Anda di halaman 1dari 6

Praktikum 1

Membuat Larutan Urea


A. Dasar Teori
1.Larutan
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih
yang terdispersi baik sebagai molekul, atom, maupun ion yang komposisinya
dapat bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer
adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah
pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar
solute. Solute adalah zat terlarut, sedangkan pelarut adalah medium dalam solute
terlarut. Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air, selain air
yang berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol amoniak, kloroform, benzena,
minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air tidak disebutkan.

2.Konsentrasi Larutan

Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan


konsentrasi. Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah
pelarut, dinyatakan dalam satuan volume ( berat, mol ) zat terlarut dalam sejumlah
volume tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan- satuan
konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, ppm, serta ditambah dengan
persen massa dan persen volume.

Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu harus diperhatikan :


Apabila dari padatan, pahami terlebih dahulu satuan yang diinginkan. Berapa
volum atau massa larutan yang akan dibuat.

Mol zat terlarut M=Liter larutan


3. Molaritas Campuran

Apabila dua buah larutan dengan konsentrasi yang berbeda dicampurkan maka
akan didapatkan larutan dengan konsentrasi yang berbeda dengan konsentrasi
awal, yang disebut sebagai konsentrai campuran, dengan rumus :

V1 . M1 + V2 . M2

Mcamp = V1 + V2

B. Tujuan:Membuat larutan Urea dengan konsentrasi urea 0,05 M dan air 250 ml.

C. Alat & Bahan : 

   Neraca
  Pengaduk 
 Sendok 
 Gelas Ukur 
 Urea (CO(NH2)2 (0,75gr) , Mr = 60
 Air 250 ml

D. Cara Kerja

1.       Timbang kristal urea dengan neraca hingga mencapai berat urea 3 gram.

2.       Tuangkan air/aquades sebanyak 50ml ke dalam gelas ukur.

3.       Masukkan urea ke dalam gelas ukur yang sudah diberi air/aquades tadi.

4.       Aduklah sampai urea tersebut benar-benar larut.


E. Hasil Pengamatan

Perlakuan Pengamatan
Timbang 0,75 gram kristal Cara memperoleh mol nya:  

urea dengan neraca M= mol


V F.
0,05= mol
0,25 Kes
Mol = 0,0125
Cara memperoleh massa nya : imp
ula
mol= massa
Mr n
0,0125= massa
60
massa = 0,75 gram

Setelah melakukan eksperimen tersebut dengan tujuan memperoleh larutan


urea (CO(NH2)2 larut dalam 250 ml air dengan massa (CO(NH2)2 0,75 gram.

Praktikum 2
Membuat Larutan Asam Basa

A. Tujuan : Mengetahui larutan bersifat asam , basa , atau netral.

B. Dasar teori

Teori asam basa yang paling sederhana pada awalnya dikemukakan


oleh Svante Arrhenius pada tahun 1884. Menurut teori Arrhenius, asam
adalah spesies yang mengandung ion-ion hidrogen, H+ atau H3O+, dan basa
mengandung ion hidroksida (OH-). Namun demikian, dalam teori ini
terdapat dua kelemahan utama yang menyangkut masalah pelarut dan
masalah garam.

Untuk mengidentifikasi larutan asam, basa, dan netral kita dapat


mengujinya dengan menggunakan lakmus biru dan merah.

Kertas lakmus adalah kertas yang diberi suatu senyawa kimia


sehingga akan menunjukkan warna yang berbeda setelah dimasukkan pada
larutan asam maupun basa. Warna kertas lakmus akan berubah sesuai
dengan larutannya.

Perubahan warna yang mampu dihasilkan oleh kertas lakmus


sebenarnya disebabkan karena adanya orchein (ekstraklichenes) yang
berwarna biru di dalam kertas lakmus.

Lakmus biru dibuat dengan menambahkan ektrak lakmus yang


berwarna biru ke dalam kertas putih. Kertas akan menyerap ekstrak
lakmus yang selanjutnya dikeringkan dalam udara terbuka, sehingga
dihasilkan kertas lakmus biru.

Kertas lakmus biru pada larutan yang bersifat basa akan tetap biru,
karena orchein merupakan anion, sehingga tidak akan bereaksi dengan
anion (OH-).

Kertas lakmus merah dibuat dengan proses yang sama dengan


pembuatan kertas lakmus biru, tetapi ditambahkan sedikit asam sulfat atau
asam klorida agar warnanya menjadi merah.

Sehingga mekanisme reaksi orchein pada suasana asam akan kembali


terjadi. Apabila kertas lakmus merah dimasukkan ke dalam larutan yang
bersifat asam, warnanya akan tetap merah karena lakmus merah memang
merupakan orchein dalam suasana asam. Sedangkan, apabila kertas lakmus
merah ditambahkan larutan yang bersifat basa, maka orchein yang
berwarna biru akan kembali terbentuk.
C. Alat & Bahan
1. Larutan X, Y , dan Z
2. Pipet Tetes
3. Pelat Tetes
4. Kertas Lakmus biru dan merah

D. Langkah Kerja
1. Letakan kertas lakmus merah atau biru ke dalam pelat tetes
2. Tetesi kertas lakmus dengan larutan X, amati perubahan warna pada
kertas lakmus merah atau biru
3. Tetesi kertas lakmus dengan larutan Y, amati perubahan warna pada
kertas lakmus merah atau biru
4. Tetesi kertas lakmus dengan larutan Z, amati perubahan warna pada
kertas lakmus merah atau biru

E. Hasil Pengamatan

N Larutan Sifat
O
1. X Netral
2. Y Basa
3. Z Asam

F. Kesimpulan
Larutan X bersifat netral karena lakmus merah tetap merah dan
lakmus biru tetap biru, Larutan Y bersifat basa karena lakmus merah
menjadi biru dan lakmus biru tetap biru, Larutan Z bersifat asam karena
lakmus merah tetap merah dan lakmus biru menjadi merah.

DAFTAR PUSTAKA
http://blazikasword.blogspot.com/2013/05/praktikum-molaritas-larutan.html

Anda mungkin juga menyukai