Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“KEBUDAYAAN PRIMITIF, AGRARIA DAN INDUSTRIAL”


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah
Dosen Pengampu:
Aunia Ulfah, M.Pd.

Disusun Oleh : Kelompok 6

Muhammad Ziyad Ma’ruf NIM 2022110042


Nor Sadila NIM 2022110017
Rahmat NIM 2022110021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH

SYEKH MUHAMMAD NAFIS

TABALONG

2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta karunia-Nya sehungga kami bisa
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kebudayaan primitif agraria dan
industrial” dengan tepat pada waktunya.
Shalawat serta salam taklupa pula kita limpahkan kepada junjungan kita Nabi
besar Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya dan juga seluruh umatnya
dipenjuru dunia hingga akhir zaman. Taklupa pula saya ucapkan terimakasih yang
sebesar besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah IAD/IBD/ISD Ibu Aunia
Ulfah, MPd.
Kami selaku penulis makalah menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran, sangat kami harapkan dari para pembaca
demi perbaikan dan pengembangan makalah ini. Demikian makalah ini dibuat,
semoga dapat bermanfaat bai penulis khususnya pembaca pada umumnya.

Tabalong, 9 Desember 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Pembahasan ............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3

A. Kebudayaan Primitif Agraris ............................................................... 3


B. Kebudayaan Perkotaan ......................................................................... 6
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 10

A. Kesimpulan........................................................................................... 10
B. Saran ..................................................................................................... 10
Daftar Pustaka ............................................................................... 11

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Maunusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa
dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling
sempurna merupakan makhluk berbudaya. Manusia dapat menciptakan budaaya
mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Kebudayaan
merupakan perangkat yang ampuh dalam sejarah kehidupan manusia yang dapat
berkembang dan dikembangkan.1
Kebudayaa primitif agraris adalah suatu kebiasaan atau hukum yang dimana
masih berpacu atau bersandar kepada kebiasaan dari nenek moyang terdahulu,
dan kebiasaan ini masih dianut oleh masyarakat pedesaan ataupun pedalaman
yang masih diperpegangi oleh mereka turun temurun artinya dari orang tua turun
ke anak kemudian turun lagi kebiasaan tersebut ke cucu dan seterusnya.
Kebudayaan kota merupakan pusat dari kegiatan-kegiatan kebudayaan,
sosial, ekonomi, dan komunikasi. Artinya dalam sebuah kebudayaan kota ini
sudah sangat terlihat kemajuannya dalam sebuah pola piker kebiasaan, hukum,
maupun tingkah laku, di dalam kebudayaan ini kebanyakan individu atau
kelompok atau bisa disebut juga dengan masyarakat lebih condong kepada
kearah pemikiran yang rasio berkembang dan kreatif juga kulitas motorik otak
sangat kritis dalam memahami sesuatu, bahkan bisa memajukan suatu zaman
kearah yang lebih maju.
Dari penjabaran sekilas tentang pengertian dan pemahaman tentang
kebudayaan primitife juga perkotaan diatas ini belum cukup untuk memuat
semua informasi tentang kebudayaan primitife dan perkotaan itu sendiri, dari
sinilah alasan para penulis sangat tertarik untuk mencari tahu tentang hal ini,
lebih lanjut dan lebih dalam untuk mengkajinya sesuai dengan data yang bisa di
pertanggung jawabkan dari kebenarannya dan lebih luas penjabarannya.

1
A. Rusdiana, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, (Bandung: Tresna Bhakti Press ,2013) h.14.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Kebudayaan Primitif Agraris?
2. Apa itu Kebudayaan Perkotaan?

C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui dan Memahami tentang Kebudayaan Primitif Agraris
2. Mengtahui dan Memahami tentang Kebudayaan Perkotaan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kebudayaan Primitif Agraris


Kebudayaann primitif adalah suatu tingkah laku suatu penduduk di mana
masih menggunakan suatu hukum atau kebiasaan yang berasal dari nenek
moyang atau masih berasal dari alam. Biasanya budaya primitif ini masih di anut
oleh masyarakat di pedesaan, mereka tetap meyakini budaya ini karena telah
dilakukan terus menerus dan turun temurun. Tetapi ada beberapa dari mereka
yang sudah sedikit demi sedikit meninggalkan budaya primitif ini seiring
perkembangan zaman. Salah satu fakor yang membuat budaya primiti ini tetap
bertahan adalah belum meluasnya pemerataan ilmu pngetahuan sains dan
teknologi, selain itu adalah tuntutan dari nenek moyang mereka yang
mengahruskan mereka untuk tetap mepertahankan budaya ini. Sedangkan
kebudayaan agraris adalah kebudayaan dimana dalam suatu sekelompok
individu yang menggantungkan hidup bercocok tanam seperti bertani baik di
kebun maupun di sawah sebagai mata pencaharian pokok penduduk agararis.
kebudayaan agraris ini bersifat semi permanent, dimana jika dalam suatu wilayah
sudah habis sumber daya alam nyaa maka mereka akan berpindah ke tempat lain
dan membuka lahan baru untuk bercocok tanam dengan berdasarkan kesesuaian
tempat yang mereka tempati. Biasanya budaya agraris ini berhubungn dengan
budaya primitif atau yang menganut nya masih penduduk pedesaan.2
1. Masyarakat pedesaan
Ditinjau dari segi geografis, desa itulah adalah suatu hasil perpaduan
antara kegiatan sekolompok manusia dengan lingkungannya. Hasil dari
perpaduan itu ialah suatu wujud atau kenampakan dimuka bumi yang
ditimbulkan oleh unsur unsur fisiografi, sosial, ekonomi, politik dan kultural
yang saling berinteraksi antar unsur tersebut dan juga hubungannya dengan
daerah lain. Mendasarkan diri pada tingkat pendidikan dan tingkat teknologi

2
http://ilmuteknologiaji.blogspot.com/2016/10/kebudayaan-primitif-agraris-
industrial.html?m=1, diakses pada 10 Desember 2022, pada pukul 07:24.

3
penduduknya masih tergolong belum berkembang maka kenampakannya
adalah sebagai wilyah yang tidak besar dan letak wilayah ini relatif jauh dari
kota. Wilayah ini pada umumnya terdiri dari pemukiman penduduk,
perkarangan dan persawahan. Jaringan jalan belum begitu padat dan sarana
transportasi sangat langka.Menurut Sutardjo Kartohadikusumo, dinyatakan
bahwa :“Desa ialah suatu kesatuan hukum di mana bertempat tinggal suatu
masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri”.
Unsur-unsur desa Ialah:
a. Daerah, dalam arti tanah-tanah yang produktif yang tidak, beserta
penggunannya, termasuk juga unsur lokasi, luas, dan batas yang
merupakan lingkungan geografis setempat.
b. Penduduk, adalah hal yang meliputi jumlah, pertambahan, kepadatan,
persebaran dan pencaharian penduduk desa setempat.
c. Tata kehidupan, dalam hal ini pola tata pergaulan dan ikatan-ikatan
pergaulan warga desa. Jadi menyangkut seluk beluk kehidupan
masyarakat desa (rural society).
Ketiga unsur desa ini tidak lepas satu sama lain, artinya tidak berdiri
sendiri, melainkan merupakan kesatuan.Unsur daerah, penduduk dan tata
kehidupan merupakan suatu kesatuan hidup atau “living unit”. Unsur lain
yang termasuk unsur desa yaitu, unsur letak. Letak desa pada umumnya
selalu jauh dari kota atau dari pusat-pusat keramaian.

Fungsi desa adalah Pertama, dalam hubungan dengan kota, maka desa
yang merupakan “hinterland” atau daerah dukung berfungsi sebagai suatu
daerah pemberi bahan makanan pokok seperti padi, jagung, ketela,
disamping bahan makanan lain seperti kacang, kedelai, buah-buahan, dan
bahan makanan lain yang berasal dari hewan. Kedua, desa ditinjau dari
sudut potensi ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan mentah (raw
material) dan tenaga kerja (man power) yang tidak kecil artinya. Ketiga, dari
segi kegiatan kerja (occupation) desa dapat merupakan desa agraris, desa
manufaktur, desa industri, desa nelayan, dan sebagainya.

4
Ciri-ciri masyarakat pedesaan di Indonesia pada umumnya dapat
disimpulkan sebagai berikut :

1. Humogenitas Sosial
Masyarakat desa pada umumnya terdiri dari satu atau beberapa
kekerabatan saja, sehingga pola hidup tingkah laku maupun kebudayaan
sama/homogen. Kebersamaan, kesederhanaan, keserasian dan
kemanunggalan selalu menjiwai setiap warga masyarakat desa tersebut.
2. Hubungan Primer
Pada masyarakat desa hubungan kekeluargaan dilakukan secara akrab,
semua kegiatan dilakukan secara musyawarah. Pada masyarakat desa
masalah kebersamaan dan gotong royong sangat diutamakan, walaupun
secara materi mungkin sangat kurang atau tidak mengijinkan.
3. Kontrol Sosial yang Ketat Hubungan pada masyakat pedesaan sangat
intim dan diutamakan, sehingga setiap anggota masyarakat saling
mengetahui masalah yang dihadapi anggota yang lain. Kekurangan dari
salah satu anggota masyarakat adalah merupakan kewajiban anggota
yang lain untuk menyoroti dan membenahinya.
4. Gotong Royong Nilai-nilai gotong-royong pada masyarakat pedesaan
tumbuh dengan subur dan membudaya. Semua masalah kehidupan
dilaksanakan secara gotong-royong, baik dalam arti gotong-royong
murni maupun gotong royong timbal balik. Gotong royong murni
misalnya, melayat, mendirikan rumah dan sebagainya. Gotong royong
timbal balik misalnya, megerjakan sawah, menyumbang dalam hajat
tertentu dan sebagainya.
5. Ikatan Sosial Setiap anggota masyarakat desa diikat dengan nilainilai
adat dan kebudayaan secara ketat. Bagi anggota yang tidak memenuhi
norma atau kaidah yang sudah disepakati, akan dihukum dan dikeluarkan
dari katan sosial dengan cara mengucilkan/memencilkan.
6. Magis Religius Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa bagi
masyarakat desa sangat mendalam. Bahkan dalam kegiatan sehari-hari
djiwai bahkan diarahkan padanya.

5
7. Pola Kehidupan Masyarakat desa bermata pencaharian di bidang agraris,
baik pertanian, perkubunan, perikanan dan peternakan.3
Jadi penulis dapat menyimpulkan bahwa
Jadi penulis dapat menyimpulkan bahwa kebudayaan primitif merupakan
tingkah laku suatu penduduk yang masih mempercayai kebiasaan yang berasal
dari nenek moyang atau masih berasal dari alam. Biasanya kebudayaan ini
dianut oleh masyarakat di pedesaan. Sedangkan kebudayaan agraris adalah
kebudayaan dimana suatu kelompok yang menggantungkan hidup mereka
dengan bercocok tanam baik dikebun maupun dipersawahan. Jadi keduanya ini
sama-sama dianut oleh masyarakat pedesaan.

2. Kebudayaan Perkotaan
Kota merupakan pusat dari kegiatan-kegiatan kebudayaan, sosial, ekonomi,
dan komunikasi. Sehingga dengan adanya sisytem komunikasi dan transportasi
yang baik, tidaklah aneh kalau kota tersebut merupakan jaringan ekonomi yang
sangat berpengaruh terhadap perkembangan kota itu sendiri bahkan negara pada
umumnya. Pertambahan penduduk dan kemajuan eknologi merupakan dua hal
yang sangat besar pengaruhnya atas situasi dan perkembangan masyarakat.
Perkembangan yang dimaksud adalah suatu pertumbuhan yang menjadikan
masyarakat selalu berubah (bertambah)4
Ciri-ciri masyarakat kota adalah sebagai berikut:
a. Hiterogenitas Sosial
Kota merupakan meltng pot bagi aneka suku maupun ras, sehingga masing-
masing kelompok berusaha diatas kelompok yang lain. Maka dari itu sering
terjadi usaha untuk memperkuat kelompoknya untuk melebihi kelompok
yang lain. Misalnya mengumpulkan dan mengorganisir anggota
kelompoknya secara rapi, memelihara jumlah anak yang banyak bagi
kelompok minoritas dan sebagainya.

3
Sri Ilham Nasution, IBD, ISD, IAD, (Bandar Lampung: Fak. Dakwah IAIN Raden Intan,
2020), h. 75-78.
4
Ibid, h.75.

6
b. Hubungan Sekunder.
Dalam masyakat kota pergaulan sesama anggota (orang lain) serba terbatas
pada bidang hidup tertentu. Misalnya, teman kerja, teman seagama, atau
seorganisasi yang lain. Jadi pergaulan yang mendalam, secara kekeluargaan
dan saling mengisi kebutuhan sukit untuk di lakukan.
c. Toleransi sosial
Pada msyarakat kota orang tidak memperdulikan tingkah laku sesamanya
secara mendasar dan pribadi, sebab masing-masing anggota mempunyai
kesibukan masing-masing. Sehingga kontrol sosial pada masyarakat kota
dapat dikatakan lemah sekali. Walaupun ada kontrol sosial tetapi siafatnya
non pribadi.
d. Konrol Sekunder
Anggota masyarkat kota secara fisik tinggal berdekatan tetapi secara pribadi
atau sosial berjauhan. Dimana bila ada anggota masyarakat yang susah,
senang, jahat, dan lain sebagainya, anggota masyaakat yang lain tidak mau
mengerti. Urusan orang lain biarlah diurus sendiri, sedangkan ia sibut
mengurus tugasnya sendiri.
e. Mobilitas Sosial
Dikota sangat mudah sekali terjadi perubahan maupun perpindahan status,
tugas maupun tempat tinggal. Tidak jarang orang yang semula bekerja pada
suatu instansi kemudian bekerja pada instansi yang lain yang lebih
menguntungkan. Dikota besar perpindahan tempat tinggal menunjukan
frekuensi yang tinggi; seseorang yang tinggal disuatu rumah kemudian
menjual dan membeli lagi terjadi dalam proses yang gampang dan lancar.5
Masyarakat Industrial, industri dalam konteks budaya ini, perlu di pahami
secara mendalam yang artinya bukan berarti Industri dalam arti pabrikasi namun
budaya sebagai suatu kegiatan industri yang di dalamnya yang mencakup
pemahaman terpadu antara:
1. Perencanaan (planing) dan pengembangan development.

5
Ibid, h. 80-81.

7
2. Pengelolaan (management)
3. Pemasaran (marketing)
4. Investasi (investment)
5. Pelestarian (conservation)
Industri warisan budaya bangsa tidak boleh di pandang sebelah mata. Sebagai
bagian dari sektor ekonomi kreatif, industri jenis ini menjadi aset tak terbatas
yang sampai kapan pun tidak akan pernah lekang oleh zaman dengan catatan
bahwa proses kreasi dan inovasi terus diberdayakan.
Industri modern masuk indonesia pada masa penjajahanbketika masyarakat
masih dalam kekuasaan yang kuat. Sebelumnya, industri yang berkembanng
adalah kerajinan tangan yang dilakukan di rumah-rumah. Masuknya industri
modern diterima oleh masyarakat, bukan hanya karena kekuasaan yang
berpengaruh, melainkan juga sikap bangga yang terbuka menerima perubahan.
Desa sebagai basis masyarakat mendapat pengaruh dari industrilisasi ini.
Dilihat dari ruangnya, pengalihfungsian lahan-lahan pertanian menjadi areal
industri menimbukan beberapa hal tersendiri berkurangnya lahan pertanian di
pulau Jawa mengakibatkan banyak orang kehilangan kesempatan hidup
mapandengan bekerja di sektor agraris. Dengan kemampuan terbatas menyerap
tenaga kerja, industri malah menimbulkan pengangguran dalam jumlah yang
meningkat.
Budaya istimewa akibat industrilisasi adalah materialisme, segala sesuatu
dinilai dengan kebendaan. Budaya ini harus berbenturan dengan budaya bangsa
indonesia yang sangat memegang norma-norma sosial. Hubungan intrapersonal
masyarakat semakin renggang atau diartikan dengan cara lain, yaitu tolong
menolong dalam menyelesaikan urusan yang dihadapinya ( korupsi dan kolusi ).
Namun disisi lain industrilisasi memberikan perubahan pola pikir
dimasyarakat. Masyarakat mulai memperhatikan pendidikan, manfaaat
menabung, demokrasi dalam keluarga, dan memberikan lebih banyak
kesempatan bagi wanita dalam aktifitas. Perubahan juga terjadi dalam
memandang urusan agama, misalnya, banyaknya orang islam yang berusaha
sekuat tenaga, menunaikan haji, sekalipun sekali seumur hidup.walaupun tekad

8
ini kerang kuat di masyarakat, karena derasnya arus moderenisasi sehingga lebih
mementingkan kebendaan dari pada kerohanian.
Industrilisasi di Indonesia memberikan karakteristik karena harus berhadapan
dengan budaya bangsa yang kuat. Di sisi lain, bangsa Indonesia masih senang
mencari intisari masyarakatnya sendiri menjadi suatu kebenaran pribadi yang di
pegang kuat.6
Jadi dapat disimpulkan bahwa perkotaan memiliki kebudayaan, sosial,
ekonomi, dan komunikasi. Perkotaan merupakan jaringan yang sangat
berpengaruh dalam perkembangan kota itu sendiri yang mana kota memiliki
lapangan kerja yang sangat luas dan banyak,yang memastikan bertambahnya
penduduk diperkotaan untuk mereka mendapatkan penghasilan guna untuk
mencukupi kebutuhan mereka sendiri.

6
Nur hidayati, IAD-ISD-IBD, (Bandung: Pustaka Setia, 2000),h. 194.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kebudayaann primitif adalah suatu tingkah laku suatu penduduk di mana
masih menggunakan suatu hukum atau kebiasaan yang berasal dari nenek
moyang atau masih berasal dari alam. Biasanya budaya primitif ini masih di anut
oleh masyarakat di pedesaan, mereka tetap meyakini budaya ini karena telah
dilakukan terus menerus dan turun temurun. Tetapi ada beberapa dari mereka
yang sudah sedikit demi sedikit meninggalkan budaya primitif ini seiring
perkembangan zaman.
Kota merupakan pusat dari kegiatan-kegiatan kebudayaan, sosial, ekonomi,
dan komunikasi. Sehingga dengan adanya sisytem komunkasi dan transportasi
yang baik, tidaklah aneh kalau kota tersebut merupakan jaringan ekonomi yang
sangat berpengaruh terhadap perkembangan kota itu sendiri bahkan negara pada
umumnya.
B. Saran
Demikian pokok bahasan yang dapat kami paparkan, besar harapan kami
makalah ini dapat bermanfaat untuk berbagai pihak. Karena keterbatasan akan
ilmu dan referensi, kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna.
Semoga kedepannya bagi siapa ssaja yang nantinya akan menulis makalaah
dengan judul yang sama bisa jauh lebih baik dari segi pembahasannya maupun
pemaparannya. Sekian terimakasih

10
DAFTAR PUSTAKA

Hidayati Nur , 2000, IAD-ISD-IBD, Bandung: Pustaka Setia.

Nasution Sri Ilham, 2020, IBD, ISD, IAD, Bandar Lampung: Fak. Dakwah IAIN
Raden Intan.

Rusdiana A, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, 2013, Bandung: Tresna Bhakti Press.

http://ilmuteknologiaji.blogspot.com/2016/10/kebudayaan-primitif-agraris-
industrial.html?m=1, diakses pada 10 Desember 2022.

11
12
13

Anda mungkin juga menyukai