Anda di halaman 1dari 12

GNB

Oleh Firdha
(Gerakan Non-Blok)
atau Non-Alignment Movement (NAM)
2022
Pengertian
Gerakan Non-Blok (GNB) atau Non-Alignment Movement
(NAM) adalah sebuah organisasi internasional yang terdiri atas
120 negara anggota
17 negara peninjau.
Organisasi ini dibentuk oleh negara-negara
yang tidak beraliansi dengan blok atau kekuasaan besar tertentu.

Gerakan ini dipergunakan untuk menengahi kedua kekuatan besar


yang sedang bersitegang saat itu, Uni Soviet dan
Amerika Serikat. Sehingga banyak negara memilih bersikap netral
untuk menghindari konflik. Meskipun pada akhirnya, beberapa
negara tetap dapat dijadikan aliansi oleh
salah satu dari kedua negara adidaya. Namun Gerakan Non-
Blok memiliki andil besar dalam mencegah terjadinya
konflik global.
Latar Belakang Gerakan Non-Blok
: Pasca perang dunia kedua terbagi pengaruhnya menjadi dua kekuatan besar.
Amerika Serikat yang membawa ide liberalisme dan sistem kapital, melawan
Uni Soviet yang menggunakan sistem otoritarian dan ekonomi komunis. Kedua
negara ini secara langsung atau tidak langsung memperbesar pengaruhnya ke
negara-negara korban perang dan negara baru. Hal ini tentunya memunculkan

2022
kekhawatiran akan adanya kemunculan konflik global kembali. Untuk
mencegah hal itu terjadi, beberapa negara mengusulkan adanya sebuah forum
internasional yang mengikat antar negara-negara yang netral. Sehingga
diharapkan dapat menjadi kekuatan ketiga untuk meredakan konflik yang ada.
Latar Belakang Gerakan Non-Blok
: Di sisi lain, Gerakan Non-Blok juga dilatarbelakangi oleh ketidakinginan
negara-negara baru ini merasakan kembali penjajahan seperti halnya
sebelum perang. Mereka menginginkan independensi serta kebebasan
dalam menjalankan pemerintahan sendiri. Perang dingin mendekatkan
mereka kembali dengan pengaruh kuat dari negara adikuasa.

2022
Pembentukan GNB
Gerakan Non-Blok awalnya pertama kali
digunakan oleh Jawaharlal Nehru pada
Konferensi Kolombo 1954 sebagai prinsip untuk
menjaga perdamaian antar negara. Gerakan ini
baru dimulai satu tahun kemudian pada
Konferensi Asia-Afrika di Bandung tahun 1955.
Di mana pada forum ini muncul lima orang
tokoh yang menyatakan keinginannya untuk
menjauhkan diri dari blok tertentu. Tokoh-tokoh
tersebut adalah Josip Broz Tito (Yugoslavia),
Gamal Abdel Nasser (Mesir), Jawaharlal Nehru
(India), Kwame Nkrumah (Ghana), dan
Soekarno. Gerakan ini diharapkan dapat menjadi
solusi dari negara-negara baru untuk meredakan Jawaharlal Nehru (Mantan Perdana
konflik yang ada. Menteri India 1947-1964)

2022
Pembentukan GNB
Gerakan Non-Blok melangsungkan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
kurang lebih tiga tahun sekali, untuk membahas agenda-agenda dan isu-isu
yang perlu ditindaklanjuti. Sampai dengan hari ini telah dilaksanakan 17 kali
KTT. KTT pertama dilangsungkan di Beograd, Yugoslavia pada September
1961. Setiap KTT dilangsungkan, beberapa pernyataan dan kebijakan
dikeluarkan untuk menekan potensi konflik dalam Perang Dingin. Meski
begitu, Gerakan Non-Blok dianggap telah kehilangan relevansinya setelah
Perang Dingin berakhir.

2022
Tokoh Gerakan Non-Blok
1. Gamal Abdel Nasser
Gamal Abdel Nasser adalah presiden kedua Mesir hidupnya melalui
jalan panjang di bawah imperialisme dan kolonialisme. Gamal
Abdul Nasser menjadi salah satu pionir Gerakan Non-Blok dan
merupakan salah satu pimpinan negara baru yang vokal di forum
internasional. Ia mengharapkan Mesir dan seluruh negara baru
bebas dari intervensi asing, terlebih dari blok yang sedang
berkonflik.

2. Jawaharlal Nehru
Jawaharlal Nehru adalah perdana menteri India pertama, Ia merupakan pemimpin
sayap kiri yang radikal, dan tentunya sangat membenci penindasan dan pengaruh
asing. Nehru menyadari posisi penting India bagi dunia dan menjadi salah satu
tokoh yang signifikan pengaruhnya dalam Gerakan Non-Blok maupun forum
internasional lainnya.
Tokoh Gerakan Non-Blok
3. Josip Broz Tito
Josip Broz Tito merupakan presiden pertama Yugoslavia, yang pada
awalnya merupakan pendukung kuat rezim komunis Soviet.
Namun, Ketidaksukaannya terhadap hegemoni Soviet maupun
dominasi Amerika membuatnya menjadi sedikit negara Eropa
yang bergabung dengan gerakan ini. Sehingga posisisinya sangat
dihormati.

4. Soekarno
Soekarno adalah presiden pertama Indonesia, yang memiliki cita-cita tinggi
menyukseskan revolusi Indonesia bebas dari imperialisme sekecil apapun. Ia
berupaya menyalurkan idenya dalam berbagai forum internasional dan menjadi
figur yang dihormati oleh negara-negara dunia ketiga. Prakarsanya dalam
Konferensi Asia-Afrika tahun 1955 melahirkan Dasasila Bandung yang menjadi
prinsip dasar Gerakan Non-Blok.
Tujuan Gerakan Non-Blok
Tujuan dari Gerakan Non-Blok tercantum dalam Deklarasi Havana tahun 1979. Menyatakan
bahwa gerakan ini bertujuan untuk

Integritas
Kedaulatan Kemerdekaan teritorial

Keamanan negara-negara nonblok dalam perjuangan mereka


menentang imperialisme, kolonialisme, rasisme, serta segala bentuk
agresi militer dan penjajahan.
2022
Peran Indonesia dalam Gerakan
Non-Blok

Indonesia sebagai salah satu pengusul Gerakan Non-Blok memiliki peran besar
dalam organisasi ini. Diantaranya menjadi tuan rumah Konferensi Asia-Afrika di
mana gerakan ini dideklarasikan oleh lima negara penganjur non-blok. Kegiatan
ini menjadi kebijakan yang sangat diprioritaskan oleh pemerintah Indonesia
mengingat tujuannya yang amat besar. Indonesia juga menjadi tuan rumah
Konferensi Tingkat Tinggi ke-10 pada September 1992 di Jakarta. KTT ini
merupakan yang pertama setelah Perang Dingin reda akibat dibubarkannya Uni
Soviet. Pada KTT ini, Indonesia di bawah pimpinan Presiden Soeharto menjabat
sebagai sekertaris jendral Gerakan Non-Blok sampai dengan tahun 1995.

2022
Dampak Keberadaan GNB

Keberadaan GNB secara umum memiliki dampak besar dalam menekan potensi
konflik yang ada di antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Mengikat negara-
negara kecil dalam satu forum, GNB mencegah terlalu banyak negara dapat
dipengaruhi oleh kedua blok. GNB tetap eksis dan memaksa kedua kubu untuk
bersepakat dalam banyak hal seperti pembatasan militer, pengurangan intervensi,
dan pemusnahan nuklir. Seiring dengan berakhirnya perang dingin, relevansi dari
Gerakan Non-Blok dianggap sudah tidak ada lagi. Sekertaris Jenderal terakhir
dijabat oleh Nicolas Maduro dari Venezuela sejak 2016.

2022
Terima Kasih
Dibuat oleh Firdha Khoirun Nisa

Anda mungkin juga menyukai