Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN MATERI PERAN BANGSA

INDONESIA

Disusun Oleh (Kelompok 5) :


1. Amelia Rahmasari (02/X MP 2)
2. Fany Nur Raditya (15/X MP 2)
3. Nova Khoirunnisa (26/X MP 2)
4. Salsa Bila Shafa Novelia Putri (28/X MP 2)
5. Sri Anggraeni (31/X MP 2)
6. Tri Zahra Suryaning Dini (33/X MP 2)

SMKN 1 DEPOK
Jalan Padjajaran, Maguwoharjo, Depok, Sleman
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SLEMAN
2023
A. Gerakan Nonblok
1. Latar Belakang
 Konferensi Asia-Afrika
Gerakan Nonblok (GNB) atau yang dalam bahasa inggris disebut
Non-Aligned Movement adalah organisasi internasional yang
berkeinginan untuk bebas lepas dari kekuatan blok manapun.
Organisasi ini lahir akibat dari kejenuhan pengotak-kotakan kekuatan
berdasarkan perbedaan ideologi yang membuat negara berkembang
atau yang baru merdeka sulit membangun perekonomiannya. Blok
barat maupun Blok timur sama-sama mengeklaim ideologinya yang
paling benar dan menjamin kesejahteraan umat manusia. Atas dasar
keyakinan itu, masing-masing blok berupaya memperluas
pengaruhnya ke negara-negara dunia ketiga. Nyatanya kepentingan
utama meraka adalah memperebutkan penguasaan atas sumber-
sumber daya alam di negara-negara dunia ketiga tersebut. Menyadari
pengutuban dunia dalam dua blok tersebut, Indonesia akhirya
memutuskan untuk menerapkan sistem politik luar negeri bebas aktif
yang diperkenalkan pertama oleh Bung Hatta pada 2 September
1948.
Dasar hukum pelaksanaan politik luar negeri bebas aktif itu tergambar
secara jelas dalam pembukaan UUD 1945 alinea I dan IV. Alinea I
menyatakan sebagai berikut, “Kemerdekaan itu adalah hak segala
bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan diatas dunia harus
dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri
keadilan.”
Di sisi lain, Republik Indonesia sendiri saat itu menganut politik luar
negeri yang dikenal dengan “politik bebas”. Sering pula politik ini
diperjelas dengan menambahkan kata “aktif” sehingga menjadi politik
“bebas-aktif”. Kata “aktif” itu digunakan agar Indonesia berusaha
sekuat-kuatnya untuk memelihara perdamaian dan meredakan
pertentangan-pertentangan sesuai cita-cita PBB. Oleh karena itu,
Indonesia yang saat itu dipimpin oleh Perdana Menteri Ali
Sastroamidjojo melihat perlunya keaktifan pemerintah untuk ikut serta
meredakan ketegangan yang sedang terjadi antara dua kekuatan
baru tersebut. Konferensi Asia Afrika berlangsung pada tanggal 18
– 24 April 1955 dan dihadiri oleh 29 negara dengan 5 negara sebagai
sponsor KAA. Agenda dalam Konferensi Asia Afrika ini antara lain
membicarakan kerjasama ekonomi, budaya, hak asasi manusia dan
hak menentukan nasib sendiri, masalah bangsa-bangsa yang belum
merdeka, perdamaian dunia dan kerjasama internasional, dan
deklarasi tentang memajukan perdamaian dunia. Selain itu,
ditentukan pula mengenai empat tujuan pokok dari Konferensi Asia-
Afrika.

Pada 28 April sampai dengan 2 Mei 1954 diselenggarakan Konferensi


Kolombo di Srilanka. Konferensi yang menjadi pelopor diadakannya
Konferemsi Asia-Afrika ini dihadiri oleh lima negara sebagai berikut.
1. Ali Sastroamidjojo (Perdana Menteri Indonesia)
2. Jawaharlal Nehru (Perdana Menteri India)
3. U Nu (Perdana Menteri Burma/Myanmar)
4. Mohammad Ali (Perdana Menteri Pakistan)
5. Sir John Kotawala (Perdana Menteri Srilanka)
Pada akhir konferensi, ditandatangani sebuah deklarasi yang dikenal
sebagai Deklarasi Bandung atau Dasasila Bandung yang isinya
sebagai berikut.
1. Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-
asas yang termuat di dalam piagam PBB (Perserikatan Bangsa-
Bangsa).
2. Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa.
3. Mengakui persamaan semua suku dan bangsa.
4. Tidak melakukan intervensi terhadap persoalan dalam negeri
negara lain.
5. Menghormati hak-hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri
secara sendirian ataupun kolektif yang sesuai dengan Piagam PBB
2. Terbentuknya Gerakan Nonblok
Pada tanggal 1 sampai 6 September 1961, diadakan Konferensi Tingkat
Tinggi (KTT) di Beograd, Yugoslavia, guna mengoperasikan Dasasila
Bandung dalam sebuah gerakan yang konkret. Konferensi tersebut
akhirnya mengeluarkan keputusan bersama untuk membentuk sebuah
gerakan yang bernama Gerakan Nonblok (GNB). Pendirinya adalah lima
pemimpin dunia, yakni.
1. Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito
2. Presiden Indonesia Soekarno
3. Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser
4. Perdana Menteri India Pandit Jawaharlal Nehru
5. Kwame Nkrumah dari Ghana
Pada awal berdirinya, GNB hanya beranggota 25 negara. Namun, dalam
perkembangannya,keanggotaannya terus bertambah setiap tahun. Bagi
negara yang ingin bergabung dengan GNB, ada beberapa syarat yang
harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut.
1. Menganut politik bebas dan hidup berdampingan secara damai.
2. Mendukung gerakan-gerakan kemerdekaan nasional.
3. Tidak menjadi anggota salah satu pakta militer Amerika Serikat
atau Uni Soviet.
3. Eksistensi Gerakan Nonblok Pasca-perang Dingin dan Peran Indonesia
 Eksistensi Gerakan Nonblok Pasca-perang Dingin
Sejak pertengahan 1970-an, isu-isu ekonomi mulai menjadi perhatian
utama GNB. Untuk itu, GNB dan kelompok 77 (Group of 77/G-77)
telah mengadakan serangkaian pertemuan guna membahas
masalah-masalah ekonomi dunia dan pembentukan Tata Ekonomi
Dunia Baru (New International Economic Order). Pasca-runtuhnya
Tembok Berlin pada 1989, serta kekuatan militer dan politik
komunisme di Eropa Timur, muncul perdebatan mengenai relevansi
GNB. Sebagian besar negara anggota mengusulkan agar GNB
berfokus pada tantangan-tantangan baru dunia Pasca-perang Dingin.
 Peran Indonesia
Indonesia selalu berkomitmen mewujudkan prinsip-prinsip GNB.
Sikap ini secara konsisten diaktualisasikan Indonesia selama
memegang kepemimpinan GNB pada tahun 1992-1995. Indonesia
juga pernah menjadi tuan rumah KTT GNB, yaitu KTT X yang
berlangsung pada 1-7 September 1992 di Jakarta dan Bogor.
Selain itu, Indonesia juga dipercaya untuk turut menyelesaikan
beberapa konflik regional, antara lain Kamboja, gerakan separatis
Moro di Filipina, dan sangketa di laut Tiongkok Selatan.
4. Kontingen Garuda
Keikutsertaan Indonesia untuk menyelesaikan konflik di negara-negara
lain salah satunya terwujud melalui pembentukan Kontingen Garuda, atau
disingkat Konga. Kontingen Garuda Pasukan Garuda adalah pasukan
Tentara Nasional Indonesia yang ditugaskan sebagai pasukan
perdamaian di negara lain. Indonesia mulai turut serta mengirim
pasukannya sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian PBB sejak
1957. Tujuan Pengiriman Kontingen Garuda Kontingen Garuda
dimaksudkan untuk mengemban misi perdamaian dunia di bawah
naungan PBB. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merupakan lembaga
tertinggi yang mewadahi negara-negara di dunia. PBB juga menjadi
lembaga yang aktif dalam mengupayakan perdamaian dunia dan aktif
menyelesaikan konflik antarnegara. Indonesia pernah mendapat bantuan
dari PBB pada masa revolusi. Pada saat itu, PBB membantu
menyelesaikan konflik antara Indonesia-Belanda. PBB juga membantu
Indonesia dalam masalah Irian Barat. Bagi bangsa Indonesia,
pengiriman Misi Garuda sesuai permintaan PBB memiliki alasan yang
kuat. Yang pertama, sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 alinea
keempat, yang berbunyi "ikut melaksanakan ketertiban dunia bedasarkan
perdamaian abadi dan keadilan sosial, dan yang kedua sesuai dengan
politik luar negeri Indonesia bebas aktif. Misi pemeliharaan
perdamaian Kontingen Garuda Indonesia sudah cukup banyak
pengirimkan Kontingen Garuda (Konga) ke luar negeri. Sejak tahun 1957
sampai tahun 2015, Indonesia telah mengirimkan sampai dengan
Kontingen Garuda yang ke-26 (XXVI). Misi berbeda-beda, namun
tujuannya sama, yaitu mencapai perdamaian dunia sesuai dengan
amanat UUD 1945.
5. Masalah Rohingya
Saat ini, Indonesia ikut terlibat memecahkan masalah Rohingya di
Myanmar. Konflik antara pemerintah dan milisi Rohingya telah berakibat
penderitaan banyak anggota etnis Rohingya, entah karena hidup di
pengungsian, kekurangan makanan, terkena penyakit, dan masa depan
yang suram. Pemerintah Indonesia di bawah Presiden Joko Widodo
aktif membantu menyelesaikan krisis Rohingya ini. Faktor yang
mendorong keterlibatan pemerintah Indonesia adalah adanya panggilan
kemanusiaan. Perjuangan nilai-nilai kemanusiaan bagi pemerintah
Indonesia telah ditegaskan dalam Pancasila dan UUD. Secara Konkret,
Presiden Joko Widodo mengutus Menteri Luar Negeri Retno Marsudi
untuk bernegosiasi dengan Presiden Myanmar, Aung San Suu Kyi
(penasihat utama Presiden), serta panglima tertinggi angkatan bersenjata
Myanmar Jendral Senior U Min Aung Hlaing. Tujuan jangka pendek
Indonesia adalah menghentikan tindakan militer serta kekerasan di
Myanmar, entah oleh pemerintah maupun oleh milisi bersenjata.
B. Association of Southeast Asian Nations (ASEAN)
1. Latar Belakang dan Struktur Organisasi
ASEAN merupakan singkatan dari association of southeast asian nations
atau Perhimpunan bangsa bangsa Asia Tenggara, di diriku pada 8 Agustus
1967 di Bangkok. pelopor berdirinya ASEAN adalah Indonesia,Malaysia,
Filipina, Singapura dan Thailand yang masing masing di wakili oleh :
a. Adam Malik (menteri Luar negeri Indonesia )
b. Tun Abdul Razak( wakil perdana menteri Malaysia )
c. S. Rajaratnam ( menteri luar negeri Singapura )
d. Narcisco Ramos ( menteri luar negeri Filipina)
e. Thanat Khoman ( menteri luar negeri muangthai/thailand)
Pertemuan lima negara tersebut menghasilkan sebuah deklarasi yang
menjadi dasar berdirinya ASEAN sebagai
kerja sama regional di kawasan Asia Tenggara. beberapa negara
kemudian imut bergabung yakini :
a. Brunei darusallam bergabung pada 8 januari 19842.
b. Vietnam bergabung pada juli 19953.
c. Laos bergabung pada juli 19974.
d. Myanmar bergabung pada juli 19975.
e. Kamboja bergabung pada 16 desember 1998
2. Struktur Kepengurusan ASEAN
Struktur kepengurusan ASEAN terdiri dari berbagai macam pertemuan
menurut tingkat kepentingan. Setelah mengalami berbagai macam
perubahan-terakhir pada KTT ASEAN di bali pada 1976, struktur organisasi
ASEAN saat ini adalah sebagai berikut :
1. Konferensi tingkat tinggi (KTT) yaitu pertemuan tingkat tinggi para
kepala negara/ kepala pemerintahan negara anggota
2. Dewan Koordinasi ASEAN (asean coordinating council) yaitu
pertemuan para menteri luar negeri ASEAN sebagai koordinator dewan
komunitas ASEAN
3. Dewan komunitas asean ( asean community council) yaitu pertemuan
para menteri yang membidangi tiga pilar komunitas ASEAN
4. Pertemuan badan badan sektoral tingkat menteri (ASEAN sectoral
ministerial bodies) yaitu para menteri yang membidangi setiap sektor
kerja sama ASEAN 5.pertemuan tingkat pejabat tinggi ASEAN (ASEAN
senior officap's Meeting) yaitu pertemuan pejabat tinggi di bawah
tingkat
3. Tujuan ASEAN
1. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan
perkembangan budaya di Asia Tenggara.
2. Mempromosikan perdamaian dan stabilitas regional melalui
penghormatan terhadap keadilan dan supermasi hukum dalam
hubungan antara negara negara di kawasan serta kepatuhan
terhadap prinsip prinsip Piagam PBB.
3. Mengembangkan ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan,
dan juga berbagai sektor lainnya. Negara-negara di kawasan ini
bersekutu untuk bisa meningkatkan kemampuannya dan memperkuat
segala sektor.
4. Meningkatkan kerja sama dan saling membantu untuk kepentingan
bersama dalam bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan,
dan administrasi.
C. OKI
1. Latar Belakang
OKI merupakan singkatan dari Organisasi Kerja Sama Islam (dahulu
Organisasi Konferensi Islam) yang resmi dibentuk pada 25 September
1969. Pembentukan OKI dimulai 22-25 September 1969, setelah para
pemimpin sejumlah negara islam mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi
(KTT) Islam di Rabat, Marokol, Raja Faisal dari Arab Saudi dan Raja
Hassan II dari Maroko memprakarsai terselenggaranya Konferensi Tingkat
Tinggi (KTT) Islam tersebut. para kepala negara ini merasa prihatin atas
berbagai masalah yang dihadapi umat Islam, khususnya setelah Israel
membakar bagian dari Masjid Suci Al-Aqsa pada 21 Agustus 1969. Saat
ini, OKI beranggotakan 57 negara.Pada awalnya OKI lebih banyak
menekankan pada masalah politik, terutama masalah Palestina. Namun,
seiring berjalannya waktuSecara umum, tujuan berdirinya OKI adalah
untuk mengumpulkan sumber daya dunia Islam dalam memajukan
perdamaian dan keamanan dunia Islam. Secara khusus, OKI bertujuan
memperkokoh solidaritas Islam di antara negara anggota dan memperkuat
kerja sama dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, serta ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Pada Februari 1972, diadakan Konferensi Tingkat Menteri (KTM) III OKI
yang menghasilkan piagam organisasi yang berisi bertujuan OKI secara
lebih lengkap, yaitu sebagai berikut :
1. Memperkuat/ memperkokoh solidaritas, kerja sama dalam bidang
politik, ekonomi, sosial, budaya, dan ilmu pengetahuan dan teknologi di
antara negara anggota, serta perjuangan umat Islam untuk melindungi
kehormatan kemerdekaan dan hak-haknya
2. Melakukan aksi bersama untuk melindungi tempat-tempat suci umat
Islam
3. Bekerja sama untuk menentang diskriminasi raisal dan segala bentuk
penjajahan serta menciptakan suasana yang menguntungkan dan
saling pengertian di antara anggota dan negara-negara lain.
Untuk mencapai tujuan tersebut, negara anggota OKI menetapkan lima
prinsip, yaitu :
1. Menghargai persamaan mutlak antara negara-negara anggota
2. Menghormati hak untuk menentukan nasib sendiri dan tidak campur
tangan atas urusan dalam negeri negara lain
3. Menghormati kemerdekaan, kedaulatan, dan integritas wilayah setiap
negara
4. Menyelesaikan setiap sangketa yang mungkin timbul melalui cara-cara
damai, serta perundingan, mediasi, rekonsilasi atau arbitasi
5. Abstain dari ancaman atau penggunaan kekerasan terhadap integritas
wilayah, kesatuan nasional atau kemerdekaan politik suatu negara.
2. Eksistensi OKI dan Peran Indonesia
Minoritas dan komunitas muslim, dan masalah-masalah Afrikabeberapa
alasan masuknya Indonesia di dalam OKI, antara lain sebagai berikut :
1. Secara objektif Indonesia ingin mendapatkan hasil yang positif OKI
mempunyai program kerja bernama "Program Aksi" dalam periode 10
Tahun, Program Aksi OKI mencakup isu-isu politik dan intelektual.
Dalam 10 tahun tersebut, OKI diharapkan mampu menangani berbagai
isu seperti :
• Upaya membangun nilai-nilai toleransi
• Memberantas ekstremisme, kekerasan dan terorisme
• Menentang Islamofobia
• Meningkatkan solidaritas dan kerjasama antar negara anggota
• Pencegahan konflik dan penanganan masalah Filipina, hak-hak
kelompok bagi kepentingan nasional Indonesia
2. Indonesia merupakan negara yang sebagian besar penduduknya
beragama Islam meskipun secara konstitusional bukan merupakan
negara Islam
3. Dari segi jumlah penduduk yang beragama Islam Indonesia termasuk
negara dengan jumlah penduduk beragama Islam terbesar di dunia.

D. Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC)


1. Pengertian APEC
APEC atau singkatan dari Asia-Pacific Economic Cooperation merupakan
forum kerja sama antar 21 Ekonomi di lingkar Samudera Pasifik. APEC
sendiri berdiri tahun 1989. Organisasi negara-negara Asia Pasifik ini
didirikan di Canberra pada bulan November 1989 bertujuan membangun
kerja sama ekonomi.Kerja sama dalam APEC ini adalah kerja sama non-
politis yang ditandai dengan keanggotaan Hong Kong-China dan Chinese
Taipei. APEC mempunyai tiga pengamat (observer) meliputi ASEAN
Secretariat, Pacific Economic Cooperation Council (PECC) dan Pacific
Islands Forum (PIF) Secretariat. Kerja sama di APEC dibangun
berdasarkan beberapa prinsip yakni:
Consensus, yang berarti bahwa semua keputusan di APEC harus
disepakati oleh dan bermanfaat bagi 21 Ekonomi Anggota.Voluntary and
non-binding, yang berarti semua kesepakatan dalam forum APEC
dilakukan secara sukarela dan tidak mengikat.Concerted unilateralism,
yang berarti pelaksanaan keputusan dilakukan secara bersama-sama
sesuai dengan kemampuan tiap Ekonomi, tanpa syarat
resiprositas.Differentiated time frame, yang berarti setiap Ekonomi maju
diharapkan melakukan liberalisasi terlebih dahulu.
2. Manfaat APEC Bagi Indonesia
Adapun manfaat APEC bagi Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Sarana untuk membangun kepercayaan dan hubungan yang saling
menguntungkan dengan Negara atau Ekonomi mitra strategis Indonesia
di kawasan.
b. Sarana untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing Indonesia,
melalui proyek-proyek pelatihan teknis dan capacity building serta
sharing of best practices.
c. Sarana untuk memastikan bahwa pasar Asia-Pasifik tetap terbuka bagi
produk ekspor unggulan Indonesia. Terjadi peningkatan total
perdagangan Indonesia dengan Ekonomi APEC lainnya, yakni sebesar
US$ 276,589.1 Milyar pada tahun 2013 dibandingkan US$ 29,9 Milyar
pada tahun 19891 pada saat Indonesia turut mendirikan APEC.
d. Sarana peningkatan investasi. Pada tahun 2012 tercatat total investasi
portofolio yang masuk ke Indonesia dari anggota APEC lainnya adalah
sebesar US$ 245,200.5 Milyar dibandingkan US$ 45,7. Milyar pada
tahun 2001
3. Tujuan APEC
Tujuan utama APEC yaitu mendorong pertumbuhan ekonomi serta
meningkatkan kesejahteraan di Asia Pasifik. Hal ini dilakukan dengan
mendorong serta memfasilitasi perdagangan dan investasi yang lebih
terbuka serta bebas di kawasan.Selain itu juga meningkatkan kerja sama
pengembangan kapasitas Ekonomi anggota APEC.

E. Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC)


1. Latar Belakang
Organization of the petroleum eksporting countries (OPEC) atau organisasi
negara-negara pengekspor minyak bumi adalah organisasi yang bertujuan
menegosiasikan masalah-masalah mengenai produksi, harga, dan hak
konsesi minyak bumi dengan perusahaan-perusahaan minyak. Ketujuh
perusahaan minyak yang dikenal dengan sebutan the Seven sisters yang
menguasai harga minyak dunia adalah Anglo- Persian Oil Company
(sekarang BP), Gulf Oil, Standard Oil of California (SoCal), Texaco
(sekarang Chevron), Royal Duch Shell, Standard Oil of new Jersey (Esse),
dan Standard Oil Company of New York (Socony) (sekarang exxonMobil).
Pada 1970, melalui "The Tripoli-Teheran Agreement" , OPEC secara
penuh menetapkan pasar minyak internasional.
Selain untuk menjaga kestabilan harga minyak dunia, OPEC juga memiliki
tujuan lain, yakni:
• Menyatukan kebijakan perminyakan antar negara anggota
• Memenuhi kebutuhan dunia akan minyak bumi
• Menentukan kebijakan-kebijakan untuk melindungi negara-negara
anggota
2. Eksistensi
Bidang Ekonomi
OPEC memungkinkan negara anggotanya menjamin pendapatan mereka
dengan mengkoordinasi kebijakan dan harga minyak. OPEC berfungsi
mencegah anggotanya dimanfaatkan oleh negara-negara industri dengan
memastikan negara-negara pengekspor minyak mendapatkan harga
minyak yang adil.
3. Indonesia Keluar Dari OPEC
Pada Mei 2008 Indonesia mengumumkan telah mengajukan surat untuk
keluar dari keanggotaan OPEC. Hal ini karena Indonesia telah berubah
menjadi negara importir minyak sejak 2003. Setelah keluar dari OPEC
menteri Energi dan Sumber Daya mineral atau ESDM menawarkan
kerjasama kepada OPEC dengan saling bertukar informasi dan
pengetahuan, dan manajemen perminyakan.

Anda mungkin juga menyukai