2. Anggota PBB
Pada saat didirikan, PBB memiliki 51 negara anggota. Saat ini, PBB memiliki 193
negara anggota. Jumlah ini, hampir mencakup seluruh negara di dunia. Negara terakhir
yang bergabung dengan PBB adalah Sudan Selatan pada 2011 lalu. Indonesia menjadi
anggotaPBB pada 28 September 1950.
Pada tanggal 28 September 1950, Indonesia berhasil masuk menjadi anggota PBB yang ke
60. Sejak masuk sebagai negara anggota PBB, Indonesia berhasil meraih pengakuan dari 59
negara anggota lainnya atas kemerdekaan yang baru saja diraih. Berbagai kerjasama pun
berhasil dilakukan dengan negara lain. Dalam waktu singkat, Indonesia berhasil membangun
hubunganyang baik di dunia internasional.
Namun pada tanggal 20 Januari 1965 Indonesia menyatakan keluar dari PBB. Keputusan
Indonesia untuk keluar dari PBB ini merupakan aksi protes akibat terpilihnya Malaysia sebagai
anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Setelah lama keluar dari PBB, Indonesia pun
merasakan bahwa ruang gerak untuk memenuhi kepentingan nasional jadi terhambat. Pada
tanggal 3 Juni 1966, beberapa anggota DPR menyarankan agar Indonesia kembali masuk ke
PBB.
Sidang pertama PBB dilaksanakan untuk pertama kalinya pada 10 Januari 1946 di
Westminster Central Hall, London, Inggris. Sidang tersebut dihadiri oleh perwakilan 51 negara
anggota. Selang satu minggu kemudian, Dewan Keamanan PBB bertemu untuk pertama
kalinya dan menetapkan aturan prosedurnya. Kemudian pada 24 Januari, Majelis Umum
mengadopsi resolusi pertamanya, yakni sebuah tindakan yang menyerukan penggunaan
energi atom secara damai dan penghapusan senjata atom dan senjata pemusnah massal
lainnya.
Kemudian pada April 1945, delegasi dari 51 negara berkumpul di San Francisco untuk
menyusun Piagam PBB. Pada 26 Juni, dokumen itu ditandatangani oleh para delegasi.
Dilanjutkan pada tanggal 24 Oktober dokumen itu secara resmi diratifikasi oleh lima anggota
tetap Dewan Keamanan dan mayoritas negara anggota.
ASEAN adalah organisasi geopolitik dan ekonomi yang anggotanya adalah negara dari
kawasan Asia Tenggara. Organisasi ini dibentuk karena adanya keinginan kuat dari para pendiri
ASEAN untuk menciptakan kawasan Asia Tenggara yang damai, aman, stabil, dan sejahtera.
Meningkatkan kerja sama yang aktif dan saling membantu antar negara anggota dalam
bidang ekonomi, ilmu pengetahuan, administrasi, sosial, budaya, dan teknik.
2. Anggota ASEAN
Saat awal dibentuk, ASEAN hanya terdiri dari 5 negara yang disebut sebagai negara pendiri
ASEAN. Negara pendiri ASEAN adalah Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand.
Kini, sudah ada 10 negara dalam keanggotaan ASEAN. Berikut negara anggota ASEAN:
ASEAN didirikan oleh 5 negara, termasuk Indonesia, pada 8 Agustus 1967. ASEAN berdiri
karena adanya persamaan dari antarnegara di kawasan Asia Tenggara. Kesamaan tersebut
antara lain yaitu Persamaan letak wilayah atau secara geografis, Persamaan budaya karena ada
kemiripan warna kulit, kebiasaan, makanan pokok, hingga adat istiadat, persamaan nasib
lantaran sama-sama pernah dijajah oleh bangsa asing, kecuali Thailand, dan persamaan
kepentingan, yakni menyejahterakan masyarakatnya di berbagai bidang.
Indonesia bergabung pada 8 Agustus 1967. Perwakilan Indonesia adalah Adam Malik.
Beliau saat itu menjabat sebagai Menteri Luar Negeri. Adam Malik juga sempat menjabat
sebagai Wakil Presiden RI 1978-1983 mendampingi Soeharto.
Sejak berdirinya ASEAN hingga kini, tercatat sebanyak 14 kali KTT resmi, 4 KTT tidak
resmi, dan 1 KTT Luar Biasa telah diselenggarakan. Untuk tahun ini, KTT ASEAN 2022 adalah
KTT ASEAN ke-40 dan ke-41. KTT ASEAN 2022 diselenggarakan di Phnom Penh, Kamboja.
KTT ASEAN Ke-1 yang dilaksanakan pada 23-24 Februari 1976 di Bali. Dalam KTT
tersebut terdapat kesepakatan tentang pembentukan sekretariat ASEAN yang berpusat di
Jakarta dengan Sekretaris Jendral “Sekjen” pertamanya ialah putra Indonesia yang bernama
H.R. Dharsono.
KTT ASEAN Ke-9 yang dilaksanakan pada 7-8 Oktober 2003 di Bali. Dalam KTT tersebut
Indonesiamengusulkan pembentukan Komunitas Asean “Asean Community” yang mencakup
bidang ekonomi, sosial, budaya serta keamanan.
KTT ASEAN Ke-18 yang dilaksanakan pada tanggal 4-8 Mei 2011 di Jakarta. Dan KTT
ASEAN Ke-19 yang dilaksanakan pada 17-19 Nopember 2011 di Bali. Dalam konferensi
tersebut di dapat kesepakatan tentang kawasan bebas sejata nuklir di Asia Tenggara atau
yang dikenal dengan Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zone “SEANWFZ”.
GERAKAN NON-BLOK (GNB)
Gerakan Non-Blok (GNB) merupakan kumpulan negara yang menyatakan sikap tidak
memihak kelompok tertentu. GNB atau Non-Aligned Movement adalah organisasi internasional
yang terdiri dari 100 negara yang menganggap dirinya tidak beraliansi dengan kekuatan besar
apa pun.
Gerakan Non-Blok (GNB) memiliki tujuan ke dalam, yakni mengatur kerja sama di antara
anggotanya, dan tujuan ke luar, yaitu mengatur hubungan dengan dunia luar. Tujuan ke dalam
GNB adalah meningkatkan kehidupan masyarakat di negara-negara anggotanya dalam bidang
politik, ekonomi, dan sosial. Sedangkan tujuan ke luarnya adalah meredakan ketegangan dunia
akibat pertentangan dua negara adidaya, yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet, hingga tercipta
perdamaian dunia.
GNB berdiri saat diselenggarakannya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) I GNB di Beograd,
Yugoslavia pada 1–6 September 1961. Dalam KTT I tersebut, negara pendiri GNB bersepakat
untuk mendirikan gerakan dan bukan organisasi. Guna menghindarkan diri dari implikasi
birokrasi dalam membangun upaya kerja sama di antara mereka. KTT I juga menegaskan
bahwa GNB tidak diarahkan pada peran pasif dalam politik internasional. Namun, merumuskan
posisi sendiri secara independen yang merefleksikan kepentingan negara anggota.
Indonesia bergabung pada gerakan ini yaitu pada tahun 1961. Peran Indonesia dalam
Gerakan Non-Blok selain telah menjadi negara penyelenggara KAA yang menjadi tonggak
lahirnya GNB, Indonesia memiliki beberapa peran lain dalam ikut serta melancarkan GNB, yakni
menjadi penyelenggara KTT Gerakan Non Blok X yang dilaksanakan pada 1-6 September tahun
1992, di Jakarta. Selain itu, Indonesia telah memprakarsai berdirinya Gerakan Non Blok dengan
ikut menandatangani Deklarasi Beograd.