KESIMPULAN
KAA diawali dengan Konferensi Kolombo di Sri Lanka yang diprakarsai oleh Sir John
Kotelawala. Latar belakang dan dasar pertimbangan terselenggaranya KAA adalah Perubahan
politik pada tahun 1950-an yaitu berakhirnya Perang Korea (1953). Peristiwa ini semakin
menambah ketegangan dunia. PBB sudah ada forum konsultasi dan dialog antarnegara yang baru
merdeka, tetapi di luar PBB belum ada forum yang menjembatani dialog antarnegara tersebut.
Persamaan nasib bangsa-bangsa di Asia dan Afrika, terutama pernah mengalami penjajahan.
Persamaan masalah sebagai negara yang masih terbelakang dan berkembang. Ingin menggalang
kekuatan negara-negara Asia Afrika agar mendukung perjuangan merebut Irian Barat. Memiliki
kedekatan yang kuat karena dihubungkan oleh faktor keturunan, agama, dan latar belakang
sejarah. Berdasarkan letak geografisnya, letak negara-negara Asia dan Afrika saling berdekatan.
Sebelum dilaksanakan KAA di Bandung tahun 1955, terlebih dahulu dilaksanakan Konferensi
Kolombo yang kemudian dilanjutkan dengan Konferensi Bogor. Konferensi Asia Afrika
dilaksanakan di Bandung pada tanggal 18 - 24 April 1955. Pelaksanaan KAA dibuka oleh
Presiden Soekarno. Tujuan penyelenggaraan KAA adalah mengembangkan saling pengertian dan
kerja sama antarbangsa Asia Afrika meningkatkan persahabatan. Membicarakan dan mengatasi
masalah-masalah sosial, ekonomi, dan kebudayaan. Memerhatikan masalah khusus terkait
dengan kedaulatan, kolonialisme, dan imperialisme. Memerhatikan posisi dan partisipasi Asia
Afrika dan bangsa-bangsa dalam dunia internasional.
Konferensi Asia Afrika dihadiri oleh 29 negara termasuk 5 negara pengundang. Ke-24 negara
yang diundang adalah 19 negara Asia dan 5 negara Afrika. Hasil dan keputusan yang dicapai
dalam KAA, antara lain kerja sama bidang ekonomi, kebudayaan, hak asasi manusia dan hak
menentukan nasib sendiri, serta memajukan perdamaian dunia. Hasil KAA yang paling mendasar
adalah Dasasila Bandung.
Terlaksananya KAA tidak bisa lepas dari peran Indonesia. Di samping sebagai salah satu pelopor
dan pemrakarsa KAA, Indonesia menyediakan diri sebagai tempat penyelenggaraan KAA. Hal
ini membuktikan prestasi Kabinet Ali Sastroamijoyo yang berhasil menyelenggarakan suatu
kegiatan yang bersifat internasional.
KAA berpengaruh sangat besar dalam upaya menciptakan perdamaian dunia dan mengakhiri
penjajahan di seluruh dunia secara damai, khususnya di Asia dan Afrika. Semangat KAA untuk
tidak berpihak pada blok Barat maupun blok Timur telah mendorong lahirnya Gerakan Nonblok.
Dengan demikian ketegangan dunia dapat diredam. Bagi Indonesia, KAA memberikan dua
keuntungan. Pertama pemerintah Indonesia berhasil mencapai kesepakatan mengenai masalah
RRC dwikewarganegaraan. Usai konferensi, mereka yang memiliki dwikewarganegaraan
diharuskan memilih menjadi warga negara Indonesia atau warga negara RRC. Kedua, RI
mendapat dukungan dalam perjuangan pengembalian Irian Barat. Berikut ini makna dan arti
penting terselenggaranya KAA