Anda di halaman 1dari 8

PERAN INDONESIA

DALAM UPAYA
MENCIPTAKAN
PERDAMAIAN DUNIA
1. Pencetus Konferensi Asia Afrika 1955
Indonesia merupak salah satu negara pelopor tercetusnya Konferensi Asia Afrika
1955. Konferensi tersebut bertujuan untuk menghimpun persatuan dari negara-
negara Asia-Afrika yang baru saja memperoleh kemerdekaan, mempromosikan dan
meningkatkan kerja sama antar negara, serta menentang segala bentuk penjajahan.
Konferensi ini dipelopori oleh 5 pemimpin negara yang salah satunya adalah
Indonesia, yakni diwakili oleh PM Ali Sastroamidjojo. Keempat negara lainnya ialah
Indoa (Jawaharlal Nehru), Pakistan (Mohamad Ali Bogra), Burma (U Nu), dan Sri
Lanka (Sir John Kotelawala).
Pertemuan pertama antara kelima pemimpin negara dilaksanakan pada 28 April – 2
Mei 1952 di Kolombo, Sri Lanka. Indonesia melalui PM Ali Sastroamidjojo
mengusulkan adanya Konferensi Asia-Afrika. Pertemuan kedua dilaksanakan di
Istana Bogor pada 29 Desember 1952 untuk mematangkan konsep Konferensi Asia-
Afrika, tujuan persidangan, dan negara mana saja yang akan diundang. Indonesia
kemudian menjadi tuan rumah dari Konferensi Asia-Afrika, tepatnya di Bandunga.
Konferensi yang dilaksanakan pada tanggal 18 – 25 April 1955 ini menghasilkan
prinsip utama Gerakan Non Blok (GNB) yang disebut Dasa Sila Bandung. Baca
juga Konferensi Asia Afrika dan sejarah Konferensi Meja Bundar.
2. Pengiriman Kontingen Garuda (KONGA)
PBB membentuk suatu komando PBB yang disebut United Nations Emergency Fores
(UNEF) pada tanggal 5 November 1956. Komando tersebut adalah pasukan khusus
PBB yang dibentuk untuk memelihara perdamaian di Timur Tengah. Indonesia dalam
rangka mendukung perdamaian dunia menyetujui untuk berpartisipasi dengan
menyumbangkan pasukan pada UNEF mulai tanggal 8 November 1965. Indonesia pun
membentuk pasukan Indonesia yang disebut Pasukan Garuda pada 28 Desember
1956. Pasukan tersebut dikirim ke Timur Tengah pada Januari 1957.
Indonesia mengirimkan Pasukan Garuda atau Kontingen Garuda (KONGA), seperti (1)
Pengiriman Pasukan Garuda atau Kontingen Garuda II dan III untuk menjaga
perdamaian di Kongo; (2) Pengiriman Pasukan Garuda IV, V, dan VII untuk menjaga
stabilitas Indocina karena Perang Vietnam; (3) Pengiriman Pasukan Garudan VI dan
VII ke Timur Tengah. Hingga kini Pasukan Garuda masih aktif berpartisipasi dalam
menjaga perdamaian dunia. Baca juga peran Indonesia dalam Misi
Garudadan sejarah Burung Garuda.
3. Pelopor Gerakan Non-Blok
Indonesia merupakan salah satu pelopor dari Gerakan Non-Blok (GNB). GNB
merupakan sebuah perhimpunan dari negara-negara yang tidak beraliansi dengan
negara-negara dengan kekuatan besar manapun. GNB muncul akibat terjadinya
Perang Dingin antara Blok Timur dan Blok Barat. Kondisi Perang Dingin
menyebabka negara-negara yang baru merdeka di Kawasan Asia, Afrika, dan
Amerika Latin menjadi target perebutan pertarungan pengaruh. Hal ini
mengakibatkan banyak konflik terjadi, seperti Perang Korea dan Perang Vietnam.
Hal ini memotivasi para pemimpin dari Asia dan Afrika untuk membuat gerakan
supaya tidak terpengaruh persaingan tersebut. Gerakan Non-Blok (GNB atau Non
Align Movement) dibentuk oleh negara-negara yang khawatir akan menjadi
korban Perang Dingin. Presiden Soekarno bersama pemimpin-pemimpin negara
lainnya akhirnya mendeklarasikan keinginannya untuk tidak terlibat pada
konfrontasi tersebut. Berpartisipasinya Indonesia dalam GNB menunjukkan upaya
Indonesia untuk menjaga perdamaian dunia secara tidak langsung. Hingga kini
organisasi ini beranggotakan 120 negara. Baca juga sejarah berdirinya Gerakan
Non-Blok dan peran Indonesia dalam Perang Dingin.
4. Pelopor ASEAN
Indonesia sempat berkonfrontasi dengan Malaysia, tetapi akhirnya kedua
negara tersebut berdamai. Kedua negara bersama dengan negara Asia
Tenggara lainnya, yakni Singapura, Filipina, dan Thailan merasa perlu untuk
mencipatkan perdamaian antar negara di Kawasan Asia Tenggara. Hal
tersebut dibuktikan dengan terbentuknya ASEAN pada akhir tahun 1967.
ASEAN dibentuk untuk mempererat hubungan sosial, politik, ekonomi, dan
keamanan di Asia Tenggara. Jumlah anggota negara ASEA sebanyak 10
negara ditambah 5 negara perluasan.
Kerja sama antar negara di ASEAN merupakan langkah Indonesia dalam
menjaga stabilitas keamanan Asia Tenggara. Misalnya, dalam penyelesaian
masalah Indocina. Indonesia berinisiatif mengadakan konferensi di Jakrta
yang dihadiri Laos, Malaysia, Vietnam Selatan, Filipina, Jepang, Korea
Selatan, Thailand, Singapura, Australia, dan Selandia Baru. Meskpin hasil
dari pertemuan tersebut belum nampak, tetapi tercipta saran-saran dalam
rangkapenyelesaian konflik.
5. Berperan aktif dalam PBB
Indonesia menjadi anggota resmi PBB pada tanggal 28 September 1950.
Indonesia sempat keluar dari PBB karena perselisihan yang terjadi antara
Malaysia dan Indonesia. PBB saat itu mengangkat Malaysia sebagai anggota
tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Menurut Indonesia, Malaysia adalah negara
boneka Inggris. Namun, Indonesia kembali masuk menjadi anggota PBB pada
era Orde Baru tanggal 28 September 1966.
Indonesia memiliki berbagai macam peran di PBB. Salah satunya adalah
menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB sebanyak tiga kali. Periode
pertama pada tahun 1973 – 1974, periode kedua yakni pada tahun 1995 – 1996,
dan periode ketiga pada tahun 2007 – 2008. Terpilih dan bergabungnya
Indonesia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB menunjukkan
bahwa Indoensia berkontribusi nyata dalam menjaga perdamaian dunia. Baca
juga peran Indonesia dalam UNESCO, peran Indonesia dalam globalisasi,
dan kebijakan Orde Baru.
6. Pendirian Pusat Perdamaian dan Keamanan di Indonesia
Peran Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia adalah dengan mempunyai
Pusat Perdamaian dan Keamanan atau IndonesiaPeace and Security Center (IPSC).
Kawasan tersebut dikelola oleh Badan Instalasi Strategis Nasional (Bainstranas),
Kementrian Pertahanan Republik Indonesia. Instansi, Kementrian, dan Lembaga
yang berada di kawasan ini adalah:
• Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian Tentara Nasional Indonesia
• Pusat Pasukan SiagaTNI
• Pusat Olaharaga Militer
• Universitas Pertahanan Indonesia
• Pusat Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana, Badan Nasional
Penanggulangan Be6. Pendirian Pusat Perdamaian dan Keamanan di
Indonesiancana (BNPB)
• Pusat Pelatihan Penanggulangan Terrorisme dan Deradekalisasi, Badan Nasional
Penanggulangan Terorisem
• Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan, Badan Pengembangan
dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia
FADHILA NUR FITRIAH WAHYUNI
KELAS XII MIPA5

Anda mungkin juga menyukai