki jenis pola keteraturan tertentu.
b. Arbirte, yaitu bahwa bahasa terdiri dari hubungan hubungan antara berbagai macam suara
dan visual,objek,maupun gagasan. Setiap bahasa memiliki kata kata yang berbeda dalam
memberi simbol pada angka angka tertentu. Contoh one dalam bahasa inggris dan kata satu
dalam bahasa indonesia merupakan simbol yang memiliki kesamaan konsep.
c. Fleksibel, artinya bahasa dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Kosa kata
terus bertambah mengikuti kemajuan ilmu dan kemajuan teknologi.
d. Beragam artinya dalam pengucapan, bahasa memiliki berbagai variasi dialek atau cara.
Perbedaan dailek terjadi dalam pengucapan kosa kata, dan saintaks. Semula perbedaan dialek
ditentukan oleh letak geografisnya, namun sekarang kelompok sosial yang berada dalam
suatu masyarakat menggunakan dilek yang berbeda beda.
e. Kompleks, yaitu bahwa kemampuan berfikir dan bernalar dipengaruhi oleh kemampuan
menggunakan bahasa yang menjelaskan berbagai konsep, ide, maupun hubungan-hubungan
yang dapat dimanipulasikan saat berfikir dan bernalar.
Bahasa mungkin bukan merupakan persyaratan dalalm berpikir yang luas. Namun demikian
bahasa membantu kemampuan berpikir karena keduanya berkembang seara bersama atau
memiliki hubungan yang saling berkesinambungan. Seperti contoh bahwa bahasa membantu
kemampuan
berfikir adalah ketika kita memiliki ide tetapi anda kesulitan dalam mengungkapkan ide anda
dalam ucapan atau tulisan karena anda kurang luwes dalam berbahasa

3. Sifat Sifat Bahasa


Bahasa memiliki 7 sifat bahasa yangg diantaranya adalah:bahasa itu bersifat indah,bahasa itu
bersifat manusiawi,bahasa itu bersifat produktif,bahasa itu bersifat dinamis,bahasa itu bersifat
variatif,bahasa itu bersifat konvensional,bahasa itu bersifat arbiter. Dari beberapa sifat diatas
penjelasan tentang sifat sifat bahasa adalah
a. Bahasa itu indah
Pada hakikatnya hakikatnya bahasa itu adalah bunyi. Jika bunyi-bunyi ini disusun dengan
cara memadukan bunyi-bunyi vokalnya atau juga konsonannya akan menghasilkan keindahan
yng tidak dimiliki oleh yang lainya. Bahasa juga bukan sesuatu yang monoton, daalam
mengepresikan pikiran atau perasaan dengan menggunakan bahasa seseorang memerlukan
sebuah intonasi agar bahasa atau pikiran yang diungkapkan dapat dipahami oleh seseorang
yang diajak berbicara atau yang mendengarkannya.
b. Bahasa itu manusiawi
Chomsky dalam pateda (1990) berpendapat bahwa anak yang lahir ke dunia ini telah
membawa kapasitas atau potensi bahasa. Mackey berpendapat bahwa bahasa dapat dilihat
dari dua hal, yaitu sebagai aktivitas jiwa dan aktivitas otak, bahasa sebagai aktivitas otak
adalah bahwa ucapan seorang diproses di dalam otaknya. Dengan demekian terdapat kaitanya
terhadap otak manusia dan bahasa. Hal ini tidak mungkin terjadi pada hewan.
c. Bahasa itu produktif
Kata produktif bermakna menghasilkan atau memberi hasil. Dalam bahsas (linguistik)
produktif berarti mampu menghasilkan terus menerus dan akan dipakai secara teratur untuk
membentuk unsur unsur baru.
d. Bahasa itu Dinamis
Sifat dinamis pada bahasa mengikuti sifat manusia yang selalu senang dengan sesuatu yang
baru. Jadi tidak jarang unsur-unsur suatu bahasa mengalami perubahan. Seperti contoh
perubahan yang pernah terjadi pada bahasa indonesia,1) ejaan Vanopusen,2) ejaan
Suwandi,3) ejaan yang disempurnakan atau yang sering kita dengar dengan singkatan EYD
e. Bahasa itu variatif
Bahasa itu memang memik manusia sehingga bahasa mengikuti apa yang diinginkan
manusia. Menurut Chaer dalam Muliastuti dan Krisanjaya (2007: 1.10)bahwa ada tiga istilah
yang perlu diketahui sehubungan dengan variasi bahasa yaitu, ideoleg, dialeg, dan ragam.
Ideoleg adalah variasi bahasa yang bersifat perorangan. Dialeg adalah variasi bahasa yang
digunakan sekelompok orang, sedangkan ragam adalah variasi bahasa yang digunakan di
situasi tertentu.
Idioleg merupakan variasi bahasa yang bersifat perorangan . artinya setiap orang memiliki
gaya bahasa yang berbeda beda, yang menandakan adanya variasi dalam bahasa adalah
intonasi.
Dialeg dipengaruhi oleh karateristik bahasa daerah atau variasi bahasa yang berbeda menurut
daerahnya, dialeg bisa diketahui berdasarkan tata bunyi semisal orang madura dapat dikenali
karena gaya bicaranya yang lantang dan cepat dan bahasa Indonesia dialeg orang bali dapat
dikenali karena pelafalan huruf “t”.
Ragam bahasa dapat diklarifikasi beberapa aspek yaitu wacana, sarana dan pendidikan.
Sebagai sebuah ragam wacana dibedakan menjadi: a) ragam ilmiah dan b) ragam populer.
Dipandang dari sarana dapat dibedakan menjadi: a) ragam lisan dan b) ragam tulis. Dan pada
ragam bahasa dalam pendidikan dapat dikelompokan menjadi: a) bahasa baku dan b) bahasa
tidak baku.
f. Bahasa itu konvensional
Konvensional bermakna sepakat atau kesepakatan. Semisal di daerah tertentu bahasa atau
kata kata disepakati oleh masyarakat itu sendiri.
g. Bahasa itu arbiter
Sifat konvensional para pengguna bahasa menimbulkan sifat arbiter pada bahasa. Arbiter
bermakna sewenang-wenang atau mana suka yang artinya tidak ada kaitannya antara bunyi
dengan benda benda yang dibahasai atau antara lambang bunyi dengan yang dilambangkan.
Seperti contoh orang jawa menyebut (watu) untuk benda keras yang terdapat di alam
biasanya banyak dijumpai di sungai, tetapi dalam bahasa indonesia disebut batu. Penyebutan
watu atau batu tidak didasari oleh suatu apapun, sebutan itu hanyalah kesepatan bersama.

B. PENGERTIAN SASTRA
Berdasarkan asal usulnya, istilah kesusastraan berasal dari bahasa sansekerta, yakni
susastra. Su berarti bagus atau indah, sedangkan sastra berarti buku,tulisan atau huruf.
Berdasarkan kedua kata itu, susastra di artikan tulisan yang indah.
Istilah tersebut kemudian mengalami perkembangan. Kesusastraan tidak hanya berupa
tulisan, tetapi ada pula yang berbentuk lisan. Karya semacam itu di namakan dengan sastra
lisan. Oleh karena itu, sekarang yang dinamakan dengan kesusastraan meliputi karya sastra
lisan dan tertulis dengan ciri khas nya terdapat pada keindahan bahasanya.

Berdasarkan defenisi tersebut, beberapa ahli kemudian menyebutkan ciri-ciri karya


sastra sebagai berikut:
1.Bahasanya indah atau tertata dengan baik.
2.Isinya menggambarkan manusia dengan berbagai persoalannya.
3.Gaya penyajiannya menarik sehingga berkesan di hati pembacanya.

FUNGSI SASTRA
Banyak fungsi atau manfaat dengan membaca karya-karya sastra, antara lain sebagai berikut.
1. Fungsi reaktif, dengan membaca karya sastra, seseorang dapat memperoleh kesenangan
atau hiburan.
2. Fungsi didaktif, dengan membaca karya sastra, seseorang dapat memperoleh wawasan
pengetahuan tentang seluk-beluk kehidupan manusia. Seorang juga dapat memperoleh
pelajaran tentang nilai-nilai kebenaran dan kebaikan di dalam nya.
3. Fungsi estetis, yaitu manfaat yang dapat memberikan keindahan bagi pembacanya karena
sastra itu indah.
4. Fungsi moralitas, yaitu manfaat yang dapat membedakan moral yang baik dan tidak baik
bagi pembacanya, karena sastra yang baik selalu mengandung nilai-nilai moral yang tinggi.
5. Fungsi religiusitas, yaitu manfaat yang mengandung ajaran-ajaran agama yang harus dan
wajib diteladani oleh para pembacanya.

RAGAM SASTRA
Berdasarkan bentuknya, sastra di bagi menjadi empat: prosa, puisa, prosa liris, dan drama
.a. Prosa, yaitu bentuk sastra yang di lukiskan dengan menggunakan bahasa yang bebas dan
panjang, menggunakan aturan-aturan atau kaidah-kaidah seperti dalam puisi.
b. Puisi, yaitu bentuk sastra yang di lukiskan dengan menggunakan bahasa yang singkat dan
padat serta indah. Khusus puisi lama, selalu terikat oleh aturan atau kaidah-kaidah tertentu,
seperti:
1) Jumlah baris tiap-tiap baitnya.
2) Jumlah suku kata atau kata dalam tiap-tiap kalimat atau barisnya.
3) Irama.
4) Persamaan bunyi kata dan irama.
c. Prosa liris, yaitu bentuk sastra yang berbentuk puisi, namun ditulis dengan menggunakan
bahasa yang bebas.
d. Drama, yaitu bentuk sastra yang dilukiskan dengan menggunakan bahasa yang bebas dan
panjang, serta di lukiskan dengan menggunakan dialok atau monolok. Selain drama dalam
bentuk naskah, ada juga drama yang di pentaskan.
Berdasarkan isi, sastra dapat di menjadi 4 macam:
a) Epik, yaitu karya sastra yang isinya tidak mepertimbangakan hal baik atau buruk bagi
perasaan pembacanya.
b) Lirik, yaitu karya sastra yang isinya selalu mengutamakan unsur-unsur subjektivitas dan
dengan rasa membagus-baguskan kata atau bahasanya.
c) Didaktif, yakni karya sastra yang isinya selalu condong untuk tujuan mendidik para
pembaca. Isinya bisa masalah moral, tata krama, dan masalah-masalah agama.
d) Dramatik, yakni karya sastra yang isinya selalu dilukiskan dengan menggebu-gebu, baik
itu masalah menyedihkan atau menggebirakan.1
Berdasarkan sejarahnya, sastra dapat dibagi menjadi dua periode yaitu sastra lama dan sastra
baru.
1. SASTRA LAMA
Sastra lama, sering juga di sebut dengan kesusastraan klasik atau tradisional (sastra melayu).
Zaman berkembangnya kesusastraan klasik ini ialah sebelum masuk nya pengaruh barat ke
Indonesia atau bersamaan dengan masuknya agama islam pada abad ke-13. Peninggalan
sastra lama terlihat pada 2 bait syair pada batu nisan seorang muslim di Minye Aceh. Bentuk-
bentuk kesusastraan yang berkembang adalah dongeng, mantra, pantun, dan sejenisnya. Ciri-
ciri sastra lama.
1.Anonim
2.Istana sentries
3.Tema karangan bersifat fantastis
4.Karangan berbentuk tradisional
5.Proses perkembangannya statis
6.Bahasa klise
Kesusastraan lama dibagi menjadi empat:
1. Kesusastraan Zaman Purba,
2. Kesusastraan Zaman Hindu-Budha,
3. Kesusastraan Zaman Islam, dan
4. Kesusastraan Zamab Arab-Melayu.

• JENIS-JENIS KARYA SASTRA LAMA

Mantra
Mantra merupakan karya sastra lama yang berisi pujian-pujian terhadap sesuatu yang gaib
atau yang di keramatkan, seperti dewa, roh dan binatang. Mantra biasa nya di ucapkan oleh
pawang atau dukun sewaktu melakukan upacara keagamaan ataupun ketika berdoa.
Contohnya mantra bertanam padi.
Pantun
Pantun merupakan puisi lama yang terdiri dari empat baris dalam satu baitnya. Baris
pertama dan kedua merupakan sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempatnya adalah isi.
Bunyi terakhir pada kalimat-kalimatnya berpola a-b-a-b.
Dengan demikian, bunyi akhir pada kalimat ketiga dan bunyi akhir kalimat kedua sama denga
bunyi akhir pada kalimat keempat.
Gurindam
Gurindam di sebut juga sajak pribahasa atau sajak dua seuntai. Gurindam memiliki
beberapa persamaan dengan pantun yakni pada isinya. Gurindam banyak
mengandungnasihat atau pendidikan, terutama yang berkaitan dengan masalah keagamaan.
Gurindam terdiri atas dua kalimat. Kalimat pertama berhubungan langsung dengan kalimat
keduanya. Kalimat pertama selalu menyatakan pikiran atau pristiwa sedangkan kalimat
keduanya menyatakan keterangan atau penjelasannya. Pengarang terkenal gurindam adalah
Raja Ali Haji.
Syair
Syair merupan bentuk puisi klasik yang merupakan pengaruh kebudayaanArab. Dilihat dan
jumlah barisnya, syair hampir sama dengan pantun, yakni sama-sama terdiri atas empat baris.
Perbedaan nya terletak pada persajakan. Pantun bersajak a-b-a-b, sedangkan syair bersajak a-
a-a-a. selain itu, pantun memiliki sampiran, sedangkan syair tidak memilikinya.
Dongeng binatang
Dongeng binatang atau fabel adalah cerita yang tokoh-tokoh nya berupa binatang dengan
peran layak nya manusia. Binatang-binatang itu dapat berbicaramakan,minum, berkeluarga
sebagaimana hal nya dengan manuia.
Fabel tidak hanya di kenal di masyarakat nusantara, melainkan hampir dikenal di seluruh
dunia. Bila pelaku popular fabel pada masyarakat melayu itu adalah kancil,maka di jawa
barat adalah kera, di eropa srigala,dan di kamboja kelinci. Contohnya kancil mencuri timun.
Legenda
Legenda atau dengeng tentang asal-usul,terbagi kedalam tiga jenis, yakni sebagai berikut.
a. Cerita asal-usul tumbuh-tumbuhan, misalnya asal usul padi, asal-uaul pohon jagung asal-
usul pohon pisang.
b. Cerita asal-usul binatan, contoh nya asal usul pertengkaran kucing dengan anjing, asal-
usul kuda tidak bertanduk,asal-usul ikan man berdarah merah.
c. Cerita asal-usul terjadinya suatu tempat, misalnya asal-usul dari gunung tangkuban
perahu, dan asal-usul danau toba.
 Dongeng pelipur lara
Dongeng pelipur lara ini bersifat komedi, isi nya di penuhi dengan kisah-kisah lucu.

Hikayat
Hikayat berasal dari India dan Arab. Hikayat berisikan cerita para dewa, peripengeran,putri,
ataupun kehidupan para bangsawan. Hikayat banyak dipenuhi cerita-cerita gaib dan
berbagai kesaktian. Karena tokoh dan latarnya banyak yang mengambil dai sejarah, cerita
terselubung sering di sebut cerita sejarah.

2. SASTRA BARU
Kesusastraan baru, yaitu dapat disebut juga sastra baru atau modern yang hidup dan
berkembang dalam masyarakat baru Indonesia. Sastra baru juga dapat diartikan sastra yang
telah dipengaruhi oleh karya sastra asing sehingga sudah tidak asli lagi.
Ciri-ciri sastra baru:
1.Pengenal dikenal masyarakat luas
2.Bahasanya tidak klise
3.Proses perkembangan dinamis
4.Tema karangan bersifat rasional
5.Bersifat modern
6.Masyarakat sentris
Kesusastraan baru dibagi menjadi:
1) Kesusastraan Zaman Balai Pustaka atau Angkatan ’20,
2) Kesusastraan Zaman Pujangga Baru atau Angkatan ’30,
3) Kesusastraan Zaman Jepang,
4) Kesusastraan Zaman Angkatan 45,
5) Kesusatraan Zaman Angkataan 60, dan Kesusastraan Zaman Mutakhir atau Kesusastraan
setelah tahun 1966 sampai sekarang.

• JENIS-JENIS KARYA SASTRA BARU


Puisi
Puisi adalah bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya
makna
1. Keindahan sebuah puisi di sebabkan oleh diksi,majas, rima dan irama.
2. Kekayaan makna yang terkandung dalam puisi dilantarankan oleh pemadatan unsur-
unsur bahasa. Bahasa yang di gunakan dalam puisi berbeda dengan yang di gukan sehari-
hari. Puisi menggunakan bahasa yang ringkas. Kata-kata yang di gunakan adalah kata-kata
konotatif, yang mengandung banyak penafsiran dan pengertian.

Prosa
Karya sastra yang berupa cerita bebas. Bentuk prosa pada umumnya merupakan
perpaduan dari monolog dan dialog. Namun adapula proses yang hanya monolog dan ada
pula yang terdiri atas dialog-dialog

Drama
Drama merupakan karya sastra yang diproyeksi diatas pentas. Berbeda dengan karya
sastra lain nya, seperti puisi dan prosa, drama terbentuk atas dialog-dialog. Karena di
proyeksikan untuk pementasan drama sering pula di sebut sebagaiseni pertunjukan atau
teater.
Karena itu drama dapat pula di artikan sebagai bentuk karya sastra yang
menggambarkan kehidupan dengan menyampaikan pertikaian dan emosi melalui lakuan
dan dialog. Lakuan dan dialog dalam drama tidak jauh berbeda dangan lakuan dan dalog
dalam kehidupan sehari-hari.2

KESUSASTRAAN INDONESIA
Sastra indonesia adalah karya sastra ditulis dalam bahasa indonesia, yaitu ketika bahasa
Indonesia pertama kali di umumkan sebagai bahasa persatuan, yakni pada acara
Sumpah Pemuda tahun 1928. Sejak itulah segala macam kegiatan komunikasi dan berkarya
sastra ditulis dalam bahasa Indonesia.
Karya-karya sastra yang lahir sebelum tahun 1928 disebut karya sastra Nusantara. Sastra
Nusantara tersebut termasuk karya-karya sastra yang di tulis dalam bahasa daerah Jawa,
Sunda, Batak, Padang, Aceh, Melayu, dan sebgainya yang ada di seluruh Nusantara.
Kelahiran Sastra Indonesia bertolak dengan direalisasikan oleh para Punjangga Baru lewat
majalah “Pujangga Baru”. Dalam sejarah sastra Indonesia, dikenalkan pula istilah
“angkataan”, yaitu suatu usaha pengelompokan sastra dalam suatu masa tertentu.
Pengelompokan tersebut berdasarkan ciri-ciri khas karya-karya sastra yang dilahirkan oleh
para pengarang pada masanya, yang berbeda dengan karya-karya sebelumnya.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
tertuju pada pengembangan aspek fungsional bahasa, yaitu peningkatan kompetensi
Berbahasa Indonesia. Ketika kompetensi berbahasa yang menjadi sasaran, para guru lebih
berfokus pada empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, membaca, berbicara
dan menulis.
Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
1. Pembelajaran Bahasa Menyeluruh (Whole Language)
2. Pembelajaran Keterampilan Proses
3. Pembelajaran aktif, kreatif, efektif, menyenangkan (PAKEM/Joyfull Learning)
Prinsip Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
1. Prinsip Fungsional
2. Prinsip Kontektual
3. Prinsip Apresiatif
4. Prinsip Humanisme, Rekontruksionalisme dan Progresip.
APRESIASI SASTRA
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, apresiasi berarti:
1. Kesadaran terhadap nilai-nilai seni dan budaya
2. Penilaian (penghargaan) terhadap sesuatu
3. Kenaikan nilai barang karena harga pasarnya naik atau permintaan akan barang itu
bertambah (KBBI, 1998: 46).
Manfaat sastra yaitu:
1. Sastra menunjukan kebenaran hidup
2. Sastra untuk memperkaya rohani
3. Sastra melampaui batas bangsa dan zaman
4. Dengan sastra dapat memiliki santun berbahasa
5. Sastra dapat menjadikan manusia berbudaya

B. Saran
Saran dari penulis kiranya makalah ini dapat menjadi bahan pembelajaran baik
penulis,pembaca khususnya siswa dan guru di dalam meningkatkan proses pembelajaran
yang lebih efektif dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai