Anda di halaman 1dari 5

Identitas Buku

● Judul buku: Khazanah Indonesia: Memakai Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
● Penulis: Ahmad Bahtiar, Dr. Nuryani, Syihaabul Huda, M. Pd
● Penerbit: In Media
● Tahun Terbit: 2019
● ISBN: 978-602-6469-83-0
● Tebal halaman: 164 halaman

Sinopsis Buku
Bahasa merupakan suatu alat yang digunakan untuk berkomunikasi antara penutur dengan
mitra tuturnya dalam menyampaikan suatu pandangan, perasaan, dan gagasan secara lisan
maupun tulisan.

Bahasa tersusun dari persatuan himpunan kata (masing-masing kata memiliki makna
tersendiri) membentuk suatu kalimat yang dimengerti oleh penuturnya dan mitra tuturnya.
Setiap negara memiliki bahasa pemersatu yang dipahami oleh warga negaranya. Negara
Indonesia sendiri memiliki bahasa pemersatu yang bernama Bahasa Indonesia. Terdapat
kaidah-kaidah atau aturan-aturan dalam penggunaan bahasa indonesia yang mesti kita
pelajari. Salah satu tujuan dari pembelajaran Bahasa Indonesia adalah untuk memperbaiki
diri dalam penggunaan Bahasa Indonesia secara baik dan benar.

Buku “Khazanah Bahasa” karangan Ahmad Bahtiar, Nuryani, dan Syihabul Huda merupakan
buku pembelajaran kaidah-kaidah penggunaan Bahasa Indonesia secara baik dan benar.
Terdapat beberapa bab-bab yang tercantum di dalam buku “Khazanah Bahasa”, yaitu : (1)
Berbicara dalam Presentasi Ilmiah, (2) Perkembangan Bahasa Indonesia, (3) PUEBI dan
Transliterasi, (4) Diksi, (5) Kalimat Efektif

Rangkuman Buku (Bab 1, 2, 4, 5)

A. Diksi

Diksi merupakan pilihan kata. Maksudnya, memilih kata yang tepat untuk menyatakan
sesuatu.

Fungsi dari diksi adalah membuat pembaca tau pendengar mengerti secara benar dan tidak
salah paham terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara atau penulis, untuk mencapai
target komunikasi yang efektif hingga sejumlah kosakata yang didengar oleh masyarakat
harus benar-benar dikuasai.

Untuk memilih diksi yang tepat perlu memahami hal-hal yang berkaitan dengan makna.
Berikut beberapa di antaranya:
1. Sinonim
2. Anonim
3. Polisemi
4. Hiponim
5. Hipernim
6. Homonim
7. Homofon
8. Homograf
9. Makna Denotatif dan Konotatif
10. Makna Umum dan Makna Khusus
11. Makna Leksikal dan Makna Gramatikal
12. Makna Pribahasa
13. Makna Kias dan Lugas
14. Kata Konkret dan Kata Abstrak
15. Majas atau Gaya Bahasa

B. Berbicara dalam Presentasi Ilmiah

1. Berbicara
Berbicara merupakan suatu kegiatan yang sering dilakukan di berbagai kalangan, salah
satunya akademisi. Sebagai suatu bentuk komunikasi, kemampuan berbicara seseorang
diperoleh seseorang melalui proses menyimak dan membaca.

2. Presentasi Ilmiah
Presentasi ilmiah merupakan suatu kegiatan berbicara di depan umum untuk
menyampaikan gagasan hasil temuan penelitian, pemikiran kristis, atau informasi dalam
dunia akademik. Untuk berbicara presentasi ilmiah mesti memperhatikan empat hal berikut.
1. Tata cara presentasi ilmiah
2. Tahap penyampaian presentasi ilmiah
3. Sistematika presentasi
4. Teknik presentasi ilmiah

3. Tujuan Presentasi Ilmiah


1. Menyampaikan gagasan ilmiah kepada masyarakat.
2. Bertukar informasi melalui diskusi.
3. Mengemukakan hasil penelitian terbaru.
4. Menjadi bahan evaluasi untuk penyaji.
5. Masukan dari peserta dapat ditindaklanjuti sebagai penelitian selanjutnya.

4. Kalimat Efektif
- Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang
mengungkapkan pikiran yang utuh.

5. Unsur Kalimat
Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tata bahasa lama biasa disebut
kata dalam kalimat, yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan
keterangan (K).

6. Pola Kalimat Dasar


Berdasarkan fungsi dan peran gramatikalnya, ada tujuh tipe kalimat yang dapat dijadikan
sebagai model dasar kalimat bahasa Indonesia.

1. Kalimat dasar tipe S-P


2. Kalimat dasar tipe S-P-O
3. Kalimat dasar S-P-Pel
4. Kalimat dasar S-P-Ket
5. Kalimat dasar S-P-O-Pel
6. Kalimat dasar S-P-O-Ket
7. Kalimat dasar S-P-O-Pel-Ket

7. Kalimat efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang baik dan benar dapat memudahkan orang lain
memahaminya. Kalimat yang efektif harus mengikuti diksi, tata bahasa, penalaran dan
keserasian.

Ciri-ciri kalimat efektif adalah kesatuan, kehematan, penekanan, dan kevariasan.

8. Kesepadanan
Kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang
dipakai. Kesepadanan artinya hubungan timbal balik antara subjek dengan predikat, antara
predikat dengan objek serta dengan keterangan-keterangan yang menjelaskan unsur-unsur
kalimat tadi.

9. Kepararelan
Kepararelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu.

10. Ketegasan
Ketegasan atau penekanan adalah suatu penonjolan pada ide pokok kalimat.

11. Kehematan
Kehematan di sisi bahwa tidak selalu yang hemat kata-kata, yang pendek bentuknya, pasti
bersifat efektif.

12. Kecermatan
Prinsio kecermatan adalah cermat dan tepat menggunakan diksi.

13. Kepaduan
Kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang
disampaikannya tidak terpecah-pecah.

14. Kelogisan
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai
dengan ejaan yang berlaku.

C. Perkembangan Bahasa Indonesia

1. Sejarah
Bahasa Indonesia diakui secara resmi diakui keberadaannya pada saat Sumpah Pemuda
1928. Dengan diikrarnya bahasa Sumpah Pemuda, resmilah bahasa Melayu yang sudah
dipakai sejak abad kedelapan itu menjadi bahasa Indonesia.

2. Alasan yang melatarbelakangi meliputi:


- Bahasa melayu adalah bahasa kosmopolitan dan internasional sebelum tercetusnya
Sumpah Pemuda 1928.
- Bahasa melayu merupakan lingua franca tidak hanya di kepulauan Nusantara, tetapi juga
di Asia Tenggara.
- Bahasa melayu sebagai bahasa perdagangan, alat komunikasi massa, perjanjian
antarkerajaan, sastra-budaya, termasuk penyebaran agama.

Setiap lima tahun sekali diadakan Kongres Bahasa Indonesia mulai dari tahun 1978 dan
terakhir diselenggarakan tahun 2018.

3. Kedudukan Bahasa Indonesia


a. Lambang kebanggaan nasional
b. Lambang identitas nasional
c. Alat pemersatu masyatakat yang berbeda latar budayanya
d. Alat perhubungan antarbudaya dan antardaerah

• Kelebihan dan Kekurangan Buku

A. Kelebihan
Kelebihan dari buju Khazanah Indonesia yaitu penggunaan bahasa yang mudah dipahami,
penjelasan yang detail dan disertai contoh yang cukup. Contoh:

"3. Objek

Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Objek pada umumnya diisi oleh
nomina, frasa, nominal, dan klausa. Letak O selalu di belakang P yang berupa verba
transitif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya O seperti pada contoh di bawah ini.

● Nani menimang….
● Arsitek merancang….
● Juru masak menggoreng….

Verba transitif menimang, merancang, dan menggoreng pada contoh kalimat di atas adalah
P yang menuntut dilengkapi. Unsur yang melengkapi P bagi ketiga kalimat itulah yang
dinamakan objek.

a.1 Nani menimang bayi


a.2 Arsitek merancang bangunan
a.3 Juru masak menggoreng ayam”
(Ahmad Bahtiar, dkk, 2019)

B. Kekurangan
Kekurangan dari buku Khazanah Indonesia yaitu kurang telitinya penulis dan editor dalam
konsistentasi penggunaan kalimat baku.

Kata baku yang mesti dipakai adalah peribahasa, sementara pribahasa tidak tercantum
dalam KBBI.
"12. Makna Peribahasa
Makna pribahasa adalah makna yang bersifat ..." (Ahmad Bahtiar, dkk, 2019)

Kata baku yang mesti dipakai adalah subjek, bukan subyek.

"Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan (tindakan) apa atau
dalam keadaan bagaimana keadaan subyek (pelaku)." (Ahmad Bahtiar, dkk, 2019)

Anda mungkin juga menyukai