Anda di halaman 1dari 29

PETA KONSEP

KERJA SAMA
EKONOMI
INTERNASIONAL

BENTUK-
PENGERTIAN TUJUAN
BENTUK

K.E REGIONAL
DAN
INTERNASIONAL

DAMPAK K.E.
BAGI INDONESIA
Pengertian
Kerjasama ekonomi internasional adalah
kerjasama dalam bidang ekonomi yang
dilakukan oleh satu negara dengan negara
lain
Tujuan
1. Mencukupi kebutuhan dalam negeri
2. Meningkatkan produktivitas dalam negeri
3. Memperluas lapangan kerja
4. Meningkatkan pendapatan negara melalui
ekspor
5. Memperkuat persahabatan
Bentuk-bentuk Kerjasama Ekonomi Regional

1. ASEAN (Assosiation of South East Asia


Nations)
2. AFTA (ASEAN Free Trade Area)
3. AEC/MEA (ASEAN Economic
Comunity/Masyarakat Ekonomi ASEAN)
4. EEC/MEE/UE (European Economic
Community)1957/1993 dan 2009
5. APEC (Asian Pasific Economic
Cooperation)
Bentuk-bentuk Kerjasama Ekonomi Internasional

1. OPEC (Organization Petrolium Exporting


Countries)
2. IMF (International Monetery Fund)
3. FAO (Food Agriculture Organization)
4. WTO (World Trade Organization)
5. ILO (International Labour Organization)
UNI EROPA ( European Union)
Yaitu integrasi ekonomi negara-negara Eropa.
MEE dibentuk tahun 1957
UE dibentuk tahun 1993 kemudian dilebur bersama MEE
Menjadi EC (European Community)
2009 EC dilebur menjadi UE
MEA
Masyarakat Ekonomi ASEAN ( ASEAN Economic
Community) adalah sebuah integrasi ekonomi ASEAN
dalam menghadapi perdagangan bebas antar negara-
negara ASEAN.
Organisasi ini berdiri pada tahun 2015 berdasarkan
kesepakatan para pemimpin ASEAN pada pertemuan di
Kuala Lumpur Malaysia 22 November 2015.
Keanggotaan : seluruh anggota ASEAN (Indonesia,
Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Kamboja,
Myanmar, Laos, Brunei Darusalam, dan Filipina)
Peran Indonesia dalam KE Internasional
1. Indonesia ikut sebagai pendiri
2. Indonesia berperan sebagai anggota
3. Indonesia sebagai penerima bantuan
1. ASEAN ( Association of South East Asia Nations)

A. Latar Belakang Lahirnya ASEAN


B. Profil Lembaga ASEAN
C. Peran Indonesia dalam ASEAN
Lambang
ASEAN
A. Latar Belakang lahirnya
Terdapat 2 faktor pendorong berdirinya ASEAN :
a. Faktor internal, negara-negara di kawasan Asia
Tenggara umumnya negara yang baru berdiri sehingga
memiliki banyak kesamaan masalah.
b. Faktor eksternal, adanya ancaman berupa perluasan
gerakan komunis di seluruh Vietnam, Laos, dan
Kamboja, sehingga negara2 di Asia Tenggara sepakat
untuk membentuk ASEAN untuk menangkal ancaman
komunis tersebut.
Deklarasi Bangkok Tanggal 8 Agustus 1967

Deklarasi Bangkok ditandatangani oleh lima orang


utusan, yaitu:
a. Adam Malik, Menlu Indonesia.
b. Tun Abdul Razak, Wakil Perdana Menteri Malaysia.
c. Sinatambi Rajaratman, Menlu Singapura.
d. Narsico Ramos, Menlu Pilipinan.
e. Thanat Khoman, Menlu Muangthai.
Tujuan ASEAN
1. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan
perkembangan kebudayaan di Asia Tenggara.
2. Memajukan stabilitas (kemantapan) dan perdamaian regional Asia
Tenggara.
3. Memajukan kerja sama aktif dan bantuan bersama di antara negara-
negara anggota di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknik, ilmu
pengetahuan, dan administrasi.
4. Menyediakan bantuan satu sama lain dalam bentuk fasilitas latihan
dan penelitian.
5. Kerja sama yang lebih besar di bidang pertanian, industri,
perdagangan, pengangkutan, dan komunikasi serta peningkatan
standar kehidupan rakyatnya.
6. Memajukan studi-studi masalah Asia Tenggara.
7. Memelihara dan meningkatkan kerja sama yang bermanfaat dengan
organisasi-organisasi regional dan internasional yang ada.
c. Peran Indonesia dalam ASEAN
1. Indonesia sebagai salah satu negara pelopor dan ikut
menandatangani Deklarasi Bangkok yang menandai
berdirinya ASEAN.
2. Indonesia beberapa kali dipercaya sebagai tempat
penyelenggaraan KTT ASEAN.
3. Indonesia secara aktif ikut menyempurnakan struktur
organisasi ASEAN ketika KTT di Bali tahun 1976.
4. Memainkan peran yang aktif dalam penyelesaian masalah
di Kamboja. Indonesia menyelenggarakan Jakarta
Informal Meeting (JIM) tahun 1988. Pertemuan ini
dilanjutkan dengan Konferensi Internasional di Paris tahun
1989 yang diketuai bersama antara Prancis dan Indonesia
(diwakili Ali Alatas).
2. PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa)

A. Latar Belakang
B. Profil Lembaga PBB
C. Peran Indonesia dalam PBB
Lambang PBB
Markas Besar PBB di New York, AS
Latar Belakang Lahirnya PBB
a. Pada masa sesudah PD I, lahirlah organisasi LBB (Liga
Bangsa-bangsa) dengan tujuan menjaga dunia dari
ancaman peperangan.
b. LBB gagal, dan PD II meletus kembali (1939-1945).
c. Usaha mencapai perdamaian dunia dirintis kembali
oleh Presiden Amerika Serikat Franklin Delano
Roosevelt dan Perdana Menteri Inggris Sir Winston
Churchill. Mereka mengadakan pertemuan di atas
kapal penjelajah Atlanta di lepas Pantai New
Foundland, Samudra Atlantik pada 14 Agustus 1941.
Pertemuan ini menghasilkan suatu deklarasi (Atlantic
Charter)
Isi Piagam Atlantik (Atlantic Charter)
1. Negara-negara di dunia tidak dibenarkan melakukan
perluasan wilayah (ekspansi),
2. Semua bangsa di dunia berhak menentukan corak dan
bentuk pemerintahannya sendiri,
3. Semua negara berhak turut serta dalam perdagangan
dunia,
4. Dan semua bangsa berkewajiban ikut serta dalam
pemeliharaan perdamaian dunia.
Awal berdirinya PBB
Selanjutnya, diadakan pertemuan-pertemuan susulan,
antara lain di Moskow (1943), Dumbarton Oaks (1944),
dan Yalta (1945). Pada pertemuan di Dumbarton Oaks,
Washington, diikuti oleh Amerika Serikat, Inggris, Prancis,
Cina, dan Rusia. Hasil pertemuan tersebutmenyetujui
dibentuknya organisasi United Nations Organization atau
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Pada pertemuan lanjutan di San Fransisco (25 April–26
Juni 1945) dihasilkan Piagam Perdamaian (Charter of
Peace) yang kemudian digunakan sebagai Mukadimah
Piagam PBB.
Lembaga-lembaga di bawah Dewan Ekonomi dan
Sosial
c. Peran Indonesia dalam PBB
1. Secara tidak langsung, Indonesia ikut menciptakan
perdamaian dunia melalui forum KAA, ASEAN, maupun GNB.
2. Mengirimkan Pasukan Garuda sebagai pasukan penjaga
pedamaian.
3. Pada tahun 1985 Indonesia membantu PBB memberikan
bantuan pangan ke Ethiopia yang dilanda kelaparan.
4. Indonesia pernah terpilih sebagai anggota tidak tetap dewan
keamanan PBB pada tahun 1973-1974.
5. Membantu kekuasaan sementara PBB di Kamboja, yang
bertugas mengawasi transisi dari konflik aktif ke bentuk politik
yang lebih damai.
6. Menteri Luar Negeri Adam Malik menjabat sebagai ketua
sidang Majelis Umum PBB untuk masa sidang tahun 1974.
3. Gerakan Non Blok (GNB)
a. Latar belakang berdirinya
b. Profil GNB
c. Peran Indonesia dalam GNB
a. Latar Belakang Beridirinya GNB
Gerakan Non Blok (non-aligned) merupakan organisasi
negara-negara yang tidak memihak Blok Barat
(demokrasi/liberal) maupun Blok Timur (Komunis). Berikut
adalah beberapa faktor pendorong lahirnya GNB.
1. Persamaan nasib bangsa-bangsa yang pernah dijajah
menggalang solidaritas untuk mengenyahkan kolonialisme.
2. Terjadinya Perang Dingin dan ketegangan dunia akibat
persaingan antara blok Barat dan blok Timur.
3. Terjadinya Krisis Kuba yang mengancam perdamaian
dunia.
4. Pada tahun 1961 terjadi pertemuan di Kairo sebagai
persiapan KTT I GNB.
Prinsip-prinsip GNB
1. Tidak berpihak dalam persaingan blok Barat dan blok
Timur.
2. Berpihak terhadap perjuangan antikolonialisme.
3. Menolak ikut serta berbagai bentuk aliansi militer.
4. Menolak aliansi bilateral dengan negara super power.
5. Menolak pendirian basis militer negara super power di
wilayah masing-masing.
Tujuan GNB
1. Mendukung perjuangan dekolonisasi.
2. Memegang teguh melawan imperialisme,
neokolonialisme, dan rasialisme.
3. Sebagai wadah perjuangan negara-negara yang
berkembang untuk mencapai tujuan.
4. Mengurangi ketegangan antara blok Barat dan blok
Timur.
5. Mengadakan penyelesaian sengketa tanpa
menggunakan kekerasan.
Tokoh-tokoh yang Mepelopori Berdirinya GNB
1. Presiden Ir. Soekarno (Indonesia),
2. Presiden Joseph Broz Tito (Yugoslavia),
3. Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir),
4. Perdana Menteri Jawaharlal Nehru (India), dan
5. Perdana Menteri Kwame Nkrumah (Ghana)
Peran Indonesia dalam GNB
1. Indonesia berperan sebagai pelopor berdirinya GNB. Sejak dalam
gagasan pembentukan GNB, Indonesia sudah berperan penting.
Bersama Jawaharlal Nehru yang juga pelopor KAA, Presiden
Soekarno menggagas pembentukan GNB. Akhirnya bersama
empat pemimpin negara India, Ghana, Yugosla ia, dan Mesir,
Indonesia mendeklarasikan berdirinya GNB. Indonesia juga aktif
dalam persiapan penyelenggaraan KTT GNB di Beograd.
2. Dalam KTT GNB tahun 1992, Indonesia berperan sebagai tuan
rumah penyelenggaraan KTT dan Presiden Soeharto bertindak
sebagai ketua GNB.
3. Indonesia memprakarsai kerja sama teknis di beberapa bidang
misalnya bidang pertanian dan kependudukan.
4. Indonesia mencetuskan upaya menghidupkan kembali dialog
Utara-Selatan.

Anda mungkin juga menyukai