DIBUAT OLEH :
KELOMPOK 1 :
SERINA OLVINI MOMONGAN/19105135
I NENGAH PRANDIKA/19105028
TIARA AZZAHRA PAPUTUNGAN/19105128
2. Karakteristik Bahasa
Bahasa memiliki karakteristik yang menjadikan aspek khas komunikasi, ada beberapa
karateristik sebagai berikut.
a. Sistemasi, artinya bahasa merupakan suatu cara menggabungkan bunyi-bunyi an maupun
tulisan yang bersifat teratur, standart, dan konsisten. Setiap bahasa memiliki sejumlah variasi
pola yang konsisten jumlahnya jauh lebih banyak dibandingkan pola yang tidak konsisten.
Bahasa indonesia juga memiliki jenis pola keteraturan tertentu.
b. Arbirte, yaitu bahwa bahasa terdiri dari hubungan hubungan antara berbagai macam suara
dan visual,objek,maupun gagasan. Setiap bahasa memiliki kata kata yang berbeda dalam
memberi simbol pada angka angka tertentu. Contoh one dalam bahasa inggris dan kata satu
dalam bahasa indonesia merupakan simbol yang memiliki kesamaan konsep.
c. Fleksibel, artinya bahasa dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Kosa kata
terus bertambah mengikuti kemajuan ilmu dan kemajuan teknologi.
d. Beragam artinya dalam pengucapan, bahasa memiliki berbagai variasi dialek atau cara.
Perbedaan dailek terjadi dalam pengucapan kosa kata, dan saintaks. Semula perbedaan dialek
ditentukan oleh letak geografisnya, namun sekarang kelompok sosial yang berada dalam
suatu masyarakat menggunakan dilek yang berbeda beda.
e. Kompleks, yaitu bahwa kemampuan berfikir dan bernalar dipengaruhi oleh kemampuan
menggunakan bahasa yang menjelaskan berbagai konsep, ide, maupun hubungan-hubungan
yang dapat dimanipulasikan saat berfikir dan bernalar.
Bahasa mungkin bukan merupakan persyaratan dalalm berpikir yang luas. Namun demikian
bahasa membantu kemampuan berpikir karena keduanya berkembang seara bersama atau
memiliki hubungan yang saling berkesinambungan. Seperti contoh bahwa bahasa membantu
kemampuan
berfikir adalah ketika kita memiliki ide tetapi anda kesulitan dalam mengungkapkan ide anda
dalam ucapan atau tulisan karena anda kurang luwes dalam berbahasa
B. PENGERTIAN SASTRA
Berdasarkan asal usulnya, istilah kesusastraan berasal dari bahasa sansekerta, yakni
susastra. Su berarti bagus atau indah, sedangkan sastra berarti buku,tulisan atau huruf.
Berdasarkan kedua kata itu, susastra di artikan tulisan yang indah.
Istilah tersebut kemudian mengalami perkembangan. Kesusastraan tidak hanya berupa
tulisan, tetapi ada pula yang berbentuk lisan. Karya semacam itu di namakan dengan sastra
lisan. Oleh karena itu, sekarang yang dinamakan dengan kesusastraan meliputi karya sastra
lisan dan tertulis dengan ciri khas nya terdapat pada keindahan bahasanya.
FUNGSI SASTRA
Banyak fungsi atau manfaat dengan membaca karya-karya sastra, antara lain sebagai berikut.
1. Fungsi reaktif, dengan membaca karya sastra, seseorang dapat memperoleh kesenangan
atau hiburan.
2. Fungsi didaktif, dengan membaca karya sastra, seseorang dapat memperoleh wawasan
pengetahuan tentang seluk-beluk kehidupan manusia. Seorang juga dapat memperoleh
pelajaran tentang nilai-nilai kebenaran dan kebaikan di dalam nya.
3. Fungsi estetis, yaitu manfaat yang dapat memberikan keindahan bagi pembacanya karena
sastra itu indah.
4. Fungsi moralitas, yaitu manfaat yang dapat membedakan moral yang baik dan tidak baik
bagi pembacanya, karena sastra yang baik selalu mengandung nilai-nilai moral yang tinggi.
5. Fungsi religiusitas, yaitu manfaat yang mengandung ajaran-ajaran agama yang harus dan
wajib diteladani oleh para pembacanya.
RAGAM SASTRA
Berdasarkan bentuknya, sastra di bagi menjadi empat: prosa, puisa, prosa liris, dan drama
.a. Prosa, yaitu bentuk sastra yang di lukiskan dengan menggunakan bahasa yang bebas dan
panjang, menggunakan aturan-aturan atau kaidah-kaidah seperti dalam puisi.
b. Puisi, yaitu bentuk sastra yang di lukiskan dengan menggunakan bahasa yang singkat dan
padat serta indah. Khusus puisi lama, selalu terikat oleh aturan atau kaidah-kaidah tertentu,
seperti:
1) Jumlah baris tiap-tiap baitnya.
2) Jumlah suku kata atau kata dalam tiap-tiap kalimat atau barisnya.
3) Irama.
4) Persamaan bunyi kata dan irama.
c. Prosa liris, yaitu bentuk sastra yang berbentuk puisi, namun ditulis dengan menggunakan
bahasa yang bebas.
d. Drama, yaitu bentuk sastra yang dilukiskan dengan menggunakan bahasa yang bebas dan
panjang, serta di lukiskan dengan menggunakan dialok atau monolok. Selain drama dalam
bentuk naskah, ada juga drama yang di pentaskan.
Berdasarkan isi, sastra dapat di menjadi 4 macam:
a) Epik, yaitu karya sastra yang isinya tidak mepertimbangakan hal baik atau buruk bagi
perasaan pembacanya.
b) Lirik, yaitu karya sastra yang isinya selalu mengutamakan unsur-unsur subjektivitas dan
dengan rasa membagus-baguskan kata atau bahasanya.
c) Didaktif, yakni karya sastra yang isinya selalu condong untuk tujuan mendidik para
pembaca. Isinya bisa masalah moral, tata krama, dan masalah-masalah agama.
d) Dramatik, yakni karya sastra yang isinya selalu dilukiskan dengan menggebu-gebu, baik
itu masalah menyedihkan atau menggebirakan.1
Berdasarkan sejarahnya, sastra dapat dibagi menjadi dua periode yaitu sastra lama dan sastra
baru.
1. SASTRA LAMA
Sastra lama, sering juga di sebut dengan kesusastraan klasik atau tradisional (sastra melayu).
Zaman berkembangnya kesusastraan klasik ini ialah sebelum masuk nya pengaruh barat ke
Indonesia atau bersamaan dengan masuknya agama islam pada abad ke-13. Peninggalan
sastra lama terlihat pada 2 bait syair pada batu nisan seorang muslim di Minye Aceh. Bentuk-
bentuk kesusastraan yang berkembang adalah dongeng, mantra, pantun, dan sejenisnya. Ciri-
ciri sastra lama.
1.Anonim
2.Istana sentries
3.Tema karangan bersifat fantastis
4.Karangan berbentuk tradisional
5.Proses perkembangannya statis
6.Bahasa klise
Kesusastraan lama dibagi menjadi empat:
1. Kesusastraan Zaman Purba,
2. Kesusastraan Zaman Hindu-Budha,
3. Kesusastraan Zaman Islam, dan
4. Kesusastraan Zamab Arab-Melayu.
Mantra
Mantra merupakan karya sastra lama yang berisi pujian-pujian terhadap sesuatu yang gaib
atau yang di keramatkan, seperti dewa, roh dan binatang. Mantra biasa nya di ucapkan oleh
pawang atau dukun sewaktu melakukan upacara keagamaan ataupun ketika berdoa.
Contohnya mantra bertanam padi.
Pantun
Pantun merupakan puisi lama yang terdiri dari empat baris dalam satu baitnya. Baris
pertama dan kedua merupakan sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempatnya adalah isi.
Bunyi terakhir pada kalimat-kalimatnya berpola a-b-a-b.
Dengan demikian, bunyi akhir pada kalimat ketiga dan bunyi akhir kalimat kedua sama denga
bunyi akhir pada kalimat keempat.
Gurindam
Gurindam di sebut juga sajak pribahasa atau sajak dua seuntai. Gurindam memiliki
beberapa persamaan dengan pantun yakni pada isinya. Gurindam banyak
mengandungnasihat atau pendidikan, terutama yang berkaitan dengan masalah keagamaan.
Gurindam terdiri atas dua kalimat. Kalimat pertama berhubungan langsung dengan kalimat
keduanya. Kalimat pertama selalu menyatakan pikiran atau pristiwa sedangkan kalimat
keduanya menyatakan keterangan atau penjelasannya. Pengarang terkenal gurindam adalah
Raja Ali Haji.
Syair
Syair merupan bentuk puisi klasik yang merupakan pengaruh kebudayaanArab. Dilihat dan
jumlah barisnya, syair hampir sama dengan pantun, yakni sama-sama terdiri atas empat baris.
Perbedaan nya terletak pada persajakan. Pantun bersajak a-b-a-b, sedangkan syair bersajak a-
a-a-a. selain itu, pantun memiliki sampiran, sedangkan syair tidak memilikinya.
Dongeng binatang
Dongeng binatang atau fabel adalah cerita yang tokoh-tokoh nya berupa binatang dengan
peran layak nya manusia. Binatang-binatang itu dapat berbicaramakan,minum, berkeluarga
sebagaimana hal nya dengan manuia.
Fabel tidak hanya di kenal di masyarakat nusantara, melainkan hampir dikenal di seluruh
dunia. Bila pelaku popular fabel pada masyarakat melayu itu adalah kancil,maka di jawa
barat adalah kera, di eropa srigala,dan di kamboja kelinci. Contohnya kancil mencuri timun.
Legenda
Legenda atau dengeng tentang asal-usul,terbagi kedalam tiga jenis, yakni sebagai berikut.
a. Cerita asal-usul tumbuh-tumbuhan, misalnya asal usul padi, asal-uaul pohon jagung asal-
usul pohon pisang.
b. Cerita asal-usul binatan, contoh nya asal usul pertengkaran kucing dengan anjing, asal-
usul kuda tidak bertanduk,asal-usul ikan man berdarah merah.
c. Cerita asal-usul terjadinya suatu tempat, misalnya asal-usul dari gunung tangkuban
perahu, dan asal-usul danau toba.
Dongeng pelipur lara
Dongeng pelipur lara ini bersifat komedi, isi nya di penuhi dengan kisah-kisah lucu.
Hikayat
Hikayat berasal dari India dan Arab. Hikayat berisikan cerita para dewa, peripengeran,putri,
ataupun kehidupan para bangsawan. Hikayat banyak dipenuhi cerita-cerita gaib dan
berbagai kesaktian. Karena tokoh dan latarnya banyak yang mengambil dai sejarah, cerita
terselubung sering di sebut cerita sejarah.
2. SASTRA BARU
Kesusastraan baru, yaitu dapat disebut juga sastra baru atau modern yang hidup dan
berkembang dalam masyarakat baru Indonesia. Sastra baru juga dapat diartikan sastra yang
telah dipengaruhi oleh karya sastra asing sehingga sudah tidak asli lagi.
Ciri-ciri sastra baru:
1.Pengenal dikenal masyarakat luas
2.Bahasanya tidak klise
3.Proses perkembangan dinamis
4.Tema karangan bersifat rasional
5.Bersifat modern
6.Masyarakat sentris
Kesusastraan baru dibagi menjadi:
1) Kesusastraan Zaman Balai Pustaka atau Angkatan ’20,
2) Kesusastraan Zaman Pujangga Baru atau Angkatan ’30,
3) Kesusastraan Zaman Jepang,
4) Kesusastraan Zaman Angkatan 45,
5) Kesusatraan Zaman Angkataan 60, dan Kesusastraan Zaman Mutakhir atau Kesusastraan
setelah tahun 1966 sampai sekarang.
Prosa
Karya sastra yang berupa cerita bebas. Bentuk prosa pada umumnya merupakan
perpaduan dari monolog dan dialog. Namun adapula proses yang hanya monolog dan ada
pula yang terdiri atas dialog-dialog
Drama
Drama merupakan karya sastra yang diproyeksi diatas pentas. Berbeda dengan karya
sastra lain nya, seperti puisi dan prosa, drama terbentuk atas dialog-dialog. Karena di
proyeksikan untuk pementasan drama sering pula di sebut sebagaiseni pertunjukan atau
teater.
Karena itu drama dapat pula di artikan sebagai bentuk karya sastra yang
menggambarkan kehidupan dengan menyampaikan pertikaian dan emosi melalui lakuan
dan dialog. Lakuan dan dialog dalam drama tidak jauh berbeda dangan lakuan dan dalog
dalam kehidupan sehari-hari.2
KESUSASTRAAN INDONESIA
Sastra indonesia adalah karya sastra ditulis dalam bahasa indonesia, yaitu ketika bahasa
Indonesia pertama kali di umumkan sebagai bahasa persatuan, yakni pada acara
Sumpah Pemuda tahun 1928. Sejak itulah segala macam kegiatan komunikasi dan berkarya
sastra ditulis dalam bahasa Indonesia.
Karya-karya sastra yang lahir sebelum tahun 1928 disebut karya sastra Nusantara. Sastra
Nusantara tersebut termasuk karya-karya sastra yang di tulis dalam bahasa daerah Jawa,
Sunda, Batak, Padang, Aceh, Melayu, dan sebgainya yang ada di seluruh Nusantara.
Kelahiran Sastra Indonesia bertolak dengan direalisasikan oleh para Punjangga Baru lewat
majalah “Pujangga Baru”. Dalam sejarah sastra Indonesia, dikenalkan pula istilah
“angkataan”, yaitu suatu usaha pengelompokan sastra dalam suatu masa tertentu.
Pengelompokan tersebut berdasarkan ciri-ciri khas karya-karya sastra yang dilahirkan oleh
para pengarang pada masanya, yang berbeda dengan karya-karya sebelumnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
tertuju pada pengembangan aspek fungsional bahasa, yaitu peningkatan kompetensi
Berbahasa Indonesia. Ketika kompetensi berbahasa yang menjadi sasaran, para guru lebih
berfokus pada empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, membaca, berbicara
dan menulis.
Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
1. Pembelajaran Bahasa Menyeluruh (Whole Language)
2. Pembelajaran Keterampilan Proses
3. Pembelajaran aktif, kreatif, efektif, menyenangkan (PAKEM/Joyfull Learning)
Prinsip Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
1. Prinsip Fungsional
2. Prinsip Kontektual
3. Prinsip Apresiatif
4. Prinsip Humanisme, Rekontruksionalisme dan Progresip.
APRESIASI SASTRA
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, apresiasi berarti:
1. Kesadaran terhadap nilai-nilai seni dan budaya
2. Penilaian (penghargaan) terhadap sesuatu
3. Kenaikan nilai barang karena harga pasarnya naik atau permintaan akan barang itu
bertambah (KBBI, 1998: 46).
Manfaat sastra yaitu:
1. Sastra menunjukan kebenaran hidup
2. Sastra untuk memperkaya rohani
3. Sastra melampaui batas bangsa dan zaman
4. Dengan sastra dapat memiliki santun berbahasa
5. Sastra dapat menjadikan manusia berbudaya
B. Saran
Saran dari penulis kiranya makalah ini dapat menjadi bahan pembelajaran baik
penulis,pembaca khususnya siswa dan guru di dalam meningkatkan proses pembelajaran
yang lebih efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA