Anda di halaman 1dari 2

Nama : Collia Nawang Putri

NIM : 19030194066
Kelas : Pendidikan Kimia B

REVIEW BAB VI

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA dan POLITIK

Salah satu tujuan bangsa Indonesia yang termuat dalam pembukaan UUD NRI 1945
adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Salah satu
kunci penting dalam menjaga keberagaman warga bangsa adalah dengan menjunjung tinggi
toleransi perbedaan dan mengedepankan tindakan yang etis dalam menjalin hubungan sosial
masyarakat. Pancasila sebagai sistem etika di samping merupakan way of life bangsa
Indonesia, juga merupakan struktur pemikiran yang disusun untuk memberikan tuntunan atau
panduan kepada setiap warga negara Indonesia dalam bersikap dan bertingkah laku.
Pancasila sebagai sistem etika, dimaksudkan untuk mengembangkan dimensi moralitas dalam
diri setiap individu sehingga memiliki kemampuan menampilkan sikap spiritualitas dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Secara etimologi “etika” berasal dari bahasa Yunani yaitu “ethos” yang berarti watak,
adat ataupun kesusilaan. Pada dasarnya etika dapat diartikan sebagai suatu kejadian jiwa
seseorang untuk senantiasa patuh kepada seperangkat aturan-aturan kesusilaan. Dalam arti
yang lebih luas etika diartikan keseluruhan mengenai norma dan penelitian yang
dipergunakan oleh masyarakat untuk mengetahui bagaimana manusia seharusnya
menjalankan kehidupannya. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam
melakukan refleksi. Karena itulah etika merupakan suatu ilmu dengan tingkah laku manusia
sebagai objek.

Pancasila sebagai etika politik

Etika politik adalah nilai-nilai azas moral yang disepakati bersama baik pemerintah
dan/atau masyarakat untuk dijalankan dalam proses pembagian kekuasaan dan pelaksanaan
keputusan yang mengikat untuk kebaikan bersama. Etika politik adalah filsafat moral tentang
dimensi politik kehidupan manusia. Karena itu, etika politik mempertanyakannya tanggung
jawab dan kewajiban manusia dan sebagai warga negara terhadap negara, hukum dan
sebagainya. Politis dalam konteks ini adalah berorientasi pada masyarakat secara keluruhan.
Maka, politisi adalah orang yang mempunyai profesi yang mengenai masyarakat secara
keseluruhan. Fungsi etika politik dalam masyarakat terbatas pada penyediaan alat-alat teoritis
untuk mempertanyakan serta menjelaskan legitimasi politik secara bertanggung jawab.
Prinsip-prinsip etika politik yang menjadi titik acuan orientasi moral bagi suatu negara adalah
cita-cita The Rule of Law, partisipasi demokratis masyarakat, jaminan HAM menurut
kekhasan paham kemanusiaan dan struktur kebudayaan masyarakat masing-masing dan
keadaan sosial.

Secara umum sulit memang untuk meyakini bahwa praktek politik dapat
bergandengan tangan dengan etika, sebabnya adalah fakta menunjukkan bahwa perilaku elit
politik terutama yang berbasis partai politik seringkali jauh dari etika politik. Sejauh ini nilai-
nilai ideal Pancasila belum sepenuhnya dibumikan dalam kenyataan, terutama karena krisis
keteladanan para penyelenggara negara. Tiap warga berlomba menghianati bangsa dan
sesamanya, rasa saling percaya memudar, hukum dan institusi lumpuh sehingga tidak mampu
meredam penyalahgunaan kekuasaan, ketamakan dan hasrat meraih kehormatan merajalela,
kebaikan dimusuhi dan kejahatan di-agungkan. Karena itulah, di samping aturan legal formal
berupa konstitusi, politik berikut praktiknya perlu pula dibatasi dengan etika. Etika politik
digunakan membatasi, meregulasi, melarang dan memerintahkan tindakan mana yang
diperlukan dan mana yang dijauhi.

Pancasila sebagai sistem etika diperlukan dalam kehidupan politik untuk mengatur
sistem penyelenggaraan negara. Apabila dalam penyelenggaraan negara kehidupan bernegara
tidak ada sistem etika yang menjadi guidance atau tuntunan bagi penyelenggara negara,
niscaya negara akan hancur. Para penyelenggara negara tidak dapat membedakan batasan
yang boleh dan tidak, pantas dan tidak, baik dan buruk(good and bad).

Para pendiri bangsa ini telah mengajarkan kepada kita semua tentang pentingnya
membangun nilai-nilai etis Ketuhanan atas dasar kemanusiaan, dalam bingkai persatuan dan
semangat kekeluargaan dan demokrasi dalam mewujudkan keadilan tanpa membeda-bedakan
dan tanpa pandang bulu. Kondisi kebangsaan yang masih diliputi suasana kegelapan harus
segera diterangi oleh sinar lampu kemuliaan, kejujuran, komitmen, dan keteladanan pejabat
yang menjunjung tinggi etika dan moral bangsa yang dilandasi oleh cita-cita luhur. Pancasila
harus dibumikan dan terpatri secara utuh, terinternalisasi dalam setiap jiwa anak-anak bangsa
dan teraktualisasi dalam kehidupannya.

Dengan demikian pentingnya membudayakan nilai-nilai kemanusiaan Pancasila,


harus dilakukan dengan cara mengukuhkan kembali posisinya sebagai dasar falsafah negara,
mengembangkan ke dalam wacana ilmiah/pancasila sebagai ilmu, mengupayakan
konsistensinya dengan produk-produk perundang-undangan, koherensi antar sila dan
korespondensi dengan realitas sosial serta menjadikannya sebagai karya, kebanggaan dan
komitmen bersama, melayani kepentingan rakyat dan dijadikan kritik bagi kebijakan negara.

Anda mungkin juga menyukai