Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KEBUDAYAAN PRIMITIF, AGRARIS DAN INDUSTRIAL


Makalah ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah IAD/IBD/ISD

Disusun Oleh:
Melly Suciwardani (04040120094)
M. Jihad Annafsi N.A KH (04040120096)
Qurrota ‘ayun Zanuba Rahmah (04040120109)

Dosen Pengampu:
Samsul Arifin, M.Kom.I

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah memberikan kesempatan


pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Kebudayaan Primitif, Agraris
Dan Industrial tepat waktu. Makalah Kebudayaan Primitif, Agraris Dan Industrial
disusun guna memenuhi tugas Dosen pada mata kuliah IAD/IBD/ISD di UIN
Sunan Ampel Surabaya. Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentang kebudayaan tersebut.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Samsul


Arifin, M.Kom.I selaku Dosen. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni oleh kami. Kami juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi
kesempurnaan makalah ini.

Jum’at, 09 Oktober 2020

Penulis

II
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR ………………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….…...
iii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………. 1
 A. Latar Belakang ………………………………………………………...
1
 B. Rumusan Masalah ………………………………………………….….
3
 C. Tujuan ……………………………………………………………........ 3
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………...
4
 A. Kebudayaan Primitif …………………………………………………..
4
 B. Kebudayaan Agraris …………………………………………………...
6
 C. Kebudayaan Industrial ………………………………………………....
9
BAB III PENUTUP ………………………………………………………….…
15
 A. Kesimpulan ………………………………………………………….. 15
 B. Saran ………...………………………………………………………..
15
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………..…
16

III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat adalah suatu perwujudan kehidupan bersama manusia.
Dalam masyarakat berlangsung proses kehidupan sosial, dengan demikian
masyarakat dapat diartikan sebagai wadah atau medan tempat
berlangsungnya antar aksi warga masyarakat itu.
Manusia dan kebudayaan tak terpisahkan, secara bersama-sama
menyusun kehidupan. Manusia menghimpun diri menjadi satuan sosial-
budaya, menjadi masyarakat. Masyarakat manusia melahirkan,
menciptakan, menumbuhkan, dan mengembangkan kebudayaan: tak
ada manusia tanpakebudayaan, dan sebaliknyatak ada kebudayaan
tanpa manusia; tak ada masyarakat tanpa kebudayaan, tak ada
kebudayaantanpa masyarakat.
Bagi setiap warga masyarakat akan lebih baik apabila ia mengenal
“masyarakat” dimana ia menjadi bagian daripadanya, dan masyarakat
sebagai lembaga hidup bersama, bahkan tidak dapat dipisahkan daripada
warga masyarakatnya dengan segala hubungan dan interaksi yang
berlangsung didalamnya. Begitu juga intraksi yang terjadi di dalam
masyarakat primitif, masyarakat agraris dan masyarakat industrial. Tiap
masyarakat tersebut telah memiliki ciri serta kebudayaan yang merupakan
hasil dari masyarakat itu sendiri, baik itu adat istiadat bahasa ataupun
kepercayaan.1
Suatu negara memiliki kondisi sosial ekonomi yang berbeda-beda.
Ada yang masih bergantung pada negara lain, ada yang sebatas mampu
memenuhi kebutuhannya sendiri, dan ada yang telah mampu memberi
bantuan kepada negara lain. Perbedaan kondisi tersebut menyebabkan
terjadinya pengelompokan-pengelompokan negara berdasarkan kondisi
sosial ekonominya. Kalian tentu pernah mendengar bahwa negara-negara,
seperti Inggris, Amerika Serikat, Prancis ataupun Jerman disebut sebagai
1
Asri Arum Sari, dkk. Makalah Ilmu Budaya Dasar. http://asrie02.blogspot.com/. Diakses pada 22
Januari 2021

1
negara maju. Kemajuan negara-negara tersebut dapat dilihat dari
banyaknya kota-kota metropolitan yang dicirikan dengan kondisi fisik
berupa banyaknya bangunan atau gedung-gedung tinggi sebagai kawasan
industri dan perkantoran. Hal tersebut dikarenakan mayoritas negara maju
perekonomiannya bertumpu pada sektor industri, jasa dan perdagangan.
Adapun negara-negara seperti Afrika Selatan, India, Pakistan, Laos,
Malaysia, dan termasuk negara kita disebut negara berkembang. Negara
berkembang pada umumnya bercorak agraris, karena masih banyak
ditemui lahan pertanian yang luas dan subur.
Suatu negara dapat disebut negara berkembang atau negara maju
didasarkan pada keberhasilan pembangunan oleh negara yang
bersangkutan. Suatu negara digolongkan sebagai negara berkembang jika
negara tersebut belum dapat mencapai tujuan pembangunan yang telah
ditetapkan atau belum dapat menyeimbangkan pencapaian pembangunan
yang telah dilakukan. Adapun suatu negara digolongkan sebagai negara
maju jika negara tersebut telah mampu menyeimbangkan pencapaian
pembangunan yang telah dilakukan, sehingga sebagian besar tujuan
pembangunan telah dapat terwujud, baik yang bersifat fisik ataupun
nonfisik.
Industrialisasi adalah suatu proses perubahan sosial ekonomi yang
merubah sistem pencaharian masyarakat agraris menjadi masyarakat
industri. Industrialisasi juga bisa diartikan sebagai suatu keadaan dimana
masyarakat berfokus pada ekonomi yang meliputi pekerjaan yang semakin
beragam (spesialisasi), gaji, dan penghasilan yang semakin tinggi.
Industrialisasi adalah bagian dari proses modernisasi dimana perubaha
sosial dan perkembangan ekonomi erat hubungannya dengan inovasi
teknologi. Dalam Industrialisasi ada perubahan filosofi manusia dimana
manusia merubah pandangan lingkungan sosialnya menjadi lebih kepada
rasionalitas (tindakan didasarkan atas pertimbangan, efisiensi, dan

2
perhitungan, tidak lagi mengacu kepada moral, emosi, kebiasaan atau
tradisi).2

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kebudayaan primitif
2. Apa yang dimaksud dengan kebudayaan agraris
3. Apa yang dimaksud dengan kebudayaan industrial

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui serta memahami apa itu kebudayaan primitif
2. Untuk mengetahui serta memahami apa itu kebudayaan agraris
3. Untuk mengetahui serta memahami apa itu kebudayaan industrial

2
Nurmansyah Johan. Masyarakat Industri dan Masyarakat Agraris.
http://nurmansyahjohan.blogspot.com/. Diakses pada 22 Januari 2021.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kebudayaan Primitif
Primitif adalah suatu kebudayaan masyarakat atau individu tertentu
yang belum mengenal dunia luar atau jauh dari keramaian teknologi.
Primitif mempunyai arti tidak mengenal teknologi modern.
Kata primitif sering digunakan untuk suatu kebudayaan atau
masyarakat yang hidupnya masih tergantung alam ataupun tidak mengenal
dunia luar.3
Kebudayaann primitif adalah suatu tingkah laku suatu penduduk di
mana masih menggunakan suatu hukum atau kebiasaan yang berasal dari
nenek moyang atau masih berasal dari alam. Biasanya budaya primitif ini
masih di anut oleh masyarakat di pedesaan, mereka tetap meyakini budaya
ini karena telah dilakukan terus menerus dan turun temurun. Tetapi ada
beberapa dari mereka yang sudah sedikit demi sedikit meninggalkan
budaya primitif ini seiring perkembangan zaman. Salah satu fakor yang
membuat budaya primiti ini tetap bertahan adalah belum meluasnya
pemerataan ilmu pngetahuan sains dan teknologi, selain itu adalah tuntutan
dari nenek moyang mereka yang mengahruskan mereka utnuk tetap
memertahankan budaya ini.
Kebudayaan primitif dapat diartikan sebagai kebudayaan yang dimiliki
masyarakat yang bersahaja dan sederhana, baik dilihat dari struktur sosial
maupun kebudayaannya. Dalam kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat primitif penggunaan teknologi masih sangat terbatas, tidak
mempunyai alat-alat modern, belum menggunakan sistem keuangan dan
belum tahu menulis dan membaca. Setiap masyarakat mempunyai sistem
ekonomi tersendiri sebagai cara untuk mendapatkan makanan. Ada
masyarakat yang bertani dan berburu.4
Masyarakat primitif adalah masyarakat yang hidup di zaman sebelum
ada pendidikan. Mereka hidup dengan mengandalkan alam. Masyarakat
3
Wikipedia. Primitif.
4
Ramdani Wahyu. Ilmu Budaya Dasar, (Bandung: 2008, Hal 270.

4
primitif masyrakat yang sudah mempunyai akal. Merekapun menemukan,
belajar dan mengambil keuntungan dari pengalaman hidup mereka
bersama alam. Masyarakat yang belum mengenal tulisan sering kali
dinamakan masyarakat primitif, sementara masyarakat yang sudah
mengenal tulisan di sebut masyarakat modern.5
Masyarakat pimitif memiliki banyak pengertian yang sudah
diberikan oleh para ahli. Berdasarkan hasil kajian para Antropolog dan
Sosiolog mengenai masyarakat primitif, munculah beberapa teori yang
berhubungan dengannya. Salah satunya tentang istilah “primitif” ada yang
mengistilahkan pra-literate, non-literate, archaic, dan sebagainya.
Dalam artian, bahwa sesuatu yang primitif itu sesuatu yang kuno,
sudah ketinggalan zaman, prasejarah. Pengertian seperti ini kebanyakan
dikemukakan oleh para ahli Antropologi pada abad ke-19. Mereka
menempatkan manusia primitif pada skala yang sangat rendah dari
perkembangan kebudayaan manusia kontemporer. Bagi Spencer
(Sosiolog), orang primitif itu rasional.
Sekalipun pengetahuannya sedikit dan lemah, namun pandangan-
pandangannya masuk akal. Mereka melihat adanya kenyataan-kenyataan
seperti matahari dan bulan, awan dan bintang-bintang, muncul dan hilang.
Kenyataan ini memberikan pengertian adanya dualisme, yaitu tentang
kondisi-kondisi yang tampak dan tidak tampak.6
Ciri-ciri masyarakat primitif :
1. Mata pencahariannya berburu dan mencri buah-buahan di hutan.
2. Pada tingkatan diatasnya,mereka juga bercocok tanam baik
berpindah-pindah atau menetap.
3. Bertempat tinggl di gua atau di hutan sekalipun ada juga yang telah
mengalami kemajuan dengan membuat rumah gubuk dalam satu
komunitas.

5
Superstar, KEBUDAYAAN PRIMITIF, AGRARIS DAN INDUSTRIAL (Ilmu Alamiah Dasar), 7 Januari
2018, http://tugasdaily.blogspot.com/
6
Agus Mauluddin, Sistem Kepercayaan Masyarakat Primitif. 2018, https://geotimes.co.id/

5
4. Pengetahuan yang diajarkan adalah keterampilan yang mereka
peroleh secara tradisi.7

Kebudayaan ekonomi masyarakat primitif tidak mengenal sistem


jual beli. Mereka masih menggunakan sistem ekonomi yang masih sangat
sederhana sekali, yaitu sistem barter. Pada awalnya untuk dapat
mempertahankan kelangsungan hidup, masyarakat primitif menggunakan
cara berburu, meramu,dan memakan buah-buahan yang ada di dalam
hutan. Mereka memanfaatkan keadaan alam dengan sebaik-baiknya
namun, dalam perkembangan pengetahuan dan akulturasi dengan
masyarakat luar menyebabkan masyarakat primitif mengenal pertanian dan
perkebunan.8

B. Kebudayaan Agraris
Kebudayaan agraris adalah kebudayaan dimana dalam suatu
sekelompok individu yang menggantungkan hidup bercocok tanam seperti
bertani baik di kebun maupun di sawah sebagai mata pencaharian pokok
penduduk agraris. Kebudayaan agraris bersifat semi permanent, dimana
jika dalam suatu wilayah sudah habis sumber daya alamnya maka mereka
akan berpindah ke tempat lain dan membuka lahan baru untuk bercocok
tanam dengan berdasarkan kesesuaian tempat yang mereka tempati.
Biasanya budaya agraris ini berhubungan dengan budaya primitive atau
yang menganutnya masih penduduk pedesaan.9
Dalam masyarakat budaya agraris yang masih kuat, mitos
memegang peran sangat besar dalam interaksi social. Ia diperlukan untuk
menjaga tradisi dan tindakan social yang bersifat altruistic (bertindak
secara bersama-sama). Hutan bisa selamat, air bisa megalir terus apabila

7
Superstar, KEBUDAYAAN PRIMITIF, AGRARIS DAN INDUSTRIAL (Ilmu Alamiah Dasar), 7 Januari
2018, http://tugasdaily.blogspot.com/
8
Lovena Dewi, Budaya Masyarakat Primitif, https://lovenadewi.wordpress.com
9
Aji Darmawan, “Kebudayaan Primitif Agraris dan Industrial”,
http://ilmuteknologiaji.blogspot.com/2016/10/kebudayaan-primitif-agraris-industrial.html (diakses
pada 22 Januari 2021, pukul 12.07)

6
dikaitkan dengan hal-hal yang berbau mitologi, seperti adanya makhluk
penunggu dan sebagainya. Akan tetapi dalam budaya seperti ini pun
sangat berbahaya. Menjaga mitos yang berdampingan dengan hal sangat
berbahaya (gunung berapi yang siap meletus), apabila sedikit saja keliru
dalam menafsirkan hal ini, puluhan bahkan ratusan korban jiwa pasti
terjadi. Disinilah, harus ada kearifan untuk menjaga harkat martabat
manusia.10
Menurut Sutardji Kartohadikusumo, desa adalah suatu kesatuan
hukum bertempat tinggalnya suatu masyarakat yang berkuasa dan
mengadakan pemerintahan sendiri. Menurut Bintarto dalam bukunya
suatu pengantar geografis desa, 1977 dijelaskan sebagai berikut unsur-
unsur desa ialah:11
1. Daerah, dalam arti tanah-tanah yang produktif dan yang tidak,
serta penggunaannya
2. Penduduk, meliputi jumlah, pertambahan, kepadatan persebaran
dan mata pencaharian penduduk setempat
3. Tata kehidupan, dalam hal ini pola tata pergaulan dan ikatan
ikatan pergaulan.

Ciri-ciri masyarakat agraris


1. Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan
batin yang kuat sesame anggota warga desa.
2. Setiap warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan
erat bila dibandingkan dengan masyarakat diluar batas-batas
wilayahnya.
3. Hubungan pada masyarakat pedesaan sangat intim dan di
utamakan, sehingga setiap anggota masyarakat saling mengetahui
masalah yang dihadapi oleh anggota yang lain.

10
Romi Roy Pratama, “Kebudayaan Primitif, Agraris dan Industrial”,
http://ukmklitbang.blogspot.com/2017/02/kebudayaan-primitif-agraris-dan.html (diakses pada 22
Januari 2021, pukul 12.14)
11
ibid

7
4. Hubungan kekeluargaan dilakukan secara akrab, semua kegiatan
dilakukan secara musyawarah.
5. Setiap anggota masyarakat desa diikat dengan nilai-nilai adat dan
kebudayaan secara ketat.
6. Mata pencahariannya berupa pertanian, perkebunan, perikanan dan
peternakan12

Salah satu desa yang memiliki kebudayaan agraris yaitu


desa Tegur Wangi kota Pagaralam, Sumatera Selatan. Sejar zaman
prasejarah, kebudayaan agraris sudah ada di desa tersebut dan
berpengaruh dalam kehidupan masa kini. Tanaman yang ditanam di desa
Tegur Wangi kota Pagaralam yaitu tebu, padi, jagung, kopi, pisang,
kelapa, cabe, kacang, dan bambu. Masyarakat di desa tersebut bercocok
tanam dengan cara mereja seniri. Misalnya padi. Pada umumnya petani
menanam padi dengan cara mundur ke belakang, namun masyarakat ini
menanam padi mereka dengan cara maju kedepan. Menurut mereka, jika
menanam padi dengan cara mundur ke belakang, maka bekas pijakannya
tidak baik untuk ditanami padi. Kebudayaan agraris sudah ada pada masa
prasejarah dan sekarang, hal itu membuktikan bahwa manusia hidup
dalam proses kreatifitas dan berkelanjutan antara ruang dan waktu.13

Kebudayaan agraris juga dianggap sebagai aset nasional


untuk pengembangan kepariwisataan di Bali. Nilai-nilai tradisional petani
di Bali banyak yang dapat tetap dipertahankan dan relevan untuk
pembangunan pertanian modern. Pembanguna pertanian di Bali sangat
tepat untuk tetap dipertahankan karena konsep-konsep budaya justru
terlahir dari kehidupan harmonisasi petani yaitu budaya agraris. Bahkan

12
M. Darmansyah, “Ilmu Sosial Dasar”, (Surabaya: Usaha Nasional, 1996), hlm. 47
13
M. Reno Aryadi, “Kebudayaan Agraris Di Desa Tegur Wangi Sebagai Sumber Pembelajaran
Sejarah”, Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah”, Vol.4 No. 1 Juli 2018

8
budaya agraris dapat menjadi wadah atau payung dari seluruh kehidupan
sosial masyarakatnya, termasuk masyarakat industri.14

PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT AGRARIS KE


MASYARAKAT INDUSTRI DI INDONESIA

Perubahan sosial adalah proses, meliputi bentuk


keseluruhan dari aspek kehidupan masyarakat. Perubahan yang benar-
benar terlihat salah satunya adalah beberapa masyarakat yang sudah
meniru-niru gaya rambut orang luar negeri seperti mewarnai rambut
menjadi warna blonde, dan cara berpakaiannya juga tidak begitu terlihat
bila itu berasal dari indonesia. Perubahan tersebut bisa disebut perubahan
kecil yang tidak membawa pengaruh langsung bagi masyarakat.
Perubahan sosial terjadi karena dorongan dari usaha-usaha masyarakat
guna menyesuaikan diri terhadap kebutuhan-kebutuhan hidupnya dengan
perkembangan masyarakat pada waktu tertentu. Lalu perubahan sosial
yang dapat dilihat yaitu pengalihan fungsi lahan pertanian menjadi
perumahan. Dimana sebagian besar wilayah di pedesaan saat ini telah
banyak berubah menjadi kawasan perumahan karena pengembangan
kota, yang mengarah ke wilayahnya. Hal tersebut juga memiliki hal
negatif yaitu pemerintah bisa menyalahgunakan jabatannya dengan
seenaknya menggunakan wilayah pertanian sehingga semakin sedikit
sumber daya alam yang kita gunakan untuk bercocok tanam.15

C. Kebudayaan Industrial
Menurut Straubhaar dan LaRose (2004), Masyarakat Industri
mengacu pada terjadinya Revolusi Industri, yang umumnya dikaitkan

14
Nyoman Sutjipta, “Revitalisasi Budaya Agraris Untuk Pembangunan Berkelanjutan di Bali”,
Denpasar, Agustus 2016
15
Muhammad Mulyadi, “Perubahan Sosial Masyarakat Agraris ke Masyarakat Industri Dalam
Pembangunan Masyarakat Di Kecamatan Tamalate Kota Makasar” Jurnal Bina Praja, Vol. 7 No.
4 Desember 2015

9
dengan penemuan mesin uap. Namun sesungguhnya, pemicu penting
menuju era industri tersebut dimulai dengan penemuan di bidang
komunikasi, yakni publikasi Bible yang diproduksi dengan mesin cetak
pengembangan dari Johannes Guttenberg (1455).16
Industri Adalah Kegiatan ekonomi yang mengolah bahan
mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi
barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk
kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.17
Bisa diartikan, kebudayaan masyarakat yang hidup dengan
berkegiatan industri atau ruang lingkup perindustrian, bukan berarti
“pabrikasi” atau “masalisasi”.
Sekelompok atau Masyarakat industri merupakan sebuah
masyarakat yang dalam proses produksinya didorong atau didukung oleh
penggunaan teknologi yang modern, dimana penggunaan teknologi ini
bertujuan untuk menghasilkan barang dalam jumlah yang relatif besar.
Hal ini terjadi karena ditemukannya sebuah sumber energi eksternal,
selain itu urbanisasi menjadi salah satu faktor industrialisasi atau proses
perubahan dari penggunaan teknologi tradisional menuju ke penggunaan
teknologi modern.18
Budaya sebagai suatu kegiatan industri mencakup pemahaman
terpadu yakni:
a. Perencanaan (planning) dan Pembangunan (development)
b. Pengelolaan (management)
c. Pemasaran (marketing)
d. Investasi (investment)
e. Pelestarian (conversation)
Industri warisan budaya bangsa tidak boleh di pandang sebelah
mata. Sebagai bagian dari sektor ekonomi kreatif, industri jenis ini
menjadi aset tak terbatas yang sampai kapan pun tidak akan pernah
lekang oleh zaman dengan catatan bahwa proses kreasi dan inovasi terus
diberdayakan.

16
Lihat lebih jauh dalam Straubhaar dan LaRose, 2004., Media Now: Understanding Media,
Culture,and Technology, Fourth Edition, USA:Thomson-Wadsworth, Hal: 65
17
Undang-Undang tentang perindustrian Bab 1 ketentuan umum, Pasal 1, no 2
18
Zul Asyri LA, MASYARAKAT INDUSTRI: Konsep dan Bentuk Pendidikan Keluarga Sejahtera,
Vol: 02, Nomor: 01, 2003 Hal: 99 . Al – Fikra.

10
Industri modern masuk ke indonesia pada masa penjajahan ketika
masyarakat masih dalam kekuasaan yang kuat. Sebelumnya, industri
yang berkembanng adalah kerajinan tangan yang dilakukan di rumah-
rumah. Masuknya industri modern diterima oleh masyarakat, bukan
hanya karena kekuasaan yang berpengaruh, melainkan juga sikap bangga
yang terbuka menerima perubahan.
Desa sebagai basis masyarakat mendapat pengaruh dari
industrilisasi ini. Dilihat dari ruangnya, pengalihfungsian lahan-lahan
pertanian menjadi areal industri menimbukan beberapa hal tersendiri
berkurangnya lahan pertanian di pulau Jawa mengakibatkan banyak
orang kehilangan kesempatan hidup mapandengan bekerja di sektor
agraris. Dengan kemampuan terbatas menyerap tenaga kerja, industri
malah menimbulkan pengangguran dalam jumlah yang meningkat19
Budaya istimewa akibat industrialisasi adalah materialisme,
segala sesuatu dinilai dengan kebendaan. Budaya ini harus berbenturan
dengan budaya bangsa indonesia yang sangat memegang norma-norma
sosial. Hubungan intrapersonal masyarakat semakin renggang atau
diartikan dengan cara lain, Kehidupan sosial mulai bergeser, partisipasi
masyarakat pada kegiatan gotong royong semakin menipis sehingga
tradisi rewang dan tradisi soyo jarang terlihat. Masyarakat mulai berpikir
praktis karena adanya mesin yang canggih.20
Gejala-gejala yang terlihat dalam sistem kekeluargaan pada era
masyarakat industri tersebut memerlukan adanya rekayasa sosial yang
mengacu kepada pelestarian nilai-nilai universal dalam kehidupan
keluarga. Sistem keluarga yang lebih banyak memperhatikan unit
keluarganya sendiri menimbulkan lemahnya hubungan kekeluargaan
dengan keluarga lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan
emosional di antara anggota-anggota keluarga luas menjadi kurang
dalam. Di samping itu, masuknya wanita ke dalam pasar kerja sedikit
banyaknya telah mempengaruhi fungsi dan peranan wanita sebagai ibu.
Di negara-negara Barat, 30 sampai 40 persen tenaga kerja non pertanian
terdiri atas tenaga kerja wanita (Goode : 1995, 153). Kesempatan kerja
bagi wanita tersebut bukan hanya untuk menambah tingkat kehidupan
keluarga melainkan juga karena mereka ingin bekerja. Di satu pihak,
wanita semakin memiliki kekuasaan dalam persoalan ekonomi dan di
pihak lain kemungkinan munculnya pertentangan internal dalam

19
Nur Hidayati, IAD-ISD-IBD, Bandung: Pustaka Setia, 2000, Hal 196
20
Devid Ari P. Hubungan antara Konformitas dengan Altruisme, Naskah Publikasi, hal:1 ,2013

11
keluarga.21
Karena dengan adanya industri interaksi dimasyarakatpun
mengalami perubahan tidak seperti biasanya yang tadinya tingkat
solidaritas kemasyarakatannya kuat tetapi dengan adanya perubahan
sosial karena mulai banyaknya industri maka masyarakatpun hampir
menghabiskan waktunya dengan bekerja, secara tidak sadar mereka telah
mengalami perubahan interaksi dengan masyarakat sekitarnya seperti
biasa, yang seharusnya individu hidup bermasyarakat sebagaimana
mestinya tetapi sekarang interaksi itu seakan ada batasnya.22
Namun disisi lain industrilisasi memberikan perubahan positif
dalam pola pikir di masyarakat. Masyarakat mulai memperhatikan
pendidikan, manfaaat menabung, demokrasi dalam keluarga, dan
memberikan lebih banyak kesempatan bagi wanita dalam aktifitas.
Perubahan juga terjadi dalam memandang urusan agama, misalnya,
banyaknya orang islam yang berusaha sekuat tenaga, menunaikan
haji,sekalipun sekali seumur hidup.walaupun tekad ini kurang kuat di
masyarakat, karena derasnya arus moderenisasi sehingga lebih
mementingkan kebendaan dari pada kerohanian.
Industrilisasi di Indonesia memberikan karakter baru, karena
harus berhadapan dengan budaya bangsa yang kuat. Di sisi lain, bangsa
Indonesia masih senang mencari intisari masyarakatnya sendiri menjadi
suatu kebenaran pribadi yang di pegang kuat. Dengan demikian, apa yang
benar di luar Indonesia tidak perlu berlaku di sini. Pandangan ini yang
seharusnya di jaga dalam menghadapi situasi masa depan sehingga
tercipta keadaan yang saling memengaruhi antara industry dengan intisari
budaya bangsa Indonesia.
Antara lain manfaat dari industrialisasi bagi masyarakat. adalah:
1. Terbukanya lapangan kerja
2. Terpenuhinya berbagai kebutuhan masyarakat
3. Pendapatan/kesejahteraan masyarakat meningkat
4. Menghemat devisa negara
5. Mendorong untuk berfikir maju bagi masyarakat
6. Terbukanya usaha-usaha lain di luar bidang industri
7. Penundaan usia nikah23

21
Zul Asyri LA, MASYARAKAT INDUSTRI: Konsep dan Bentuk Pendidikan Keluarga Sejahtera,
Vol: 02, Nomor: 01, 2003, Hal: 105 .Al – Fikra
22
Elis, Dampak industrialisasi terhadap perubahan pola interaksi sosial masyarakat sekitar
Studi:kasus di Kampung Babakan Lapang Desa Solokanjeruk Kecamatan Solokanjeruk., Diploma
thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.Hal 10-11, 2013

12
Industrialisasi tampaknya merupakan sesuatu yang tidak bisa
dihindarkan bagi manusia. Industrialisasi bisa diartikan sebagai
modernisme di bidang ekonomi yang merubah mata pencaharian
masyarakat agraris menjadi masyarakat industri.24
Industrialisasi berawal dengan setiap usaha dan strategi yang
dilakukan pemerintah untuk menjaga basis ekonomi masyarakat dari
semula bercorak agraris pertanian menuju industrilisasi yang
perekonomiannya berbasiskan pada produksi, kebijaksanaan industrilisasi
ini merupakan prioritas dalam perubahan ekonomi yang membawa
perubahan pada orientasi perilaku masyarakat ini menjadi semakin
rasional.
Adapun ciri-ciri masyarakat industrialis adalah sebagai berikut;
1. Jumlah penduduk besar dan padat. Terutama
di pusat kota(perkotaan)
2. Mempunyai penduduk yang beranekaragam karena
asal-usul mereka berlaianan
3. Penduduknya dinamis, mudah berpindah-pindah tempat
tingal,
4. Lebih cepat, lebih bebas, mudah bergerak lebih cepat
menerima atau membuang sesuatu yang baru25

Industri Sebagai Penyambung Hidup Masyarakat


Termasuk masyarakat Industrialisasi. industrialisasi tidak
hanya menaikkan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga berdampak pada
kehidupan sosial masyarakat, seperti pertambahan penduduk akibat
datangnya penduduk yang bekerja di pabrik, terjadi pola pergeseran
ekonomi masyarakat, pergeseran dalam pola hidup serta masalah-
masalah lain yang terjadi akibat perubahan-perubahan tersebut.
Masalah yang seringkali terjadi adalah perubahan pekerjaan dari
sebagian besar masyarakat (terutama yang tinggal di pedesaan),
yang semula bekerja sebagai buruh tani menjadi buruh industri
(pabrik) (Sutrisna, 2008).26

23
Neneng Meli Rosyanti*, Dadang Kuswana, Ratna Dewi. Dampak Industrialisasi Terhadap
Kehidupan Masyarakat.. Jurnal Pengembangan Masyarakat IslamVol: 2, Nomor 1, Hal: 25, 2017,
24
Mohammad Ainur Ridlo, Industrialisasi dan perubahan sosial dalam masyarakat islam kota
Gresik, skripsi UIN Sunan Kalijaga Kota Yogyakarta , hal: vii, 2018
25
Nur Hidayati (2000). IAD-ISD-IBD. Bandung: Pustaka Setia.Hal 197

13
Sektor industri menjadi penopang utama perkembangan
perekonomian negara, seiring dengan pertambahan jumlah penduduk yang
berjalan bersama dengan pertambahan jumlah kebutuhan hidup
masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa Industri merupakan sektor yang
mempunyai tingkat pertumbuhan yang paling cepat dibandingkan sektor-
sektor yang lainnya, khususnya industri pengolahan.27

26
Astrid Aditika Ningwuri, Dua Budaya,Pertanian dan Industri -Matapencaharian dalam
Masyarakat Pesisir Dukuh Tapak,Tugurejo, Tugu, Kota Semarang. Jurnal Kajian Kebudayaan,
vol. 10, no. 1, Hal: 7,. 2017.
27
Kementrian Perindustrian RI., Peran Sektor Industri dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi
Nasional, Berita Industri. Rabu, 9 Januari 2013

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan peradaban manusia terasa begitu cepatnya, kita
tentunya mengenal masyarakat primitif, pada era itu untuk mendapatkan
suatu barang harus di tukar dengan barang lagi (batrer), kemudian
meningkat ke masyarakat agraris, kemudian masyarakat industri. Maju
mundurnya sebuah desa bergantung dari tiga unsur ini yang dalam
kenyataannya ditentukan oleh faktor usaha manusia (human efforts) dan
tata geografi (deographical sitting). Adapun menurut paul H. Landis, des
adalah daerah yang penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan ciri –ciri
yaitu mempunyai pergaulan yang saling mengenal antara beberapa ribu
jiwa, memiliki perhatian dan perasaan yang sama dan kuat tentang
kesuakaan terhadap adat kebiasaan, memiliki cara berusaha (dalam hal
ekonomi ), yaitu agraris pada umumnya, dan sangat dipengaruhi oleh
keadaan alam,seperti:iklim,kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang
bukan agraris bersifat sembilan.

B. Saran
Perlu dikaji lebih dalam lagi,tentang kebudayaan primitif,agraris, dan
industrial. Dalam berbagai aspek kehidupan agar mendapatkan  tujuan
yang optimal yang lebih akurat,dan diharapkan kepada pembaca makalah
ini mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.  
   

15
DAFTAR PUSTAKA

Asri Arum Sari, dkk. 2013. Makalah Ilmu Budaya Dasar. Makalah.

Astrid Aditika Ningwuri. 2017. Dua Budaya,Pertanian dan Industri -


Matapencaharian dalam Masyarakat Pesisir Dukuh Tapak,Tugurejo,
Tugu, Kota Semarang. Jurnal Kajian Kebudayaan, vol. 10, no. 1, Hal: 7.

Darmansyah, M. Ilmu sosial dasar. Surabaya: Usaha Nasional, 1996.

Darmawan, Aji, “Kebudayaan Primitif Agraris dan Industrial”,


http://ilmuteknologiaji.blogspot.com/2016/10/kebudayaan-primitif-agraris-
industrial.html.

Dewi, Lovena. Budaya Masyarakat Primitif. Diakses pada 25 Jan. 21, dari
https://lovenadewi.wordpress.com

Elis. 2013. Dampak industrialisasi terhadap perubahan pola interaksi sosial


masyarakat sekitar Studi:kasus di Kampung Babakan Lapang Desa
Solokanjeruk Kecamatan Solokanjeruk., Diploma thesis, UIN Sunan
Gunung Djati Bandung.Hal 10-11.

Hidayati, Nur. 2000. IAD-ISD-IBD. Bandung: Pustaka Setia.

Kementrian Perindustrian RI. Peran Sektor Industri dalam Mendorong


Pertumbuhan Ekonomi Nasional. Berita Industri. Rabu, 9 Januari 2013.

LA, Zul Asyri. 2003. MASYARAKAT INDUSTRI: Konsep dan Bentuk Pendidikan
Keluarga Sejahtera, Vol: 02, Nomor: 01, Hal: 105. Al – Fikra.

Mauluddin, Agus. 2018.Sistem Kepercayaan Masyarakat Primitif. Diakses pada


25 Jan. 21, dari https://geotimes.co.id/

Muhammad Mulyadi, “Perubahan Sosial Masyarakat Agraris ke Masyarakat


Industri Dalam Pembangunan Masyarakat Di Kecamatan Tamalate Kota
Makasar” Jurnal Bina Praja, Vol. 7 No. 4 Desember 2015.

M. Reno Aryadi, “Kebudayaan Agraris Di Desa Tegur Wangi Sebagai Sumber


Pembelajaran Sejarah”, Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah, Vol.4
No. 1 Juli 2018.

16
Nurmansyah Johan. Masyarakat Industri dan Masyarakat Agraris. Diakses pada
22 Januari 2021, dari
http://nurmansyahjohan.blogspot.com/2011/12/masyarakat-industri-dan-
masyarakat.html.

Pratama, Romi Roy. “Kebudayaan Primitif, Agraris dan Industrial”,


http://ukmklitbang.blogspot.com/2017/02/kebudayaan-primitif-agraris-
dan.html.

P, Devid Ari. 2013. Hubungan antara Konformitas dengan Altruisme, Naskah


Publikasi.

Rosyanti, Neneng Meli, dkk. 2017. Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan


Masyarakat. Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam. Vol: 2, Nomor 1,
Hal: 25, 2.

Ridlo, Mohammad Ainur. 2018. Industrialisasi dan perubahan sosial dalam


masyarakat islam kota Gresik, skripsi UIN Sunan Kalijaga Kota
Yogyakarta, hal: vii.

Straubhaar dan LaRose. 2004. Media Now: Understanding Media, Culture,and


Technology, Fourth Edition, USA:Thomson-Wadsworth, Hal: 65.
Sutjipta, Nyoman. Revitalisasi Budaya Agraris Untuk Pembangunan
Berkelanjutan di Bali. Denpasar, 2019.

Superstar. 2018. KEBUDAYAAN PRIMITIF, AGRARIS DAN INDUSTRIAL (Ilmu


Alamiah Dasar). Diakses pada 25 January 2021, dari
http://tugasdaily.blogspot.com/

Undang-Undang tentang perindustrian Bab 1 ketentuan umum, Pasal 1, no 2.

Wahyu, Ramdani. Ilmu Budaya Dasar. Bandung: 2008.

Wikipedia. Primitif.

17

Anda mungkin juga menyukai