Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MERUMUSKAN STRATEGI MELESTARIKAN TRADISI/BUDAYA


MADURA DI ERA OTONOMI DAERAH DAN GLOBALISASI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Islam Dan Budaya Madura

Yang Di Ampu Oleh Bapak Wasilul Chair, S.H.I,M.S.I

Disusun Oleh Kelompok 9 :

Elsa Maulina (19383032038)

Ahmad Rian Maulana (19383031164)

Abd Hadi Malik Ibrohim (19383031123)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

JURUSAN EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA

2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas taufik dan
rahmat-Nya kami dapat makalah “MERUMUSKAN STRATEGI
MELESTARIKAN TRADISI/BUDAYA MADURA DI ERA OTONOMI
DAERAH DAN GLOBALISASI”. Shalawat serta salam senantiasa kita
sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta
semua umatnya hingga kini. Dan semoga kita termasuk dari golongan yang kelak
mendapatkan syafaatnya.

Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terimakasih kepada semua


pihak yang telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya
makalah ini. Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini dapat
bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca,
menambah wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya saya dapat memperbaiki
bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya
kekurangan, baik dari aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang
dipaparkan. Semua ini murni didasari oleh keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh
sebab itu, kami membutuhkan kritik dan saran kepada segenap pembaca yang
bersifat membangun untuk lebih meningkatkan kualitas dikemudian hari.

Wassalamualaikum wr.wb.

Pamekasan, 30 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I .................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN............................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah ....................................................................................... 1

BAB II ................................................................................................................. 2

PEMBAHASAN ................................................................................................. 2

A. Upaya melestarikan budaya madura ....................................................... 2


B. Strategi melestarikan budaya madura perspektif otonomi daerah .......... 3
C. Strategi melestarikan budaya madura dalam perspektif globalisasi ....... 5

BAB III................................................................................................................ 7

PENUTUP ........................................................................................................... 7

A. Kesimpulan ............................................................................................. 7
B. Saran........................................................................................................ 7

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebudayaan yang beragam merupakan kekayaan suatu bangsa, oleh
karena itu harus dijaga dan dilestarikan keberadaannya agar tidak punah
seiring perkembangan zaman yang semakin mengglobal.
Kebudayaan yang dimiliki suatu daerah dinamakan budaya lokal.
Budaya lokal ini akan menjadi suatu kearifan lokal apabila mengacu pada
budaya milik penduduk asli yang telah dipandang sebagai warisan budaya.
Kearifan lokal juga memuat tradisi-tradisi yang dikembangkan pada
masyarakat pendukungnya. Tradisi merupakan pewarisan serangkaian
kebudayaan dan nilai-nilai yang diwariskan dari satu generasi kegenerasi
selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Upaya melestarikan budaya madura ?
2. Bagaimana Strategi melestarikan budaya madura dalam perspektif
otonomi daerah ?
3. Bagaimana Strategi melestarikan budaya madura dalam perspektif
globalisasi ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui upaya melestarikan budaya madura.
2. Untuk mengetahui strategi melestarikan budaya madura dalam
perspektif otonomi daerah.
3. Untuk mengetahui strategi melestarikan budaya madura dalam
perspektif globalisasi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Upaya melestarikan budaya madura


- Mencari tahu tentang budaya daerah
Jika memang belum benar-benar memahami budaya daerah, hal
yang harus mencari tahu berbagai macam informasi yang berhubungan
dengan budaya daerah. Hal bisa mendapatkan informasi tersebut
melalui bermacam-macam literatur seperti buku,ensiklopedi, atau bisa
melalui surat kabar. Apalagi, saat ini banyak literatur yang membahas
mengenai budaya dan kebudayaan sehingga akan lebih mudah untuk
mendapatkan informasi mengenai budaya daerah.
Selain dari literatur cetak, dapat mempelajari tentang budaya
melalui diinternet. Dengan perkembangan teknologi yang makin pesat
karena pengaruh globalisasi, tentu saja akan menjadi kemudahan dalam
mendapatkan informasi yang lengkap mengenai budaya daerah.
Mencari tahu tentang budaya daerah, kita dapat mengenal budaya
daerah dan keunikan yang terdapat didaerah tersebut. Seperti daerah
madura banyak sekali adat istiadat masyarakat.
- Mengikuti kegiatan budaya
Setelah mempelajari tentang budaya daerah madura,mengikuti
kegiatan budaya merupakan langkah yang tepat. Jika mengikuti
kegiatan budaya ini, tentu saja akan lebih cinta terhadap budaya yang
ada. Mengikuti kegiatan budaya daerah, sebaiknya terlibat langsung
didalam sebuah kontes. Sebab jika mengikuti kegiatan budaya daerah
akan mendapatkan pengalaman yang mengesankan. Selain itu, terlibat
langsung dalam kegiatan budaya juga akan menambah kecintaan kita
pada budaya tersebut. Kita pun akan mendapatkan sebuah pengalaman
baru yang tentu saja tidak dapat dilupakan sebab kegiatan kebudayaan
biasanya digelar dalam acara tertentu.
- Bergabung dalam komunitas
Cara lain yang dapat kita lakukan ialah dengan bergabung dengan
komunitas budaya yang ada disekitar daerah kita. Ada berbagai hal yang

2
akan kita dapatkan disini. Pertama, kita bisa lebih mengenal budaya
lebih dalam disebuah komunitas, akan ada beberapa tokoh kebudayaan
yang sering berkunjung untuk menambah pengetahuan atau bisa juga
mereka bertukar pikiran dengan kita dan anggota komunitas lain tentang
budaya untuk menghindari penyebab terjadinya tindakan
penyalahgunaan kewenangan lalu, untuk mempererat tali persaudaraan
dan kekompakan dalam melestarikan budaya, sebuah komunitas akan
membuat acara tertentu yang bertemakan budaya daerah sekitar.
- Mengadakan pentas seni
Meskipun upaya-upaya pelestarian budaya ini tidak mudah
dilakukan, kita harus tetap gencar melakukan berbagai cara diantaranya
adalah pementasan-pementasan seni budaya tradisional diberbagai pusat
kebudayaan atau tempat umum yang dilakukan secara
berkesinambungan. Upaya pelestarian itu akan berjalan sukses apabila
didukung oleh berbagai pihak termasuk pemerintah adanya sosialisasi
luas dari media massa termasuk televisi.1
B. Strategi melestarikan budaya madura dalam perspektif otonomi
daerah
Pemerintah secara hakiki berfungsi membuat dan menerapkan
kebijakan-kebijakan untuk dimaksud mensejahterakan, mencerdaskan,
memberdayakan, serta melindungi, seluruh masyarakatnya sangatlah bijak
mengoptimalkan kearifan lokal dalam pelaksanaan pemerintahan.
Melestarikan nilai sosial budaya merupakan salah satu kewajiban daerah
dalam menyelenggarakan otonomi. Berdasarkan ketentuan tersebut, setiap
daerah mempunyai kewajiban untuk melestarikan nilai sosial budaya.
Ketentuan tersebut diperkuat melalui peraturan pemerintah no 38 tahun
2007 tentang pembagian urusan pemerintahan antara
pemerintah,pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daearah kabupaten.
Selanjutnya disebut peraturan daerah No. 38/2007. Peraturan pemerintah
merupakan pelaksanaan yang telah ada sebagaimana dimaksud dalam pasal

1
https://id.scribd.com/document/433721816/180231100143-Abdul-Rasyid-Ahadian

3
10,pasal 11,pasal 12, pasal 13, dan pasal 14 ayat (1) dan ayat (2) undang-
undang peraturan daerah No.32/2004.
Peraturan pemerintah No.38/2007 mempertegas bahwa kebudayaan
merupakan urusan pemerintah maupun urusan wajin pemerintah daerah
provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten berkaitan dengan pelayanan
dasar. Semangat otonomi daerah dalam pelestarian warisan budaya,
perubahan sistem pemerintahan sentralistik menjadi sistem desentralistik
sebagaimana termasuk dalam undang-undang peraturan daerah No. 32/2004
membawa terjadinya suatu perubahan yang ada pada pengelolaan dan
pelestarian warisan budaya bangsa. Perubahan suatu sistem pemerintah
menetapkan peranan suatu tatanan pemerintahan dimana awalnya dianggap
operator tersendiri atau tunggal terhadap upaya pelestarian warisan-warisan
kebudayaan, selanjutnya menjadi fasilator,dinamisator, dan koordinator
dalam pelestarian warisan budaya. Disamping itu, otonomi daerah
memberikan peluang kepada masyarakat untuk lebih berperan dalam suatu
upaya pelestarian warisan berbudaya, dengan harapan bahwa warisan
budaya sebagai sumber budaya harus dapat memberikan manfaat yang lebih
besar bagi kesejahteraan masyarakat.2
Masyarakat madura dikenal memiliki budaya yang khas, unik,
stereotipikL, dan stigmatik. Penggunaan istilah khas menunjuk pada
pengertian bahwa entitas etnik madura memiliki kekhususan kultural yang
tidak serupa dengan etnografi komunitas etnik lain. Bagi entitas etnik
madura, kepatuhan hierarkis tersebut menjadi keniscayaan untuk
diaktualisasikan dalam praksis keseharian sebagai aturan normatif yang
mengikat. Dan kepatuhan atau ketaatan kepada ayah dan ibu (buppa’ ban
babbu’) sebagai orang tua kandung atau nasabiyah sudah jelas, tegas, dan
diakui keniscayaannya. Kepatuhan orang-orang madura kepada figur guru
berposisi pada level hierararkis selanjutnya.
Kepatuhan orang madura keapada figur rato (pemimpin
pemerintahan) menempati posisi hierarkis keempat. Figur rato dicapai oleh
seorang dari manapun etnik asalnya bukan karean faktor genealogis

2
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

4
melainkan karena keberhasilan prestasi dalam meraih status. Dalam
realitasnya, tidak semua orang madura diperkirakan mampu atau
berkesempatan untuk mencapai posisi sebagai rato, kecuali 3 tau 4 orang
(sebagai bupati dimadura) dalam 5 hingga 10 tahun sekali. Itu pun baru
terlaksana ketika diterbitkan kebijakan nasional berupa undang-undang
tentang otonomi daerah.3
C. Strategi melestarikan budaya madura dalam perspektif globalisasi
Globalisasi merupakan perkembangan kontemporer yang
mempunyai pengaruh dalam mendorong munculnya berbagai kemungkinan
tentang perubahan dunia yang akan berlangsung. Bisa dibilang bahwa
globalisasi membawa perspektif baru tentang konsep "Dunia Tanpa Batas"
yang saat ini menjadi realita dan sangat mempengaruhi perkembangan
budaya dan membawa perubahan baru. Tak dapat dipungkiri, sebuah
globalisasi memberikan banyak dampak yang mengikutinya.
Dampak positif sebuah globalisasi dapat dilihat dari perubahan dan
peningkatan ilmu pengetahuan, teknologi, pola pikir sehingga kebudaan
yang diusung manusia akan semakin kompleks. Namun, disamping hal
tersebut globalisasi memberikan dampak yang negatif yang begitu kuat.
Mulai dari tergerusnya kebudayaan lokal menjadi kebudayaan kebarat-
baratan karena kiblat sebuah arus globalisasi selalu saja diawali dari negara
barat yang terkadang kebudayaannya tidak sesuai dan tidak dapat di
Globalisasi sebagai tantangan.4
Madura memiliki kekayaan tradisional yang amat banyak, beragam
dan amat bernilai. Dalam menghadapi dunia global yang membawa
pengaruh materialisme dan pragmatisme, kehadiran kesenian tradisional
dalam hidup bermasyarakat di Madura sangat diperlukan, agar kita tidak
terjebak pada moralitas asing yang bertentangan dengan moralitas lokal atau
jati diri bangsa. Kita sebagai orang Indonesia harus mengenal budaya
Madura yang masih hidup, bahkan yang akan dan telah punah. Pengenalan

3
http://diktis.kemenag.go.id/acis/ancon06/makalah/Makalah%20Taufiqurrahman..doc
4
https://spiritmahasiswa.trunujoyo.ac.id/2013/04/globalisasi-budaya-madura.html

5
terhadap berbagai macam kebudayaan Madura tersebut akan diharapkan
mampu menggugah rasa kebangsaan kita akan kesenian daerah.
Madura dikenal sebagai wilayah yang tandus namun kaya akan
kebudayaan. Kekayaan budaya yang terdapat di Madura dibangun dari
berbagai unsur budaya baik dari pengaruh animisme, Hinduisme dan Islam.
Perkawinan dari ketiga unsur tersebut sangat dominan mewarnai
kebudayaan yang ada. Dalam perkembangannya berbagai kesenian yang
bernafaskan religius, terutama bernuansa Islami teryata lebih menonjol.
Keanekaragaman dan berbagai bentuk seni budaya tradisional yang ada di
Madura menunjukkan betapa tinggi budaya yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia.
Kebudayaan yang berisi nilai-nilai adiluhur yang berlandaskan nilai
religius Islami seharusnya dilestarikan dan diperkenalkan kepada generasi
muda sebagai penerus warisan bangsa. Budaya lokal adalah aset kekayaan
yang akan mampu melindungi generasi muda dari pengaruh negatif era
globalisasi. Pengaruh budaya global yang demikian gencar melalui media
elektronik dan media cetak menyebabkan generasi muda kehilangan jati
diri. Kebudayaan yang ada di Madura yag masih lekat dan dilestarikan
antara lain: Kerapan Sapi, Sapi sonok, Jeren kencak, Musik Seronen ,Otok-
otok/Aremuh, Sandur,Tari Duplang , Arokat, Arasol makam, Jeklorjuk,
Terater, Arokat Disah, Amaleman, Nyanguih, Namapanih, akosar.5

5
http://digilib.uinsby.ac.id/9728/5/bab%202.pdf

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Melestarikan budaya madura yaitu mencari tahu tentang budaya
daerah, mengikuti kegiatan budaya, bergabung dalam komunitas,
mengadakan pentas seni.
Pemerintah secara hakiki berfungsi membuat dan menerapkan
kebijakan-kebijakan untuk dimaksud mensejahterakan, mencerdaskan,
memberdayakan, serta melindungi, seluruh masyarakatnya sangatlah bijak
mengoptimalkan kearifan lokal dalam pelaksanaan pemerintahan.
Melestarikan nilai sosial budaya merupakan salah satu kewajiban daerah
dalam menyelenggarakan otonomi. Berdasarkan ketentuan tersebut, setiap
daerah mempunyai kewajiban untuk melestarikan nilai sosial budaya.
Madura memiliki kekayaan tradisional yang amat banyak, beragam
dan amat bernilai. Dalam menghadapi dunia global yang membawa
pengaruh materialisme dan pragmatisme, kehadiran kesenian tradisional
dalam hidup bermasyarakat di Madura sangat diperlukan, agar kita tidak
terjebak pada moralitas asing yang bertentangan dengan moralitas lokal atau
jati diri bangsa.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya
bagi pembaca. Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih
banyak kekurangan, Maka dari itu kami mohon kritik dan saran yang dapat
membangun kami ke depannya agar lebih baik lagi.

7
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/433721816/180231100143-Abdul-Rasyid-
Ahadian
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index
http://diktis.kemenag.go.id/acis/ancon06/makalah/Makalah%20Taufiqurrahman..d
oc
https://spiritmahasiswa.trunujoyo.ac.id/2013/04/globalisasi-budaya-madura.html
http://digilib.uinsby.ac.id/9728/5/bab%202.pdf

Anda mungkin juga menyukai