Anda di halaman 1dari 16

CRITICAL BOOK REPORT

MATAKULIAH
BAHASA INDONESIA

LIVEN GIFTLY WANSARI ZEGA


5162144006

Dosen Pengampu Matakuliah


Dr.M.Oky Fardian Gafari S.Sos,M.Hum,M.Pd

JURUSAN PKK
PRODI PENDIDIKAN TATARIAS
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas critical book report ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang
dimiliki. Dan juga saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak selaku dosen pengampu
mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas ini kepada saya.Saya sangat
berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan
kita. saya menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan tugas ini
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami oleh siapapun. Dan semoga makalah ini
bermanfaat untuk kita semua.

Medan, Oktober 2017


I.Pengantar

Judul buku : Pendidikan Bahasa indonesia

Penulis : Drs.Sanggup Barus, M.Pd

Penerbit : Unimed Press

Kota terbit : Medan

Tahun terbit : september 2014

Edisi :2

Jumlah halaman:144 halaman

Dalam mengkritk buku ini merupakan salah satu memenuhi tugas mata kuliah pendidikan
bahasa indonesia yang dapat menjadi alat bantu pembelajaran bahasa indonesia sebagai
pengembangan kepribadian mahasiswa dalam perguruan tinggi dalam materi ini terdapat
beberapa materi pokok yaitu bahasa pengembang kepribadian,bahasa indonesia baku dan
pemakaiannya dengan baik dan benar, ejaan bahasa indonesia, diski, kalimat
efektif,pargraf,penulisan karya ilmiah.

II. Ringkasan isi buku

Bahasa pengembang kepribadian

Berbagai pengertian bahasa telah dirumuskan para pakar bahasa harimurti kridalaksana
perpengertian bahwa bahasa adalah sistem lambang berupa bunyi arbitrer yang digunakan
oleh para anggota kelompo sosial untuk bekerja sama,berkomunikasi, dan mengidentifikasi
diri. Dalam pembangunan dilema dan tantangan 2004 moeljarto tjokrominoto berpengertian
bahwa pengembangan kepribadian mencakup berbagai kualitas seperti
religiusitas,mralitas,penghayatan wawasan kebangsaan, kemandirian,kretivitas, dan
ketahanan mental. Fungsi pendidikan bahasa indonesia sebagai mata kuliah diarahkan kepada
kompetensi nberbahasa baku dengan baik dan benar secara lisan tulis fungsi ini mencakup
berbagai aspek yaitu mengembangkan kemampuan/kompertensi berkomunikasi ilmiah
mengembangkan kemampuan akademis, mengembangkan berbagai sikap
ilmiah,mengembangkan kecerdasan berbahasa,mengembangkan kepribadian terutama dalam
menciptakan kreativitas yang baru yang terkait dengan pengalaman

Bahasa baku dan pemakaiannya dengan baik dan benar

Isitilah baku dan bahasa baku itu dalam kamus besar bahasa indonesia istilah linguistik, baik
dari bahasa indonesia maupun dari bahasa asing terutama bahasa inggris menurut para ahli
bahasa mereka berpengertian bahwa bahasa baku sebagai bentuk bahasa yang telah
dikodifiaksi,diterima dan difungsikan sebagai model atau acuan oleh masyarakat secara luas
kode kebahasaan sebagi norma dikaitkan juga dengan penanggapan bahwa bahasa baku itu
berkeseragaman kode kebahasaan diperlukan bahasa baku agar efisien kode kebahasaan juga
dikaitkan dengan masalah bahasa menurut situasi pemakai dan pemakaian bahasa. Kodifikasi
ini akan menghasilkan ragam bahasa. Perbedaan ragam bahasa itu tampak dalam pemakaian
bahasa lisan dan tulis. Dengan demikian kodifikasi kebahasaan bahasa baku akan tampak
dalam pemakaian bahasa baku. Bahasa baku atau bahasa standar harus diterima dan berterima
bagi masyarakat bahasa. Penerimaan ini sebgai lanjutan kodifikasi bahasa baku dengan
penerimaan ini bahasa baku mempunyai kekuatan untuk mempersatukan dan menyimbolkan
masyarakat bahasa baku, sedangkan bahasa nonbaku atau bahasa nonstandard bahwasanya
ragam bahasa yang berkode bahasa yang berbeda dengan kode bahasa baku dan dipergunakan
dilingkungan tidak resmi.

Ejaan bahasa indonesia

Ejaan yang disempurnakan adalah ejaan bahasa indonesia yang berlaku sejak tahun 1972.
Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.Ejaan adalah
seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, Kata, dan
tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut menunjukan pengertian kata ejaan berbeda
dengan kata mengeja.
Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah
suatu sistem aturan yang jauh lebih luasdari sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur
keseluruhan caramenuliskan bahasa.
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasademi keteraturan dan
keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis.Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada
ketepatan dan kejelasanmakna. Ibarat sedang mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu
lalulintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudimematuhi rambu-
rambu yang ada, terciptalah lalu lintas yang tertib danteratur. Seperti itulah kira-kira bentuk
hubungan antara pemakai bahasa dengan ejaan. Ruang lingkup EYD mencakup lima aspek
yaitu (1) pemakaian huruf, (2) penulisan huruf, (3) penulisan kata, (4) penulisan unsur, dan
(5) pemakaian tanda baca.

Diksi

Diksi berhubungan dengan pengertian teknis dalam hal karang-mengarang,tulis-menulis,serta


tutur sapa. Setiap penulis maupun pembicara apabila ingin menyampaikan buah
pikiran,pendapat,dan pernyataan, sudah tentu akan memakai bahasa yang baik dan tepat dan
benar

Macam-macam diksi

Sinonim merupakan pilihan kata yang memiliki persamaan makna. Penggunaan kata sinonim
biasanya dimaksudkan untuk membuat apa yang dikatakan / dituliskan menjadi lebih sesuai
dengan ekspresi yang ingin diungkapkan. Contohnya: mampus (ekspresi pengungkapan yang
kasar) dan wafat (ekspresi pengungkapan yang lebih halus).

Antonim

Antonim merupakan pilihan kata yang memiliki makna berlawanan atau pun berbeda. Contoh
kata antonim adalah besar dan kecil.

Polisemi

Poisemi merupakan frasa kata yang memiliki banyak makna. Contohnya kata kepala yang
dapat bermakna bagian tubuh yang terletak di atas leher, atau dapat juga bermakna bagian
yang terletak di sebelah atas atau pun depan.

Homograf

Homograf merupakan kata – kata yang memiliki tulisan sama akan tetapi memiliki arti dan
bunyi yang berbeda.

Homofon

Homofon merupakan kata – kata yang memiliki bunyi yang sama akan tetapi makna dan
ejaannya berbeda.
Homonim

Homonim merupakan kata – kata yang memiliki ejaan yang sama namun makna dan bnyinya
berbeda. Contoh Asep (nama orang) dan asep (asap).

Hiponim[

Hiponim merupakan kata yang maknanya telah tercakup di dalam kata lainnya. Contohnya
kata Salmon yang telah termasuk ke dalam makna kata ikan.

Hipernim

Hipernim merupakan kata yang telah mencakup makna kata lain. Contohnya ada pada kata
sempurna yang telah mencakup kata baik, bagus, dan beberapa kata lainnya.

Kalimat efektif

Kalimat efektif dapat diartikan sebagai susunan kata yang mengikuti kaidah kebahasaan
secara baik dan benar. Tentu saja karena kita berbicara tentang bahasa Indonesia, kaidah yang
menjadi patokan kalimat efektif dalam bahasan ini adalah kaidah bahasa Indonesia
menurut ejaan yang disempurnakan (EYD).

Syarat Kalimat Efektif

Pada dasarnya, ada empat syarat utama sebuah kalimat dapat dikatakan efektif atau tidak. 1.
Sesuai EYD

Sebuah kalimat efektif haruslah menggunakan ejaan maupun tanda baca yang tepat. Kata
baku pun mesti menjadi perhatian agar tidak sampai kata yang kamu tulis ternyata tidak tepat
ejaannya.

2. Sistematis

Sebuah kalimat paling sederhana adalah yang memiliki susunan subjek dan predikat,
kemudian ditambahkan dengan objek, pelengkap, hingga keterangan. Sebisa mungkin guna
mengefektifkan kalimat, buatlah kalimat yang urutannya tidak memusingkan. Jika memang
tidak ada penegasan, subjek dan predikat diharapkan selalu berada di awal kalimat.
3. Tidak Boros dan Bertele-tele

Jangan sampai kalimat yang kalian buat terlalu banyak menghambur-hamburkan kata dan
terkesan bertele-tele. Pastikan susunan kalimat yang kalian rumuskan pasti dan ringkas agar
orang yang membacanya mudah menangkah gagasan yang kalian tuangkan.

4. Tidak Ambigu

Syarat kalimat efektif yang terakhir, kalimat efektif menjadi sangat penting untuk
menghindari pembaca dari multiftafsir. Dengan susunan kata yang ringkas, sistemastis, dan
sesuai kaidah kebahasaan; pembaca tidak akan kesulitan mengartikan ide dari kalimat kalian
sehingga tidak ada kesan ambigu.

Ciri-ciri Kalimat Efektif

Untuk membuat kalimat efektif tidaklah sulit asalkan sudah memahami ciri-ciri suatu kalimat
dikatakan efektif. Berikut ini adalah 5 ciri-ciri sehingga suatu kalimat dapat kita katakan
efektif.

1. Kesepadanan Struktur

Hal pertama yang harus diperhatikan adalah kelengkapan struktur dan penggunaannya. Inilah
yang dimaksud dengan kesepadanan struktur. Ada beberapa hal yang menyangkut ciri-ciri
yang satu ini.

2. Kehematan Kata

Karena salah satu syarat kalimat efektif adalah ringkas dan tidak bertele-tele, kalian tidak
boleh menyusun kata-kata yang bermakna sama di dalam sebuah kalimat. Ada dua hal yang
memungkinkan kalimat membuat kalimat yang boros sehingga tidak efektif. Yang pertama
menyangkut kata jamak dan yang kedua mengenai kata-kata bersinonim. Untuk menghindari
hal tersebut, berikut ini contoh mengenai kesalahan dalam kata jamak dan sinonim yang
menghasilkan kalimat tidak efektif. Ketidakefektifan terjadi karena kata para merujuk pada
jumlah jamak, sementara siswa-siswi juga mengarah pada jumlah siswa yang lebih dari satu.
Jadi, hilangkan salah satu kata yang merujuk pada hal jamak tersebut.

3. Kesejajaran Bentuk
Ciri-ciri yang satu ini menyangkut soal imbuhan dalam kata-kata yang ada di kalimat, sesuai
kedudukannya pada kalimat itu. Pada intinya, kalimat efektif haruslah berimbuhan pararel
dan konsisten. Jika pada sebuah fungsi digunakan imbuhan me-, selanjutnya imbuhan yang
sama digunakan pada fungsi yang sama.

4. Ketegasan Makna

Tidak selamanya subjek harus diletakkan di awal kalimat, namun memang peletakan subjek
seharusnya selalu mendahului predikat. Akan tetapi, dalam beberapa kasus tertentu, kalian
bisa saja meletakkan keterangan di awal kalimat untuk memberi efek penegasan. Ini agar
pembaca dapat langsung mengerti gagasan utama dari kalimat tersebut. Penegasan kalimat
seperti ini biasanya dijumpai pada jenis kalimat perintah, larangan, ataupun anjuran yang
umumnya diikuti partikel lah atau pun.

5. Kelogisan Kalimat

Ciri-ciri kalimat efektif terakhir yang amat krusial menyangkut kelogisan kalimat yang kalian
buat. Kelogisan berperan penting untuk menghindari kesan ambigu pada kalimat. Karena itu,
buatlah kalimat dengan ide yang mudah dimengerti dan masuk akal agar pembaca dapat
dengan mudah pula mengerti maksud dari kalimat tersebut.

Paragraf

Paragraf atau alinea merupakan sekumpulan kalimat yang saling berkaitan antara kalimat
yang satu dengan kalimat yang lain. Paragraf juga disebut sebagai karangan singkat, karena
dalam bentuk inilah penulis menuangkan ide atau pikirannya sehingga membentuk suatu
topik atau tema pembicaraan. Dalam 1 paragraf terdapat beberapa bentuk kalimat, kalimat-
kalimat itu ialah kalimat pengenal, kalimat utama (kalimat topik), kalimat penjelas, dan
kalimat penutup. Kalimat-kalimat ini terangkai menjadi satu kesatuan yang dapat membentuk
suatu gagasan. Panjang pendeknya suatu paragraf dapat menjadi penentu seberapa banyak ide
pokok paragraf yang dapat diungkapkan. terdapat paragraf induktif dan deduktif.

Jenis-jenis Paragraf
Paragraf Narasi

Paragraf Narasi ialah jenis paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa
berdasarkan urutan waktu sehingga pembaca bisa merasakan kejadian tersebut. Paragraf
narasi terdiri atas narasi kejadian dan narasi runtut cerita. Paragraf narasi kejadian adalah
paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa, sedangkan paragraf narasi runtut
cerita adalah paragraf yang pola pengembangannya dimulai dari urutan tindakan atau
perbuatan yang menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Dalam paragraf narasi terdapat alur
cerita, tokoh, setting dan konflik, paragraf narasi juga tidak memiliki kalimat utama.

 Narasi Ekspositoris ialah jenis narasi yang berisikan rangkaian perbuatan yang
disampaikan secara informatif sehingga pembaca mengetahui peristiwa itu secara
tepat.
Contoh paragraf narasi ekspositoris:

Siang itu, sabtu pekan lalu, Ramin bermain sangat bagus. Mula-mula ia menyodorkan
sebuah kontramelodi yang hebat, lalu bergantian dengan klarinet, meniupkan garis
melodi utamanya. Ramin dan tujuh kawannya berbaris seperti serdadu masuk ke
tangsi, mengiringi Akhmad, memepelai pria yang akan menyunting Mulyati, gadis
yang rumahnya di Perumahan Kampung Meruyung. Mereka membawakan "Mars
Jalan" yang dirasa tepat untuk mengantar Akhmad, sang pengantin ....

 Narasi Sugestif ialah jenis narasi yang hanya mengisahkan suatu hasil rekaan,
khayalan, atau imajinasi pengarang. Jenis karangan ini dapat dilihat pada roman,
cerpen, hikayat, dongeng, dan novel. Narasi sugestif selalu melibatkan daya
khayal atau imajinasi karena sasaran yang ingin dicapai yaitu kesan terhadap
peristiwa.
Contoh paragraf narasi sugestif:

Patih Pranggulang menghunus pedangnya. Dengan cepat ia mengayunkan pedang itu


ke tubuh Tunjungsekar. tapi, aneh sebeleum menyentuh tubuh Tunjungsekar, pedang
itu jatuh ke tanah. Patih Pranggulang memungut pedang itu dan membacokkan lagi ke
tubuh Tunjungsekar. Tiga kali Patih Pranggulang melakukan hal itu, Akan tetapi,
semuanya gagal.
Paragraf Deskripsi

Paragraf Deskripsi ialah paragraf yang menggambarkan suatu objek dengan kata-kata
yang mampu merangsang indra pembaca. Artinya penulis ingin membuat pembaca
melihat, mendengar maupun merasakan apa yang sedang mereka baca dari paragraf
tersebut.

Contoh Paragraf Deskriptif:

Masih melekat di mataku, pemandangan indah nan elok pantai Swarangan.


Gelombang ombak yang tidak terlalu besar datang bergulung silih berganti
menyambut siapapun yang datang seakan ingin mengajak bermain. Air yang jernih
dan pasir putih lembut yang terhampar luas tanpa ada karang yang menghalangi
membuatku ingin kembali lagi. Sejauh mata memandang yang kulihat hanya laut yang
terbentang luas dan biru. Kurasakan dingin membasuh kakiku karena ombak yang
terus-menerus menghempas kakiku dan terasa asin ketika air laut itu menyentuh
bibirku karena percikannya. Disepanjang bibir pantai kulihat wisatawan beserta
keluarga dan teman-teman mereka berkumpul membentuk suatu kelompok kecil
untuk menikmati keindahan pantai Swarangan. Tidak jauh dari tempat itu aku juga
melihat beberapa wisatawan berkejar-kejaran di bibir pantai, bermain bola, bermain
dengan air, atau berfoto-foto dengan latar belakang pantai. Meskipun tak seramai
dengan pantai-pantai yang sudah terkenal di kancah nasional maupun internasional
pantai ini tak pernah surut oleh wisatawan yang datang.

Ciri-ciri paragraf deskriptif ialah:

1. Menggambarkan atau melukiskan suatu benda, tempat, atau suasana


tertentu.
2. Penggambaran dilakukan dengan melibatkan panca indra
(pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecapan, dan perabaan).
3. Bertujuan agar pembaca seolah-olah melihat atau merasakan sendiri
objek yang dideskripsikan.
4. Menjelaskan ciri-ciri objek seperti warna, ukuran, bentuk, dan
keadaan suatu objek secara terperinci.
Pola sudut pandang adalah pola pengembangan yang berdasarkan pada posisi penulis
saat menggambarkan suatu objek. Pola sudut pandang terbagi lagi menjadi 2 pola
yaitu:

1. Pola Subjektif ialah pola yang menggambarkan objek sesuai penafsiran


dengan disertai kesan atau opini dari penulis.
2. Pola Objektif ialah pola pengembangan paragraf deskripsi dengan cara
menggambarkan objek secara apa adanya tanpa disertai opini penulis.

Paragraf Eksposisi

Paragraf Eksposisi Paragraf eksposisi adalah paragraf yang bertujuan untuk


memaparkan, menjelaskan, menyampaikan informasi, mengajarkan, dan
menerangkan suatu topik kepada pembaca dengan tujuan untuk memberikan
informasi sehingga memperluas pengetahuan pembaca. Untuk memahaminya pun
pembaca perlu melakukan proses berpikir dan melibatkan pengetahuan.

Ciri-ciri paragraf eksposisi:

1. Memaparkan definisi dan memaparkan langkah-langkah, metode


atau melaksanakan suatu tindakan.
2. Gaya penulisannya bersifat informatif.
3. Menginformasikan/menceritakan sesuatu yang tidak bisa dicapai
oleh alat indra.
4. Paragraf eksposisi umumnya menjawab pertanyaan apa, siapa,
dimana, kapan, mengapa dan bagaimana.

Contoh Paragraf Eksposisi:

Sejak zaman dahulu, nenek moyang kita telah mengenal tanaman lidah buaya beserta
manfaatnya bagi manusia. Manfaat lidah buaya tidak hanya sebagai penyubur rambut,
tapi juga bermanfaat bagi kesehatan. Tumbuhan tanpa buah ini memilikii ciri fisik
sebagai berikut: daun berbentuk panjang dengan duri kedua sisi daunnya, tebal, dan
berwarna hijau. Daunnya mengandung serat bening sebagai daging. Meskipun lidah
buaya sejak dahulu dikenal memiliki banyak khasiat, belum banyak yang mengetahui
bahwa tanaman ini bisa menjadi komoditas yang menguntungkan. Menariknya,
komoditas ini tidak hanya bermanfaat sebagai ramuan penyubur rambut, tapi juga
sebagai minuman yang menyehatkan seperti teh lidah buaya yang terbuat dari daun
lidah buaya yang dikeringkan dan kuliner sepert: kerupuk dan jelly lidah buaya.

Paragraf eksposisi terbagi dalam beberapa jenis yaitu:

 Eksposisi Definisi, batasan pengertian topik dengan menfokuskan


pada karakteristik topik itu sendiri.

 Eksposisi Klasifikasi ialak paragraf yang membagi sesuatu dan


mengelompokkannya ke dalam kategori-kategori.

 Eksposisi Proses, paragraf jenis ini sering ditemukan pada


buku-buku petunjuk pembuatan, penggunaan, atau cara-cara tertentu.

 Eksposisi Ilustrasi (contoh), pengembangannya menggunakan


gambaran sederhana atau bentuk konkret dari suatu ide.
Mengilustrasikan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang memiliki
kesamaan atau kemiripan sifat. Biasanya menggunakan frasa
penghubung "seperti" dan "bagaikan."

Penulisan karya ilmiah

Karya ilmiah (bahasa Inggris: scientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang
memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau
sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh
masyarakat keilmuan. Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian,
makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu
merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang
terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam
melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya. Di perguruan tinggi, khususnya jenjang
Sarjana, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan
praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala
kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada
mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan
penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan
yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai
wahana untuk mengembangkan.
Manfaat nya sebagai

1. Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;


2. Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
3. Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
4. Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
5. Memperoleh kepuasan intelektual;
6. Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;
7. Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya

Sistematika penulisan

1. Halaman judul.
2. Halaman pengesahan.
3. Abstraksi
4. Kata pengantar.
5. Daftar isi.
6. Ringkasan isi.

Bagian isi

1. Perumusan masalah.
2. Pembahasan/pembatasan masalah.
3. Tujuan penelitian.
4. Metode penelitian.

Pembahasan

1. Pembahasan teori

2. Kerangka pemikiran

Metodologi penelitian

1. Metode dan rancangan penelitian


2. Populasi dan sampel.
3. Instrumen penelitian.
4. Pengumpulan data dan analisis data.

Hasil penelitian

1. Hasil penelitian.
2. Pengajuan hipotesis.
3. Diskusi penelitian, mengungkapkan pandangan teoritis tentang hasil yang didapatnya.
Penutup,kesimpulan serta saran.

III. Keunggulan buku

a. Keterkaitan antar bab


Dalam hal keterkaitan antarbab dalam buku ini sudah baik dimulai dari mengetahui
bahasa itu sebagai pengembang kepribadian selanjutnya mengenai cara memakai
bahasa indonesia yang baik dan benar mengetahui bahasa baku dan non baku serta
ciri-ciri bahasa yang baik dan benar setelah memahami itu dalam penulisan perlu juga
mengetahui bagaimana cara tata meletakkan titik dan koma serta tanda yang lainnya
bahkan dalam pemakaian huruf kapaital dan memahami apa itu diksi pemilihan kata
yang sesuai dengan penggunaannya setelah memahami itu kalimat efektif
prsyaratannya bagaimana cara pargraf dalam pengembangannya setelah memahami
dari beberapa cara dalam penulisan mulailah dapat membantu bagaimana cara
penulisan karya ilmiah yang baik dan benar dalam hal tersebut buku ini sudah sangat
baik dalam kerkaitan antar bab dan memlunyai arah tujuan yang jelas dimana setelah
mempelajari ini kita dapat menulis karya ilmiah yang baik dan benar serta bukan itu
saja mengetahui cara penulisan yamg laiinnya
b. Kemutakhiran isi buku
Isi buku sudah baik mudah dipahamii penyampaian dalam buku daat diterima sudah
memberikan penjelasan yang cukup dilengkapi dengan contoh-contoh yang benar
sehingga mendukung dalam pemahaman isi buku.
IV. Kelemahan buku

a. Keterkaitan antar bab


Dalam hal ini kurangnya materi yang diberikan terutama dalam hal pemberian
contoh-contoh dalam setiap bab yang sedang dibahas seharusnya ada glosarium untuk
membantu dalam memahami kata-kata indonesia yang belum diketahui

b. Kemutakhiran buku dalam hal ini sampul buku kurang menarik warna yang mencolok
atau terlalu kontras tinta tulisan kurang jelas ada yang samr-samar sehingga sedikit
terganggu dalam membaca

V. Implikasi

a. implikasi terhadap teori

buku ini sangat memiliki fungsi yang baik terhadap teori-teori pada mata kuliah
pendidikan bahasa indonesia bisa menjadi salah satu sumber belajar dan mendukung dalam
setiap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam buku ini dapat terjawab

b.implikasi terhadap program pembangunan

buku ini berguna buat program pembangunan indonesia untuk kedepan didalam
menyiapkan generasi-generasi yang akan datang didalam penulisan karya ilmiah dalam
penulisan pidato penulisan surat-surat administrasi kenegaraan sebagai investasi yang baik
dalam melestarikan bahasa indonesia yang baik dan benar.

c. analisis mahasiswa (posisi kritis mahasiswa)


menurut saya buku ini sudah baik tetapi kurangnya perluasan contoh-contoh dalam
setiap pokok materi yang diberikan terutama pada pokok pembahasan ejaan yang
disempurnakan serta diksi.
VI. Simpulan dan saran

Bibliografi

Drs.Sanggup Barus,M.Pd lahir di Tapanuli Selatan pada tanggal 10 november 1954.


Menyelesaikan studinya di SD pada tahun 1966,SMP tahun 1969 dan SPG pada
tahun1972.pada tahun1973 melanjutkan pendidikan dijurusan bahasa dan sastra indonesia
FKSS IKIP Medan dan memperoleh gelar sarjana muda pendidikan pada tahun 1976
kemudian di lembaga yang sama penulis melanjutkan pendidikannya dan memperoleh gelar
sarjana pendidikan pada tahun 1979. Pada tahun 2007 melanjutkan studi keprogram studi
teknologi pendidikan program pasca sarjana di unimed dan memperoleh gelar magister
pendidikan dengan IPK 3,94 pada tanggal 11 febuari 2010. Sejak tahun 1980 sampai
sekarang aktif mebgajar di fakultas bahasa dan seni jurusan bahasa indonesia. Maksud dan
tujuan menulis buku ini adalah menjadi ilmuwan dan profesional yang memiliki pengetahuan
dan sikap positif terhadap bahasa indonesia sebagai bahasa negara dan bahasa nasional dan
mampu menggunakannya secara baik dan benar untuk mengungkapkan pemahaman. Rasa
kebangsaan dan cinta tanah air dan utnuk berbagai keperluan dalam bidang ilmu,teknologi
dan seni, serta profesinya masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai