Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“SERTIFIKASI SOCIAL”

“PERBEDAAN DAN CIRI MASYARAKAT TRADISONAL DAN MODEREN”

“PERILAKU KESEHATAN MASYARAKAT TRADISONAL”

“PERILAKU KESEHATAN MASYARAKAT MODEREN”

“PERILAKU KESEHATAN MASYARAKAT DI NEGARA INDONESIA DAN MASYARAKAT


NEGARA BERKEMBANG”

KELOMPOK 5

DI SUSUN OLEH:

MOH DIMAS FAWAZI

MIFTA MAGFIRA S.RAKAMA

IAN SASKIA

NUR’AIN TIMUMUN

FATMAWATI

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makala ini. Makala ini berjudul “PERBEDAAN DAN CIRI
MASYARAKAT TRADISONAL DAN MODEREN,PERILAKU KESEHATAN MASYARAKAT
TRADISONAL,PERILAKU KESEHATAN MASYARAKAT MODEREN,PERILAKU KESEHATAN
MASYARAKAT DI NEGARA INDONESIA DAN MASYARAKAT NEGARA BERKEMBANG”

Disusun dalam rangka melengkapi tugas mata kulia Antropologi. Tiada gading yang tak retak,
setulus-tulusnya dalam menyusun makala ini masih banyak kekurangannya. Sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca

Akhir kata kami berharap agar makalah ini berguna bagi semua pihak dalam memberi informasi
“PERBEDAAN DAN CIRI MASYARAKAT TRADISONAL DAN MODEREN,PERILAKU
KESEHATAN MASYARAKAT TRADISONAL,PERILAKU KESEHATAN MASYARAKAT
MODEREN,PERILAKU KESEHATAN MASYARAKAT DI NEGARA INDONESIA DAN
MASYARAKAT NEGARA BERKEMBANG”

1
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................1
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................2
BAB I..........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................3
BAB II.........................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................4
2.1 Pengertian Masyarakat Tradisional dan Modern..........................................................................4
A. Masyarakat Tradisional................................................................................................................4
B. Masyarakat Modern.....................................................................................................................4
C. Ciri – Ciri Masyarakat Tradisional & Modern.............................................................................4
2.2 Perilaku Kesehatan Masyarakat Moderen....................................................................................7
2.3 Perilaku Kesehatan Masyarakat Di Negara Indonesia dan Masyrakat Negera Berkembang........7
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................9

2
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan sebenarnya sudah menjadi suatu kajian ilmu bagi Antropologi, yakni antropologi
kesehatan. Antropologi kesehatan mengkaji manusia dan prilaku seputar masalah kesehatan dan suatu
penyakit.
Manusia melakukan berbagai macam cara untuk menyembuhkan suatu penyakit dalam tubuh, baik
itu secara medis maupun non medis dikatakan medis yaitu pengobatan melalui tenaga kedokteran yang
mana di dukung oleh alat-alat medis yang serba modern sedangkan pengobatan dengan non medis yaitu
pengobatan secara tradisional yang mana pada proses pengobatannya dapat dilakukan dengan
memanfaatkan tenaga dari pengobat tradisional (dukun maupun tabib) dengan menggunakan tumbuh-
tumbuhan atau hewani yang dipercaya dapat menyembukan suatu penyakit. Untuk penjelasan tersebut
dapat dikatakan keduanya merupakan jenis pengobatan yang saling mendukung dalam proses 1
penyembuhan suatu penyakit, hingga sekarang kedua pengobatan tersebut masih dipercaya oleh
masyarakat perkotaan maupun pedesaan sebagai proses pengobatan. Bahkan kebanyakan orang sekarang
justru memadukan kedua pengobatan itu sebagai proses penyembuhan penyakit dalam tubuh sebab
setidaknya penyembuhan dilakukan dari dalam maupun luar tubuh, dari tenaga medis maupun tradisional.
Pengobatan secara tradisional bisa dikatakan sebagai suatu unsur atau bagian dalam budaya.

1.2 Rumusan Masalah


Sesuai dengan pembatasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini
adalah:
1. Apakah perbedaan dan ciri-ciri Masyarakat Tradisional dan Modern?
2. Bagaimana Perilaku Kesehatan Masyarakat Moderen?
3. Apa saja Perilaku Kesehatan Masyarakat Moderen?
4. Bagaimana Perilaku Kesehatan Masyarakat Di negara Indonesia dan Masyarakat negara berkembang ?

1.3 Tujuan Masalah


Adapun tujuan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui perbedaan dan ciri-ciri Masyarakat Tradisional dan Modern.
2. Untuk mengetahui Perilaku Kesehatan Masyarakat Moderen.
3. Untuk mengetahui Perilaku Kesehatan Masyarakat Moderen.
4. Untuk mengetahui Perilaku Kesehatan Masyarakat Di negara Indonesia dan Masyarakat negara
berkembang.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Masyarakat Tradisional dan Modern


A. Masyarakat Tradisional
Masyarakat tradisional merupakan kelompok masyarakat yang selalu menjunjung tinggi para
leluhurnya dan memegang teguh adat istiadatnya. Masyarakat tradisional ini memiliki pandangan bahwa
melakukan apa yang telah di warisakan nenek moyang nya menjadi suatu nilai hidup, cita-cita norma, dan
harapan, serta suatu kewajiban dan kebutuhan.
Anggapan mereka apabila menjalankan tradisi leluhur berarti menjaga keharmonisan masyarakat dan
jika melanggar tradisi berarti merusak keharmonisan. Masyarakat tradisional sering disebut juga dengan
masyarakat primitif karena masyarakat tradisional memiliki penguasaan teknologi yang rendah.

B. Masyarakat Modern
Masyarakat modern merupakan masyarakat yang telah mengalami perubahan baik itu dalam bidang
ilmu pengetahuan maupun teknologi. Masyarakat modern ijuga merupakan masyarakat yang mampu
menyesuaikan diri terhadap situasi dan kondisi zaman atau hidup sesuai dengan konstelasi zamannya.
Akibat dari kondisi dan situasi setiap masyarakat berbeda, Karenannya modernisasi atau proses menuju
masyarakat modern antara masyarakat yang satu dengan yang lain tidak sama/ berbeda.
C. Ciri – Ciri Masyarakat Tradisional & Modern
Terdapat Ciri – Ciri yang sangat menonjol di antara masyarakat Tradisional dengan masyarakat
modern ini, Diantaranya :
1. Masyrakat Tradisional
Mayarakat Bersifat Homogen (Serba Sama)
Dalam satu wilayah, Hampir semua golongan dalam masyarakat ini memiliki mata
pencaharian,keturunan, dan tradisi yang sama. Apabila terjadi Sesuatu yang berbeda itu akan dianggap
merusak tatanan kehidupan dan nilai-nilai leluhur.
Penggunaan Teknologi Rendah
Umumnya, Masyarakat tradisional menutup diri terhadap semua perubahan dan budaya asing, ini
menjadikan penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-hari juga sangat rendah. Contoh misalnya
masih mengunakan kerbau untuk membajak sawah di banding menggunakan traktor,Meskipun hasilnya
lebih cepat dan hemat tenaga.
Jumlah Anggota Masyarakat Sedikit
Masyarakat tradisional umumnya berada di daerah tertentu dengan wilayah yang terbatas. Oleh
karena itu masyarakat ini jumlahnya tidak teralu banyak. Namun, dengan jumlah yang sedikit
menyebabkan mereka saling mengenal satu sama lain, hubungan dan interaksi dalam masyarakat sangat
tinggi, rasa persaudaraan atau kebersamaan yang melahirkan semangat saling membantu, dan kasih
sayang lebih dominan.

4
Mobilitas / Pergerakannya Rendah
Sesuai dengan sifat masyarakat yang tertutup. masyarakat ini enggan keluar dari daerah/ wilayahnya.
Mereka beranggapan tempat yang paling aman dan nyaman adalah daerah atau masyarakat mereka
sendiri. Mobilitas masyarakat yang masuk dalam daerah mereka terbatas
Statis
Masyarakat satis, Itu artinya cenderung tidak ada pergerakan ke arah yang lebih maju. Meskipiun ada,
pergerakan tersebut akan berjalan sangat lambat.
2. Masyarakat Modern
a.Heterogen
Dengan kondisi masyarakat yang lebih terbuka dengan segala hal yang baru menyebabkan segala sesuatu
menjadi lebih heterogen atau beragam dan juga mata pencaharian masyarakat lebih beragam dan tidak
lagi tergantung pada kondisi alam.
b.Penggunaan Teknologi Tinggi
Masyarakat modern, kepercayaan mereka terhadap teknologi sangat besar. Hampir semua aktiviats yang
dilakukan menggunakan teknologi modern dan serba cepat. Masyarakat modern umumnya berpandangan
bahwa menjaga, memelihara, dan melaksanakan nilai-nilai merupakan satu upaya agar keharmonisan
kehidupan tetap terjalin.
c.Mobilitas Tinggi
Peristiwa perpindahan dan perubahan masyarakat modern yang tinggi. Pikiran yang semakin terbuka,
menjadikan mereka selalu ingin mencari sesuatu yang baru. Teknologi transportasi dan komunikasi yang
semakin canggih memudahkan seseorang berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dengan waktu yang
singkat.
d. Individualistis
Masyarakat modern kebanyakan bersifat individualistis. Maksudnya mereka menempatkan segala sesuatu
tidak lagi mengutamakan kepentingan kelompok.
e.Objektif
Masyarakat moder dapat mempertimbangkan segala seuatu dengan lebih objektif. Membuat keputusan
dengan berbagai pertimbangan. Tidak lagi hanya melestarikan nilai-nilai luhur.
f.Perbedaan Masyarakat Tradisional dan Modern
Terdapat perbedaan yang sangat jelas terhadap Mayarakat Tradisional dengan Masyarat modern, yakni
diantaranya :
1. Daerah tempat tinggal atau wilayah yang didiami
Berdasarkan wilayah, Masyarakat modern tinggal secara menetap pada suatu wilayah. Sementara
masyarakat tradisional dapat tinggal secara berpindah-pindah sesuai dengan persediaan sandang &
pangan, biasanya berada di desa atau di pedalaman.
2. Rumah tempat tinggal
Rumah masyarakat modern cenderung lebih bervariasi sesuai dengan selera mereka. Sementara
masyarakat tradisional cenderung sama dan bahan yang digunakan pun sama misalnya memakai geribik
atau papan.
3. Peralatan yang digunakan

Perilaku Kesehatan Masyarakat Tradisioanal

Pengobatan modern telah berkembang pesat di masa sekarang ini dan telah menyentuh hampir semua
lapisan masyarakat seiring dengan majunya ilmu pengetahuan, teknologi, kedokteran, farmasi, dan

5
sebagainya. Dalam kenyataannya pada saat ini, perkembangan praktik-praktik pengobatan medis modern
baik yang dikelola oleh lembaga pemerintah maupun swasta selalu diiringi dengan perkembangan
praktik-praktik pengobatan tradisional. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya pengobatan tradisional
yang masih tetap hidup dan menjadi model pengobatan alternatif dalam masyarakat. Kondisi yang
demikian menunjukkan bahwa health care merupakan salah satu fenomena sosial budaya yang kompleks
yang melibatkan banyak faktor didalam kehidupan masyarakat secara umum dan khusus (Kasniyah,
dalam Sudardi, 2002:14) Berdasarkan hasil Susenas (Suvei Sosial Ekonomi Nasional) tahun 2007 (dalam
Supardi dan Andi, 2010), menunjukan penduduk Indonesia yang mengeluh sakit dalam kurun waktu
sebulan sebelum survei yaitu 299.463 orang (30,8%). Penduduk yang mengeluh sakit sebesar 195.123
orang (65,02%) memilih pengobatan sendiri, dan 54.904 orang (28,1%) menggunakan pengobatan
tradisional. Prosentase penduduk Indonesia yang menggunakan obat tradisional dalam upaya pengobatan
sendiri meningkat dari tahun 2000 (15,59%) sampai tahun 2001 (30,24%) dan tahun 2002 mengalami
penurunan (29,73%). Pada tahun 2003-2006 pengguna pengobatan tradisional dalam pengobatan sendiri
terus meningkat yaitu tahun 2003 (30,67%), 2004 (32,87%), 2005 (35,52%) dan 20006 (38,30%).
Berdasarkan riset diatas menunjukan bahwa pengobatan tradisional masih banyak mendapat tempat
disamping pengobatan modern dan masih digunakan oleh masyarakat Indonesia. Hasil observasi peneliti
pada pengobatan tradisional sangkal putung H. Atmo Saidi menunjukan bahwa pengobatan tradisional
masih diterima masyarakat sebagai terobosan selain pada pengobatan medis. Masih banyak masyarakat
yang memakai pengobatan tradisional sangkal putung dan datang berobat pada pengobatan tersebut.
Observasi yang dilakukan peneliti menunjukan cukup banyak masyarakat yang datang untuk berobat pada
pengobatan tradisional sangkal putung (Observasi peneliti 5/02/2017). Di Indonesia khususnya wilayah
Jawa pengobatan tradisional masih banyak yang hidup dikalangan masyarakat, salah satunya di
Kabupaten Banjarnegara ada pengobatan tradisional Gigi Omprong, pengobatan gigi Omprong adalah
nama yang dikenal oleh masyarakat yang biasanya untuk pengobatan gigi berlubang dan gusi bengkak
pada masyarakat Banjarnegara menyebutkan, pengobatan gigi omprong ini masih tersebar di kalangan
masyarakat Banjarnegara (Agustino, 2015). Pengobatan tradisional juga ada di daerah Tangerang, yaitu
pengobatan tradisional Gigitan Ular (Baharudin Erwan, 2013). Selain itu ada pengobatan tradisional air
doa di Kabupaten Wonosobo, Pengobatan air doa ini berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai macam
penyakit medis maupun penyakit non medis. Pengobatan tradisional air doa masih ada dan tersebar pada
masyarakat Wonosobo dengan media promotornya yaitu melalui mulut-kemulut (Fitriani, 2014).
Pengobatan tradisional tidak hanya diminati di Indonesia, sejumlah total 121 obat-obatan tradisional
Pakistan diidentifikasi, rata-rata jumlah dikutip Obat Tradisional Pakistan adalah 18 (N=16).
Ternyata banyak pengobatan tradisional berkembang di berbagai daerah dan Negara. Data di atas
menunjukan bahwa ada berbagai macam pengobatan tradisional yang masih diminati oleh masyarakat.
Sebenarnya, pemerintah telah berusaha menyehatkan masyarakat secara maksimal, bahkan pihak swasta
telah ikut dilibatkan. Rumah sakit dengan peralatan yang cukup canggih telah disediakan, baik itu yang
berada di tingkat pusat, daerah tingkat satu maupun tingkat dua. Sebagian besar pada tingkat kecamatan
juga telah di sediakan Puskesmas yang berfungsi sebagai rumah sakit pembantu (Umiati,dkk, 1990:2).
Didukung dari data Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015 menunjukan bahwa sudah banyak berdiri
fasilitas kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit di Indonesia. Data tersebut menunjukan telah
terjadi peningkatan jumlah puskesmas dan rumah sakit disetiap tahunnya dari tahun 2011-2015, ini
menunjukan bahwa sebenarnya fasilitas kesehatan sudah cukup memadai. Perkembangan kesehatan
medis yang semakin canggih memberikan berbagai cara untuk menyembuhkan penyakit. Idealnya dengan
banyak dan meningkatnya jumlah rumah sakit di Indonesia, masyarakat lebih sadar akan kesehatan dan

6
menimbang serta memikirkan terlebih dahulu manfaat dan resiko yang akan terjadi ketika memutuskan
menggunakan sesuatu. Tetapi realitanya masyarakat masih banyak yang mencari inovasi baru salah
satunya untuk menangani penyakit atau cidera terutama pada sakit tulangnya. Penelitian ini memfokuskan
pada salah satu pengobatan tradisional yang masih digunakan oleh masyarakat yaitu pengobatan
tradisional sangkal putung. Ternyata alasan masyarakat untuk datang pada suatu pengobatan bukan hanya
persoalan medis tetapi ada persoalan sosial budaya yang melingkupi perilaku seseorang pada saat mereka
mencari pengobatan, antara lain faktor sosial budaya yaitu mengenai kecocokan dan kepercayaan pasien
(sugesti) serta dari segi ekonomi mengenai mahalnya biaya pengobatan medis. Hal itu yang membuat
semakin menjamurnya praktik pengobatan tradisional diberbagai daerah didukung dengan minat
masyarakat yang masih tinggi terhadap pengobatan tradisional.

perilaku pencarian pengobatan adalah perilaku individu maupun kelompok atau penduduk untuk
melakukan atau mencari pengobatan. Perilaku pencarian di masyarakat teruatama d Negara yang sedang
berkembang sangat bervariasi, diantaranya ada pilihan dari yang paling rendah sampai yang tingi
mengenai tindakan pada saat mengalami.

2.2 Perilaku Kesehatan Masyarakat Moderen


Perilaku sehat masyarakat modern adalah perilaku PRO-aktif dalam upaya memelihara &
meningkatkan kesehatan, mencegah resiko akan datangnya penyakit serta ikut andil bagian dalam gerakan
kesehatan masyarakat dengan mengedepankan kemajuan IPTEK!! Perilaku sehat masyarakat tradisional
adalah perilaku PRO-aktif dalam upaya memelihara kesehatan & meningkatkan kesehatan, mencegah dan
melindungi dari ancaman penyakit dengan mengedepankan kepercayaan leluhur mereka, budaya serta
alam sekitar!
a. Contoh perilaku sehat masyarakat modern
menggunakan suntikan, obat-obatan, menggunakan mesin & teknologi untuk mencapai hidup sehat.

b. Contoh perilaku sehat masyarakat tradisional


menggunakan obat tradisional yang berasal dari alam sekitar, mempercayai adat leluhurnya bahwa
dengan upacara itu dapat menyambuhkan penyakit.
contoh :
Manyadiri atau Nyadiri, adalah suatu model upaya preventif dan kuratif yang sering dilakukan oleh
sebagian masyarakat Dayak agar keluarganya terhindar dari sial kawe (mara bahaya). Bahkan melalui
ritual Nyadiri diyakini dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit yang mengancam kelangsungan
kehidupan keluarga. Di dalam kehidupan modern sekarang, upaya pencegahan agar tidak menderita sakit,
adalah lebih penting daripada upaya mengobati.

Ritual Manyadiri yang kental dengan nuansa mistis, sampai sekarang masih dilakukan oleh sebagian
masyarakat Dayak yang menyakininya dapat memproteksi segala marabahaya, sakit penyakit yang
berawal dari tafsiran mimpi. Artinya masyarakat Dayak sudah sejak dulu menyerahkan resiko ekonomi
yang bakal terjadi akibat sakit bahkan kematian dapat dihindari melalui ritual Manyadiri.

7
2.3 Perilaku Kesehatan Masyarakat Di Negara Indonesia dan Masyrakat Negera Berkembang
Masalah kesehatan masyarakat, terutama di negara-negara berkembang, pada dasarnya menyangkut
dua aspek utama. Yang pertama ialah aspek fisik, seperti misalnya tersedianya sarana kesehatan dan
pengobatan penyakit, sedangkan yang kedua adalah aspek nonfisik yang menyangkut perilaku kesehatan.
Faktor perilaku ini mempunyai pengaruh besar terhadap status kesehatan individu maupun masyarakat.
Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia
dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan. Dengan kata lain,
perilaku merupakan respons/reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari
dalam dirinya. Respons ini dapat bersifat pasif (tanpa tindakan: berpikir, berpendapat, bersikap) maupun
aktif (melakukan tindakan). Sesuai dengan batasan ini, perilaku kesehatan dapat dirumuskan sebagai
segala bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya, khususnya yang menyangkut
pengetahuan dan sikap tentang kesehatan, serta tindakannya yang berhubungan dengan kesehatan.
Biasanya orang terlibat dengan kegiatan medis karena tiga alasan pokok, yaitu: (1) untuk pencegahan
penyakit atau pemeriksaan kesehatan pada gejala penyakit belum dirasakan (perilaku sehat); (2) untuk
mendapatkan diagnosis penyakit dan tindakan yang diperlukan jika ada gejala penyakit yang dirasakan
(perilaku sakit); (3) untuk mengobati penyakit jika penyakit tertentu telah dipastikan agar sembuh dan
sehat seperti sedia kala, atau agar penyakit tidak bertambah parah (peran sakit–sick role behaviour).
Orang tidak akan mencari pertolongan medis atau pencegahan penyakit bila mereka kurang mempunyai
pengetahuan dan motivasi minimal yang relevan dengan kesehatan, bila mereka memandang keadaan
tidak cukup berbahaya, bila tidak yakin terhadap keberhasilan suatu intervensi medis, dan bila mereka
melihat adanya beberapa kesulitan dalam melaksanakan perilaku kesehatan yang disarankan.

Kondisi umum kesehatan Indonesia dipengaruhi oleh faktor lingkungan, perilaku, dan pelayanan
kesehatan. Sementara itu pelayanan kesehatan terdiri dari beberapa komponen antara lain ketersediaan
dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan
dan manajemen kesehatan. Fasilitas pelayanan kesehatan dasar, yaitu Puskesmas yang diperkuat dengan
Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling, telah didirikan di hampir seluruh wilayah Indonesia,
namun pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan masih menjadi kendala.
Dalam kondisi keterjangkauan pelayanan yang masih belum merata dan kebutuhan perubahan perilaku
masyarakat, negara telah mengakui peran penting organisasi masyarakat sipil, terutama bagi respon atas
penyakit menular yang tingkat penyebarannya masih relatif tinggi di lingkungan masyarakat, seperti
TBC, Malaria dan HIV/AIDS.
Penabulu meyakini bahwa perbaikan sistem penganggaran layanan kesehatan, perbaikan tata kelola
layanan kesehatan, disamping penguatan organisasi masyarakat sipil dalam menjangkau komunitas
populasi kunci dan mendorong efektifitas perubahan perilaku masyarakat menjadi kunci penting upaya
perbaikan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia jangka panjang. Program terutama bekerja untuk
meningkatkan kualitas, kapasitas dan kapabilitas organisasi masyarakat sipil yang bekerja di isu
kesehatan masyarakat, baik pada aspek manajemen kelembagaan maupun pada kemampuan organisasi
dalam memberdayakan dan memobilisasi komunitas populasi kunci; mendorong terbangunnya sistem
perencanaan dan penganggaran terpadu pada tingkat kabupaten, dan penyempurnaan mekanisme
pelaksanaan program dukungan kesehatan out sendiri.

8
DAFTAR PUSTAKA
https://materibelajar.co.id/masyarakat-tradisional-dan-modern-pengertian-perbedaan-dan-ciri-ciri/

https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26164/1/supriadi-fkik.pdf

https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26164/1/supriadi-fkik.pdf

http://www.leutikaprio.com/produk/110215/kesehatan/17031483/perilaku_kesehatan/12023550/
hermien_nugraheni_skm_mkes

https://penabulufoundation.org/kesehatan-masyarakat/

Anda mungkin juga menyukai