Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“PERIHAL KATA DAN PEMBENTUKAN KATA”


Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada Mata
Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu :
Nurhayati, M.Pd.

Penulis :
Muhammad Febriyanor NIM. 2022110012
Muhammad Ziyad Ma’ruf NIM. 2022110042
Septiana Dewi NIM. 2022110025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH SYEKH
MUHAMMAD NAFIS TABALONG

2022-2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT


yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Bahasa Indonesia, dengan judul: “ Perihal Kata dan Pembentukan Kata”.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih banyak
mengalami kendala. Namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai
pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga berbagai kendala yang dihadapi
tersebut dapat diatasi. Pada kesempatan ini kami dengan segala kerendahan hati
dan penuh rasa hormat mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuan pikiran secara langsung maupun
tidak langsung kepada kami dalam penyusunan makalah ini hingga selesai.
Terutama kepada ibu Nurhayati, M.Pd. selaku pembimbing mata kuliah
Bahasa Indonesia yang dengan sabar, tulus dan ikhlas meluangkan waktu, pikiran
dalam memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat
berharga kepada kami selama penyusunan makalah ini.
Untuk itu, kritik dan saran yang sangat kami harapkan guna perbaikan dan
kesempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kami khususnya, dan bagi para pembaca pada umumnya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................1
A. Latar Belakang ..............................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................1
C. Tujuan Penulisan ..........................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................2
A. Perihal Kata ..................................................................................2
B. Pembahasan Kata ..........................................................................3

BAB III PENUTUP .....................................................................................4


A. Kesimpulan ...................................................................................5
B. Saran .............................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 7
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa indonesia merupakan bahasa persatuan dan bahasa Negara


Negara Kesatuan Republik Indonesia ini memiliki fumgsi dan manfaat
Yang sangat dominan dalam segala aspek di dalam kehidupan
bermasyarakat. Bahasa Indonesia harus dipelajari, dikembangkan , dan
dioptimalkan penggunanya maupum fumgsi dan manfaatnya. Melalui
mata pelajaran Bahasa Indonesia diharapkan tumbuh sikap bangga
dalam berbahasa Indonesia sehingga akan tumbuh didakamnhya
kesadaran akan pentingnya nilai-nilai yang terkandung di dalam
Bahasa Indonesia.
.
Bahasa Indonesia merupakan mata kuliah yang wajib dan harus
diberikan dari jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi.Hal ini
dikarenakan Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional sekaligus
bahasa Negara di Indonesia, Bahasa Indonesia mempunyai fungsi
sebagai sarana pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa serta
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi.Bahasa sangat diperlukan sebagai
media untuk mengkomunikasikan materi pembelajaran,dimana semua
bahan pelajaran yang di sampaikan harus menggunakan Bahasa
Indonesia baik lisan maupun tulisan .Ini mencakup aspek keterampilan
dalam Basaha Indonesia yang merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan satu sama lain yaitu menyimak,berbicara,membaca
dan menulis.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan uraian identifikasi masalah dan pembahasan masalah di
atas,
Selanjutnya dirumuskan permasalah yang akan diteliti, sebagai berikut:
1. Apa itu pengertian pembentukan kata?
2. Hal-hal apakah yang perlu diperhatikan dalam pembentukan
kata dan perihal kata?
C. Tujuan Penulisan
Penulis ingin mempelajari dan mengetahui tentang perihal kata dan
pembentukan kata. Penulis juga ingin mengetahui cara penerapan
tentang perihal kata dan pembentukan kata dalam pengucapan atau
penulisan dalam bahasa Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perihal Kata


Kata adalah kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna
tertentu. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata adalah unsur
bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan suatu
perasaan dan pikiran yang dpat dipakai dalam berbahasa. Dari segi bahasa
kata diartikan sebagai kombinasi morfem yang dianggap sebagai bagian
terkecil dari kalimat. Sedangkan morfem sendiri adalah bagian terkecil dari
kata yang memiliki makna dan tidak dapat dibagi lagi ke bentuk yang lebih
kecil.1
Kelas Kata
Kata Benda (Nomina)
Kata Benda (Nomina) adalah kata-kata yang merujuk pada bentuk suatu
benda, bentuk benda itu sendiri dapat bersifat abstrak ataupun konkret, dalam
bahasa Indonesia kata benda (nomina) terdiri dari beberapa jenis, sedangkan
dari proses pembentukannya kata benda terdiri atas 2 jenis, yaitu:
1. Kata Benda (Nomina) Dasar: Kata benda dasar atau nomina dasar
ialah kata-kata yang secara konkret menunjukan identitas suatu
benda, sehimgga kata ini sudah tidak bisa lagi diuraikan ke bentuk
lainnya. Contoh: buku, meja, kursi, radio, dll.
2. Kata Benda (Nomina) Turunan: Nomina turunan atau kata benda
turunan ialah jenis kata benda yang terbentuk karena proses
afiksasi sebuah kata dengan kata atau afiks. Proses pembentukan
ini terdiri dari beberapa beberapa bentuk, yaitu:
1. Verba + (-an) contoh: Makanan.
2. (pe-) + Verba contoh: Pelukis.
Kata Kerja (Verba)
Kata Kerja atau verb adalah jenis kata yang menyatakan suatu perbuatan.
Salah satunya adalah verba Dasar Bebas: seperti: duduk, makan, mandi,
minum dll.

1
Rini Damayanti, S.Pd,M.Hum Tri Indrayanti S.Pd,M.Pd, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan
Tinggi ( Surabaya, November 2015 )
Kata Bilangan (Numeralia)
Kata bilangan ialah jenis kelompok kata yang menhyatakan jumlah,
kumpulan, urutan sesuatu yang dibedakan.
.

B. Pengertian Pembentukan Kata

Adalah untuk dapat digunakan dalam kalimat atau pertuturan


tertentu, maka setiap bentuk dasar, terutama dalam bahasa fleksi dan
aglutunasi, harus dibentuk terlebih dahulu menjadi sebuah kata gramatikal,
baik melalui proses afiksasi, proses reduplikasi, maupun proses komposisi.
Pembentukan kata ini mempunyai dua sifat, yaitu: 2

1. Inflektif yaitu alat yang digunakan untuk penyesuaian bentuk itu biasanya
berupa afiks, yang mungkin berupa prefiks, infiks, dan sufiks atau juga
berupa modifikasi internal, yakni perubahan yang terjadi di dalam bentuk
dasar itu.
2. Derivatif yaitu pembentukan kata secara infektif, tidak membentuk kata
baru,atau kata lain yang berbeda identitas leksikalnya dengan bentuk
dasarnya.Hal ini berbeda dengan pembentukan kata secara derivatif atau
derivasional.Pembentukan kata secara derivatif membentuk kata baru, kata
yang identitas leksikalnya tidak sama dengan kata.

Berikut ini beberapa proses pembentukan kata, yaitu:


1. Gramatikalisasi
Proses gramatikalisasi adalah proses perubahan tataran dari morfem kekata,
yang dalam tataran sintaksis merupakan perubahan tataran pertama.Tidak
semua morfem dengan sendirinya dapat langsung berubah menjadi kata.
Seperti morfem ber-, ter-, ke-, dan sejenisnya yang tergolong morfem terikat
tidak dapat langsung menjadi kata. Seperti halnya juang tidak dapat langsung
menjadi sebuah kata. Seperti halnya juang termasuk morfem terikat.
Sedangkan rumah dapat langsung menjadi kata karena dapat berdiri sendiri
dan bermakna.
2. Afiks (Imbuhan)
Satuan terikat (seperangkat huruf tertentu) yang apabila ditambahkan pada
sebuah kata dasar akan mengubah makna dan membentuk kata baru. Afiks
tidak dapat berdiri sendiri dan harus melekat pada satuan lain seperti kata
dasar. Istilah afiks termasuk prefiks, sufiks, dan konfiks.

2
Duwi Rahmadi Pedoman Umum Ebi dan Ejaan Bahasa Indonesia Kesalahan Berbahasa
( 1 September 2017 )
a. Kesalahan Pembentukan Kata
Pada kehidupan sehari-hari, kita masih melihat atau mendengar pemakaian
kata yang salah bentuknya. Kesalahan dapat kita temukan baik pada penulisan
maupun pembicaraan. Berikut ini beberapa kesalah pembentukan kata dalam
berbahasa Indonesia.
1. Lantik
Pada bahasa jurnalistik, sering kita jumpai penanggalan awalan men-,
seperti Presiden lantik para menteri. Hal ini mungkin disebabkan oleh
usaha penghematan yang merupakan salah satu ciri bahasa jurnalistik. Jika
kita hitung secara matematis, biaya yang dikeluarkan untuk imbuhan men-
cukup besar. Jika dalam satu kolom terdapat sebuah kata yang berlawanan
men- dan dalam satu halaman 3terdapat 8 kolom, itu berarti terdapat 8 x 10
men-. Jika sebuah surat kabar terdiri atas 10 halaman, akan terdapat 10 x
80 men-. Seandainya oplah surat kabar itu 15.000 ecslempar, akan tersapat
15.000 x 10 x 80 men- = 12.000.000 men-, jumlah yang tidak sedikit dan
akan menghabiskan kertas sekian rim hal ini berarti bahwa redaksi akan
membuang sekian puluh ribu rupiah tiap hari. Perhatikan kalimat-kalimat
berikut ini!
Kesalahan Umum
a. Presiden lantik para menteri.
b. India akan luncurkan satelit komunikasi pada malam nanti.
c. Bank ACB gunakan sistem pembayaran terbaru.
d. Indonesia tempatkan tentara penjaga perdamaian melalui PBB di
Lebanon.
e. Menahan RI-Singapura tanda tangani kerjasama pengamanan wilayah
selat malaka.
Kalimat-kalimat tersebut termasuk kalimat aktif transitif, yaitu kalimat
aktif yang memiliki objek. Menurut kaidah bahasa, predikat kalimat aktif
transitif wajib berawaln men-. Jadi, kalimat-kalimat tersebut harus
menggunakan predikat berawalan men-, bukan kata kerja pangkal atau
kata kerja imperatif/perintah, seperti lantik.
Seharusnya
a. Presiden melantik para menteri.
b. India akan meluncurkan satelit komunikasi pada malam nanti.
c. Bank ACB menggunakan sistem pembayaran terbaru.

3
Duwi Rahmadi Pedoman Umum Ebi dan Ejaan Bahasa Indonesia Kesalahan Berbahasa
( 1 September 2017 )
d. Indonesia menempatkan tentara penjaga perdamaian melalui PBB di
Lebanon.
e. Menahan RI-Singapura menandatangani kerjasama pengamanan
wilayah selat malaka.

2. Merubah
Kata merubah sering kita dengar atau baca, baik melalui pembicaraan lisan
atau tulisan di masyarakat maupun media massa, seperti kalimat kita harus
dapat merubah sampah menjadi barang bernilai. Kesalahan tersebut
karena adanya salah anggapan pemakai bahasa. Kemungkinan mereka
mengira bahwa kata dasar yang bena adalah rubah. Hal ini terjadi karena
dalam bahasa kita terdapat kata perubahan dan berubah sehingga
tampaknya bentuk dasarnya rubah. Memang ada kata dasar rubah, tetapi
merupakan nama binatang. Kata dasar yang benar adalah ubah. Jadi, kata
merubah seharusnya mengubah. Perhatikan contoh bentukan lain pada
kalimat-kalimat berikut ini!

a. Durit Memenangkan
Ketidakcermatan dalam pembentukan kata kerja memenangkan sering kita
temukan dalam kalimat Rudi memenangkan pertandingan itu. Bentuk kata
memenangkan berarti membuat menang pertandingan. Padahal, maksud kalimat
tersebut adalah Rudi pemenangnya. Perhatikan perbandingan berikut ini!
Bentuknya Tidak Baku
Rudi memenangkan pertandingan itu.
Bentuk Baku
a. Rudi menjadi pemenang pada pertandingan itu.
b. Rudi menang sebagai juara paa pertandingan itu.
c. Rudi pemenang pertandingan itu.

3. Kesimpulan dan Keputusan


Pembentukan kata dalam bahasa Indonesia sebenarnya mengikuti pola
yang rapi dan konsisten. Jika kita perhatikan, bentukan-bentukan kata itu
memiliki hubungan antaransatu dan yang lain. Perhatikan keteraturan
pembentukan kata berikut ini!
Ada juga pembentukan kata yang mengikuti pola berikut.

Tani bertani petani pertanian


Silat bersilat pesilat persilatan
Mukim bermukim pemukim permukiman
Tinju bertinju petinju pertinjuan
Gulat bergulat pegulat pergulatanx

Kelomp4ok kata-kata berikut mengikuti cara yang lain.


satu bersatu mempersatukan persatuan persatuan
solek bersolek mempersolek
pemersolek persolekan

Kata kesimpulan bersaing pemakaiannya dengan kata simpulan. Kata keputusan


bersaing pemakaiannya dengan putusan. Bentukan mana yang sebenarnya tepat?
Kesimpulan dan keputusan adalah kosakata bahasa Indonesia, tetapi kadarnya di
bawah standar atau kurang baku. Bentukan baku yang tertib adalah simpulan yang
artinya “hasil menyimpulkan” dan putusan yang artinya “hasil memutuskan”.
Agar lebih jelas, perhatikan kalimat-kalimat berikut ini!
a. - Karya ilmiah harus mengandung bab pendahuluan, analisis, dan
kesimpulan. (kurang rapi)
- Karya ilmiah harus mengandung bab pendahuluan, analisis, dan
simpulan. (lebih rapi)
b. - Sesuai dengan keputusan pengadilan, mobil itu dikembalikan ke
pemiliknya. (kurang rapi)
c. - Sesuai dengan putusan pengadilan, mobil itu dikembalikan ke
pemiliknya. (lebih rapi)

4. Pelayanan dan Layanan


Kata pelayanan bersaing pemakaiannya dengan kata layanan. Kedua kata
tersebut tergolong baku sehinga dapat digunakan jika sesuai konteks

4
Duwi Rahmadi Pedoman Umum Ebi dan Ejaan Bahasa Indonesia Kesalahan Berbahasa
( 1 September 2017 )
pemakaiannya. Pemakaian sehari-hari di dalam masyaraka menunjukkan
ketidaktepatan pemakaian konteks tersebut.
a) Petugas pajak di sini kurang memberikan pelayanan yang memuaskan.
(kurang rapi)
b) Petugas pajak di sini kurang memberikan layanan yang memuaskan.
(kurang rapi)

Kesalahan Umum

a. Pemerintah mentargetkan produksi garam di dalam negeri akan


meningkat pesat pada tahun 2020.
b. Kita harus ikut serta mensukseskan program pemerintah dalam
memberantas narkoba.
c. Kita harus mengkikis habis paham komunis di Indonesia.
d. Pak Deni memparkir motornya di kebun belakang.

Yang Dianjurkan

a. Pemerintah menargetkan produksi garam di dalam negeri akan


meningkat pesat pada tahun 2020.
b. Kita harus ikut serta meyukseskan program pemerintah dalam
memberantas narkoba.
c. ita harus mengikis habis paham komunis di Indonesia.
d. Pak Deni memarkir motornya di kebun belakang.

5. Dilegalisir
Pemakaian akhiran –ir sangat produktif dalam penggunaan bahasa
Indonesia sehari-hari. Padahal, baku yang tepat untuk padanan akhiran –ir adalah
–asi atau –isasi. Jadi, bentuk baku dilegalisir adalah dilegalisasi. Mengapa
bahasa Indonesia baku memilih dilegalisasi, bukan dilegalisir? Penjelasannya
sebagai berikut.
Kata benda legalisasi diserap dari kata benda legalisatie (Belanda) atau
dari kata benda legalization (Inggris). Jika kata benda legalisasi ini dijadikan kata
kerja dengan imbuhan me- atau di-, hasilnya menjadi melegalisasi dan
dilegalisasi.
Sebagian orang menganggap bahwa kata legalisir yang benar.
Katanya, kata tersebut diserap berdasarkan bunyinya legaliseren

5
Duwi Rahmadi Pedoman Umum Ebi dan Ejaan Bahasa Indonesia Kesalahan Berbahasa
( 1 September 2017 )
(Belanda). Memang dalam bahasa Belanda terdapat kata legaliseren,
tetapi kelas katanya kata kerja yang artinya “mengesahkan” atau
“membenarkan”. Jika kata kerja legalisir yang sudah berarti
“mengesahkan” itu ditambah lagi imbuhan me- menjadi melegalisir;
arti yang dikandung menjadi janggal, yaitu memengesahkan. Demikian
juga jika legalisir yang sudah berarti “mengesahkan” ditambah
imbuhan di-, arti yang dikandungnya akan menjadi dimengesahkan.
Akhiran –ir yang sering dijumpai terdapat pada kayta-kata berikut.

Bentuk Salah

a. Ijazah Anda harus dilegalisir dahulu oleh Dekan Fakultas


Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret.
b. Api yang membakar ruko itu berhasil dilokalisir agar tidak
merembet ke ruko lainnya.
c. Pak Jaya sanggup mengkoordinir kegiatan itu.
d. Permasalah itu tidak perlu dikonfrontir dengan yang bersangkutan.
e. Kejadian itu tidak perlu didramatisir agar karyawan tidak resah.
Yang Dianjurkan
a. Ijazah Anda harus dilegalisasi dahulu oleh Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret.
b. Api yang membakar ruko itu berhasil dilokalisasi agar tidak
merembet ke ruko lainnya.
c. Pak Jaya sanggup mengkoordinasi kegiatan itu.
d. Permasalah itu tidak perlu dikonfrontasikan dengan yang
bersangkutan.
e. Kejadian itu tidak perlu didramatisasi agar karyawan tidak resah.

6. PLN (Perusahaan Listrik Negara)


Kita membedakan itilah “singkatan” dengan “bentuk singkat”.
Yang dimaksud dengan 6singkatan ialah bentuk yang terdiri atas huruf
awal dari kata-kata asalnya, sepertimSD, SMP, SMA, UI, UGM, UNS,
DIP, PLO, dan PLN. Yang dimaksud bentuk singkat ialah bentuk pendek
yang terdiri atas suku-suku kata yang berasal dari kata asalnya, seperti
laboratorium (lab) dan dokter (dok). Pemakaian singkatan sebaiknya
dihindari karena menimbulkan berbagai tafsiran terhadap singkatan itu.

6
Duwi Rahmadi Pedoman Umum Ebi dan Ejaan Bahasa Indonesia Kesalahan Berbahasa
( 1 September 2017 )
Jika ingin mempergunakan bentuk singkatan, dituliskan juga bentuk
lengkapnya.

Contoh

a. DIP (Daftar Isian Proyek)


b. TMII (Taman Mini Indonesia Indah)
c. PLN (Perusahaan Listrik Negara)
d. SPK (Surat Perjanjian Kerja)
e. GBHN (Garis-Garis Besar Haluan Negara)
Atau
a. Daftar Isian Proyek (DIP)
b. Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
c. Perusahaan Listrik Negara (PLN)
d. Surat Perjanjian Kerja (SPK)
e. Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari urain di atas maka kita dapat mengambil kesimpulan tentang memahami
perihal kata dan pembentukan kata yang dimana perihal kata ini memiliki sebuah
kelas kata seperti kata benda, kata kerja dan kata bilangan yang sudah dijelaskan
oleh presentator dan mengandung sebuah pengertian ataupun pemahaman tentang
perihal kata dalam pembentukan kata memiliki macam-macam sifat kata dan
kesalahan dalam pembentukan kata itu sendiri secara pemahaman yang
berlandaskan fakta dalam sebuah pengkajian akan ilmu.

B. Saran
Sudah seharusnya kita sebagai rakyat Indonesia memahami dan mengerti tentang suatu
kaidah pembelajaran tentang bahasa Indonesia itu sendiri dan hendaknya kita sebagai
seorang pembaca tidak acuh dengan pengetahuan akan susunan atau struktur
pembelajaran bahasa indonesia yang sangat menarik untuk dipelajari, diharapkan bagi
setiap pembaca agar bisa memahami dan mengenal akan ilmu perihal kata dan
pembentukan kata ini dan bisa dapat mengkajinya lebih dalam dan sempurna.
DAFTAR PUSAKA

Damayanti Rini, S.Pd,M.Hum Indrayanti Tri S.Pd,M.Pd, Bahasa Indonesia Untuk


Perguruan Tinggi ( Surabaya, November 2015 )

Rahmadi Duwi Pedoman Umum Ebi dan Ejaan Bahasa Indonesia Kesalahan
Berbahasa
( 1 September 2017 )

Anda mungkin juga menyukai