Anda di halaman 1dari 2

LATAR BELAKANG TERBENTUKNYA KAA, GAPI, GNB

1. KAA

Latar belakang = kesamaan nasib negara-negara di Asia-Afrika pasca-Perang Dunia II. Negara-negara
berkembang yang melihat suasana tersebut terdorong untuk mencari jalan keluar membantu
meredakan ketegangan dan menciptakan perdamaian dunia.

Proses perundingan = KAA dilaksanakan tanggal 18-24 April 1955, bertempat di Gedung Merdeka,
Bandung. Indonesia berperan sebagai tuan rumah dan sekaligus panitia pelaksana. Indonesia juga
menjadi pelopor dan pemrakarsa KAA. Pada pelaksanaan KAA di Bandung negara dari wilayah Afrika
yang hadir berjumlah 6 negara dan negara dari wilayah Asia berjumlah 23 negara.

Tokoh = Ali Sastroamidjojo (ketua konferensi), Ruslan Abdulgani (sekretaris jenderal), Muhammad
Yamin (ketua komite kebudayaan), Prof. Ir. Rooseno (ketua komite ekonomi).

Hasil = dalam sidang terahir pada tanggal 24 April 1955 dibacakan rumusan Dasasila Bandung yang
merupakan hasil KAA:

- Penghormatan atas hak-hak dasar manusia, asas, serta tujuan yang telah dimuat dalam Piagam PBB.

- Menghormati kedaulatan dan integrasi teritorial seluruh bangsa.

- Mengakui persamaan semua ras dan persamaan semua bangsa besar maupun bangsa yang kecil.

- Tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam persoalan negara lain.

- Menghormati hak dari tiap-tiap bangsa untuk senantiasa mempertahankan diri secara mandiri atau
kelompok.

- Tidak menggunakan segala peraturan dari pertahanan kolektif untuk bertindak sesuai dengan
kepentingan khusus dari salah satu negara besar serta tidak melakukan tekanan terhadap negara lain.

- Tidak melakukan segala tindakan yang melibatkan ancaman agresi terhadap kemerdekaan suatu
negara.

- Menyelesaikan segala bentuk perselisihan di ranah internasional melalui jalan damai dan tetap sesuai
dengan Piagam PBB.

- Memajukan segala bentuk kepentingan bersama melalui kerja sama.

- Menghormati hukum dan segala kewajiban di kancah internasional

Pengaruh dan Dampak KAA = ketegangan RRC dengan AS tentang sengketa Taiwan mulai mencair,
menaikkan citra Indonesia di dunia internasional, lahirnya organisasi internasional baru seperti GNB,
tumbuhnya semangat solidaritas di antara negara anggota untuk menghadapi masalah internasional
maupun regional.

2. GNB
Latar belakang = GNB dibentuk karena munculnya sikap netral dari sejumlah negara terhadap
kemunculan Blok Barat dan Blok Timur setelah berakhirnya Perang Dunia II pada 1945.

Kala itu, negara anggota Blok Barat yang membentuk NATO dan negara anggota Blok Timur yang
membentuk Pakta Warsawa ingin mencari anggota baru. Namun tidak semua negara di dunia ingin
bergabung dalam blok tersebut. Justru, beberapa negara ingin netral saja, tanpa berpihak pada blok
mana pun. Akhirnya, negara-negara yang ingin netral itu membentuk Gerakan Non Blok.

Tokoh penting:

Presiden Ghana (Kwame Nkrumah)

Perdana Menteri India (Jawaharlal Nehru)

Presiden Indonesia (Soekarno)

Presiden Mesir (Gamal Abdul Nasser)

Presiden Yugoslavia (Josip Broz Tito)

Peran Indonesia = sebagai penggagas atau pendiri organisasi, sebagai salah satu negara pengundang
pada KTT GNB pertama, menjadi ketua KTT GNB ke-10, menjadi perintis dialog utara-selatan.

Hasil perundingan GNB = KTT GNB I telah menghasilkan tiga dokumen penting, yaitu: pernyataan
tentang bahaya perang dan tuntutan untuk perdamaian, deklarasi mengenai prinsip-prinsip Non-Blok,
surat bersama kepada Presiden Amerika Serikat.

3. GAPI

GAPI adalah sebuah organisasi yang terdiri dari gabungan partai politik Indonesia masa pergerakan
nasional. GAPI dibentuk pada tanggal 19 Maret 1939 atas inisiatif dari Moh. Hoesni Thamrin.

Latar belakang = penolakan Belanda terhadap Petisi Soetardjo pada tahun 1936. Kegagalan Petisi
Soetardjo mendorong Moh. Hoesni Thamrin untuk menyatukan partai politik di Indonesia dalam bentuk
organisasi.

Alasan lain terbentuknya GAPI adalah munculnya paham fasisme di dunia Internasional yang sangat
mengkhawatirkan bagi nasib demokrasi di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai