Anda di halaman 1dari 10

C.

peran Indonesia dalam upaya menciptakan perdamaian dunia

1. Pelaksanaan konferensi Asia Afrika (KAA) 1955

Berakhirnya perang dunia II pada Agustus 1945, tidak berarti berakhir pula situasi permusuhan di antara
bangsa-bangsa di dunia dan terciptanya perdamaian dan keamanan . Ternyata di beberapa bagian dunia
terutama di belahan bumi Asia dan Afrika masih ada masalah dan muncul masalah baru yang
mengakibatkan permusuhan yang terus berlangsung bahkan pada tingkat perang terbuka seperti di
wilayah Korea indochina Palestina Afrika Selatan dan Afrika Utara .

Masalah-masalah tersebut sebagian disebabkan oleh lahirnya dua blok kekuatan yang bertentangan
secara ideologi maupun kepentingannya, YouTube blok barat dan blok timur masing-masing blok
berusaha menarik negara-negara Asia dan Afrika untuk menjadi pendukung mereka hal ini
mengakibatkan tetap hidupnya dan bahkan tumbuhnya suasana perumusan terselubung di antara dua
blok itu dan pendukungnya suasana perumusan tersebut dikenal dengan nama “perang dingin”

Munculnya ketegangan di dunia akibat dari adanya persaingan antar blok barat dan blok timur sangat
mengkhawatirkan pada negara-negara di kawasan Asia dan Afrika yang pada akhir PD 2 sebagai besar
baru memperoleh kemerdekaan nya.

Korea Utara dan Vietnam Utara mendapatkan dukungan dari blok timur (uni Soviet ) , sedangkan pihak
lawannya Korea Selatan dan Vietnam Selatan mendapatkan dukungan dari blok barat (AS) . Salam
persaingan antara kedua blok tersebut keduanya memang tidak pernah berhadapan secara langsung
dan perang terbuka.

Nelpon nominal seperti itu beberapa pemimpin negara Asia Afrika yang baru merdeka seperti Indonesia
India Burma atau Myanmar Sri Lanka dan Pakistan. Berinisiatif untuk membuat pertemuan yang akan
mendiskusikan permasalahan-permasalahan dunia yang krusial pada saat itu.

Gagasan untuk mengadakan sebuah kompresi yang melibatkan negara-negara Asia Afrika diawali dari
pertemuan di Kolombo

Yang digagas oleh PM Sri Lanka sirjon kotelawala. Pertemuan ini dikenal dengan sidang panca perdana
menteri yang dihadiri oleh perdana menteri dari Burma Srilngka india Indonesia dan Pakistan.

Adanya undangan dari Srilngka tersebut disambut baik oleh Indonesia sejak bulan Juli 1953
pemerintahan Indonesia dipegang oleh Ali Sastroamidjojo . Jangan pertemuan tersebut dinilai sebagai
kesempatan yang sangat baik untuk merealisasikan kebijakan politik luar negeri bebas aktif

Komponen Ali Sastroamidjojo yang pertanian di depan parlemen pada Agustus 1953 telah menegaskan
bahwa dalam Islam memperkokoh perdamaian dunia perlu dirintis dan diorganisasikan kerjasama antar
negara-negara Asia -Afrika terutama yang baru merdeka.

Sebelum berangkat PM Ali Sastroamidjojo ke Colombo Menlu Sunaryo dan para dubes Indonesia di
negara-negara Asia Afrika mengadakan pertemuan di tugu Bogor. Pertemuan ini membahas rumusan-
rumusan yang akan menjadi bahan bagi PM Ali Sastroamidjojo untuk dibawa ke Colombo sebagai dasar
usul Indonesia untuk meluaskan gagasan kerjasama regional di tingkat Asia Afrika.
Sebelum berangkat ke Colombo PM Ali menemui presiden Soekarno di istana mereka pada bulan 1955.
Nyamper teman tersebut presiden Soekarno berpesan supaya dalam pertemuan kelompok nanti
Indonesia harus bisa memperjuangkan tekanannya untuk menandakan sebuah konversi yang melibatkan
banyak negara Asia Afrika

“Ingat Ali ini adalah cita-cita bersama hampir 30 tahun yang lalu kita dalam pergerakan nasional
melawan penjajah kita sudah mendengungkan solidaritas Asia Afrika”kata presiden Soekarno

Berawalnya pertemanan ini tidak memiliki agenda khusus dan hanya “neighbours groups”yang diadakan
untuk mempererat hubungan antar kepala negara. Namun pada saat pertemuan dilangsungkan kondisi
di Vietnam mengalihkan hal tersebut.5 kepala negara yang hadir lalu memfokuskan perhatian pada
kasus ini terutama pada kemungkinan ekskalasi perang yang terjadi.

Adapun topeng yang kemudian diskusikan meliputi kondisi indocina bom hidrogen kolonialisme dan
nasionalisme serta komunisme internasional.

Gagasan Indonesia untuk mengadakan pertemuan negara-negara Asia Afrika akhirnya baru bisa
disampaikan pada sidangnya yang ke-6 pada tanggal 30 April sore. Family Sastroamidjojo kesempatan
mengajukan usulnya supaya diadakan suatu konferensi sama hakekatnya dengan konferensi Kolombo.

Pernyataan tersebut memberi arah kepada lahiran konferensi Asia Afrika selanjutnya soal perlunya
konversi Afrika diadakan, diajukan pulau oleh Indonesia dalam sidang berikutnya usul itu akhirnya
diterima oleh semua peserta konferensi walaupun masih dalam suasana keraguan. Akhirnya dalam
pernyataan bersama pada akhir konversi colombun menyatakan bahwa para perdana menteri peserta
konferensi memisahkan kehendak untuk mengadakan kekuasaan negara-negara Asia dan Afrika dan
menyetujui usul agar perdana menteri Indonesia dapat menjajaki kemungkinan mengadakan konferensi
tersebut.

2 Gerakan Non-Blok (GNB) (bahasa Inggris: Non-Aligned Movement/NAM) adalah suatu organisasi
internasional yang terdiri lebih dari 100 negara-negara yang menganggap dirinya tidak beraliansi dengan
kekuatan besar apapun

Kata “Non-Blok” diperkenalkan pertama kali oleh Perdana Menteri India Nehru dalam pidatonya tahun
1954 di Colombo, Sri Lanka. Dalam pidato itu, Nehru menjelaskan lima pilar yang dapat digunakan
sebagai pedoman untuk membentuk relasi Sino-India yang disebut dengan Panchsheel (lima
pengendali).

Lambang Gerakan Non Blok didominasi oleh gambar burung merpati. Logo GNB berubah-ubah setiap
akan diselenggarakannya Konferensi Tingkat Tinggi. Arti dari Lambang GNB yaitu Cintas damai, turut
menciptakan perdamaian di dunia tanpa ada perpecahan dengan semangat cinta kasih yang kuat.

Ciri atau prinsip dari gerakan non blok suatu negara diantaranya :

Tidak memihak salah satu dalam persaingan antara blok Barat dan blok Timur.

Organisasi non blok berpihak terhadap perjuangan antikolonialisme.

Organisasi ini juga menolak ikut serta dari berbagai bentuk aliansi militer.
Tujuan utama dari Gerakan Non-Blok adalah mengupayakan hak untuk menentukan nasib sendiri,
kemerdekaan nasional, kedaulatan, dan integritas negara anggota. Selain itu Gerakan Non-Blok juga
menentang apartheid, dan tidak memihak pakta militer manapun.

Lahirnya organisasi Gerakan Non Blok dilatarbelakangi adanya ketegangan dunia yang semakin
meningkat akibat persaingan antara Blok Barat dan Blok Timur, yang dimulai dari pecahnya perang
Vietnam, perang Korea, dan puncaknya krisis teluk Babi di Kuba, hampir saja memicu Perang Dunia III.

Gerakan Non-Blok (GNB) merupakan kumpulan negara yang menyatakan sikap tidak memihak kelompok
tertentu. GNB atau Non-Aligned Movement adalah organisasi internasional yang terdiri dari 100 negara
yang menganggap dirinya tidak beraliansi dengan kekuatan besar apa pun.

Gerakan Non Blok ini berawal dari sebuah Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika yang diselenggarakan di
Bandung, Indonesia pada tahun 1955. Di dalam konferensi tersebut, negara-negara yang berpihak pada
blok tertentu akan mendeklarasikan keinginan mereka untuk tidak terlibat dalam konfrontasi ideologi
Barat atau Timur.

GNB berusaha mendukung perjuangan dekolonisasi di semua tempat, memegang teguh perjuangan
melawan imperialisme, kolonialisme, neokolonialisme, rasialisme, apartheid, dan zionisme.

Didirikan 1961,beograd serbia

Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Bandung tahun 1955 merupakan proses awal lahirnya GNB. KAA
diselenggarakan pada tanggal 18 – 24 April 1955 dan dihadiri oleh 29 Kepala Negara dan Kepala
Pemerintah dari benua Asia dan Afrika yang baru saja merdeka: Tokoh pendiri Gerakan Non-Blok adalah
Soekarno, Perdana Menteri Jawaharlal Nehru, Kwame Nkrumah, Gamal Abdel Nasser, dan Josip Broz
Tito.

3.Misi pemeliharaan perdamaian Garuda.

Misi Garuda merupakan salah satu bukti komitmen Indonesia sebagai anggota Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB) untuk ikut terlibat dalam perdamaian dunia. Misi Garuda ini melibatkan Tentara Negara
Indonesia (TNI) dan polisi sebagai anggotanya, dan diberi nama Kontingen Garuda atau Pasukan Garuda.

Tugas dari pasukan ini pada dasarnya adalah untuk membantu negara-negara yang sedang mengalami
konflik.

Peran Indonesia dalam Misi Garuda ini dilakukan untuk menjaga perdamaian di berbagai tempat di
dunia atas nama organisasi PBB. Indonesia mulai berpartisipasi dalam kegiatan semacam ini sejak tahun
1957, tepatnya saat Indonesia masih berada di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno. Terdapat lebih
dari 27 kontingen pasukan yang terbentuk beserta sub-kontingen pasukan hingga hari ini.

Latar belakang:

Pembentukan Pasukan Garuda pada awalnya terjadi saat adanya konflik di Timur Tengah. Saat itu
Inggris, Prancis dan Israel melakukan serangan gabungan terhadap Mesir. Nah, karena Indonesia merasa
punya hutang budi nih terhadap Mesir, akhirnya Indonesia pun membantu dengan cara mendukung PBB
untuk mengirimkan pasukan perdamaian demi membantu meredakan Krisis Suez yang terjadi di sana.

Hal itu dilakukan sebagai bentuk ungkapan rasa terima kasih Indonesia kepada negara-negara Liga Arab
terutama Mesir, karena negara yang pertama kalinya mengakui kemerdekaan Indonesia secara de jure
dan negara yang gigih mendukung Indonesia saat terjadi sengketa dengan Belanda.

Indonesia membalas budi Mesir melalui mekanisme diplomasi di PBB yang mendukung agar PBB
mengirimkan pasukan perdamaian untuk membantu meredakan krisis tersebut. Semenjak itu, Indonesia
secara rutin berpartisipasi mengirimkan pasukan penjaga perdamaian di bawah naungan PBB dalam
berbagai misi di ragam lokasi mancanegara.

Tujuan :

Tujuan Misi Garuda

Tujuan dari dibentuknya Misi Garuda ini adalah sebagai bukti konkret adanya keterlibatan Indonesia
dalam usaha mewujudkan perdamaian dunia di berbagai belahan dunia. Pada akhirnya Pasukan Garuda
ini memiliki tugas sebagai “Peace Keeping Force”atau disebut juga sebagai Pasukan Pemelihara
Perdamaian di PBB.

A.Pembentukan ASEAN

2. Persamaan Budaya

Penduduk Asia Tenggara merupakan keturunan dari ras Malayan Mongoloid. Ras ini dalam
perkembangannya banyak menerima pengaruh budaya berupa warna kulit, makanan, hingga adat
istiadat dari wilayah India, Arab (Gujarat), dan Cina.

3. Persamaan Kepentingan

Semua negara di Asia Tenggara memiliki tujuan dan visi yang sama yaitu kesejahteraan, kedamaian,
keamanan, dan ketertiban, baik itu dalam lingkup nasional maupun regional.

4. Persamaan Nasib

Hampir seluruh negara di Asia Tenggara dijajah oleh negara lain, seperti Indonesia oleh Belanda,
Malaysia dan Singapura oleh Inggris, hingga Filipina oleh Spanyol dan Amerika. Hanya negara Thailand
yang bebas dari penjajahan.

Tujuan Pendirian ASEAN

Pada dasarnya, tujuan utama didirikannya ASEAN adalah untuk menciptakan kawasan Asia Tenggara
yang sejahtera, damai, aman, dan stabil. Apabila merujuk pada Deklarasi ASEAN yang dilaksanakan pada
tanggal 8 Agustus 1967, tujuan dibentuknya ASEAN adalah sebagai berikut:

1.Mempercepat kemajuan sosial, pertumbuhan ekonomi, serta pengembangan kebudayaan di kawasan


Asia Tenggara
2.Meningkatkan stabilitas dan perdamaian regional yang dapat direalisasikan dengan jalan saling
menghormati keadilan serta taat hukum di dalam hubungan antar negara se-Asia Tenggara dan
mematuhi prinsip-prinsip dari Piagam PBB agar tidak menimbulkan penyalahgunaan wewenang.

3.Meningkatkan kerja sama yang aktif dan saling membantu antar negara anggota dalam memecahkan
permasalahan yang berkaitan dengan kepentingan bersama, baik dalam bidang ekonomi, ilmu
pengetahuan, administrasi, sosial, budaya, dan teknik.

4. Membina dan menjalin kerja sama yang lebih efektif untuk meningkatkan hasil industri, pertanian,
perluasan perdagangan dalam komoditas internasional, perbaikan sarana dan prasarana komunikasi
serta transportasi, dan peningkatan taraf hidup rakyat dari masing – masing negara anggota.

5. Melakukan peningkatan pada kualitas ilmu pengetahuan di antara anggota.

6. Saling membantu sarana pelatihan dan penelitian untuk tujuan pendidikan, administrasi, profesional,
dan teknik.

7. Menjaga hubungan baik dengan organisasi internasional yang memiliki tujuan dan visi yang sama,
serta membuka peluang untuk menjalin hubungan yang lebih dekat.

b. Pembentukkan Komunitas ASEAN

Setelah berakhirnya perang dingin pada dekade 80 an,isu isu ideologi yang mengungkung dunia dan
demikian halnya dengan ASEAN mulai tersingkirkan,dan kerja sama kawasan semakin intensif dan
menyeluruh dalam berbagai bidang.ASEAN bersepakat untuk mengembangkan suatu kawasan yang
terintegrasi dengan membentuk membentuk suatu komunitas negara negara Asia Tenggara yang
terbuka,damai stabil,dan sejahtera,saling peduli,dan diikat bersama dalam kemitraan yang dinamis
ditahun 2020.ASEAN mengesahkan bali Concord ll pada (KTT) ASEAN Ke 9 dibali tahun 2003 yang
menyepakati pembentukan komunitas ASEAN (ASEAN Community).

Komunitas ASEAN terdiri atas 3(tiga) pilar,Yaitu komunitas politik-Kemanan ASEAN (ASEAN Political-
Security Community/APSC,

Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economi Community/AEC),

Komunitas Sosial-Budaya ASEAN (ASEAN Socio-cultural Community/ASCC).

Pada KTT ASEAN ke 10 diVientiane,laos,tahun 2004,konsep Komunitas ASEAN Mengalami kemajuan


dengan dusetujuinya tiga Rencana Aksi(Plan of Action/PoA)untuk masing-masing Pilar yang merupakan
program jangka panjang untuk merealisasikan pembentukan komunitas ASEAN.

Upaya kesepakatan pembentukan komunitas ASEAN Semakin kuat dengan ditandatanganinya deklarasi
cebu mengenai percepatan pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2015 (Cebu Declaration on the
Acceeleration of the Establishment of an ASEAN Community by 2015) oleh pemimpin ASEAN pada KTT
ke 12 ASEAN dicebu, Filipina, tanggal 13 Januari 2007.

Pada usia ke 40 tahun ASEAN, para kepala negara/pemerintahan ASEAN Pada KTT ke 13 ASEAN
Disingapura bulan november 2007.
Telah mendatangani piagam ASEAN(ASEAN carter) yang mengubah amASEAN dari Organisasi yang
longgar (Loose Association) menjadi organisasi yang berdasarkan hukum (rules Based Organization) dan
menjadi subjek hukum(legal Personality)

Piagam ASEAN mulai berlakukan pada tanggal 15 Desember 2008 setelah semua negara anggota ASEAN
menyampaikan ratifikasi Kepada sekretaris jenderal ASEAN.Untuk Indonesia, pemberlakuan piagam
ASEAN ini disahkan melalui Undang-undang RI Nomor 38 tahun 2008 tentang pengesahan piagam
perhimpunan Bangsa bangsa Asia tenggara(Charter of the Association of Southeast Asian Nations).
Implementasi piagam ASEAN mulai ditegaskan Pada KTT ASEAN Ke 14 di Hua Hin, Thailand Pada tanggal
28 Februari-1 Maret 2009.

Piagam ASEAN ditandatangani pada KTT ke 13 ASEAN pada tanggal 20 november 2007 disingapura oleh
10 negara/pemerintahan negara Anggota ASEAN. Piagam ASEAN mulai berlaku secara efektif sejak
tanggal 15 Desember 2008 setelah semua negara Anggota ASEAN menyampaikan dokumen
pemberitahuan Pengesahan kesekretariat ASEAN.Piagam ASEAN memuat prinsip prinsip yang tertuang
dalam semua perjanjian, deklarasi dan kesepakatan ASEAN.

Komunitas ASEAN terdiri atas 3,pilar yaitu komunitas politik keamanan ASEAN, Komunitas Ekonomi
ASEAN Dan Komunitas Sosial budaya ASEAN.

Komunitas ASEAN Adalah wadah untuk lebih mempererat integrasi Masyarakat ASEAN dan untuk cara
menyesuaikan cara pandang keterbukaan dalam menyikapi Perkembangan dunia.

Pilar komunitas politik keamanan ASEAN menangani peningkatan kerja sama dibidang politik dan
kemanan untuk memelihara perdamaian serta memajukan Nilai Hak Asasi manusia dan demokratisasi
dikawasan Komunitas politik bersifat terbuka,penggagas komunitas politik keamanan ASEAN adalah
Indonesia juga memelopori penyusunan rencana aksi komunitas politik keamanan ASEAN yang disahkan
pada KTT ke 10 ASEAN di Vientiane, Laos November 2004.

Pilar Ekonomi.Komunitas Ekonomi ASEAN (KEA) /ASEAN economic Community (AEC) yaitu komunitas
yang bekerja sama dalam upaya memperdalam dan memperluas ekonomi terpadu Dikawasan ASEAN
dan diluar kawasan ASEAN.KEA bertujuan membentuk ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis
produksi,kawasan yang lebih dinamis dan berdaya saing,memiliki

Pembangunan yang setara

Pilar Sosial budaya.merupakan sebuah wadah untuk memperkuat keterpaduan ASEAN.

Komunitas ASEAN berpusat pada masyarakat untuk pengkuatan kesetiakawanan dan persatuan dalam
perbedaan ciri ciri kebudayaanantar negara ASEAN.

ASEAN Juga Bertekad untuk memperkuat persatuan dan saling pengertian terhadap perbedaan,
kebudayaan,sejarah,agama dan peradaban.Pada 22 November 2015 10 negara Anggota ASEAN
menandatangani deklarasi komunitas.Selanjutnya Pada,13 november 2017 para pemimpin tingkat tinggi
ASEAN meluncurkan Masterplan Konektivitas ASEAN 2025.

5.Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dibentuk setelah para pemimpin sejumlah negara Islam
mengadakan Konferensi di Rabat, Maroko, pada tanggal 22 – 25 September 1969, dan menyepakati
Deklarasi Rabat yang menegaskan keyakinan atas agama Islam, penghormatan pada Piagam PBB dan
hak asasi manusia. Pembentukan OKI semula didorong oleh keprihatinan negara-negara Islam atas
berbagai masalah yang diahadapi umat Islam, khususnya setelah terjadinya pembakaran sebagian
Masjid Suci Al-Aqsa pada tanggal 21 Agustus 1969.

Pembentukan OKI antara lain ditujukan untuk meningkatkan solidaritas Islam di antara negara anggota,
mengoordinasikan kerja sama antar-negara anggota, mendukung perdamaian dan keamanan
internasional, serta melindungi tempattempat suci Islam dan membantu perjuangan rakyat Palestina.
OKI beranggotakan 57 negara Islam atau berpenduduk mayoritas muslim di kawasan Asia dan Afrika.

Sebagai organisasi internasional yang pada awalnya lebih banyak menekankan pada masalah politik,
terutama masalah Palestina, dalam perkembangannya OKI menjelma sebagai suatu organisasi
internasional yang menjadi wadah kerja sama di berbagai bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan
ilmu pengetahuan antar negara-negara muslim.

Untuk menjawab berbagai tantangan yang mengemuka, negara-negara anggota OKI memandang
pentingnya terlaksananya Reformasi OKI berikut penataan kembali prioritas organisasi di masa
mendatang. Sejalan dengan keinginan tersebut, OKI mengesahkan OIC-2025 Programme of Action pada
2016. Dokumen tersebut program prioritas OKI, beserta Prinsip dan Tujuan-tujuan utama. Sejumlah isu
yang masuk menjadi prioritas antara lain Palestina, kontra-terorisme dan Islamofobia, perdamaian dan
keamanan, pengentasan kemiskinan, pendidikan, kesehatan, serta sains, teknologi, dan inovasi.

Dalam mencapai prioritas-prioritasnya, OKI akan mendasarkan diri pada sejumlah Prinsip seperti
solidaritas Islam, kemitraan, dan kerja sama; good governance; serta koordinasi yang efektif dan sinergi.
Badan pengambil keputusan tertinggi OKI adalah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Islam (Islamic Summit)
yang diselenggarakan dua tahun sekali. KTT Islam terakhir kalinya diselenggarakan di Makkah, pada 31
Mei 2019. KTT tersebut antara lain mengesahkan Resolusi Palestina dan Al Quds Al Sharif, yang intinya
menegaskan kembali komitmen dunia Islam dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina.

Di bawah KTT Islam, badan pengambil keputusan penting berikutnya adalah Konferensi Tingkat Menteri
(KTM) OKI (Conference of Foreign Ministers), yang diselenggarakan setahun sekali. Hingga Desember
2022, KTM terakhir diselenggarakan di Islamabad, Pakistan, pada 23 Maret 2022. KTM tersebut
mengesahkan sejumlah dokumen, di antaranya Islamabad Declaration yang mengulas berbagai isu
prioritas bagi OKI.

Selain pertemuan tingkat menteri luar negeri dan KTT, OKI juga mengadakan pertemuan kementerian
sektoral seperti pariwisata, tenaga kerja, kesehatan, dan kebudayaan. OKI memiliki enam badan
subsider, di antaranya Statistical, Economic, Social Research and Training Center for Islamic Countries
(SESRIC), Islamic University of Technology, dan International Islamic Fiqh Academy. Terdapat pula
badan-badan khusus yang keanggotaannya bersifat opsional, seperti Islamic Educational, Scientific, and
Cultural Organization dan Islamic Organization for Food Security.

KIPRAH INDONESIA DI OKI


Keanggotaan Indonesia di OKI secara prinsip adalah refleksi dinamika nasional sebagai negara dengan
penduduk Muslim terbanyak di dunia. OKI juga sangat mengedepankan prinsip hukum internasional,
utamanya non-intervensi dan integritas wilayah negara. Hal ini sejalan dengan posisi nasional Indonesia.

Indonesia sebagai negara demokrasi dengan penduduk beragama Islam terbesar, senantiasa berperan
aktif dalam memajukan konsep Islam sebagai Rahmatan lil Alamin.OKI merupakan salah satu forum
internasional di mana RI dapat menyuarakan multilateralisme, penghormatan pada hukum
internasional, dan situasi yang mengancam perdamaian internasional, seperti isu Palestina dan konflik di
Myanmar.

6.Deklarasi Djuanda

Pada tanggal 13 Desember 1957 pemerintah RI mengeluarkan sebuah klaim atau pernyataan yang
menjadi salah satu dasar kedaulatan wilayah yang baru setelah Proklamasi kemerdekaan RI tahun 1945
dan konferensi meja bundar tahun 1949.Deklarasi djuanda adalah suatu perjuangan bangsa Indonesia
untuk memperjuangkan batas wilayah laut, sehingga wilayah Indonesia merupakan suatu kesatuan yang
utuh dilihat dari berbagai aspek,yaitu Aspek Politik,Sosial budaya,dan pertahanan keamanan.

Secara historis batas wilayah laut Indonesia telah dibuat oleh pemerintah kolonial belanda,yaitu dalam
territorial zee maritieme kringen Ordonantie tahun 1939,yang menyatakan bahwa lebar wilayah laut
indonesia tiga mil diukur dari garis rendah dipantai masing masing pulau indonesia terdapat laut laut
bebas yang membahayakan kepentingan bangsa kesatuan.

Selama masa kependudukan bangsa eropa diwilayah Nusantara,Prinsip kebebasan lautan yang diajarkan
Hugo de groot (grotius),

Pada tahun 1608,Hugo de groot menulis dalam bukunya bahwa Belanda, Seperti halnya bangsa eropa
yang lainnya, memiliki hak yang sama untuk berlayar ketimur.laut Nusantara lebih banyak berfungsi
sebagai alat pemisah dan pemecahan belah kesatuan dan persatuan Indonesia.Ordonansi itu juga
berlaku bagi kapal kapal perang belanda yang tidak dilarang oleh Indonesia.

Pemikiran untuk mengubah ordoniantie 1939 dimulai pada tahun 1956.Sejak 1 Agustus 1957,ir djuanda
memgamgkat Mochtar Kusumaatmadja untuk mencari dasar hukum guna mengamankan keutuhan
Wilayah RI.Dalam sidang 13 Desember 1957,Dewan menteri akhirnya memutuskan penggunaan
Archipelagic state principle dalam tata hukum diindonesia,yaitu dengan keluarnya pengumuman
pemerintah mengenai perairan dinegara Republik Indonesia.Bagian dari perairan nasional yangberada
dibawah kedaulatan mutlak negara Republik Indonesia.Isinya Adalah:

“Segala perairan disekitar diantara dan yang menghubungkan pulau pulau atau bagian pulau pulau yang
termasuk daratan negara republik Indonesia dan dengan demikian merupakan bagian daripada Perairan
Nasional yang berada dibawah kedaulatan mutlak dari pada negara republik Indonesia.Lalu lintas yang
damai diperairan pedalaman ini bagi kapal-kapal yang asing dijamin selama dan sekedar tidak
bertentangan dengan/menganggu kedaulatan dan keselamatan negara Indonesia.

Dengan dikeluarkannya peraturan tersebut,maka Ordonantie 1939 sudah tadi berlaku lagi
diindonesiadan garis teritorial laut Indonesia yang sebelumnya tiga mil menjadi 12 mil.Reaksi protes
datang dari beberapa negara seperti dari Amerika serikat (Tanggal 30 Desember 1957), Inggris 3 Januari
1958), Australia ( 3Januari 1958), Belanda (3 Januari 1958),Prancis(8 Januari 1958),Dan selandia Baru (11
Januari 1958).

Delegasi Indonesia yang datang pada konferensi internasional mengenai hak hak atas lautan yang
diadakan dijenewa terdiri atas Mr.Ahmad Subardjo Djojohadisuryo,S.H. yang pada waktu menjawab
sebagai DUTA besar RI diswiss, Mr.Mochtar Kusumaatmadja,Goesti moh.Chariji kusumo,dan M.Pardi
(Ketua mahkamah pelayaran).Dalam kesempatan itu delegasi indonesia mengemukakan Asas
Archipelagic principle dalam pidatonyo.

Pemerintah Indonesia kemudian menggunakan beberapa cara untuk mendapatkan simpati dari negara
negara lain,misalnya dengan menyebarkan tulisan The Indonesian Delegation to the Conference on the
law of the sea.usaha itu mulai membuahkan hasil dan setelah itu mulai banyak negara negara yang
bersimpati dengan perjuangan Indonesia

Jalan Indonesia untuk memperjuangkan diakuinya asas negara Kepulauan mulai menemui kemudahan
ketika pada tahun 1971 Indonesia dipilih sebagai Commite of the peaceful use of the sea bed an d
Ocean floor beyond the limit of National jurisdiction yang merupakan badan PBB untuk mempersiapkan
Konferensi hukum laut PBB.12 maret 1980,dengan menggunakan dasar hukum laut internasional
menggunakan Economic Exclusive Zone pemerintah Indonesia juga mengumumkan tentang zona
Ekonomi Eklusif(ZEE) selebar 200 mil diukur dari garis dasar.pada tahun 1983,pengumuman disahkan
menjadi Undang-undang Ri No.5/1983.

Suatu kemenangan diplomasi hari disaat UU wilayah perairan Indonesia dan lingkungan maritim dan
diterimanya asas negara kepulauan.diperingati hari Nusantara.jika pada hari sumpah
pemuda(1928)rakyat Indonesia menyatakan diri sebagai suatu bangsa pada tanggal 17 Agustus 1945
diproklamasikan kemerdekaan tersebut,maka pada tanggal 13 Desember 1957 ini dinyatakan wilayah
yang menjadi tanah airnya.

Dalam konvensi hukum laut internasional tahun 1982 melalui united nations Convention on the law of
the sea (UNCLOS),hingga kini telah ratifikasi oleh 140 negara negara kepulauan (Archipelago states)
memperoleh hak mengelola zona ekonomi Eklusif seluas 200 mil laut diluar wilayahnya.kemudian
dituangkan kedalam undangan-undang nomor 17 tahun 1985 tentang pengesahan United nations
convention on the law of the sea(Konvensi persyarikatan bangsa bangsa tentang hukum laut). Wilayah
negara RI yang semula luasnya 2.027.087 KM²(Daratan) bertambah luas lebih kurang menjadi 5.193.250
KM²(Terdiri daru daratan dan lautan).ini bertambah kira kira 3.106.163 KM² atau 145%.manfaat dari
deklarasi djuanda ini berlanjut kepada ini bertambah besarnya perairan laut Indonesia.

7.Jakarta Informal Meeting (JIM) I DAN II:

Latar Belakang JIM:

Kamboja dan Vietnam adalah negara tetangga yang telah lama berselisih. Puncak konflik keduanya
terjadi saat Vietnam menginvasi Kamboja dan menggulingkan pemerintahannya.

Tujuan JIM:

Perang Kamboja dan Vietnam merupakan perang besar yang diperkirakan menelah dua juta jiwa.

Penyelenggaraan:
Jakarta informal meeting dilakukan sebanyak dua kali, JIM I pada Juli 1987 dan JIM II pada febuari 1889
di Jakarta. JIM I mempertemukan kedua negara yang berselisih untuk pertama kali dan membuahkan
hasil gencatan senjata yaitu Vietnam menarik pasukannya dari Kamboja dan diturunkannya PBB ke
perbatasan Kamboja. JIM II kemudian dilakukan untuk menindaklanjuti hasil dari JIM I.

Perundingan yang panjang ini berakhir damai dengan tercapainya perjanjian Paris (Paris Peace
Agreement) pada 23 Oktober 1991 yang ditandatangani oleh 19 negara.

Anda mungkin juga menyukai