Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Gerakan Non Blok

Gerakan non blok atau yang biasa disingkat GNB atau Non Aligned Movement (NAM) merupakan sebuah
gerakan yang dipelopori oleh negara-negara dunia ketiga yang mempunyai anggota lebih dari 100
negara dan berupaya untuk menjalankan kebijakan luar negerinya dengan cara tidak memihak siapapun
atau tidak menganggap negaranya sendiri mempunyai aliansi dengan Blok Barat ataupun Blok Timur.

(gramedia.com)

Kapan GNB didirikan

Gerakan Non Blok (GNB) tepat didirikan saat dilaksanakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) I di
Beogard,Yugoslavia pada 1-6 September 1961. Dari konferensi tersebut lahirlah organisasi yang diberi
nama Gerakan Non Blok yang diresmikan tepatnya pada tanggal 1 September 1961.

(gramedia.com)

SIAPA SAJA PENDIRI GNB

Ada lima negara pendiri atau pemrakarsa Gerakan Non-Blok yang diwakili oleh para pemimpin negara,
yaitu:

•Presiden Sukarno (Indonesia)

•Presiden Gamal Abdul Nasser (Republik Persatuan Arab-Mesir)

•PM Pandit Jawaharlal Nehru (India)

•Presiden Joseph Broz Tito (Yugoslavia)

•Presiden Kwame Nkrumah (Ghana)

Negara yang menjadi inisiator ini juga menerapkan prinsip fundamental dalam organisasi Gerakan Non-
Blok, yaitu:

1.Saling menghormati integritas teritorial dan kedaulatan

2.Perjanjian non-agresi

3.Tidak mengintervensi urusan dalam negeri negara lain

4.Kesetaraan dan keuntungan bersama

5.Menjaga perdamaian

(detik.com)

LATAR BELAKANG

Awalnya, organisasi Gerakan Non-Blok ini lahir pasca Perang Dunia ke-2 yang menghancurkan berbagai
ekosistem dan sektor-sektor penting. Dalam konteks politik, Perang Dunia ke-2 ini membentuk
fragmentasi dari negara-negara yang terasosiasi dalam dua blok.
Blok tersebut dikenal dengan Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dengan paham liberalisme-
demokrasi dan Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet dengan ideologi sosialisme-komunisme. Ada 8
negara yang ikut dalam Blok Barat, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Belanda, Belgia, Luxemburg,
Norwegia, dan Kanada.

Di lain sisi, Blok Timur juga memiliki beberapa negara masuk ke dalam sistem, yakni (Uni Soviet,
Cekoslovakia, Rumania, dan Jerman Timur. Kemudian, mengapa dua negara ini yang memimpin? Karena
Amerika Serikat dan Uni Soviet merupakan negara pemenang di Perang Dunia ke-2 dan berambisi
melebarkan pengaruhnya ke negara-negara lain di dunia.

Dalam upaya melakukan hegemoni pengaruh yang masif kepada negara-negara lain di dunia, maka Blok
Barat membentuk NATO (North Atlantic Treaty Organization) dan Blok Timur membentuk Pakta
Warsawa. Tidak hanya sampai disitu, kedua blok ini masih tetap mencari sekutu untuk menambah
pertahanannya di Asia, Afrika dan Amerika.

Atas dasar ini, ada beberapa negara yang tidak ingin berpihak kepada Blok Barat dan Blok Timur atau
netral. Oleh sebab itu, dalam menanggapi keadaan yang sewaktu-waktu bisa memanas, negara yang
baru mendapatkan kemerdekaan di wilayah Asia Afrika juga akhirnya melakukan diskusi melalui
Konferensi Asia Afrika atau KAA yang dilaksanakan di Bandung, Jawa Barat.

Konferensi Asia Afrika ini mempunyai hubungan yang cukup erat dengan GNB. Pada pertemuan negara
anggota KAA di Indonesia pada 1955, lalu setelah itu lahirlah kesepakatan yang bernama Dasasila
Bandung. Dalam kesepakatan tersebut, berisi tentang prinsip penyelenggaraan kerja sama internasional.
Adapun isi lain dari Dasasila Bandung yaitu :

 Menghormati hak-hak dasar manusia sebagaimana tercantum dalam Piagam PBB


 Menghormati kedaulatan dan integritas/keutuhan seluruh bangsa
 Mengakui persamaan ras dan hak seluruh bangsa
 Tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain
 Menghormati hak tiap bangsa dalam mempertahankan diri, sebagaimana dalam Piagam PBB
 Tidak melakukan tekanan kepada negara lain
 Tidak melakukan agresi terhadap negara lain
 Menyelesaikan perselisihan internasional secara damai
 Memajukan kerja sama demi kepentingan bersama
 Menghormati hukum serta kewajiban internasional.

Melalui konferensi tersebut, kemudian lahir sebuah organisasi negara yang netral atau GNB. Oleh sebab
itu, GNB akhirnya ditetapkan secara resmi pada tanggal 1 September 1961. Beberapa negara yang ada di
dalam GNB dan ikut serta menghadiri KTT I diantaranya yaitu Aljazair, Afghanistan, Arab Saudi, Sri Lanka,
Burma, Kongo, Kamboja, Kuba, Ethiopia, Cyprus, Ghansa, India, Guinea, Indonesia, Lebanon, Irak,
Maroko, Mali, Sudan, Somalia, Tunisia, RPA, Yugoslavia, Yaman dan Nepal.

(detik.com)

Peran Indonesia dalam Gerakan Non-Blok


GNB berhasil menempati posisi khusus dalam politik luar negeri di Indonesia. Hal itu disebabkan karena
sejak awal mula terbentuknya GNB, Indonesia mempunyai peran yang sentral, KAA pun menjadi salah
satu bukti peran dan juga kontribusi Indonesia dalam mempelopori berdirinya Gerakan Non Blok
tersebut. Secara khusus, Presiden Soekarno juga diakui sebagai salah satu tokoh penggagas dan juga
pendiri dari organisasi GNB. Indonesia menilai bahwa GNB ini mempunyai peran yang penting. Karena
prinsip dan juga tujuan GNB adalah untuk melakukan refleksi dari perjuangan dan juga tujuan bangsa
Indonesia, seperti yang tertuang di dalam UUD 1945.

Beberapa peran Indonesia dalam GNB adalah

- Sebagai salah satu negara inisiator Konferensi Asia Afrika (KAA) yang merupakan cikal bakal
digagasnya Gerakan Non-Blok
- Sebagai salah satu negara pengundang dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Gerakan Non-Blok
yang pertama. Hal ini terjadi, karena Indonesia merupakan salah satu pendiri dan berperan
besar dalam mengundang mengajak negara lain untuk bergabung dalam
- Menjadi ketua dan penyelenggara Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non-Blok yang ke X yang
berlangsung pada 1-7 September 1992 di Jakarta dan Bogor.
- Indonesia berperan dalam dibukanya kembali dialog utara-selatan, yaitu dialog yang
memperkuat hubungan antara negara berkembang (selatan) terhadap negara maju (utara)

Tujuan GNB atau Gerakan Non Blok

Tujuan utama GNB awalnya pada upaya dukungan bagi hak menentukan nasib sendiri, kemerdekaan
nasional, kedaulatan, dan integritas nasional negara-negara anggota.

1. Tujuan lain didirikannya GNB


2. Penentangan terhadap aparteid;
3. Tidak memihak pada pakta militer multilateral;
4. Perjuangan menentang segala bentuk dan manifestasi imperialisme;
5. Perjuangan menentang kolonialisme, neo-kolonialisme, rasisme, pendudukan, dan dominasi
asing; perlucutan senjata;
6. Tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain dan hidup berdampingan secara damai;
7. Penolakan terhadap penggunaan atau ancaman kekuatan dalam hubungan internasional;
Pembangunan ekonomi-sosial dan restrukturisasi sistem perekonomian internasional;
8. Kerja sama internasional berdasarkan persamaan hak.

(detik.com)

Anda mungkin juga menyukai