Anda di halaman 1dari 8

GERAKAN NON-BLOK

11 IPA 6

KELMPOK 3 :
1. Agisna Septia Kurli
2. Aldenia Nuraeni
3. Azwa Aulia Ramadan
4. Dimas Radia Putra
5. Disha Melati Safana
6. Hera Aprillya Dwi Lestari
7. Mutiara Agustina Jaga Pribawa
8. Mochamad Maulana Robi
9. Prabu Anom Pramudinto

………………………………………………………………………………………………………………………………………
A. Pengertian Gerakan Non-Blok
Gerakan Non-Blok (GNB) (bahasa Inggris: Non-Aligned Movement/NAM) adalah suatu organisasi
internasional yang terdiri lebih dari 100 negara-negara yang menganggap dirinya tidak beraliansi dengan
kekuatan besar apapun. Tujuan dari organisasi ini, seperti yang tercantum dalam Deklarasi
Havana  tahun 1979, adalah untuk menjamin kemerdekaan, kedaulatan, integritas teritorial, dan
keamanan dari negara-negara nonblok dalam perjuangan mereka
menentang imperialisme, kolonialisme, neo-kolonialisme, apartheid, rasisme dan segala bentuk agresi
militer, pendudukan, dominasi, interferensi atau hegemoni dan menentang segala bentuk blok
politik. Mereka merepresentasikan 55 persen penduduk dunia dan hampir 2/3 keangotaan PBB. Negara-
negara yang telah menyelenggarakan konferensi tingkat tinggi (KTT) Non-Blok
termasuk Yugoslavia, Mesir, Zambia, Aljazair, Sri
Lanka, Kuba, India, Zimbabwe, Indonesia, Kolombia, Afrika Selatan dan Malaysia.
Anggota-anggota penting di
antaranya Yugoslavia, India, Mesir, Indonesia, Pakistan, Kuba, Kolombia, Venezuela, Afrika
Selatan, Iran, Malaysia, dan untuk suatu masa, Republik Rakyat Tiongkok. Meskipun organisasi ini
dimaksudkan untuk menjadi aliansi yang dekat seperti NATO atau Pakta Warsawa, negara-negara
anggotanya tidak pernah mempunyai kedekatan yang diinginkan dan banyak anggotanya yang akhirnya
diajak beraliansi salah satu negara-negara adidaya tersebut. Misalnya, Kuba mempunyai hubungan yang
dekat dengan Uni Soviet pada masa Perang Dingin. Atau India yang bersekutu dengan Uni Soviet untuk
melawan Tiongkok selama beberapa tahun. Lebih buruk lagi, beberapa anggota bahkan terlibat konflik
dengan anggota lainnya, seperti misalnya konflik antara India dengan Pakistan, Iran dengan Irak.
Gerakan ini sempat terpecah pada saat Uni Soviet menginvasi Afganistan pada tahun 1979. Ketika itu,
seluruh sekutu Soviet mendukung invasi sementara anggota GNB, terutama negara dengan
mayoritas muslim, tidak mungkin melakukan hal yang sama untuk Afghanistan akibat adanya perjanjian
nonintervensi.

B. Sejarah GNB
Kata "Non-Blok" diperkenalkan pertama kali oleh Perdana Menteri India Nehru dalam pidatonya
tahun 1954 di Colombo, Sri Lanka. Dalam pidato itu, Nehru menjelaskan lima pilar yang dapat digunakan
sebagai pedoman untuk membentuk relasi Sino-India yang disebut dengan Panchsheel (lima
pengendali).  Prinsip ini kemudian digunakan sebagai basis dari Gerakan Non-Blok. Lima prinsip tersebut
adalah:

1. Saling menghormati integritas teritorial dan kedaulatan.


2. Perjanjian non-agresi
3. Tidak mengintervensi urusan dalam negeri negara lain
4. Kesetaraan dan keuntungan bersama
5. Menjaga perdamaian

GNB bermula dari sebuah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Afrika atau Konferensi Asia-Afrika
(KAA), sebuah konferensi yang diadakan di Bandung, tahun 1955. Konferensi ini dihadiri oleh pemimpin
negara dari 29 negara berkembang di Asia-Afrika. Konferensi ini mendiskusikan tentang masalah-
masalah yang dihadapi negara-negara bekas koloni Barat yang baru saja berkembang.  Namun KAA saja
tidak cukup. Karena ada negara berkembang yang baru merdeka juga, yaitu Yugoslavia yang berada di
luar Asia-Afrika. Maka setelah KAA Bandung, pada 1956 ada pula Deklarasi Brijuni yang digelar di Pulau
Brijuni, Yugoslavia. Deklarasi tersebut ditandatangani Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito, Perdana
Menteri India Jawaharlal Nehru, dan Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser. Setelah Perang Dunia II, AS
dan Uni Soviet mengalami Perang Dingin. Perang Dingin adalah ketegangan plitik yang terjadi antara
Barat (AS dan Sekutu NATO) dengan Uni Soviet dan negara satelitnya.  Yang menjadi sasaran adalah
negara-negara berkembang yang baru merdeka, seperti Indonesia dan India. Kondisi inilah yang
kemudian membuat Jawaharlal Nehru, Perdana Menteri India, dan pemimpin dunia lainnya mencetus
GNB.  GNB terbentuk melalui Konferensi Beograd yang digelar pada 1961.  Di sana, para negara yang
tidak berpihak pada blok tertentu mendeklarasikan keinginan mereka untuk tidak terlibat dalam
konfrontasi ideologi Barat-Timur. Lahirnya GNB ini dilatarbelakangi oleh kekhawatiran para pemimpin
negara dunia terutama dari Asia-Afrika terhadap munculnya ketegangan dunia karena adanya
persaingan antara Blok Barat (Amerika) dan Blok Timur (Uni Soviet/Rusia). 

C. Pelopor atau Pendiri GNB


Pendiri dari gerakan ini adalah:

1. Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru.


2. Presiden Ghana Kwame Nkrumah.
3. Presiden Soekarno.
4. Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser.
5. Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito.

Kata non-blok sendiri pertama kali diperkenalkan oleh Perdana Menteri India, Nehru, melalui pidatonya
tahun 1954 di Colombo, Sri Lanka.  Ia menjelaskan lima pilar yang kemudian dijadikan basis dari GNB,
yaitu:

 Saling menghormati integritas teritorial dan kedaulatan.


 Perjanjian non-agresi
 Tidak mengintervensi urusan dalam negeri negara lain
 Kesetaraan dan keuntungan bersama
 Menjaga perdamaian

D. Tujuan didirikan GNB


Tujuan utama dari GNB (Gerakan non blok) adalah guna mengupayakan hak untuk menentukan nasib
sendiri, kemerdekaan nasional, kedaulatan, dan integritas negara anggota. GNB juga menentang adanya
apartheid (sistem pemisahan ras) serta tidak memihak pakta militer manapun.

Selain itu ada juga dua hal yang mencakup Gerakan Non Blok yakni tujuan ke dalam dan ke luar. Tujuan
Gerakan Non Blok ke dalam adalah kemajuan dan pengembangan ekonomi, sosial serta politik yang jauh
tertinggal dari negara maju. Sedangkan, tujuan Gerakan Non Blok ke luar adalah berusaha meredakan
antara Blok Timur dan Blok Barat. tujuan untuk menuju perdamaian dan keamanan dunia.

Untuk mewujudkan tujuan Gerakan Non Blok tersebut, negara anggota menyelenggarakan Konferensi
Tingkat Tinggi (KTT). Pokok utama pembicaraan mereka membahas berbagai masalah yang
berhubungan dengan tujuan Gerakan Non Blok itu sendiri. Selain itu juga ikut mencari solusi terbaik atas
peristiwa-peristiwa internasional yang bisa membahayakan perdamaian serta keamanan dunia.

Tujuan-tujuan didirikannya Gerakan Non-Blok :


✘ Penentangan terhadap apartheid

✘ Tidak memihak pada pakta militer multilateral

✘ Perjuangan menentang segala bentuk dan manifestasi imperialisme

✘ Perjuangan menentang kolonialisme, neo-kolonialisme, rasisme, Pendudukan, dan dominasi


asing

✘ Perlucutan senjata

✘ Tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain dan hidup berdampingan secara damai

✘ Penolakan terhadap penggunaan atau ancaman kekuatan dalam hubungan internasional

✘ Pembangunan ekonomi-sosial dan restrukturisasi sistem perekonomian internasional

✘ Serta kerja sama internasional berdasarkan persamaan hak. 

E. Prinsip didirikannya GNB


GNB didirikan berdasarkan prinsip-prinsip dasar yang disepakati dalam KTT Asia-Afrika yang
dikenal dengan sebutan Dasasila Bandung. Dasasila Bandung adalah 10 poin hasil pertempuan KTT Asia-
Afrika pada 18-25 April 1955 di Bandung. 

Isi Dasasila Bandung:

1. Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas yang termuat di dalam
piagam PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa)

2. Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa.

3. Mengakui persamaan semua suku bangsa dan persamaan semua bangsa, besar maupun kecil.

4. Tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam soalan-soalan dalam negeri negara lain

5. Menghormati hak-hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri secara sendirian ataupun
kolektif yang sesuai dengan Piagam PB

6. Tidak menggunakan peraturan -peraturan dari pertahanan kolektif untuk bertindak bagi
kepentingan khusus dari salah satu negara besar dan tidak melakukannya terhadap negara lain

7. Tidak melakukan tindakan-tindakan ataupun ancaman agresi maupun penggunaan kekerasan


terhadap integritas wilayah maupun kemerdekaan politik suatu Negara

8. Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan damai, seperti perundingan,


persetujuan, arbitrasi, ataupun cara damai lainnya, menurut pilihan pihak-pihak yang
bersangkutan sesuai dengan Piagam PBBcc
9. Memajukan kepentingan bersama dan kerjasama

10. Menghormati hukum dan kewajiban–kewajiban internasional

F. Pertemuan GNB
Normalnya, pertemuan GNB berlangsung setiap tiga tahun sekali. Negara yang pernah menjadi tuan
rumah KTT GNB di antaranya Yugoslavia, Mesir, Zambia, Aljazair, Sri Lanka, Kuba, India, Zimbabwe,
Indonesia, Kolombia, Afrika Selatan, dan Malaysia. Biasanya setelah mengadakan konferensi, kepala
negara atau kepala pemerintahan yang menjadi tuan rumah konferensi itu akan dijadikan ketua gerakan
untuk masa jabatan tiga tahun.

Pertemuan berikutnya diadakan di Kairo pada 1964. Pertemuan tersebut dihadiri 56 negara anggota di
mana anggota-anggota barunya datang dari negara-negara merdeka baru di Afrika. Kebanyakan dari
pertemuan itu digunakan untuk mendiskusikan konflik Arab-Israel dan Perang India-Pakistan.

Pertemuan pertama GNB terjadi di Beograd pada September 1961 dan dihadiri oleh 25 anggota, masing-
masing 11 dari Asia dan Afrika bersama dengan Yugoslavia, Kuba dan Siprus. Kelompok ini
mendedikasikan dirinya untuk melawan kolonialisme, imperialisme dan neo-kolonialisme.

Pertemuan pada tahun 1969 di Lusaka dihadiri oleh 54 negara dan merupakan salah satu yang paling
penting dengan gerakan tersebut membentuk sebuah organisasi permanen untuk menciptakan
hubungan ekonomi dan politik. Kenneth Kaunda memainkan peranan yang penting dalam even-even
tersebut.

Pertemuan paling baru (ke-13) diadakan di Malaysia dari 20-25 Februari 2003. Namun, GNB kini tampak
semakin tidak mempunyai relevansi sejak berakhirnya Perang Dingin.

Tempat dan tanggal KKT GNB:

1. 1–6 September 1961. Beogard, Yugoslavia

2. 5–10 Oktober 1964. Kairo, Mesir

3. 8–10 September 1970. Lusaka, Zambia

4. 5–9 September 1973. Algiers, Aljaziar

5. 16-19 Agustus 1976. Kolombo, Sri Lanka

6. 3-9 September 1979. Havana, Kuba

7. 7-12 Maret 1983. New Delhi, India

8. 1-6 September 1986. Harare, Zimbabwe

9. 4-7 September 1989. Beogard, Yugoslavia

10. 1-6 Sepember 1992. Jakarta, Indonesia

11. . 18-20 Oktober 1995. Cartagena De Indians, Colombia


12. 2-3 September 1998. Durban, Afrika Selatan

13. 20-25 Februari 2003. Kuala Lumpur, Malaysia

14. 15-16 September 2006. Havana, Kuba

15. 11-16 Juli 2009. Sharm el-Sheikh, Mesir

16. 26-31 Agustus 2012. Taheran, Iran

17. 17-18 September 2016. Karakas, Venezuela

G. Peran Indonesia dalam Gerakan Non-blok


Peran peran Indonesia dalam mendirikan Gerakan Non-blok

1. Sebagai salah satu negara pemrakarsa berdirinya Gerakan Non-Blok.


2. Sebagai salah satu negara pengundang pada Konferensi Tingkat Tinggi GNB I.
3. Menjadi ketua GNB pada 1992-1995 serta menjadi tuan rumah penyelenggara KTT X GNB di
Jakarta.
4. Menjadi salah satu negara penggagas gerakan ini yang saat itu diwakili oleh Presiden Soekarno
bersama dengan 4 negara lainnya yaitu India,mesir,yugoslavia,dan ghana.
5. Indonesia juga mengupayakan penyelesaian masalah utang luar negeri negara-negara
berkembang miskin yang terpadu, berkesinambungan dan komprehensif.
6. Dalam bidang politik Indonesia selalu berperan dalam upaya peningkatan peranan gerakan Non-
Blok untuk menyerukan perdamaian dan keamanan internasional, proses dialog dan kerjasama
dalam upaya penyelesaian damai konflik-konflik intra dan antar negara, dan upaya penanganan
isu-isu dan ancaman keamanan global baru.
7. Gerakan Non-Blok juga menyasar pada masalah-masalah terkait pembangunan ekonomi negara
berkembang, yang di dalamnya menyangkut tentang pengentasan kemiskinan dan lingkungan
hidup.

Anda mungkin juga menyukai