Gerakan Non-Blok (GNB) adalah suatu gerakan yang dipelopori oleh negara-negara
dunia ketiga yang beranggotakan lebih dari 100 negara-negara yang berusaha
menjalankan kebijakan luar negeri yang tidak memihak dan tidak menganggap dirinya
beraliansi dengan Blok Barat atau Blok Timur.
(1) Munculnya dua blok, yaitu Blok Barat di bawah Amerika Serikat dan Blok Timur
di bawah Uni Soviet yang saling memperebutkan pengaruh di dunia.
(3) Ditandatanganinya “Dokumen Brioni” tahun 1956 oleh Presiden Joseph Broz Tito
(Yugoslavia), PM Jawaharlal Nehru (India), Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir),
bertujuan mempersatukan negara-negara non blok.
(5) Adanya krisis Kuba pada tahun 1961 di mana Uni Soviet membangun pangkalan
peluru kendali secara besar-besaran di Kuba hal ini mengakibatkan Amerika Serikat
merasa terancam sehingga suasana menjadi tegang. Ketegangan antara Blok Barat dn
Blok Timur ini mendorong terbentuknya GNB.
3) Membendung pengaruh negatif baik dari Blok Barat maupun Blok Timur ke
negara-negara anggota Gerakan Non-Blok.
D. PERAN SERTA INDONESIA DALAM GNB
Indonesia menganut politik luar negeri bebas dan aktif. Oleh karena itu, Indonesia
berusaha menunjukkan peran serta dalam organisasi Gerakan Non-Blok. Peran serta
Indonesia dalam Gerakan Non-Blok sebagai berikut:
~ Sebagai salah satu negara pengundang pada Konferensi Tingkat Tinggi GNB yang
pertama.
~ Pernah menjadi ketua GNB pada tahun 1992–1995. Pada saat itu Indonesia menjadi
tuan rumah penyelenggara KTT X GNB di Jakarta. Peserta yang menghadiri KTT X
berjumlah 106 negara.
Disusun Oleh :
Agus Dwi Milniadi (03)
Collia Nawang Putri (09)
Ismi Hamzatin P. L. (20)
M. Syahid Messiah (25)
Raihan Ihza Pratama (31)