Anda di halaman 1dari 7

PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA

Perserikatan Bangsa-Bangsa atau disingkat PBB (bahasa Inggris. United Nations


atau disingkat UN) adalah sebuah organisasi internasional yang anggotanya hampir
seluruh negara di dunia. Sejarah berdirinya PBB dimulai setelah Perang Dunia II. Saat itu,
tujuan PBB adalah untuk mencegah konflik dan perang serupa terjadi lagi.

1. Tujuan Dibentuknya PBB

PBB memiliki empat tujuan utama yaitu:

 Menjaga perdamaian di seluruh dunia.

 Mengembangkan hubungan persahabatan antar negara.

 Membantu negara-negara bekerja sama untuk meningkatkan kehidupan orang-orang


miskin, mengatasi kelaparan, penyakit dan buta huruf, dan mendorong
penghormatan terhadap hak dan kebebasan satu sama lain.

 Menjadi pusat harmonisasi tindakan bangsa untuk mencapai tujuan tersebut.

2. Anggota PBB

Pada saat didirikan, PBB memiliki 51 negara anggota. Saat ini, PBB memiliki 193
negara anggota. Jumlah ini, hampir mencakup seluruh negara di dunia. Negara terakhir
yang bergabung dengan PBB adalah Sudan Selatan pada 2011 lalu. Indonesia menjadi
anggotaPBB pada 28 September 1950.

3. Tanggal Pembentukan PBB

Perserikatan Bangsa-bangsa didirikan di San Francisco pada 24 Oktober 1945 setelah


Konferensi Dumbarton Oakes di Washington, DC, namun Sidang Umum yang pertama dihadiri
wakil dari 51 negara baru berlangsung pada 10 Januari 1946 (di Church House, London). Dari
1919 hingga 1946, terdapat sebuah organisasi yang mirip, bernama Liga Bangsa-Bangsa, yang
bisa dianggap sebagai pendahulu PBB.

4. Masuknya Indonesia Jadi Anggota PBB

Pada tanggal 28 September 1950, Indonesia berhasil masuk menjadi anggota PBB yang ke
60. Sejak masuk sebagai negara anggota PBB, Indonesia berhasil meraih pengakuan dari 59
negara anggota lainnya atas kemerdekaan yang baru saja diraih. Berbagai kerjasama pun
berhasil dilakukan dengan negara lain. Dalam waktu singkat, Indonesia berhasil membangun
hubunganyang baik di dunia internasional.

Namun pada tanggal 20 Januari 1965 Indonesia menyatakan keluar dari PBB. Keputusan
Indonesia untuk keluar dari PBB ini merupakan aksi protes akibat terpilihnya Malaysia sebagai
anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Setelah lama keluar dari PBB, Indonesia pun
merasakan bahwa ruang gerak untuk memenuhi kepentingan nasional jadi terhambat. Pada
tanggal 3 Juni 1966, beberapa anggota DPR menyarankan agar Indonesia kembali masuk ke
PBB.

Akhirnya pada sidang ke-21, Indonesia mengirimkan 5 perwakilannya yang menyatakan


kembalinya Indonesia dalam PBB. Adapun 5 perwakilan Indonesia tersebut yaitu Adam Malik,
Ruslan Abdulgani, Laksamana Udara Rusmin Nuryadin, M. Yusur, dan L.N. Palar. Sambutan baik
dari PBB sendiri terlihat dari terpilihnya Adam Malik sebagai Ketua Majelis Umum PBB di tahun
1971. Setelah kembali masuk dalam PBB, hubungan Indonesia dengan negara lain yang sempat
macet kembali lancar dan berjalan dengan baik.

5. Sidang-sidang yang Telah di Lakukan

a. Sidang Umum Pertama PBB

Sidang pertama PBB dilaksanakan untuk pertama kalinya pada 10 Januari 1946 di
Westminster Central Hall, London, Inggris. Sidang tersebut dihadiri oleh perwakilan 51 negara
anggota. Selang satu minggu kemudian, Dewan Keamanan PBB bertemu untuk pertama
kalinya dan menetapkan aturan prosedurnya. Kemudian pada 24 Januari, Majelis Umum
mengadopsi resolusi pertamanya, yakni sebuah tindakan yang menyerukan penggunaan
energi atom secara damai dan penghapusan senjata atom dan senjata pemusnah massal
lainnya.

Kemudian pada April 1945, delegasi dari 51 negara berkumpul di San Francisco untuk
menyusun Piagam PBB. Pada 26 Juni, dokumen itu ditandatangani oleh para delegasi.
Dilanjutkan pada tanggal 24 Oktober dokumen itu secara resmi diratifikasi oleh lima anggota
tetap Dewan Keamanan dan mayoritas negara anggota.

b. Sidang Dewan Keamanan

Sidang Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1947 berlangsung


pada 14 Agustus di New York, Amerika Serikat (AS). Sidang ini diselenggarakan untuk
mencari jalan keluar dari konflik militer antara Indonesia dan Belanda. Konflik itu disebabkan
oleh Belanda, yang melancarkan Agresi Militer I pada 21 Juli 1947. Keputusan Belanda
melakukan agresi militer setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia kemudian mendapat
kecaman dari dunia internasional.
Association of Southeast Asian Nations (ASEAN)

ASEAN adalah organisasi geopolitik dan ekonomi yang anggotanya adalah negara dari
kawasan Asia Tenggara. Organisasi ini dibentuk karena adanya keinginan kuat dari para pendiri
ASEAN untuk menciptakan kawasan Asia Tenggara yang damai, aman, stabil, dan sejahtera.

1. Tujuan Dibentuknya ASEAN

ASEAN dibentuk untuk beberapa maksud dan tujuan sebagai berikut:

 Mempercepat kemajuan sosial, pertumbuhan ekonomi, serta pengembangan


kebudayaan di kawasan Asia Tenggara

 Meningkatkan stabilitas dan perdamaian regional

 Meningkatkan kerja sama yang aktif dan saling membantu antar negara anggota dalam
bidang ekonomi, ilmu pengetahuan, administrasi, sosial, budaya, dan teknik.

 Meningkatkan kerjasama dan saling membantu untuk kepentingan bersama dalam


bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi

2. Anggota ASEAN

Saat awal dibentuk, ASEAN hanya terdiri dari 5 negara yang disebut sebagai negara pendiri
ASEAN. Negara pendiri ASEAN adalah Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand.
Kini, sudah ada 10 negara dalam keanggotaan ASEAN. Berikut negara anggota ASEAN:

1. Indonesia: 8 Agustus 1967

2. Malaysia: 8 Agustus 1967

3. Singapura: 8 Agustus 1967

4. Thailand: 8 Agustus 1967

5. Filipina: 8 Agustus 1967

6. Brunei Darussalam: 8 Januari 1984

7. Vietnam: 28 Juli 1995

8. Laos: 23 Juli 1997


9. Myanmar: 23 Juli 1997

10. Kamboja: 30 April 1999

3. Tanggal Pembentukan ASEAN

ASEAN didirikan oleh 5 negara, termasuk Indonesia, pada 8 Agustus 1967. ASEAN berdiri
karena adanya persamaan dari antarnegara di kawasan Asia Tenggara. Kesamaan tersebut
antara lain yaitu Persamaan letak wilayah atau secara geografis, Persamaan budaya karena ada
kemiripan warna kulit, kebiasaan, makanan pokok, hingga adat istiadat, persamaan nasib
lantaran sama-sama pernah dijajah oleh bangsa asing, kecuali Thailand, dan persamaan
kepentingan, yakni menyejahterakan masyarakatnya di berbagai bidang.

4. Masuknya Indonesia Jadi Anggota ASEAN

Indonesia bergabung pada 8 Agustus 1967. Perwakilan Indonesia adalah Adam Malik.
Beliau saat itu menjabat sebagai Menteri Luar Negeri. Adam Malik juga sempat menjabat
sebagai Wakil Presiden RI 1978-1983 mendampingi Soeharto.

5. Sidang-sidang yang Telah Dilakukan

a. Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN

Sejak berdirinya ASEAN hingga kini, tercatat sebanyak 14 kali KTT resmi, 4 KTT tidak
resmi, dan 1 KTT Luar Biasa telah diselenggarakan. Untuk tahun ini, KTT ASEAN 2022 adalah
KTT ASEAN ke-40 dan ke-41. KTT ASEAN 2022 diselenggarakan di Phnom Penh, Kamboja.

KTT ASEAN Ke-1 yang dilaksanakan pada 23-24 Februari 1976 di Bali. Dalam KTT
tersebut terdapat kesepakatan tentang pembentukan sekretariat ASEAN yang berpusat di
Jakarta dengan Sekretaris Jendral “Sekjen” pertamanya ialah putra Indonesia yang bernama
H.R. Dharsono.

KTT ASEAN Ke-9 yang dilaksanakan pada 7-8 Oktober 2003 di Bali. Dalam KTT tersebut
Indonesiamengusulkan pembentukan Komunitas Asean “Asean Community” yang mencakup
bidang ekonomi, sosial, budaya serta keamanan.

KTT ASEAN Ke-18 yang dilaksanakan pada tanggal 4-8 Mei 2011 di Jakarta. Dan KTT
ASEAN Ke-19 yang dilaksanakan pada 17-19 Nopember 2011 di Bali. Dalam konferensi
tersebut di dapat kesepakatan tentang kawasan bebas sejata nuklir di Asia Tenggara atau
yang dikenal dengan Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zone “SEANWFZ”.
GERAKAN NON-BLOK (GNB)

Gerakan Non-Blok (GNB) merupakan kumpulan negara yang menyatakan sikap tidak
memihak kelompok tertentu. GNB atau Non-Aligned Movement adalah organisasi internasional
yang terdiri dari 100 negara yang menganggap dirinya tidak beraliansi dengan kekuatan besar
apa pun.

1. Tujuan Dibentuknya GNB

Gerakan Non-Blok (GNB) memiliki tujuan ke dalam, yakni mengatur kerja sama di antara
anggotanya, dan tujuan ke luar, yaitu mengatur hubungan dengan dunia luar. Tujuan ke dalam
GNB adalah meningkatkan kehidupan masyarakat di negara-negara anggotanya dalam bidang
politik, ekonomi, dan sosial. Sedangkan tujuan ke luarnya adalah meredakan ketegangan dunia
akibat pertentangan dua negara adidaya, yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet, hingga tercipta
perdamaian dunia.

Adapun tujuan utama dari pembentukan Gerakan Non-Blok antara lain:

 Memelihara perdamaian dan keamanan internasional.

 Mengusahakan tercapainya pelucutan senjata secara umum dan menyeluruh di bawah


pengawasan internasional efektif.

 Mengusahakan agar PBB berfungsi secara efektif.

 Mengusahakan terwujudnya tata ekonomi dunia baru.

 Mengusahakan kerjasama di segala bidang dalam rangka mewujudkan pembangunan


ekonomi dan sosial.

2. Anggota Gerakan Non-Blok (GNB)


3. Tanggal Pembentukan Gerakan Non-Blok (GNB)

GNB berdiri saat diselenggarakannya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) I GNB di Beograd,
Yugoslavia pada 1–6 September 1961. Dalam KTT I tersebut, negara pendiri GNB bersepakat
untuk mendirikan gerakan dan bukan organisasi. Guna menghindarkan diri dari implikasi
birokrasi dalam membangun upaya kerja sama di antara mereka. KTT I juga menegaskan
bahwa GNB tidak diarahkan pada peran pasif dalam politik internasional. Namun, merumuskan
posisi sendiri secara independen yang merefleksikan kepentingan negara anggota.

4. Masuknya Indonesia Jadi Anggota GNB

Indonesia bergabung pada gerakan ini yaitu pada tahun 1961. Peran Indonesia dalam
Gerakan Non-Blok selain telah menjadi negara penyelenggara KAA yang menjadi tonggak
lahirnya GNB, Indonesia memiliki beberapa peran lain dalam ikut serta melancarkan GNB, yakni
menjadi penyelenggara KTT Gerakan Non Blok X yang dilaksanakan pada 1-6 September tahun
1992, di Jakarta. Selain itu, Indonesia telah memprakarsai berdirinya Gerakan Non Blok dengan
ikut menandatangani Deklarasi Beograd.

5. Sidang-sidang yang Telah Dilakukan

 KTT I –Belgrade,1 September 1961–6 September 1961

 KTT II –Kairo,5 Oktober 1964–10 Oktober 1964

 KTT II–Lusaka,8 September 1970–10 September 1970

 KTT IV –Algiers,5 September 1973–9 September 1973


 KTT V –Kolombo,16 Agustus 1976–19 Agustus 1976

 KTT VI –Havana,3 September 1979–9 September 1979

 KTT VII –New Delhi,7 Maret 1983–12 Maret 1983

 KTT VIII –Harare,1 September 1986–6 September 1986

 KTT IX –Belgrade,4 September 1989–7 September 1989

 KTT X – Jakarta,1 September 1992–7 September 1992

 KTT XI –Cartagena de Indias,18 Oktober 1995–20 Oktober 1995

 KTT XII –Durban,2 September 1998–3 September 1998

 KTT XIII –Kuala Lumpur,20 Februari 2003–25 Februari 2003

 KTT XIV –Havana,11 September 2006–16 September 2006

Anda mungkin juga menyukai