Anda di halaman 1dari 24

Peran Indonesia dalam Organisasi

Internasional
Kelompok 2 :
1. Juli – Dhana
2. Darla – Ririn
3. Jocelyn – Anggy
4. Reyhand – Frisilia
5. Gilberd
1. ASEAN (Association of Southeast Asian Nations
a. Sebagai tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN (KTT) pertama
Selain sebagai salah satu penggagas, Indonesia juga dipercaya untuk
menyelenggarakan KTT ASEAN pertama. Saat itu, KTT ASEAN pertama
sukses diselenggarakan di Bali pada 23-24 Februari 1976. Maka tak heran
jika Indonesia juga dikenal sebagai penyelenggara KTT ASEAN pertama.
1. ASEAN (Association of Southeast Asian Nations

b. Turut menjaga perdamaian di kawasan


Asia Tenggara

Keberadaan ASEAN ternyata sejalan dengan


sikap politik Indonesia yang mengacu politik bebas-aktif.
Bebas yang dimaksud, berarti Indonesia tidak memihak
blok manapun. Sedangkan aktif, berarti Indonesia turut
serta mewujudkan perdamaian dunia.

Peran Indonesia dalam mewujudkan perdamaian


di kawasan Asia Tenggara ini terlihat saat Indonesia
membantu mewujudkan perdamaian konflik di Kamboja
dan Vietnam. Kala itu, Indonesia ditunjuk oleh ASEAN
sebagai pihak penengah dalam konflik tersebut.

Pada kasus lainnya, yaitu saat pemerintah Filipina


dan Moro National Front Liberation (MNFL) berkonflik.
Kedua pihak tersebut akhirnya menyetujui perjanjian

damai yang kala itu dipertemukan di Indonesia.


1. ASEAN (Association of Southeast Asian Nations
c. Membentuk komunitas keamanan bagi ASEAN
Peran Indonesia selanjutnya juga tampak dari pembentukan komunitas
keamanan ASEAN. Gagasan ini bertujuan dalam menanggulangi tindak kejahatan
atau kriminal, serta kekerasan yang terjadi di kawasan ASEAN.
Tidak hanya mencakup lingkup militer, isu keamanan lain seperti terorisme,
separatisme, perampokan, dan kejahatan lintas negara yang bertentangan dengan
hukum internasional juga masuk pantauan dalam komunitas keamanan ini.
Permasalahan narkotika yang juga menjadi isu serius di kawasan ASEAN juga
tidak luput dari pantauan. Kasus narkotika yang terus meningkat membuat
Indonesia menjadi inisiator dari pembentukan ASEAN Seaport Interdiction Task
Force (ASITF).
Indonesia memiliki peran untuk menjadikan
pelabuhannya sebagai daerah perbatasan dalam pengawasan
narkotika dan prekursor narkotika.
1. ASEAN (Association of Southeast Asian Nations
d. Mendorong penguatan dan kerjasama keamanan di sektor maritim
Indonesia yang merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, tentu
memiliki fokus tersendiri pada isu di sekitar sektor maritim. Untuk itu,
Indonesia pun turut mendorong berbagai kerjasama keamanan di sektor
tersebut. Isu yang menjadi fokus kala itu memang meliputi beberapa kasus
yang marak terjadi, seperti penanggulangan Isu Illegal, Unreported, and
Unregulated Fishing (IUUF).
Pada 2015, Indonesia juga sukses menjadi pemrakarsa East Asia Summit
(EAS) Statement on Enhancing Regional Maritime Cooperation yang juga
disepakati pada tahun yang sama.
e. Memastikan sentralitas ASEAN
Selain sebagai penggagas, Indonesia juga berperan dalam memastikan
sentralitas atau kesatuan ASEAN itu sendiri. Wujud dan peran tersebut
terlihat saat Indonesia ikut memprakarsai dikeluarkannya Joint Statement of
the Foreign Ministers of ASEAN Member States on the Maintenance of
Peace, Security, and Stability in the Region pada Juli 2016 lalu.
1. ASEAN (Association of Southeast Asian Nations
f. Turut serta pada isu pekerja migran di ASEAN
Ketika isu pekerja migran mencuat, Indonesia pun tutur menyakinkan
tersepakatinya Vientiane Declaration on Transition from Informal
Employment to Formal Employment Toward Decent Work Promotions. Secara
khusus, deklarasi ini menggaris besarkan pada bentuk dan upaya untuk
menghapuskan diskriminasi di lingkungan kerja, serta memberikan jaminan
perlindungan. Khususnya, bagi para pekerja yang berbasis di sektor informal.
Peran Indonesia dalam ASEAN tentu diwujudkan tidak hanya sebatas
karena peran Indonesia sebagai salah satu pemrakarsanya saja. Tapi juga
karena sikap politik Indonesia yang bebas-aktif dan ingin berkontribusi
mendorong kawasan Asia Tenggara yang memiliki stabilitas ekonomi, politik,
dan keamanan yang kuat.
Tidak hanya itu saja, peran Indonesia dalam ASEAN juga pernah
mendapatkan apresiasi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
karena peran Indonesia bagi wilayah Asia Tenggara.
2. Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB)
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau dalam bahasa inggris
dikenal United Nations (UN), merupakan sebuah organisasi
internasional yang didirikan pada tanggal 24 Oktober 1945 demi
mendorong sebuah kerjasama internasional.
Pada pelaksanaan hubungan luar negeri Indonesia yang bebas
dan aktif, maka Indonesia bergabung serta berperan aktif ke dalam
berbagai forum dunia, salah satu nya ialah Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB).
2. Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB)
a. Dalam Mewujudkan Perdamaian Dunia
● Sebagai salah satu anggota PBB, Indonesia berhasil menyelenggarakan
sebuah Konferensi Asia Afrika yang menghasilkan Dasasila Bandung pada
saat itu.
● Sebagai anggota PBB, Indonesia menjadi pelopor pencetusan ZOFTAN
dengan SEANWFZ.
● Sebagai anggota PBB,
Indonesia menjadi
salah satu
pemprakarsa berdirinya
ASEAN serta Gerakan
Non Blok.
● Indonesia sudah
mengirimkan beberapa kontingen dalam rangka visi perdamaian dunia,
seperti : pengiriman kontingen Indonesia ke Lebanon Selatan,
menyumbang lebih dari 1.000 personel pasukan yang tersebar di
berbagai negara di dunia, bahkan pengiriman beberapa kontingen
pasukan Garuda pada beberapa wilayah negara-negara di dunia.
2. Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB)
b. Sebagai Pemimpin Bahkan Anggota Tetap Dibeberapa Organisasi
PBB
● Pada tahun 1971, Indonesia yang dimana diwakili oleh Adam Malik
pernah ditunjuk agar menjadi presiden di Majelis Umum PBB.
● Indonesia tiga kali terpilih menjadi anggota tetap Dewan Keamanan
PBB, dimana pada periode tahun 1974 – 1975, periode tahun 1995-
1996, serta periode tahun 2007-2008.
● Indonesia pernah terpilih sebanyak 11 kali sebagai anggota Dewan
Ekonomi dan Sosial PBB, dua (2) kali ditunjuk sebagai presiden dari
Dewan Ekonomi dan Sosial PBB, bahkan tiga (3) kali sebagai wakil
presiden dari dewan tersebut.
● Indonesia juga terpilih sebanyak 3 kali menjadi anggota Dewan Hak
Asasi Manusia (HAM) PBB serta satu kali ditunjuk sebagai wakil
presiden dari dewan tersebut, dimana pada periode tahun 2009
hingga 2010.
2. Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB)

c. Memberikan Bantuan
Kemanusiaan Pada Berbagai
Negara
● Pada Tahun 1984, Indonesia
mengirimkan sebuah Bantuan
berupa beras melalui FAO dimana
ditujukan untuk Ethiopia yang
waktu itu dilanda oleh bencana
kelaparan.
● Pada Tahun 1995, Sebagai
anggota PBB Indonesia membantu
dalam menampung suatu para
pengungsi yang tepatnya berasal
dari Vietnam di pulau Galang.
2. Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB)

d. Membantu Penyelesaian
Konflik Pada Berbagai Negara
● Pada Tahun 1989, Sebagai
anggota PBB Indonesia telah
berhasil membantu
menyelesaikan konflik yang
pada saat itu terjadi di
kamboja.
● Sebagai anggota PBB,
Indonesia berperan menjadi
mediator atas penyelesaian
konflik yang terjadi antara
Filiphina serta Moro National
Front Liberation (MNFL) yang
menguasai sebuah Mindanau
Selatan.
3. APEC (Asian Pasific Economic coorperation)

APEC adalah singkatan kepanjangan


dari Asian Pasific Economic
coorperation, merupakan organisasi
kerjasama ekonomiregional di kawasan Asia
Pasifik.

APEC pertamakali dibentuk pada tahun


1989, saat pertemuan tingkat menteri Negara-
negara Asia Pasifik diadakan di Canberra,
Australia. APEC adalah forum ekonomi untuk
meningkatkan kerjasama dan liberalisasi
perdagangan yang meliputi semua ekonomi
besar di wilayah Asia Pasifik. Perwakilan dari
Negara-negara anggota APEC yang berjumlah
22 anggota, bertemu secara tahunan untuk
mendiskusikan isu-isu yang dihadapi kelompok
tersebut.

Peran negara Indonesia dalam APEC


menjadi salah satu langkah strategis yang dapat
mengangkat nama dan posisi tawar Indonesia di
mata internasional. 
3. APEC (Asian Pasific Economic coorperation)

Peran serta Indonesia dalam Apec 
a. Ketua APEC Periode APEC
Indonesia menjadi pemimpin APEC selama setahun dalam periode
1994. Peran tersebut memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk
banyak berpartisipasi dan mempengaruhi arah kebijakan di dalam APEC.
Hal tersebut dilakukan demi tercapainya tujuan pembangunan nasional
secara lebih baik. Pada masa kepemimpinan Indonesia di APEC, forum
tersebut berhasil menghasilkan suatu deklarasi bernama Bogor
Declaration dan Bogor Goals.

Alasan dari Indonesia dipercaya menjadi pemimpin APEC pada


1994 adalah karena kemampuan Indonesia untuk bertahan di tengah
krisis ekonomi. Selain itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia memiliki
pertumbuhan yang tertinggi diantara negara-negara di kawasan Asia
Pasifik. Alasan-alasan tersebut menjadikan Indonesia memiliki posisi
tawar yang tinggi diantara negara-negara anggota APEC.
3. APEC (Asian Pasific Economic coorperation)
b. Menjalin hubungan perdagangan.
Peran ini dapat menjalin hubungan perdagangan dengan negara lain.
Hubungan ini akan mempermudah perdagangan Indonesia dengan negara lain

c. Kerja sama ditingkat regional.


Peran ini meningkatkan KTT tahun 2013 pada masa puncaknya. KTT
tahun 2013 diselenggarakan di bali dengan tema Resilient Asia Pacific : The
Global Engie Worth.
3. APEC (Asian Pasific Economic coorperation)
d. Tuan Rumah KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) APEC 1994
Indonesia yang menjadi pemimpin APEC terpilih menjadi tuan rumah
Konferensi Tingkat Tinggi APEC 1994 pada tanggal 15 November 1994.
Konferensi Tingkat Tinggi APEC ini diselenggarakan di Istana
Kepresidenan Bogor, kota Bogor, Indonesia. Sebanyak 18 pemimpin negara
dari anggota APEC hadir pada KTT APEC 1994. Hal ini menjadikan
Indonesia sebagai sorotan dunia. Indonesia pun mendapatkan dampak
positif yakni potensi pariwisata Indonesia menjadi semakin disebarluaskan.

Pada KTT APEC tersebut, para pemimpin negara yang hadir diberikan
pakaian batik untuk sesi pemimpin negara. Setelah Amerika, Indonesia
menjadi negara kedua yang mengadakan sesi foto dengan pakaian khas
negara. Pada KTT di tahun-tahun selanjutnya, setiap negara yang ditunjuk
menjadi tuan rumah KTT memberikan pakaian khas negaranya untuk
dikenakan para pemimpin negara APEC
3. APEC (Asian Pasific Economic coorperation)
e. Pendorong dari terbentuknya ECOTECH
Indonesia menjadi negara pendorong terbentuknya ECOTECH pada KTT
APEC 15 November 1994. ECOTECH adalah Economic and Techincal
Cooperation yang menjadi salah satu pilar utama pembangunan ekonomi
dalam konteks APEC. ECOTECH sendiri berupa rancangan sistem ekonomi yang
dimaksudkan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi kawasan Asia Pasifik
yang berkelanjutan dan merata. Hal ini dilakukan supaya kesenjangan ekonomi
diantara negara-negara anggota APEC terkurangi dengan melalui
pembangunan kapasitas sumber daya manusia dan institusi suatu negara
anggota.
Singapura dan Amerika Serikat menjadi negara anggota APEC yang
memiliki tingkat kemajuan yang tinggi terutama dalam bidang ekonomi
dibandingkan negara-negara anggota APEC lainnya. Namun, diantara dua
puluh tiga negara anggota APEC masih terdapat negara-negara yang tergolong
ke dalam negara berkembang. Hal tersebut ingin diperbaiki dengan sistem
ECOTECH.
Penerapan sistem ini diharapkan mampu merubah status negara-negara
berkembang anggota APEC menjadi negara maju melalui pembangunan
ekonomi dengan bantuan APEC. Hal ini karena dengan majunya perekonomian
negara-negara anggota APEC, maka tujuan APEC sepenuhnya telah tercapai
dengan berhasil.
3. APEC (Asian Pasific Economic coorperation)
f. Anggota G-20

Indonesia menjadi salah satu diantara sembilan negara APEC yang menjadi anggota G-
20. Keanggotaan tersebut menjadikan Indonesia memiliki peran strategis dalam menjaga
stabilitas kawasan sekaligus motor pergerakan ekonomi kawasan. Bahkan, pertumbuhan
ekonomi Indonesia tahun 2011 menjadi salah satu yang tertinggi di ASEAN. Indonesia pun
masih menempatkan dirinya sebagai salah satu negara sentral dalam menjaga pertumbuhan
kawasan pada tahun 2012. Indonesia menjadi salah satu tujuan investasi di Asia Pasifik
karena produk domestik bruto (PDB) berdasarkan purchasing power parity (PPP) yang lebih
dari satu triliun USD dan meningkatnya kelas menengah.

Indonesia menjadi pasar bagi produk-produk impor bagi negara-negara yang tergabung
dalam APEC. Selain itu, terbukanya pasar kawasan menjadi peluang bagi ekspor produk
nasional. Aktivitas perdagangan dari Indonesia-APEC mencapai 76% dari total perdagangan
Indonesia-dunia pada tahun 2011. Selain itu, dengan masuknya sejumlah negara-negara
Amerika Latin, yakni Cile, Meksiko, dan Peru memberi pilihan tambahan ekspor produk
nasional di tengah pelemahan ekonomi sejumlah negara yang menjadi pasar tradisional
Indonesia.
4. UNESCO
1. Program ITT (Indonesia Funds-In-Trust)
Program IFIT merupakan bagian dari kontribusi Indonesia dalam mengatasi
kesulitan finansial yang dialami UNESCO. Karena, Amerika Serikat
menghentian pembayaran kontribusi negaranya saat Palestian diterima sebagai
anggota UNESCO pada tahun 2011.
Indonesia berkontribusi sebesar 10 juta dolar AS. Enam juta dolar AS
dipakai buat dana darurat, sedangkan empat juta dolar AS dialokasikan buat
Program IFIT. Ada 8 proyek IFIT yang dilakukan antara tahun 2012 sampai
2017. Kedelapan program tersebut diantaranya Forum Global Media, Visi Baru
Kota Tua, Solusi Ekologi, dan Ekohidrologi buat Manajemen Berkelanjutan.

2. Peran Indonesia dalam Konvensi UNESCO 2005


Indonesia berperan aktif dalam mengimplementasikan KoVensi UNESCO
2005. Negara Indonesia jadi salah satu negara Pihak sejak meratifikasi konvensi
ini pada tahun 2012 lalu. Selain itu, Indonesia juga jadi anggota Komite Antar
Pemerintan Konvensi ini buat periode 2015-2019. Kerangka kerja tersebut
didasarkan pada prinsip kesadaran berekspresi, kesetaraan gender, keterbukaan,
dan keseimbangan terhadap budaya yang saling melengkapi buat pembangunan
berkelanjutan.
4. UNESCO
Sebagai negara yang ikut serta dalam konvensi tersebut, maka Indonesia
berkewajiban hukum buat menyampaikan laporan berkala kepada UNESCO setiap
4 tahun. Indonesia meratifiasi hasil dari konvensi tersebut pada tahun 2012.
Konvensi di bidang kebudayaan ini gak cuma diratifikasi oleh Indonesia saja, tapi
juga oleh 142 negara.
Konvensi UNESCO 2005 ini mendorong pemerintah buat memperkenalkan
kebijakan budaya dalam konteks global. Selain itu, sebagai komitmen buat
melindungi dan mempromosikan keanekaragaman ekspresi budaya.

3. Terpilihnya Indonesia sebagai badan eksekutif UNESCO


Pencalonan diri Indonesia sebagai anggota Badan Eksekutif UNSECO Periode
2017-2021 yaitu bentuk kontribusi nyata Indonesia buat berkontribusi lebih pada
UNESCO. Hal ini khususnya melalui partisipasi aktif sebagai anggota salah satu badan
pemerintahan di UNESCO.
Indonesia juga terpilih sebagai anggota Badan Eksekutif UNESCO pada periode 2017-
2021. Pemilihan dilaksanakan di sela-sela sidang umum ke-39 negara anggota UNESCO
di Paris, Prancis, pada Rabu tanggal 8 November 2017. Indonesia mampu mendapatkan
160 suara dan menempati peringkat 3 pada Grup Asia Pasifik.
4. UNESCO
Indonesia udah duduk sebagai anggota World
Heritage Committee (WHC) periode 2015-2019 yang
artinya punya mandat buat pelestarian warisan
budaya. Indonesia juga udah menyumbangkan
beberapa Works of Art buat UNESCO.

Selain itu, UNESCO juga mengakui Indonesia


sebagai negara besar dalam promosi dan
pelestarian budaya. UNESCO udah mengakui
berbagai macam warisan budaya Indonesia.
Warisan budaya tersebut mulai dari wayang, keris,
batik, angklung, noken, kawasan Candi Borobudur,
kawasan Candi Prambanan, Tari Saan, dan Tari Bali.

Status Indonesia sebagai Anggota Badan


Eksekutif UNESCO bisa memberi ruang strategi
buat Indonesia berkontribusi nyata dalam UNESCO.
Karena, Badan Eksekutif UNESCO kerjasama
dengan General Conference UNESCO yaitu badan
pembuat keputusan-keputusan penting di UNESCO.
5. OPEC
OPEC merupakan singkatan dari Organization of the Petroleum Exporting Countries
atau Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi. Organisasi ini didirikan untuk
menegosiasikan masalah-masalah mengenai produksi, harga, dan hak konsesi minyak bumi
dengan perusahaan-perusahaan minyak. Organisasi ini pun menjadi tempat berkumpulnya
negara-negara pengekspor minyak.

OPEC didirikan oleh lima negara anggoto, yakni Iran, Irak, Kuawit, Arab Saudi, dan
Venezuela, pada tanggal 14 September 1960. Hal ini dilakukan setelah diadakannya
Konferensi Baghdad 10 – 14 Agustus 1960 yang diikuti oleh lima negara produsen minyak
tersebut. Markas OPEC awalnya berlokasi di Jenewa mulai tanggal 21 Januari 1961 hingga
Agustus 1965 lalu pindah ke Wina. 
5. OPEC
Peran Indonesia dalam OPEC

Indonesia telah banyak berkontribusi dan memberikan beberapa peranan yang


nyata dalam keanggotannya di OPEC. Indonesia mempunyai peran penting dalam
membawa OPEC menjadi lembaga yang dipandang oleh dunia internasional.
Meskipun OPEC pada umumnya beranggotakan negara-negara dunia ketiga. Peran
Indonesia dalam OPEC diantaranya adalah:

1. Semenjak berdirinya Sekretariat OPEC di Wina, Austria pada tahun 1965.


KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) atau PTRI (Perutusan Tetap
Republik Indonesia) terlibat secara aktif dalam penanganan masalah substansi
dan diplomasi di berbagai persidangan yang diadakan oleh OPEC. Selain itu,
Indonesia juga melakukan kegiatan pemantau harga minyak.
5. OPEC
2. Peran yang benar-benar terjadi adalah saat orang Indonesia menjadi Sekjen
OPEC. Saat itu, Sekjen OPEC dijabat oleh Prof. Subroto (1988 – 1994). Indonesia
dikenal sebagai sang mediator yang aktif berperan untuk menghubungkan
konsumen dan produsen.

Selain itu, ia juga berperan dalam pihak ketiga yang akan menengahi
beberapa konflik yang terjadi di antara negara anggota OPEC saat itu.

3. Indonesia juga dipercaya kembali sebagai Sekjen OPEC terakhir pada tahun
2004
KESIMPULAN
Efektivitas peran Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dunia
melalui keterlibatan dalam berbagai organisasi internasional adalah dengan
terjalinnya persahabatan dan kerja sama antara Indonesia dengan negara-
negara lain baik di kawasan Asia Tenggara maupun di kawasan benua lainnya
yang merupakan salah satu cara Indonesia sebagai bentuk perwujudan
penerapan sistem politik luar negeri bebas aktif dan penerapan tujuan
nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Indonesia juga ikut serta dalam PBB untuk menciptakan perdamaian
dunia. Dalam APEC dan OPEC juga dapat meningkatkan ekonomi dunia
melalui hubungan kerja sama dalam organisasi tersebut.
Peran Indonesia dalam UNESCO dapat membuat semua orang
menyadari perbedaan dan keunikan budaya setiap negara berbeda, sehingga
setiap orang akan mulai menghargai org lain dan akan berkurangnya
perselisihan di dunia ini.
Jadi, menurut kami peran Indonesia sangat efektif untuk mewujudkan
perdamaian dunia.

Anda mungkin juga menyukai