DALAM PERDAMAIAN
DUNIA
AMERIKA
NEGARA UNISOVIET
SERIKAT
ADIKUASA (US)
(AS
PERANG
DINGIN
• BLOK BARAT
• BLOK TIMUR
BLOK BARAT VS BLOK TIMUR
• Blok Barat dab Blok Timur sama-sama mengklaim
ideologinya yang paling benar dan menjamin
kesejahteraan umat manusia. Atas dasar
keyakinan itu, masing-masing blok berupaya
memperluas pengaruhnya ke negara-negara
dunia ketiga.
• Kepentingan utama kedua blok adalah
memperebutkan penguasaan atas sumber-
sumber daya alam di negara-negara dunia ketiga.
PERTARUNGAN IDEOLOGI
• Pertarungan ideologi blok barat dan timur
lebih banyak berdampak negatif daripada
positifnya, misalnya terbaginya Jerman
menjadi dua bagian (Jerman Barat dan Jerman
Timur), Perang Vietnam (Vietnam Utara dan
Vietnam Selatan), dan Perang Korea (Korea
Utara dan Korea Selatan).
PERANG NUKLIR
• Ketakutan terbesar dunia di era Perang Dingin
adalah terjadinya perang Nuklir. Kekhawatiran
tersebut timbul karena, baik Amerika Serikat
maupun Uni Soviet, memiliki senjata nuklir,
yang setiap saat tidak hanya perdamaian
dunia yang hancur, tetapi juga masa depan
umat manusia.
POLITIK BEBAS AKTIF
• Meyadari pengkutuban dunia dalam dua blok
tersebut, Indonesia akhirnya memutuskan untuk
menerapkan sistem politik luar negeri bebas aktif
yang diperkenalkan pertama kali oleh Bung Hatta
pada 2 September 1948. Bebas berarti tidak
terikat pada suatu ideologi atau politik negara
asing atau pada blok tertentu. Sedangkan aktif
artinya giat mengembangkan persahabatn dan
kerja sama internasional dengan menghormati
kedaulatan negara lain.
DASAR HUKUM
• Dasar hukum pelaksanaan politik luar negeri
bebas aktif itu tergambar jelas dalam pembukaan
UUD 1945 alinea I dan IV.
• Alinea I: “Kemerdekaan ialah hak segala bangsa
dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia
harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri
kemanusiaan dan peri keadilan.”
• Alinea IV: ... Dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial...”
KONFERENSI ASIA AFRIKA
• Konferensi Asia-Afrika di Bandung 18-21 April
1955 dihadiri lima negarawan sebagai berikut:
1. Ali Sastroamidjojo (Perdana Menteri Indonesia)
2. Jawaharlal Nehru (Perdana Menteri India)
3. U Nu (Perdana Menteri Burma/Myanmar)
4. Mohammad Ali (Perdana Menteri Pakistan)
5. Sir John Kotelawala (Perdana Menteri Srilanka)
DASASILA BANDUNG
1. Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas yang
termuat dalam piagam PBB
2. Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa
3. Mengakui persamaan ras dan persamaan semua bangsa, baik besar maupun
kecil.
4. Tidak melakukan intervensi/campurtangan dalam soal-soal dalam negara2
lain
5. Menghormati hak tiap-tiap bangsa untuk mempertahankan diri-sendiri
secara sendiri/secara kolektif, sesuai dengan Piagam PBB
6. Tidak menggunakan peraturan2 pertahanan kolektif untuk bertindak bagi
kepentingan khusus salah satu negara besar dan tidak melakukan tekanan
terhadap negara lain.
7. Tidak melakukan tindakan2/ancaman agresi ataupun penggunaan kekerasan
thd integritas teritorial/kemerdekaan politik suatu negara
8. Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan damai
9. Memajukan kepentingan bersama dan kerja sama
10. Menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban internasional
ANGGOTA KAA
1. Afganistan
2. Birma
3. Jepang
4. Ethiopia
5. Filipina
6. Ghana
7. India
8. Indonesia
9. Irak
10. Iran
11. Kamboja
12. Laos
13. Lebanon
14. Liberia
15. Libia
16. Mesir
17. Nepal
18. Pakistan
19. Pantai Emas
20. RRC
21. Saudi Arabia
22. Sri Lanka
23. Sudan
24. Suriah
25. Turki
26. Vietnam Utara
27. Vietnam Selatan
28. Yaman
29. Yordania
TERBENTUKNYA GERAKAN NONBLOK
• Pada tanggal 1 sampai 6 September 1961,
diadakannya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di
Beograd, Yugoslavia, guna mengoperasikan
Dasasila Bandung dalam sebuah gerakan yang
konkret.
• Konferensi tersebut akhirnya mengeluarkan
keputusan bersama untuk membentuk sebuah
gerakan yang bernama Gerakan Nonblok
(GNB).
Gerakan Non-Blok (Nonaligned)
diprakarsai oleh lima pemimpin
dunia, yakni: