GNB adalah sebuah gerakan yang dipelopori oleh negara-negara dunia ketiga yang mempunyai anggota
lebih dari 100 negara dan berupaya untuk menjalankan kebijakan luar negerinya dengan cara tidak
memihak siapapun atau tidak menganggap negaranya sendiri mempunyai aliansi dengan Blok Barat
ataupun Blok Timur.
GNB ini didirikan pada tanggal 1 September 1961 yang mana dipelopori oleh beberapa tokoh,
diantaranya yaitu Soekarno dari Indonesia, Jawaharlal Nehru dari India, Gamal Abdul Nasser dari Mesir,
Kwame Nkrumah dari Ghana, dan juga Joseph Broz Tito dari Yugoslavia.
Walaupun saat ini kedua blok sudah tidak lagi berperang, namun perbedaan antara kedua blok tersebut
terus menjadi bahan permasalahan dalam kehidupan internasional. Oleh sebab itu, dalam menanggapi
keadaan yang sewaktu-waktu bisa memanas, negara yang baru mendapatkan kemerdekaan di wilayah
Asia Afrika juga akhirnya melakukan diskusi melalui Konferensi Asia Afrika atau KAA yang dilaksanakan di
Bandung, Jawa Barat.
Kata non-blok sendiri pertama kali diperkenalkan oleh Perdana Menteri India, Nehru, melalui
pidatonya tahun 1954 di Colombo, Sri Lanka. Ia menjelaskan lima pilar yang kemudian dijadikan
basis dari GNB, yaitu:
1) Saling menghormati integritas teritorial dan kedaulatan.
2) Perjanjian non-agresi
3) Tidak mengintervensi urusan dalam negeri negara lain
4) Kesetaraan dan keuntungan bersama
5) Menjaga perdamaian
Peran Indonesia
1. Pelopor GNB
2. Tuan rumah KAA dan KTT
3. Indonesia sebagai negara pemimpin GNB
4. Memiliki prinsip yang sama dengan GNB
5. Perintis Dibukanya Dialog Negara Berkembang dan Maju
6. Indonesia menjadi perintis dibukanya kembali dialog antara negara berkembang (pihak
selatan) dan juga negara maju (pihak utara) yang bertujuan memperkuat hubungan.
1. Indonesia Sebagai Pelopor GNB
Presiden Soekarno pun memiliki peran sebagai tokoh dari pendiri GNB bersama dengan tokoh-
tokoh dunia lainnya.
Awal mula tercetusnya ide untuk membentuk GNB ialah berasal dari Konferensi Asia Afrika
yang diadakan di Jawa Barat.Pada saat itu, ada beberapa negara yang memilih untuk memihak
dua blok, serta menyatakan keinginan untuk bersikap netral terhadap kehadiran dua blok
tersebut.
Indonesia pun pernah menjadi tuan rumah untuk KTT GNB yang ke 10 yang diadakan di Jakarta
pada tahun 1992 tepatnya pada 1-6 September.
Tidak hanya menjadi tuan rumah saja, Indonesia pun pernah menjadi pemimpin dari Gerakan
Non Blok. ketika KTT GNB yang ke 10, Presiden Soekarno ditunjuk sebagai Ketua dari GNB.
Indonesia memiliki peran dalam meredakan ketegangan yang pernah terjadi di kawasan bekas
Yugoslavia pada tahun 1991.
Melalui kedudukan yang dimiliki oleh Indonesia dalam GNB, Indonesia berupaya dalam
menyelesaikan masalah utang luar negeri yang dialami oleh negara berkembang dan miskin
secara terpadu, berkesinambungan serta secara komprehensif.
9. Mendirikan Pusat Kerjasama Teknik Selatan GNB
Indonesia bekerja sama dengan Brunei Darussalam, bersama-sama mendirikan Pusat Kerjasama
Teknik Selatan GNB yang ada di Jakarta guna memperkuat hubungan antar negara anggota
GNB.
Indonesia secara aktif mengupayakan perdamaian dunia. Dalam KTT 10 GNB, lahirlah Jakarta
Message atau Pesan Jakarta. Sejumlah pokok dari Pesan Jakarta di antara lain ialah mendukung
Palestina, meminta diskriminasi rasial yang terjadi di Afrika Selatan diakhiri serta menolah
adanya penggunaan senjata nuklir.