Anda di halaman 1dari 10

PERAN INDONESIA DALAM

PERDAMAIAN DUNIA MELALUI


ORGANISASI INTERNASIONAL
KELOMPOK 1
ANGGOTA:
-LUKMAN ABDUL
-ASSYIFA NURUL
-GHAZI AL-GHIFARI
-GUSTI FARIS
-NIZHAN M.H
-SITI NUR
-VANYA ALDYLA D

XI – TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI- A

SMK NEGERI 1 CIMAHI


PENGERTIAN ORGANISASI
INTERNASIONAL

Organisasi internasional mempunyai arti sebagai suatu organisasi yang


dibuat oleh anggota masyarakat internasional secara sukarela atau atas
dasar kesamaan yang bertujuan untuk menciptakan perdamaian dunia
dalam lingkup hubungan internasional. Indonesia terlibat dalam berbagai
organisasi internasional. Hal tersebut sebagai perwujudan dari komitmen
bangsa Indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia. Untuk menambah
wawasan kalian, berikut dipaparkan peran Indonesia dalam beberapa
organisasi Internasional
Peran Indonesia dalam ASEAN
(Association of South East Asian Nation)

ASEAN (Association of Southeast Asian Nation) atau dalam bahasa Indonesia disebut
dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara merupakan suatu organisasi regional
yang mewadahi kerjasama bangsa-bangsa di Asia Tenggara dalam berbagai bidang
kehidupan yang didirikan berdasarkan deklarasi Bangkok pada tanggal 8 Agustus 1967.
Indonesia menjadikan ASEAN sebagai tonggak utama pelaksanaan politik luar negerinya
dengan kawasan Asia Tenggara yang damai, aman, stabil, serta keharmonisan hubungan
antara negara-negara yang berada di kawasan tersebut menjadi hal yang penting dan
sebagai modal dasar bagi pembangunan di Indonesia.
Dalam menjalin hubungan internasional, Indonesia
menggunakan politik luar negeri yang bebas aktif. Bebas,
artinya bangsa Indonesia bebas menentukan sikap yang
berkaitan dengan dunia internasional. Aktif, artinya Indonesia
berperan serta secara aktif dalam memperjuangkan terciptanya
perdamaian dunia dan berpartisipasi dalam mengatasi
ketegangan internasional.
FAKTOR BERDIRINYA
ASEAN
Berdirinya ASEAN didorong oleh beberapa faktor di antaranya
sebagai berikut :
 Faktor intern, yakni setelah berakhirnya Perang Dunia II
lahirlah negara-negara baru di Asia Tenggara. Munculnya
negara-negara baru ini pada umumnya banyak memiliki
persamaan masalah, oleh karena itu perlu sikap dan tindakan
bersama untuk mewujudkan stabilitas dan keamanan kawasan
ini melalui ASEAN.
 Faktor ekstern, yakni akibat krisis Indocina yang ditimbulkan
oleh gerakan komunis yang berusaha menguasai seluruh
Vietnam, Laos, dan Kamboja (Kampuchea) sebagai negara
komunis, maka negara-negara tetangga di kawasan ini merasa
khawatir dan bersepakat menghadapi ancaman ini dengan
membentuk ASEAN.
TUJUAN ASEAN
Tujuan ASEAN seperti yang tercantum dalam Deklarasi Bangkok 8 Agustus
1967 adalah sebagai berikut :
1. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial serta
pengembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara.
2. Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional.
3. Meningkatkan kerja sama yang aktif serta saling membantu satu sama
lain dalam masalah ekonomi, sosial, budaya, teknik, ilmu pengetahuan,
dan administrasi.
4. Saling memberikan bantuan dalam bentuk sarana-sarana latihan dan
penelitian dalam bidang-bidang pendidikan, professional, teknik, dan
administrasi.
5. Bekerja sama dengan lebih efektif dalam meningkatkan penggunaan
pertanian serta industri, perluasan perdagangan komoditas internasional,
perbaikan sarana-sarana pengangkutan dan komunikasi serta peningkatan
taraf hidup rakyat.
6. Meningkatkan studi-studi tentang Asia Tenggara.
7. Memelihara kerja sama yang erat dan berguna bagi organisasi-organisasi
internasional dan regional yang ada dan bertujuan serupa.
Peranan Indonesia dalam ASEAN di
Bidang

Politik dan Keamanan
Indonesia Sebagai Pelopor Berdirinya ASEAN
Tokoh dari Indonesia yang ikut berperan dalam berdirinya ASEAN adalah Adam Malik yang
pada waktu itu menjabat sebagai menteri luar negeri. Indonesia menjelaskan visinya bahwa
kawasan Asia Tenggara harus mampu berdiri dan mampu mempertahankan diri sendiri dari
pengaruh-pengaruh negatif dari luar kawasan. Visi ini dapat terlaksana jika ada kerjasama yang
efektif antara negara-negara di Asia Tenggara.
 Jakarta Informal Meeting (JIM)
Indonesia mendesak pihak-pihak yang bertikai di Kamboja untuk menyelesaikan masalah
melalui perundingan untuk mencapai penyelesaian masalah. Usul itu berupa pertemuan informal di
Jakarta pada tahun 1988. Hasil pertemuan ini membuka jalan untuk memasuki konferensi
perdamaian di Paris pada tahun 1989. Konferensi ini disebut International conference on
Kampuchea (ICK) yang berlangsung tanggal 30-31 Juli 1989. Perjalanan panjang masalah Kamboja
menemui titik terang. Pada tahun 1991 pasukan perdamaian PBB memprakarsai genjatan senjata
pihak-pihak yang bertikai.
 Komite Keamanan ASEAN
Indonesia berhasil mengeluarkan gagasan untuk membentuk komunitas keamanan bersama
ASEAN untuk meningkatkan kerja sama politik dan keamanan. Indonesia ikut menandatangani
kesepakatan Asia Tenggara sebagai kawasan bebas Nuklir. Deklarasi terhadap kejahatan lintas
negara dan deklarasi menuju ASEAN yang bebas obat terlarang.
 Indonesia sebagai Penyelenggara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN
Indonesia sebagai penyelenggara konferensi tingkat tinggi (KTT) ASEAN I di Denpasar
Bali yang berlangsung tanggal 23-24 Februari 1976. Adapun kepala pemerintahan Negara
ASEAN yang menghadiri konferensi tersebut, yaitu:
1. Presiden Soeharto dari Indonesia.
2. Presiden Ferdinand Marcos dari Filipina.
3. Perdana Menteri Datuk Husein dari Malaysia.
4. Perdana Manteri Lee Kuan Yew dari Singapura.
5. Perdana Menteri Krukit Pramoj dari Thailand.
 KTT ASEAN ke-9 yang dilaksanakan pada 7 hingga 8 Oktober 2003 di Bali. Dalam KTT
tersebut, Indonesia mengusulkan pembentukan Komunitas Asean (Asean Community)
yang mencakup bidang ekonomi, sosial, budaya, serta keamanan.
 KTT ASEAN ke-18 yang dilaksakan pada tanggal 4 hingga 8 Mei 2011 di Jakarta.
 KTT ASEAN ke-19 yang dilaksanakan pada tanggal 17 hingga 19 Nopember 2011 di Bali.
Dalam Konferensi tersebut didapat kesepakatan tentang Kawasan bebas senjata nuklir di
Asia tenggara atau yang dikenal dengan Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zone
(SEANWFZ)
 Memfasilitasi Perundingan Pemerintahan Filipina dengan Front Pembebasan Rakyat (PPF
FPR) Moro di Filipina Selatan Indonesia atas permintaan pemerintah Filipina menjadi
mediator perundingan antara pemerintah dengan gerakan separatis Moro. Atas peran
Indonesia akhirnya daerah Filipina Selatan diberi otonomi dengan mengangkat tokoh dari
front pembebasan rakyat Moro, yaitu Nur Missuari sebagai Gurbenur di Filipina Selatan.
Peran Indonesia di Bidang
Ekonomi
 Indonesia sepakat mewujudkan kawasan perdagangan bebas
ASEAN (AFTA {Asean Free Trade Area} ) melalui tarif
preferensi efektif bersama.
 Indonesia masuk menjadi anggota APEC {Asian Pasific
Economic Cooperation}
 Ikut mensukseskan Visit ASEAN Year 1992
 Di Aceh dibangun industri pupuk urea ASEAN
 Menandatangani kerja sama di Bidang Energi, Jasa, dan Hak
Cipta ASEAN
 Indonesia sebagai markas Komite Pangan, Pertanian, dan
Kehutanan ASEAN
 Menyediakan tenaga kerja ke Malaysia
Peran Indonesia di Bidang
Sosial Budaya
1. Titian Muhibah antara Indonesia dann Malaysia untuk mempererat hubungan
kedua negara
2. Indonesia mengirim guru, dosen dan tenaga ahli lainya pada tahun 1970
3. Indonesia melakukan pertukaran pelajar dan mahasiswa ke negara lain
4. Mendukung komite perkembangan sosial dengan tujuan utamanya membangun
masyarakat, wanita, pemuda dan buruh. Markas komite ini berkedudukan di
Kuala Lumpur
5. Mendukung pembentukan ASEAN culture found sebagai wadah penghimpunan
dana. Hal itu untuk membiayai perkembangan kebudayaan dan pendidikan.
6. Mendukung pembentukan komite pengetahuan dan teknologi.
7. Ikut memerangi peredaran narkoba dan obat-obatan terlarang lainya.
8. Ikut dalam penyeragaman rambu-rambu lalu lintas
9. Membangun jaringan kabel laut antara Indonesia dengan Singapura tahun 1980
yang disusul oleh negara anggota ASEAN lainnya.
10. Mengirim kontingen ke Sea Games setiap 2 tahun.

Anda mungkin juga menyukai